Anda di halaman 1dari 5

BAB 10

LABA ( INCOME )
Tujuan Pelaporan Laba

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi adalah laba yang merupakan selisih
pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual. Dalam kenyataannya, para pemakai
mempunyai konsep laba dan modal pengambilan keputusan yang berbeda-beda. Apapun
pengertian dan cara pengukurannya, laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya
diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai :
Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan
dalam tingkat kembalian atau investasi.
Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.
Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik.
Alat pengendalian terhadap debitor dala kontrak utang.
Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
Dasar pembagian dividen.
Dua pendekatan yang harus dipertimbangkan dalam akuntansi laba yaitu, satu laba untuk
berbagai tujuan atau beda tujuan beda laba. Pendekatan pertama berusaha untuk
memformulasi konsep laba tunggal ( umum ) dan menyajikannya untuk memenuhi berbagai
tujuan secara umum. Inilah pendekatan yang ingin dicapai dalam merekayasa pelaporan
keuangan umum. Pendekatan kedua menggunakan berbagai konsep laba dan menjanjikannya
secara jelas berbagai konsep laba tersebut secara khusus.

Konsep Laba Konvensional

a.
b.
c.
d.
e.

Hendriksen dan Van Breda ( 1992 ) mengemukakan bahwa laba akuntansi yang sekarang
berjalan ( konvensional ) masih problematik secara teoritis. Laba akuntansi mempunyai
beberapa kelemahan berikut ( hlm. 309 ) :
Laba akuntansi belum didefinisi secara semantik dan jelas sehingga laba tersebut secara
intutif dan ekonomik bermakna.
Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham biasa atau residual.
Prinsip akuntansi berterima umum ( PABU ) sebagai pedoman pengukuran laba masih
memberi peluang untuk terjadinya ketaktaatsasan ( inkonsistensi ) antarperusahaan.
Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara umum belum
memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga.
Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor memandang
informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebih bermanfaat sehingga
ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan yang mendesak.

Konsep Laba Dalam Tataran Semantik

Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa yang harus
dilekatkan oleh perekayasaan pelaporan pada simbol atau elemen laba sehingga laba
bermanfaat dan bermakna sebagai informasi.
Pengukur Kinerja

Daya melaba merupakan informasi semantik yang diharpkan dibawa oleh informasi
akuntansi melalui statemen keuangan yaitu objek, ukuran, dan hubungan. Jadi untuk
menentukan daya melaba, tiga komponen harus diketahui yaitu laba, perioda, dan tingkat
sumber daya ( investasi ). Jadi, laba dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena laba
menentukan ROI, ROA, dan ROL sebagai pengukur efisiensi.
Konfirmasi Harapan Investor
Perekayasa pelaporan juga berusaha menyediakan informasi untuk meyakinkan bahwa
harapan-harapan investor atau pemakai lainnya di masa lalu tentang kinerja perusahaan
memang terrealisasi. Dengan demikian, laba dapat diinterpretasi sebagai sarana untuk
mengkonfirmasi harapan-harapan tersebut. Asumsinya adalah para investor telah
menggunakan segala informasi yang tersedia secara publik sebagai basis keputusan
investasinya melalui prediksi laba.

Estimator Laba Ekonomik


Laba akuntansi adalah laba dari kaca mata perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha karena
keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan. Oleh karena itu, laba
akuntansi didasarkan pada data yang telah terjadi bukannya data hipotesis yang dapat berupa
kos kesempatan.
Pengertian ekonomik dari segi akuntansi adalah kelayakan ekonomik jangka panjang dan
bukan penilaian ekonomik jangka pendek. Oleh karena itu, depresiasi dalam akuntansi
merupakan proses alokasi dan bukan proses penilaian.

Makna Laba

Pemaknaan laba sebagai pengukur efisiensi, konfirmasi harapan investor, dan estimator laba
ekonomik merupakan gagasan-gagasan untuk menemukan definisi ( konsep atau makna )
laba yang tepat untuk tujuan akuntansi. Dari pengertian laba tersebut, dapat disimpulkan
bahwa laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai berikut :
a. Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas.
b. Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu ( perioda ) sehingga harus diidentifikasi
kemakmuran awal dan kemakmuran akhir.
c. Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai
kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.
Laba dan Kapital
Kapital dapat diasosiasi dengan sediaan atau potensi jasa. Jadi kapital dapat dipandang
sebagai sediaan kemakmuran pada saat tertentu. Sementara itu, laba dapat diasosiasi dengan
aliran kemakmuran. Jadi, laba adalah aliran potensial jasa yang dapat dinimati dalam kurun
waktu tertentu dengan tetap mempertahankan tingkat potensi jasa mula-mula.

Konsep Pemertahanan Kapital


Konsep ini dilanadasi oleh gagasan bahwa entitas ( perusahaan atau investor ) berhak
mendapatkan kembalian/imbalan atau return dan menikmatinya setelah kapital ( investasi )
dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala. Konsep ini mempunyai arti penting
atau konsekuensi dalam beberapa hal yang saling berkaitan sebagao berikut :
a. Membedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi.
b. Memisahkan dan membedakan transaksi operasi dalam arti luas dengan transaksi pendanaan
dari pemilik.
c. Menjamin agar laba yang dapat didistribusikan tidak mengandung pengembalian investasi.

d. Memungkinkan penentuan jumlah penyesuaian kapital untuk mempertahankan kemampuan


ekonomik awal perioda akibat perubahan harga dan daya beli sehingga laba ekonomik akat
terukur pula.
e. Memungkinkan penggunaan berbagai dasar penilaian untuk menentukan tingkat kapital pada
saat tertentu ( awal dan akhir ).
f. Memungkinkan penerapan pendekatan aset-kewajiban secara penuh dalam pemaknaan laba
sehingga angka laba akuntansi akan mendekati angka laba ekonomik.

Konsep Laba dalam Tataran Sintatik

Salah satu bentuk penjabaran makna laba secara sintatik adalah mendefinisi laba sebagai
selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya. Pengukuran dalam arti luas
yang meliputi pengakuan, saat pengakuan, dan prosedur pengakuan ditambah cara
mengungkapkan merupakan masalah pada tataran sintatik. Dua kriteria atau pendekatan
dalam pengukuran laba yaitu pendekatan transaksi dan pendekatan kegiatan.

a.
b.
c.

d.
e.

Pendekatan Transaksi
Dengan pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi ( terutama
transaksi eksternal ) yang kemudian terakumulasi sampai akhir perioda. Beberapa
keuntungan pendekatan transaksi bagi akuntansi untuk pelaporan laba yaitu antara lain :
Komponen pembentuk laba bersih dapat dirinci dengan berbagai basis antara lain atas dasar
produk atau pelanggan untuk kepentingan manajerial.
Laba yang berasal dari berbagai sumber/jenis transaksi ( utama, tambahan, dan luar biasa )
dapat dipisahkan dan dilaporkan untuk kepentingan eksternal.
Perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui secara objektif pada
saat perubahan terjadi akibat transaksi penjualan ( pendapatan ) dan biaya dengan pihak
eksternal.
Jumlah rupiah serta jenis aset dan kewajiban secara automatis tersedia pada akhir perioda.
Karena perubahan nilai pasar aset tidak diakui, artikulasi antarstatemen keuangan dapat
dipertahankan.
Pendekatan Kegiatan
Dengan pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan
atau kejadian bukan sebagai hasil suatu transaksi pada saat tertentu. Pendekatan ini paralel
dengan konsep penghimpunan atau pembentukan pendapatan sebagai basis pengakuan
pendapatan.
Pendekatan ini mempunyai keunggulan dalam membantu manajemen melakukan analisis
internal. Berbagai konsep laba dapat diciptakan untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas
tiap kegiatan/bagian operasi, mengendalikan perilaku manajer divisi dengan sistem
pengendalian manajemen, dan menentukan kompensasi.
Pendekatan Pemertahanan Kapital
Dengan konsep ini, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik
waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, elemen statemen keuangan diukur atas dasar
pendekatan aset-kewajiban. Jadi, dapat dikatakan bahwa laba adalah perubahan atau kenaikan
kapital dalam suatu perioda.

Pengukuran atau Penilaian Kapital

Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena dengan
berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus dipertimbangkan

yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Hal lain yang menentukan cara menilai
kapital adalah jenis kapital ( fisis atau finansial ) dan dasar penilaian.
Jenis Kapital
Jenis kapital berkaitan dengan karakteristik dan wujud kapital dari kaca mata yang menguasai
serta apa yang harus dipertahankan untuk menentukan laba. Dalam hal ini terdapat dua jenis
konsep kapital yaitu :
1. Kapital Finansial, adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai yang melekat
padanya
tanpa
memperhatikan
wujud
fisis
klaim tersebut.
Pada umumnya, kapital
finansial adalah kapital yang dikuasai pemegang saham atau pemegang obligasi.
2. Kapital Fisis, adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau
dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa.
Skala Pengukuran
Skala pengukuran adalah unti pengukur yang dapat dilekatkan pada suatu objek sehingga
objek tersebut dapat dibedakan besar-kecilnya dari objek yang lain atas dasar unit pengukur
tersebut. Dengan teori pengukuran ini, dikenal 4 macam skala pengukuran yaitu : kategoris
( nominal ), ordinal, interval dan rasio.
Dasar atau Atribut Pengukuran
Dua dasar penilaian penting yang berpaut dengan penentuan laba yaitu kos historis
( historical cost ) dan kos sekarang ( current cost ) yang keduanya merupakan nilai masukan (
input value ).

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengukuran Laba dengan Mempertahankan Kapital


Berbagai pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap penentuan laba antara lain :
Kapitalisasi aliran kas harapan
Penilaian pasar atas aset bersih perusahaan
Setara kas sekarang
Harga masukan historis
Harga masukan sekarang
Pemertahanan daya beli konstan

Konsep Laba dalam Tataran Pragmatik


Tataran pragmatik dalam teori komunikasi berkepentingan untuk menentukan apakah pesan
sampai kepada penerima dan mempengaruhi perilaku sebagaimana diarah. Tataran ini
membahas apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya
digunakan.
Prediktor Aliran Kas ke Investor
Karena investor dan kreditor menjadi pihak utama yang dituju dalam pelaporan keuangan,
perekayasa berteori bahwa investor dan kreditor berkepentingan dengan aliran kas yang
masuk ke mereka atas investasinya. Hal ini dinyatakan dalam tujuan pelaporan keuangan
FASB sebagai berikut :
Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan
kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai jumlah, saat terjadi,
dan ketakpastian penerimaan kas mendatang dari dividen atau bunga dan pemerolehan kas
mendatang dari penjualan, penebusan atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman.
Perkontrakan Efisien

Teori ini merupakan bagian atau turunan dari keagenan. Teori ini didasarkan atas berbagai
aspek dan implikasi hubungan keagenan. Hubungan keagenan adalah hubungan antara
prinsipal dan agen yang didalamnya agen bertindak atas nama dan untuk kepentingan
prinsipal dan atas tindakannya tersebut agen mendapatkan imbalan tertentu.
Pengendalian Manajemen
Sistem ini dirancang untuk mengarahkan perilaku para manajer agar mereka
memaksimumkan kepentingan dirinya atau divisinya tetapi pada saat yang sama kepentingan
perusahaan secara keseluruhan juga tercapai. Bila hal ini tercapai, terjadilah apa yang disebut
keseluruhan tujuan.
Teori Pasar Efisien
Efisiensi pasar harus dikaitkan dengan sistem informasi yaitu mekanisme penyediaan
informasi dengan segala regulasi yang berlaku dalam lingkup beroperasinya pasar modal.
Pengertian merefleksi secara penuh adalah bahwa semua signal yang tersedia telah tertangkap
oleh pelaku pasar dan terefleksi dalam harga saham ekluilibrium baru.
Bentuk Efisiensi Pasar
Bentuk Lemah
Bentuk Semi-kuat
Bentuk Kuat
Laba Sebagai Signal
Pengujian Kandungan Informasi Laba
Pengujian Asosiasi
Pengujian Peristiwa

Laba dan Teori Entitas


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi adalah :
Entitas usaha bersama
Entitas usaha atau bisnis
Entitas investor
Entitas pemilik
Entitas pemilik residual
Entitas pengendali
Entitas dana

Penyajian Laba
Masalah konseptual yang erat kaitannya dengan penyajian adalah pemisahan pelaporan pospos transaksi operasi dan pos-pos transaksi dengan pemilik ( transaksi modal ). Pos-pos
operasi dalam arti luas ( termasuk nonpemilik ) pada umumnya dilaporkan melalui statemen
laba rugi sedangkan pos-pos yang jelas-jelas merupakan transaksi modal dilaporkan melalui
statemen laba ditahan atau statemen perubahan ekuitas.

Anda mungkin juga menyukai