Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

ANALISA MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data Analisa Situasi pelaksanaan program kerja di
Puskesmas Gambirsari Tahun 2015, masih terdapat beberapa permasalahan
karena belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah
ditetapkan. Hal ini dikarenakan masih adanya kendala dalam pelaksanaan dari
segi internal maupun eksternal. Rincian permasalahan tersebut dapat dilihat
dalam Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Identifikasi Permasalahan di Puskesmas Gambirsari Tahun
2015
No
1
2
3
4
5
6

Masalah
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)
Case Detection Rate (CDR) Puskesmas
Cakupan rawat jalan
Incidence Rate (IR) Demam Berdarah
Dengue
Case Fatality Rate (CFR) DBD
Bayi mendapat ASI Eksklusif

Target (%)
100
98
18,8
<4

Hasil (%)
99,65
22,92
5,89
12,81

<1
80

1,58
76,47

Berdasarkan data di atas, salah satu program yang perlu diperhatikan


di Puskesmas Gambirsari adalah program Case Detection Rate pasien
Tuberkulosis (TB) yang memiliki kesenjangan paling besar. Selain data
kuantitatif pada tabel di atas masih ada kesenjangan lainnya pada pelayanan
Puskesmas Gambirsari seperti penyakit yang berkaitan dengan saluran
pernapasan masih mendominasi (common cold, cough, acute pharyngitis,
influenza, asthma) dan penyakit degeneratif mulai meningkat jumlahnya
(hipertensi, diabetes).

B. Penetapan Prioritas Masalah

Urutan prioritas masalah ditentukan dengan melakukan penyaringan


cakupan pelayanan yang tidak mencapai target SPM, kemudian diambil
persentase pencapaian tiga terendah.
Dari hasil analisis pelaksanaan program kerja di UPTD Puskesmas
Gambirsari dapat disimpulkan bahwa prioritas permasalahan yang perlu
mendapat penanganan segera yaitu:
1. Penanggulangan Tuberkulosis: Case Detection Rate (CDR)
2. Penanggulangan Demam Berdarah Dengue: Incidence Rate
3. Penanggulangan Demam Berdarah Dengue: Case Fatality Rate
C. Analisis Masalah dengan Teori Tulang Ikan
Permasalahan program pencegahan dan penanggulangan penyakit
khususnya angka penemuan kasus TB paru yang masih rendah akan menjadi
prioritas masalah di Puskesmas Gambirsari. Peninjauan penyebab masalah
tersebut dilakukan dengan cara analisis data sekunder yang berasal dari data
Puskesmas Gambirsari. Hasil analisis dijabarkan dalam bentuk diagram tulang
ikan yang menunjukkan analisis sebab akibat terjadinya peningkatan angka
penemuan kasus TB paru yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.

MAN

MONEY

METHOD

Belum optimalnya DOTS


dengan metode pasif

Kontak
tracing
penderita
Tidak ada
pengganti
Bila petugas

Sedikit pasien dari kelompok


risti yang terdiagnosis
di puskemas

Angka
penemuan
tersangka

Mekanisme APBD yang


menyebabkan keterlambatan
pencairan dana
Data yang ada kurang valid

Pengetahuan
kelompok
risti kurang

Kinerja
petugas yang
belum

Tidak adanya dana


Untuk jaminan nutrisi
pasien

Data dari fasyankes lain di


wilayah kerja belum
tercover

Angka
penemua
n
kasus
TB paru
yang
rendah

Lingkunga
n

Tingkat pemahaman tentang


penyakit TB yang rendah
Keterbatasan
penyuluhan
penderita risti

MINUTE

MATERI

Keterbatasa
n
sarana dan
prasarana

Tingkat pendidikan
masyarakat yang
rendah

INFORM

MACHIN

MARKET

Gambar 4.1 Analisis Masalah Angka Penemuan Kasus TB Paru yang Rendah dengan Teori Tulang Ikan
3

Diagram tulang ikan di atas menunjukkan beberapa penyebab masalah


yang berperan terhadap rendahnya angka penemuan kasus TB paru di wilayah
kerja Puskesmas Gambirsari. Penyebab masalah digolongkan menjadi 8
kelompok sebab, yaitu:
1. Man
Permasalahan yang terdapat pada segi manusia/ketenagaan yaitu
kurangnya kontak tracing penderita baru BTA (+) dan penemuan
tersangka penderita TB. Hal ini dapat disebabkan karena tidak ada petugas
lain yang mampu menggantikan apabila petugas tidak hadir di Puskesmas.
Rendahnya pengetahuan masyarakat terutama kelompok risiko tinggi
mengenai penyakit TB (terutama gejala awal TB) menyebabkan hanya
sedikit pasien TB yang datang dan dapat terdiagnosis TB di puskesmas.
Pasien TB yang berobat di puskesmas biasanya adalah pasien dengan
gejala atau stadium penyakit yang sudah parah, sedangkan pasien yang
gejalanya masih ringan biasanya berpikiran masih belum perlu datang ke
puskesmas sehingga banyak kasus TB yang tidak terdiagnosis. Pasien juga
cenderung tidak kembali apabila diminta melakukan pemeriksaan dahak.
Selain itu, hampir semua petugas pengelola Program Pencegahan dan
Penanggulangan TB (P2TB) di puskesmas memiliki tugas rangkap dengan
program lain sehingga kinerjanya menjadi kurang fokus dan optimal.
2. Money
Dari segi dana atau biaya, permasalahan yang terjadi adalah akibat
mekanisme pencairan dana APBD yang sulit sehingga menimbulkan
keterlambatan pencairan. Hal tersebut dapat sedikit tertanggulangi oleh
pengaturan dana kapitasi yang dirasa cukup mencover. Tiga tahun yang
lalu, adanya dana dari Pemerintah Pusat untuk menjamin nutrisi pasien TB
dalam jangka 3 bulan pertama pengobatan. Namun sekarang tidak ada.
3. Method
Pelaporan penemuan kasus TB masih banyak yang terlewatkan
karena beberapa kasus masih salah dimasukkan dalam kriteria penyakit
sistem pernapasan lainnya atau tidak tertibnya penggantian data yang

sebelumnya tersangka penderita TB menjadi penderita TB BTA positif


karena faktor petugas. Selain itu, masih terdapat data penemuan kasus TB
dari fasyankes lain di wilayah kerja puskesmas yang belum dilaporkan
atau dikoordinasikan dengan petugas TB puskesmas sehingga tidak
tercatat. Hal ini terjadi pada penderita TB yang berobat ke dokter praktik
swasta dan rujukan ke rumah sakit tetapi tidak adanya feedback berupa
rujukan balik atau informasi yang kembali ke puskesmas. Selain itu juga,
kurang optimalnya metode DOTS yang lebih menekankan pada metode
pasif (passive case finding), di mana penjaringan tersangka penderita TB
paru hanya dilakukan pada penderita yang berkunjung ke unit pelayanan
kesehatan atau Puskesmas saja.
4. Minute
Permasalahan dalam hal waktu adalah terbatasnya waktu
penyuluhan pada kelompok risiko tinggi.
5. Material
Dalam segi material permasalahan terdapat pada hal keterbatasan
sarana dan prasarana. Puskesmas Gambirsari berlokasi di area yang tidak
mudah diakses oleh kendaraan umum. Tidak semua pasien yang mengeluh
gejala penyakit saluran pernapasan bisa menuju ke Puskesmas. Selain itu,
di puskesmas ini juga belum terdapat ruangan isolasi dan jalur khusus
untuk penderita TB yang melakukan medikasi.
6. Information
Dari segi informasi, masalah yang ada yaitu masih rendahnya
tingkat pemahaman masyarakat tentang penyakit TB. Hal ini mungkin
disebabkan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat dan juga penyaluran
KIE TB dari pemegang program, kader kepada masyarakat.
7. Machine
Tidak terdapat permasalahan pada segi mesin, peralatan atau
teknologi.
8. Market
Tidak terdapat permasalahan pada segi pasar dan pemasaran.

Anda mungkin juga menyukai