Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS STASE 6 PROGRAM POKOK PUSKESMAS

PERMASALAHAN ASI EKSKLUSIF


PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS 2 TAMBAK

Disusun Oleh
Shofa Shabrina H

G4A014004

Agus Heryana

G1A212141

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITASILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FEBRUARI 2015

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS STASE 6 PROGRAM POKOK PUSKESMAS
PERMASALAHAN ASI EKSKLUSIF
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS 2 TAMBAK

Disusun untuk memenuhi syarat dari


Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas /
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman

Disusun Oleh
Shofa Shabrina H

G4A014004

Agus Heryana

G1A212141

Telah dipresentasikan dan disetujui


Tanggal .

Pembimbing Lapangan

Dr. Indra Purwa

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
C. Manfaat Penulisan........................................................................................3
BAB II. ANALISIS POTENSI DAN IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS...........4
A. Gambaran Umum Puskesmas 2 Tambak.....................................................4
B. Input.............................................................................................................8
C. Analisis SWOT............................................................................................10
BAB III. PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH.................................................................................14
A. Pembahasan Isu Strategis.............................................................................14
B. Alternatif Pemecahan Masalah....................................................................15
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................17
A. Kesimpulan..................................................................................................17
B. Saran.............................................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan salah satu layanan sosial dasar yang harus


dipenuhi oleh pemerintah sebagai kewajibannya untuk menjaga kesejahteraan
masyarakat. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan.Dalam pelaksanaannya,
pembangunan kesehatan saat ini harus lebih mengutamakan paradigma sehat,
daripada paradigma sakit. Hal ini berarti pelayanan kesehatan lebih diarahkan
secara terpadu pada proses promotif dan preventif, tanpa melupakan kuratif
dan rehabilitatif.Salah satu langkah untuk mencapai tujuan tersebut adalah
dengan dikembangkannya sarana dan prasarana kesehatan oleh pemerintah,
diantaranya adalah Polindes, Puskesmas dan Rumah Sakit.
Berdasarkan Kepmenkes no. 128 tahun 2004 Puskesmas adalah
penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat
pertama. Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan
yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan, yang
melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu untuk masyarakat yang tinggal disuatu wilayah kerja tertentu. Wilayah
kerja puskesmas pada mulanya ditetapkan satu kecamatan, kemudian dengan
semakin berkembangnya kemampuan dana yang dimiliki oleh pemerintah
untuk

membangun

puskesmas,

wilayah

kerja

puskesmas

ditetapkan

berdasarkan jumlah penduduk di satu kecamatan, kepadatan dan mobilitasnya.


Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/
kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja. Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan
memegang peranan yang penting karena fungsi dari puskesmas adalah
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk
kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.

Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat, dalam


pelaksanaan kegiatannya dijalankan dalam bentuk 6 program pokok
Puskesmas. Namun pada umumnya program pokok Puskesmas ini belum
dapat dilaksanakan secara optimal. Adanya keterbatasan dan hambatan baik di
Puskesmas maupun masyarakat dalam pelaksanaan program pokok Puskesmas
maka untuk mengatasinya harus berdasarkan skala prioritas sesuai
permasalahan yang ada, dengan memanfaatkan potensi yang ada di
masyarakat dengan melakukan pemberdayaan masyarakat.
Salah satu hal yang menjadi masalah di Puskesmas 2 Tambak adalah
program Promosi Kesehatan terutama perbaikan gizi. Program Promosi
Kesehatan Perbaikan gizi memiliki tujuan memperbaiki gizi masyarakat.
Masyarakat yang dimaksud adalah golongan ibu hamil dan balita. Ibu hamil
dan balita merupakan kelompok masyarakat rentan yang dapat mencerminkan
kesehatan sebuah negara.
Permasalahan yang muncul pada bagian kesehatan ibu dan anak adalah
bayi mendapat ASI eksklusif.Berdasarkan masalah diatas maka perlu dianalisa
ulang mengenai kekurangan dalam pelaksanaan program-program puskesmas
terutama program promosis kesehatan mengenai bayi yang mendapat ASI
eksklusif di Puskesmas 2 Tambak. Kami melakukan pengkajian lebih
mendalam mengenai masalah ASI ekslusif di wilayah kerja Puskesmas 2
Tambak mengingat bahwa pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk
tumbuh kembang bayi sebagai upaya pemberian sumber nutrisi awal pada bayi
usia 0-6 bulan.
A. Tujuan Penulisan
1

Tujuan Umum
Mampu menganalisa masalah kesehatan dan metode pemecahan
masalah kesehatan di Puskesmas 2 Tambak

Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum keadaan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas 2 Tambak.

b. Mengetahui secara umum program dan cakupan program ASI eksklusif


di Puskesmas 2 Tambak.
c. Mengetahui pelaksanaan dan keberhasilan program ASI eksklusif di
Puskesmas 2 Tambak Kabupaten Banyumas.
d. Menganalisis kekurangan dan kelebihan pelaksanaan program ASI
eksklusif di Puskesmas 2 Tambak.

B. Manfaat Penulisan
1. Sebagai bahan wacana bagi Puskesmas untuk memperbaiki kekurangan
yang mungkin masih ada dalam 6 program pokok Puskesmas 2 Tambak.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Puskesmas, khususnya pemegang
program kerja ASI Eksklusif dalam melakukan evaluasi dalam kinerja
program ASI eksklusif di Puskesmas 2 Tambak.
3. Sebagai bahan untuk perbaikan program kerja ASI eksklusif kearah yang
lebih baik guna mengoptimalkan mutu pelayanan kepada masyarakat pada
umumnya dan individu pada khususnya di wilayah kerja Puskesmas 2
Tambak
4. Sebagai bahan untuk memperbaiki kekurangan dari program kerja ASI
eksklusif yang masih dimiliki oleh Puskesmas 2 Tambak

BAB II
ANALISIS POTENSI DAN IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS

A. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS 2 TAMBAK


1. Keadaan Geografis
Puskesmas II Tambak merupakan wilayah timur jauh (tenggara)
dari Kabupaten Banyumas, dengan luas wilayah 1.432 Ha atau sekitar
1,1% dari luas kabupaten Banyumas. Wilayah Puskesmas Tambak II
terdiri dari 5 desa yaitu; Pesantren, Karangpucung, Prembun,
Purwodadi dan Buniayu.Desa yang paling luas adalah Purwodadi
yaitu 374 ha, sedangkan desa yang wilayahnya paling sempit adalah
Karangpucung yaitu sekitar 218 ha.
Wilayah Puskesmas II Tambak terletak dipojok Kabupaten
Banyumas, dan berbatasan dengan :
Disebelah utara

: Desa Watuagung

Sebelah timur

: Kabupaten Kebumen

Sebelah Selatan

: Desa Gebangsari

Sebelah Barat

: Desa Kamulyan, Desa Karangpetir.

Wilayah Puskesmas II Tambak terletak pada ketinggian sekitar


15 mdpl 35 mdpl.Dengan suhu udara rata rata sekitar 27 derajat
celcius dengan kelembaban udara sekitar 80 %.Sekitar 50 % dari luas
tanah adalah daerah persawahan, 43 % pekarangan dan tegalan dan 7
% lain-lain.
2. Keadaan Demografi
a. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk dalam wilayah Puskesmas II Tambak tahun 2013
berdasarkan data yang dari BPS adalah 20.361jiwa. Terdiri dari
10.010 jiwa (49,16%) laki-laki dan 10.351 jiwa (50,83%)
perempuan.

Jumlah keluarga 6.096 KK.

Bila dibandingkan

dengan jumlah penduduk tahun 2012 (16.232 jiwa) mengalami


kenaikan.

b. Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk tahun 2013 yang paling banyak adalah Desa
Purwodadi sebesar 6.190 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1.655
jiwa/km2, sedangkan yang paling sedikit penduduknya adalah Desa
Pesantren sebesar 2.577jiwa dengan kepadatan penduduk 1.141
jiwa/km2. Kepadatan penduduk total wilayah Puskesmas II Tambak
adalah1.422 jiwa/km2.
Penyebaran penduduknya cukup merata, mulai dari daerah yang
dekat jalan raya sampai ke daerah.
3. Keadaan Sosial Ekonomi
No

Jenis Pendidikan

Jenis Kelamin
Laki-laki

Perempuan

Jumlah

1.

Tidak/belum
sekolah

2.907

2.

Tidak Tamat SD

2.006

3.

Tamat SD

5.318

4.

SLTP Sederajat

2.956

5.

SLTA Sederajat

2.452

6.

Diploma III

403

7.

D IV/S-1

190

Dilihat dari data pendidikan, masyarakat dalam wilayah


Puskesmas II Tambak pendidikannya masih rendah.

Prosentase

tertinggi adalah yang tamat SD/MI yaitu 5.318 orang ( 32,76% ).

GAMBAR 1.
Grafik Penduduk Usia 10 tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan tahun 2010
6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
TIDAK/BELUM PERNAH
TIDAK TAMAD
SEKOLAH
TAMAT
SLTP
SD SDSEDERAJAT
SLTA SEDERAJAT
DIPLOMADIIIIV / S-1 S-2 S-3

B. INPUT
1. Man (Tenaga Kesehatan)
Tenaga kesehatan merupakan tenaga kunci dalam mencapai
keberhasilan pembangunan bidang kesehatan.

Jumlah tenaga

kesehatan dalam wilayah Puskesmas II Tambak adalah sebagai


berikut:
a. Tenaga Medis
Tenaga Medis atau dokter yang ada di sarana kesehatan dalam
wilayah Puskesmas II Tambak ada 2 (dua) orang dokter umum,
yaitu dokter umum yang bekerja di Puskesmas II dengan rasio
10/100.000 jumlah penduduk. Menurut standar Indikator
Indonesia Sehat (IIS) tahun 2010 ratio tenaga medis per 100.000

penduduk adalah 40 tenaga medis, berarti tenaga medis masih


kurang.
b. Dokter Spesialis
Dokter spesialis tidak ada.

Standar IIS 2010, 6/100.000

penduduk.
c. Dokter Gigi
Dokter gigi tidak ada. Standar IIS 2010, 11/100.000 penduduk
d. Tenaga Farmasi
Tenaga farmasi tidak ada.

Standar IIS 2010, 10/100.000

penduduk
e. Tenaga Bidan
Tenaga D-III Kebidanan jumlahnya 7 orang. Berarti ratio tenaga
bidan adalah 34,38/100.000 penduduk. Standar IIS 2010, jumlah
tenaga bidan 100/100.000 atau 16 bidan.

Dengan demikian

jumlah bidan di wilayah Puskesmas II tambak masih kurang 9


bidan.
f. Tenaga Perawat
Tenaga perawat kesehatan yang ada di Puskesmas II Tambak
lulusan SPK ada 2 orang dan D-III Keperawatan 3 orang, jumlah
seluruhnya ada 5 orang perawat (ratio 24,56/100.000 jumlah
penduduk).

Standar IIS tahun 2010, adalah 117,5/100.000

penduduk (sekitar 19 perawat). Berarti masih kurang 14 orang


perawat.
g. Tenaga Gizi
Tenaga Gizi di Puskesmas II Tambak jumlahnya 1 orang,
lulusan D-III Gizi, ratio 4,91/100.000 penduduk. Standar IIS
2010, 22/100.000 penduduk (3,5 ahli gizi). Berarti kurang 3
orang ahli gizi.
h. Tenaga Sanitasi
Tenaga Sanitasi ada 1 orang dengan pendidikan D-I. Ratio
6/100.000 penduduk. Standar IIS 2010, 40/100.000 penduduk
(6,5 tenaga sanitasi). Kurang 5 orang tenaga sanitasi.

i. Tenaga Kesehatan Masyarakat


Tenaga Kesehatan Masyarakat ada 2 orang. Standar IIS tahun
2010, 40/100.000 penduduk (6,5). Masih kurang 4 orang tenaga
kesehatan masyarakat.
Tabel : Ratio Jumlah Tenaga Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk di
Puskesmas II Tambak, tahun 2015
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Jenis Tenaga

Jumlah Tenaga
Kesehatan

Ratio /100.000
pddk

Target IIS /
100.000 pddk

Dokter Umum
Dokter Spesialis
Dokter Gigi
Farmasi
Bidan
Perawat
Ahli Gizi
Sanitasi
Kesh. Masy

2
0
0
0
7
5
1
1
2

10
0
0
0
34,38
24,56
4,91
6
24

40
6
11
10
100
117,5
22
40
40

Tabel 2.4. Nama dan Jumlah Tenaga Medis, Paramedis dan Non medis
Puskesmas Kebasen Tahun 2015
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9

NAMA
dr.Agus Suyudi

NIP

19580822
016
Eko
19681203
Suyatini,Amd.Keb
009
Lilis
Lismawati, 19691103
Amd. Keb
003
Marino
19630903
009
Muji Rahadi
19621229
011
Eko Wardoyo, AMK 19700726
003
Sulistijo, AMK
19710820
004
dr. Indra Purwa
19790602
009
Maria
19650324
Purwantiningsih,
002
AMG

PANGKAT/GOL

JABATAN

198603 1 Pembina
Tk. Ka.
I/IVb
Puskesmas
198903 2 Penata Tk I/ III d Bidan
198903

2 Penata Tk I/ III d

Bidan

198503 1 Penata Tk I/ III d

Sanitarian

198503 1 Penata Tk I/ III d

Perawat

199103 1 Penata Tk I/ III d

Perawat

199103 1 Penata Tk I/ III d

Perawat

201001 1 Penata / III c

Dokter

199103 2 Penata / III c

Gizi

10

Pujiwanto

11

Sairun

12

Roisah

13

Zuhrotun Abadiyah,
SKM
Dwi Indriana M,
SKM
Sawinah

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Nursasi Sri Harpeni,


AMK
Tusem, Amd.Keb
Sri
Wahyuni,
Amd.Keb
Arif
Hidayat,
AMKG
Rodiyah

19590807 198703
014
19650816 198903
018
19650203 199103
007
19850117 201101
009
19850712 201101
004
19580415 198007
001
19790501 200903
002
19720724 200604
011
19770429 200801
008
19860721 201101
006
19650203 200701
008
11.4.048.4664

Uun
Kunaefi,
Amd.Keb
Tri
Mulyani, 11.4.3402742
Amd.Keb
Erliyas Wiwit W., 11.4.3300986
Amd. Keb
Khamiyati

1 Penata Muda
I/IIIb
1 Penata Muda
I/IIIb
2 Penata Muda
I/IIIb
2 Penata Muda
I/IIIa
2 Penata Muda
I/IIIa
2 Pengatur/IId

Tk Staf
Tk Staf
Tk Ka. Subag
Tk Epidemiolo
g
Tk Promkes
Staf

2 Pengatur/IId

Perawat

2 Pengatur/IIc

Bidan

2 Pengatur/IIc

Bidan

1 Pengatur/Iic
2 Pengatur
Tk I/Iib
PTT

Perawat
Gigi
Muda Staf
Bidan desa

PTT

Bidan desa

PTT

Bidan desa

Honorer

Administras
i loket
Perawat
Perawat
Perawat

Dian Isnaeni, AMK


Yekti Kusumawati
Ninuk Retno M.H,
AMK
Susi Reniati

Honorer
Honorer
Honorer

Uswah Hikmawati,
AMK
Lidi Prihasto, AMK
Apriliana Dewi K.,
Amd.Keb
Siti Kamilatun, S.ST

Honorer

Administras
i
Perawat

Honorer
Kontrak

Bidan

Kontrak

Akutansi

2. Money (Pembiayaan Kesehatan)

Honorer

Penyelenggaraan

pembiayaan

di

Puskesmas

terdiri

dari

operasional umum, Jamkesmas, Jampersal dan dana BOK. Semua


anggaran ini tujuannya adalah agar semua program kesehatan di
puskesmas bisa berjalan sesuai yang diharapkan dan bisa mencapai
target target yang telah ditentukan. Oleh karena itu semua anggaran ini
saling melengkapi satu sama lain.
Anggaran dana operasional umum di Rencana Kerja Anggaran
tahun 2013 adalah Rp.99.313.000,00 (sembilan puluh sembilan juta
tiga ratus tiga belas ribu rupiah), dan dapat direalisasikan Rp.
95.523.671,00 (96,2%). Rencana anggaran untuk tahun 2013 sama
seperti tahun 2012 yaitu Rp.99.313.000,00.
Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) tahun 2012 di
rencanakan Rp. 58.000,00 (lima puluh delapan juta rupiah) dan 100%
dapat direalisasikan.

Tahun 2013 dana BOK dianggarkan sebesar

Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). Untuk anggaran program


promosi kesehatan sendiri pada tahun 2014 berasal dari Puskesmas
BOK sejumlah Rp 7.285.000
3. Material (Sarana Kesehatan)
Di wilayah kerja Puskesmas 2 Tambak tidak ada puskesmas
pembantu, namun terdapat 2 buah polindes, 3 bidan desa, 24 posyandu
balita dan 11 posyandu lansia yang tersebar di 5 desa wilayah kerja
Puskesas 2 Tambak. Puskesmas II Tambak satu satunya sarana
Kesehatan yang mempunyai kemampuan Labkes di wilayah
Puskesmas II Tambak dan pelayanan gawat darurat di wilayah
Puskesmas II Tambak hanya ada di Puskesmas
4. Methode
Ketrampilan diperoleh dari pelatihan-pelatihan yang diadakan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas yang diadakan secara
insidensil.

C. Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT)

Analisis penyebab masalah dilakukan berdasarkan pendekatan sistem


sehingga dilihat apakah output (skor pencapaian suatu indikator kinerja)
mengalami masalah atau tidak. Apabila ternyata bermasalah, penyebab
masalah tersebut dapat kita analisis dari input dan proses kegiatan tersebut.
1. Strength
Aspek kekuatan dari program Promosi Kesehatan (promkes) ASI
eksklusif terdapat pada aspek input dan aspek proses (perencanaan).
Input
a. Man
Sumber daya masyarakat di Puskesmas II Tambak dalam
menjalankan program Promosi Kesehatan (promkes) ASI eksklusif
sudah baik. Dalam pelaksanaan sehari-hari di Puskesmas 2 Tambak,
terdapat 2 tenaga kesehatan yang menjalankan program Promosi
Kesehatan (promkes) ASI eksklusif. Kedua tenaga kesehatan yang
melaksanakan program Promkes ASI eksklusif pun semangat dalam
melaksanakan program sehingga program Promkes ASI eksklusif
dapat berjalan dengan baik. Selain itu, dalam pelaksanaannya
promkes turut serta dibantu oleh semua tenaga kesehatan di
puskesmas.
b. Money
Sumber dana dalam pelaksanaan program Promkes ASI
eksklusif sudah disiapkan dari pemerintah, yaitu sumber Dana
Bantuan Operasional Kesehatan. Dana ini dari Kementerian
Kesehatan. Sumber dana ini dapat digunakan untuk kegiatan
promotif berupa penyuluhan. Anggaran dana BOK pada tahun 2014
untuk program promosi kesehatan sebesar Rp 7.285.000,00
c. Material
Bentuk pelaksanaan program ASI eksklusif berupa penyuluhan
dan pembagian pamflet kepada masyarakat wilayah kerja Puskesmas
2 Tambak serta kader posyandu. Materi penyuluhan dan pamflet
didapatkan dari berbagai sumber, salah satunya hasil seminar
mengenai ASI eksklusif yang pernah diikuti oleh tenaga kesehatan.

d. Methode
Metode

kegiatan

program

Promkes ASI

eksklusif

di

Puskesmas II Tambak meliputi kegiatan yang dilakukan di luar


puskesmas.

Kegiatan

di

luar

puskesmas

meliputi

kegiatan

penyuluhan mengenai ASI eksklusif ke desa-desa di wilayah kerja


Puskesmas 2 Tambak.
e. Minute
Kegiatan program Promkes ASI eksklusif sudah rutin
dilakukan pada berbagai acara di antaranya Posyandu, kelas ibu
hamil, dan rapat kader posyandu.
f. Market
Sasaran kegiatan program Promkes ASI eksklusif adalah ibu
usia produktif, ibu hamil, dan ibu rumah tangga yang masih
memiliki anak balita.
Proses
Perencanaan:

program

Promkes

ASI

eksklusif

sudah

memiliki

perencanaan yang baik dan proses selama penyuluhan tidak mengalami


kendala apapun. Program promosi kesehatan dilaksanakan sesuai jadwal
yang telah dibuat sehingga terstruktur.
2. Weakness
a. Kurangnya sumber daya manusia berupa petugas yang terlalu sedikit
yang bergerak di bidang promosi kesehatan,
b. Tidak adanya kontrol dan evaluasi setelah penyuluhan kepada
masyarakat.
c. Kurangnya kesadaran masyarakat Puskesmas 2 Tambak terhadap
masalah ASI eksklusif, sehingga tidak menjalankan ASI eksklusif
walaupun sudah mendapatkan pengetahuan melalui penyuluhan yang
telah diberikan.

d. Output

Berdasarkan rekapitulasi hasil pengkajian data PHBS bagian KIA


dan gizi di tingkat rumah tangga mengenai ASI eksklusif hanya 24%
dari 5 desa wilayah kerja Puskesmas Tambak yang melakukan ASI
eksklusif

pada

tahun

2014.

Persentase

ini

paling

rendah

dibandingkan bagian lain dan menjadi prioritas utama untuk


peningkatan program promosi kesehatan di tahun 2015.
3. Opportunity
a. Kesempatan untuk mengatasi permasalahan program Promkes ASI
eksklusif agar lebih baik berupa terdapatnya tenaga kesehatan yaitu
bidan desa dan kader posyandu di tiap-tiap desa wilayah kerja
Puskesmas 2 Tambak yang dapat membantu pelaksanaan program
Promkes ASI Eksklusif.
b. Selain itu adanya dana yang disiapkan dari pemerintah dapat
digunakan untuk penyuluhan sesering mungkin agar pengetahuan
masyarakat mengenai ASI eksklusif semakin meningkat. Selain itu
dana tersebut dapat digunakan untuk penyuluhan dengan metode lain
seperti pembutan leaflet maupun poster mengenai ASI eksklusif,
4. Threat
a. Ancaman dalam pelaksanaan program Promkes ASI eksklusif dapat
berupa kurangnya koordinasi dengan bidan desa setempat, kader
posyandu, dan tokoh masyarakat dalam membantu pelaksanaan
program Promkes ASI eksklusif. Pengetahuan mengenai ASI
eksklusif perlu dikuasai oleh bidan desa, kader posyandu, dan tokoh
masyarakat

sehingga

dapat

membantu

dalam

penyampaian

pengetahuan serta motivasi kepada masyarakat sekitar.


b. Dana yang disediakan oleh pemerintah melalui BOK untuk program
Promkes digunakan untuk promosi kesehatan yang lain, sehingga
terdapat pembatasan dana untuk masing-masing program di
Promkes, termasuk ASI eksklusif.

BAB III

PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DAN ALTERNATIF PEMECAHAN


MASALAH
A. Pembahasan Isu Strategis
Cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas 2
Tambak masih rendah, yaitu 24,01% sehingga masih perlu ditingkatkan
pencapaiannya. Berdasarkan analisis SWOT

program ASI eksklusif

didapatkan bahwa pertama, program peningkatan cakupan ASI eksklusif telah


dilakukan melalui berbagai kegiatan baik mandiri maupun lintas sektoral.
Kedua, pengetahuan ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif sudah baik
dikarenakan bidan dan pemegang program ASI eksklusif telah sering
melakukan penyuluhan melalui kegiatan yang ada. Ketiga, luas wilayah desa
yang merupakan wilayah kerja Puskesmas 2 Tambak menyebabkan sasaran
program tidak tercapai.
Selain itu, hal terpenting adalah kerjasama ibu dalam memberikan ASI
eksklusif dirasa sudah sangat baik, namun hal ini terbentur oleh faktor
keluarga dan budaya. Faktor keluarga dan budaya diantaranya adalah
kebiasaan memberikan makanan tambahan seperti pisang ketika bayi baru
berusia beberapa hari. Oleh sebab itu, pentingnya adanya pengawasan di
lapangan. Keberadaan ini terbentur oleh keterbatasan tenaga dan dana dari
program peningkatan ASI eksklusif.
Program pemberian ASI eksklusif telah menjadi program yang penting
di Puskesmas. Puskesmas sebagai unit kesehatan dan ujung tombak dinas
kesehatan mempunyai kewajiban untuk meningkatkan cakupan pemberian
ASI eksklusif. Hal ini terpapar melalui perundang-undangan tentang ASI
eksklusif yang menjelaskan bahwa pelayan kesehatan harus membina
masyarakat untuk memberikan ASI eksklusif dikarenakan manfaat dari ASI
eksklusif.
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan
garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu yang berguna
sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam

bulam. Pemberian ASI dianjurkan dilakukan sampai 2 tahun. Halini


dikarenakan otak manusia mengalami perkembangan yang banyak selama 2
tahun pertama yang mana ASI menyediakan laktosa, kolesterol, dan
tromboplastin yang diperlukan untuk sintesis system saraf. ASI juga
bermanfaat bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak,
peningkatan kontraksi
Pemberian makanan berupa ASI sampai bayi mencapai usia 4-6 bulan,
akan memberikan kekebalan kepada bayi terhadap berbagai macam penyakit
karena ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat
melindungibayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, jamur dan
parasit. Oleh karena itu, dengan adanya zat anti infeksi dari ASI, maka bayi
ASI eksklusif akanterlindungi dari berbagai macam infeksi baik yang
disebabkan oleh bakteri, virus,jamur dan parasit.
Faktor yang mempengaruhi kegagalan pemberian ASI yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal anatara lain pengetahuan ibu,
pendidikan dan pekerjaan ibu serta penyakit ibu. Faktor eksternal diantaranya
adalah meningkatnya promosi susu formula, kurangnya dukungan keluarga
terutama suami, dan faktor penolong persalinan yang tidak membantu
menejemen laktasi.
B. Alternatif Pemecahan Masalah
Melihat hasil analisis SWOT, didapat isu strategis yang dapat dilakukan
untuk mendapatkan alternatif pemecahan masalah, meliputi :
1.

Penambahan tenaga kesehatan yang bergerak di bidang promosi


kesehatan sehingga ada penanggung jawab tiap program.

2.

Pembentukan pengawas ASI eksklusif yang berfungsi mengawasi


masyarakat yang ingin menjalani ASI eksklusif sehingga memotivasi
untuk berjalan rutin dan kontinu

3.

Meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan, bidan desa, kader


posyandu, dan tokoh masyarakat mengenai ASI eksklusif sehingga dapat
membantu menyebarkan pengetahuan tersebut ke masyarakat setempat.

4.

Pemberdayaan tenaga kesehatan, bidan desa, kader posyandu, dan tokoh


masyarakat untuk menerapkan ASI eksklusif dalam kehidupan sehari-hari
sehingga dijadikan sebaagai contoh kepada masyarakat.

5.

Kerjasama lintas sektoral dalam meningkatkan pengetahuan dan motivasi


masyarakat

6.

Penggunaan metode lain dalam pemberian informasi mengenai ASI


eksklusif lain seperti poster, sosial media, dan media elektronik lain.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Pemilihan program Promkes sebagai salah satu masalah dalam program
Puskesmas 2 Tambak adalah rendahnya cakupan ASI eksklusif di wilayah
kerja Puskesmas 2 Tambak pada tahun 2014
2. Beberapa hal yang menjadi dasar kurang tercapainya program P2M di
Puskesmas Kebasen adalah :
a.

Tenaga petugas Promkes kurang

b.

Kesadaran dan partisipasi masyarakat yang masih kurang

3. Kekuatan yang paling mendukung program P2M di Puskesmas Kebasen


adalah :
a.

Petugas kesehatan yang bergerak di bidang promosi kesehatan memiliki


motivasi yang kuat.

b.

Perencanaan

program

kesehatan

sudah

dirancang

dengan

baik

menggunakan jadwal.
4. Alternatif pemecahan dapat berupa :
a. Penambahan tenaga petugas yang bergerak di bidang promosi
kesehatan
b. Peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat
c. Kerjasama lintar sektoral
d. Memberdayakan tenaga kesehatan dan kader posyandu
e. Pembentukan pengawas dan pengontrol dalam masyarakat
f. Penggunaan metode lain dalam promosi ASI eksklusif
B. SARAN
1.

Untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan adalah dengan


melaksanakan sosialisasi secara terus-menerus kepada masyarakat yang
dilaksanakan oleh petugas Puskesmas bekerja sama dengan lintas
program dan lintas sektoral.

2.

Masyarakat perlu dimotivasi dan dimonitoring dalam pelaksanaa


ASI eksklusif sehingga berjalan rutin

Anda mungkin juga menyukai