PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Studi Pustaka yang berjudul Ekowisata
Terhadap Kondisi Ekologi, Sosial dan Ekonomi Masyarakat benar-benar hasil
karya saya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan
tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari pustka
yang diterbitkan atau tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Laporan Studi Pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia
mempertanggungjawabkan pernyataan ini.
ABSTRAK
KHALIDA NURUL ADILAH. Pengaruh Ekowisata terhadap Kondisi Ekologi, Sosial
dan Ekonomi Masyarakat. Dibimbing oleh FREDIAN TONNY NASDIAN.
Ekowisatamerupakanbagiandarikegiatanwisatayangbertujuanuntukmengagumi
keindahanalamdanbudayadengantidakmemberikandampaknegatifpadalingkungan
(konservasi)danmemberikankeuntunganterhadapkomunitaslokalsecaraekonomi.
Pengembangan ekowisata yang dilakukan berpengaruh terhadap kondisi ekologi, sosial,
dan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan ekowisata, baik pengaruh
yang diberikan tersebut adalah pengaruh positif maupun negative.
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menganalisis sejauhmana pengaruh adanya
pengembangan ekowisata terhadap kondisi ekologi, sosial dan ekonomi masyarakat
yang tinggal disekitar kawasan ekowisata.
Kata Kunci: pengembangan ekowisata, kondisi ekologi, kondisi sosial, kondisi
ekonomi, masyarakat
ABSTRACT
KHALIDA NURUL ADILAH. The Ecotourism Influence for Condition of Ecology,
Social and Economic Community. Supervised by FREDIAN TONNY NASDIAN.
Ecotourismispartofthetourismactivitiesthataimtoadmirethebeautyofnatureand
culture with no negative impact on the environment (conservation) and provide
economic benefits to local communities. Ecotourism development that do affect the
ecological,social,economicandlocalcommunities,giventhegoodinfluenceispositive
ornegativeinfluence.
The purpose of this paper is to analyze the extent of the influence of the tourism
developmentoftheconditionofecological,socialandeconomiccommunitiesliving
aroundtheareaofecotourism.
Key words : ecotourism development, condition of ecology, social and economic,
community
Oleh:
KHALIDA NURUL ADILAH
I34110009
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Studi Pustaka yang disusun oleh:
Nama Mahasiswa
NIM
: I34110009
Judul
dapat diterima sebagai syarat kelulusan mata kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada
Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masayarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor.
Disetujui oleh
Diketahui oleh
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunianya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan studi pustaka dengan
judul Pengaruh Ekowisata terhadap Kondisi Ekologi, Sosial dan Ekonomi
Masyarakat ini dengan baik. Laporan Studi Pustaka ini ditujukan dalam rangka
pemenuhansyarat kelulusan MK. Studi Pustaka (KPM 403) pada Departemen sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa studi pustaka ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan rasa terimaksih kepada;
1. Bapak Ir. Fredian Tonny N, MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk arahan, masukan, kritik dan saran, serta sabar
dalam membimbing penulis selama penulisan studi pustaka ini,
2. Ayahanda M Nur Hasan dan Ibunda Endang Wahyu A, kakak tercinta Aris M
Haikal sebagai sumber motivasi dan telah mendukung penulis dalam menempuh
pendidikan menjadi mahasiswa Departemen Sains Komunkasi dan
Pengembangan Masyarakat,
3. Semua dosen di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan akademisi dan ilmu kehidupan
kepada penulis selama studi,
4. Teman sekelompok bimbingan Studi Pustaka Iksan Maulana, Rifayana, Nisa dan
Gina Nefstia yang telah memberikan dukungan dan masukan selama menyusun
studi pustaka,
5. Riza SU, M Wahyu Jati, Lukman N, Ismiatunnisa, Gusti H, Dhio Alif, dan Bayu
Lintang yang tiada hentihentinya menjadi penyemangat dan selalu memberikan
motivasi untuk saya sebagai sahabat,
6. Teman-teman seperjuangan SKPM 48 lainnya yang telah memberikan dukungan
dan keceriaan selama melewati masa kuliah di SKPM IPB,
7. Keluarga Ikatan Mahasiswa Jember-Bogor, yang telah memberikan banyak
pengalaman organisasi dan dukungan kepada penulis. Serta telah menjadi
keluarga terdekat selama menempuh pendidikan di IPB.
Akhirnya penulis berharap studi pustaka ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca dalam memahami lebih jauh tentang pengaruh pengembangan
ekowisata terhadap kondisi ekologi, sosial dan ekonomi masyarakat. Kritik dan saran
sangat diharapkan dari semua pihak sehingga dapat membangun ke arah yang lebih
baik.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................viii
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
Latar Belakang ...................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian .................................................................................................. 2
Metode Penelitian ................................................................................................. 2
RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA............................................................... 3
1. Dampak Perkembagan Pariwisata Di Objek Wisata Penglipuran.................. 3
2. Dampak Industri Batubara Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Sekitar
Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kertanegara...................
..............................................................................................................................4
3. Identifikasi Sosial Potensi Ekowisata Berbasis Peran Masyarakat ............... 6
4. Implementasi Manajemen Kolaboratif Dalam Pengelolaan Ekowisata Berbasis
Masyarakat .............................................................................................................
..............................................................................................................................7
5. Identifikasi Kapasitas Komunitas Lokal Dalam Pemanfaatan Potensi Ekowisata
Bagi Pengembangan Ekowisata Di Kawah Dibuni ...............................................
..............................................................................................................................9
6. Perubahan Struktur Sosial Ekonomi Dari Ekonomi Pertanian ke Ekonomi
Industri Pada Masyarakat Desa Kubangwungu Kecamatan Ketanggungan
Kabupaten Brebes Tahun 1969-2010 .....................................................................
............................................................................................................................10
7. Strategi Pengembangan Ekowisata Di Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua ......
......................................................................................................................................11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Usulan Kerangka Pemikiran Baru ............................................................25
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pariwisata, saat ini merupakan salah satu industri terbesar di dunia. World Travel
and Tourism Council pada tahun 1998 menyebutkan bahwa sektor pariwisata memiliki
pertumbuhan yang cukup besar yaitu 4 persen per tahun dan menyumbang sekitar 11,6
persen GDP dunia (Linberg, 2002). Pariwisata mampu menambah devisa pada suatu
negara dalam jumlah yang besar. Di negara kita, pariwisata diharapkan mampu
menanggulangi adanya krisis pada saat ini. Perkembangan pariwisata dirasakan semakin
lama semakin pesat, sehingga tidak heran setiap negara berusaha meningkatkan industri
pariwisata sebagai penghasil devisa yang besar dengan kata lain orientasi kepada
masalah ekonomi, dengan mengeksploitasi budaya serta keanekaragaman sumber daya
alam tanpa mempertimbangkan bahwa pariwisata merupakan suatu industri yang multi
kompleks keberadaannya.
Tetapi, pariwisata bukan hanya masalah ekonomi, melainkan juga masalah sosial,
budaya, politik dan seterusnya. Pariwisata adalah suatu sistem yang multi kompleks,
dengan berbagai aspek yang saling terkait dan saling mempengaruhi antar sesama.
Dalam beberapa dasawarsa terakhir, pariwisata telah menjadi sumber penggerak
dinamika masyarakat dan menjadi salah satu prime mover dalam perubahan sosial
budaya (Pitana, 1999).
Pengembangan pariwisata pada daerah tujuan wisata diharapkan dapat mampu
memperhatikan kelestarian akan adat istiadat serta budaya lokal dan mampu
memberikan tambahan pendapatan pada masyarakat di daerah tujuan wisata. Adanya
pengembangan secara fisik serta arus keluar masuk wisatawan sedikit banyak akan
membawa pengaruh pada masyarakat lokal, sehingga diperlukan perhatian sejak dini
akan dampak pengembangan pariwisata di suatu daerah tempat tujuan wisata guna
mewujudkan pengembangan pariwisata yang mampu menjaga kelestarian nilai budaya
dan berdaya guna bagi masyarakat.
Sebagai industri modern, pariwisata sebenarnya merupakan sebuah industri yang
kompleks, yang meliputi industri perhotelan, rumah makan, kerajinan / cinderamata,
tour dan travel dan sebagainya sehingga sektor ini bisa berfungsi sebagai katup
pengaman atas berbagai persoalan ketenagakerjaan yang semakin serius di masa-masa
mendatang. Di samping itu, perkembangan sektor pariwisata selain sebagai penghasil
devisa negara juga memberikan keuntungan kepada daerah, serta masyarakat yang
tinggal di daerah wisata. Hal inilah yang kemudian mendorong semangat bagi
pemerintah pusat maupun daerah untuk memajukan pariwisata, dengan jalan
memperbaiki fasilitas yang ada serta melengkapi dan membangun fasilitas di daerah
wisata. Dengan dikeluarkannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, di
mana di dalamnya juga diatur tentang penyelenggaraan otonomi daerah menjadikan
sektor pariwisata sebagai alternatif pilihan untuk menambah pemasukan bagi daerah.
Jenis pariwisata yang kemudian mendapatkan perhatian dari pemerintahan untuk
dikembangkan di Indonesia saat ini adalah wisata alam, wisata cagar alam, dan wisata
yang memperhatikan konservasi alam yang kemudian dikenal dengan konsep
ekowisata.
Pengembangan ekowisata ini bertujuan untuk memenuhi tuntutan wisatawan yang
pada umumnya berasal dari kota, menginginkan suasana baru di pedesaan atau di alam
yang jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk kota. Sementara bagi wisatawan
mancanegara yang berasal dari daerah industri, berkeinginan melakukan perjalanan
yang bermakna dengan melihat daerah atau wilayah yang suasananya berbeda dengan
daerah asalnya (Chafid Fandeli, 2000 : 57). Pengembangan pariwisata pada dasarnya
perlu memperhatikan aspek ekonomi serta disisi yang lain juga memperhatikan aspek
kelestarian alam dan masyarakat lokal (Chafid Fandeli, 2000 : 58).
Tujuan Penelitian
Penulisan studi pustaka mengenai Pengaruh Pengembangan Ekowisata
terhadap Kondisi Ekologi, Sosial dan Ekonomi Masyarakat adalah untuk menelusuri
lebih jauh mengenai pengaruh apa saja yang ditimbulkan dari adanya pengembangan
ekowisata terhadap kondisi ekologi, sosial dan ekonomi masyarakat. Tujuan selanjutnya
yang ingin dicapai adalah untuk menelusuri kajian-kajian sebelumnya dan ada yang
belum pernah diteliti untuk dijadikan penulis sebagai rencana penelitian selanjutnya.
Dengan demikian, diharapkan kajian yang telah dibuat dapat memberikan sumbangan
lebih untuk dunia ilmu sosial ke depannya terkait dengan pengembangan ekowisata.
Metode Penulisan
Penulisan ini dilakukan dengan mengkaji berbagai kepustakaan. Jenis
kepustakaan terdiri dari jurnal ilmiah, laporan hasil penelitian, skripsi/tesis/disertasi,
dan dokumen resmi lainnya serta tulisan atau artikel dalam media dan buku-buku yang
membahas atau mempublikasikan masalah-masalah terkait. Kajian pustaka selanjutnya
diringkas, dianalisis dan disintesis untuk diperoleh kajian lebih mendalam untuk
menghasilkan suatu kerangka baru sehingga menghasilkan pertanyaan penelitian yang
selanjutnya digunakan sebagai dasar pembuatan proposal penelitian.
: 2011
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Penerbit
Nama Jurnal
Volume (Edisi); hal
Alamat URL/doi
: Jurnal
: Elektronik
: Putu Agus Prayogi
::::: Jurnal Perhotelan dan Pariwisata
: Vol. 1, No. 1; 65-79
:
http://www.triatmajaya.triatmamapindo.ac.id/files/journals/2/articles/19/submiss
ion/original/19-52-1-SM.pdf
: 24 september 2014
Tanggal diunduh
Bali merupakan daerah dengan beragam potensi budaya dan alam yang dapat
dijadikan sebagai modal untuk mengembangkan kepariwisataannya. Keberhasilan Bali
dalam menarik wisatawan menjadi motivasi bagi kabupaten-kabupaten yang ada di Bali
untuk mengembangkan serta memanfaatkan potensi wisata yang ada pada daerahnya,
termasuk Kabupaten Bangli. Sebagai salah satu objek wisata di Kabupaten Bangli, Desa
Adat Penglipuran memiliki berbagai potensi wisata yang dapat dijadikan sebagai daya
tarik bagi wisatawan untuk berkunjung kesana.
Pengembangan sektor pariwisata di
Desa Penglipuran telah memberikan
manfaat bagi masyarakat setempat. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pariwisata
sebagai salah satu sumber penghasilan bagi Masyarakat Desa Penglipuran. Namun
pengembangan pariwisata di suatu daerah tidak selamanya memberikan dampak yang
positif bagi masyarakat maupun daerah tersebut. Disadari ataupun tidak pengembangan
pariwisata di suatu daerah juga akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat,
budaya maupun alam yang dimiliki oleh daerah tersebut. Begitu juga dengan
pengembangan pariwisata di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan
melakukan observasi serta wawancara mendalam kepada informan kunci dan informan
pendamping sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Sumber Data pada penelitian
ini adalah Data Primer, yang berasal langsung dari objek penelitian, yaitu data-data
berupa potensi wisata yang dimiliki oleh Desa Pengelipuran dan Data Sekunder, yang
diperoleh melalui dokumentasi seperti buku-buku literatur dan sumber lainnya.
Hasil penelitian ini adalah pengembangan Desa Penglipuran sebagai Objek dan
Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangli, telah memberikan dampak yang secara
langsung bisa dinikmati oleh masyarakat setempat. Dampak yang ditimbulkan oleh
: 2011
: Jurnal
: Elektronik
: Mochamad Widjanarko, Dian Wismarein
::::: Jurnal Psikologi
: Vol. 9, No. 1; 33-39
Alamat URL/doi
:
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article
/view/2883
Tanggal diunduh
: 24 september 2014
Kawasan wisata alam lereng Pegunungan Muria terletak di sebelah utara Kota
Kudus dengan jarak tempuh kurang lebih 18 km dari Kota Kudus. Gunung Muria
mempunyai ketinggian 1602 m dpl, sedangkan objek wisata alam lereng Gunung Muria
memiliki ketinggian 700 m dpl, sebagian hutan terdiri dari dari hutan-hutan terlindung
dan tanaman kopi (Setiyanto, 2003). Keinginan untuk melestarikan dalam model
ekowisata sepertinya sudah berlangsung lama akan tetapi belum tampak adanya upaya
yang berarti, berbagai upaya yang dijalankan oleh berbagai pihak terlihat masih kurang
efektif. Salah satu penyebab ketidakefektifan ini adalah lemahnya kolaborasi antar
pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan di
Muria.
Masing-masing pihak yang berwenang dan berkepentingan belum mampu
bersinergi dengan baik dan masih berjalan sendiri-sendiri. Meskipun dijumpai beberapa
inisiatif dari beberapa pihak, baik dari perhutani maupun masyarakat, akan tetapi masih
bersifat sporadis dan tidak terintegrasi satu dengan yang lain. Oleh karena itu
dibutuhkan proses yang mampu menjalin keterpaduan antar pihak yang sebagai
landasan dasar pelaksanaan ekowisata di Desa Colo berbasis pada peran masyarakat
lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi sosial seberapa jauh
masyarakat Desa Colo, Kabupaten Kudus mengetahui potensi ekowisata di desanya.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualiatif dengan melakukan pendekatan
fenomenologis, peneliti berusaha menggali dan mengidentifikasi potensi ekowisata di
Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Teknik pengumpulan data yang
digunakan: pertama, wawancara. Kedua, teknik pengamatan terlibat. Ketiga, diskusi
kelompok terarah, Keempat, dokumentasi.
Dari hasil pengkajian identifikasi sosial masyarakat untuk mengetahui potensi
ekowisata di desanya, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain: pertama,
masyarakat Desa Colo sudah memiliki kegiatan yang mengarah ke pengelolaan
ekowisata dan sumber daya manusia yang mampu mengerjakan, hanya belum
merancang untuk menjual aktivitas tersebut ke masyarakat umum. Kedua, Belum
adanya tata aturan pengelolaan kawasan alam Muria ke depan dengan melibatkan
masyarakat dan pemerintah desa terkait.
ANALISIS
Ekowisata yang melestarikan dan memanfaatkan alam dan budaya masyarakat,
jauh lebih ketat dibanding dengan hanya keberlanjutan. Pembangunan ekowisata
berwawasan lingkungan jauh lebih terjamin hasilnya dalam melestarikan alam
dibanding dengan keberlanjutan pembangunan. Sebab ekowisata tidak melakukan
eksploitasi alam, tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pengetahuan, fisik dan psikologis wisatawan.
: 2011
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Penerbit
Nama Jurnal
Volume (Edisi); hal
Alamat URL/doi
: Jurnal
: Elektronik
: Wulandari, Titik Sumarti
::::: Sodality
: Vol. 5, No. 1; 32-50
:
http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/
viewFile/5833/449
: 2 Oktober 2014
Tanggal diunduh
ANALISIS
Kegiatan ekowisata berbasis masyarakat ini secara langsung maupun tidak
langsung telah memberikan manfaat manfaat sosial kepada masyarakat lokal. Manfaat
secara langsung adalah meningkatnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang
ekowisata. Sedangkan, manfaat tidak langsung yang diterima oleh masyarakat adalah
pelestarian budaya lokal pada kawasan wisata. Selain itu terjadi pula transfer informasi
antara masyarakat dan para wisatawan.
: 2012
: Jurnal
: Elektronik
: Andelissa Nur Imran
::::: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
: Vol. 23, No. 2; 85-102
:
http://www.sappk.itb.ac.id/jpwk/?
page_id=1171
: 2 Oktober 2014
ANALISIS
Kapasitas komunitas dapat menjadi suatu pendekatan penting dalam rangka
pengembangan ekowisata. Ekowisata sangat mementingkan pelibatan komunitas lokal
di dalamnya, oleh karena itu harus diketahui seperti apa kapasitas yang dimiliki
komunitas lokal sehingga mereka mampu berkontribusi dalam pengembangan
ekowisata, seperti pada penelitian ini yang dilakukan di Kawah Cibuni.
6. PERUBAHAN STRUKTUR SOSIAL EKONOMI DARI EKONOMI
PERTANIAN KE EKONOMI INDUSTRI PADA MASYARAKAT DESA
KUBANGWUNGU KECAMATAN KETANGGUNGAN KABUPATEN
BREBES TAHUN 1969-2010
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Penerbit
Nama Jurnal
Volume (Edisi); hal
Alamat URL/doi
Tanggal diunduh
: 2012
: Jurnal
: Elektronik
: Umi Darojah, Wasino Wasino, P. Eko
Prasetyo
::::: Journal of Educational Social Studies
: Vol. 1 No. 2; 78-83
:
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess/article/
view/734
: 2 Oktober 2014
RESUME
Sebelum masuknya industri tali tambang, masyarakat Desa Kubangwungu
seba- gian besar bermata pencaharian sebagai petani. Setelah masuknya industri tali
tam- bang dimungkinkan adanya perubahan kehidupan masyarakat.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui strukur sosial ekonomi masyarakat Desa Kubangwungu
ketika masih berbasis pertanian, mengetahui struktur sosial ekonomi masayarakat Desa
Kubangwungu setelah berubah dari ekonomi pertanian ke ekonomi industri tahun 19692010, mengetahui dampak industri tali tambang terhadap gaya hidup masyarakat Desa
Kubangwungu Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
wawancara, ob- servasi, kepustakaan dan dokumentasi. Lokasi yang dipilih dalam
penelitian ini adalah Desa Kubangwungu, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten
Brebes.
Hasil penelitian menunjukan bahwa masuknya industri ke desa membawa
pergeseran sosial ekonomi pada masyarakat terutama kegiatan ekonomi masyarakat
Desa Kubangwungu dan pendapatan masyarakat.Saran penulis adalah para pengrajin
dapat membina sikap mental lingkungan masyarakat, perlu dilakukan reorientasi konsep
penyuluhan, masyarakat lebih berhemat dengan cara menabung.
ANALISIS
Perubahan struktur sosial ekonomi dari masyarakat ekonomi pertanian
menjadi ekonomi industry merubah gaya hidup masyarakatnya. Masyarakat pertanian
dengan tingkat pendapatan yang rendah, maka pola konsumsi dan gaya hidup juga
masih sangat rendah. Sedangkan untuk masyarakat industri dengan tingkat pendapatan
yang tinggi, maka memiliki gaya hidup dan pola pikir yang sudah tinggi pula.
Perubahan gaya hidup tersebut terjadi pada pola konsumsi sehari-hari dengan
meningkatkan berbagai kebutuhan, yang sebelumnya pada per- tanian masyarakat lebih
cenderung memenuhi kebutuhan sekunder, setelah berkembangnya industri tambang
dalam pola konsumsi, mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan primer tetapi juga
kebutuhan sekunder, bahkan sebagian sudah pada tingkat kebutuhan mewah.
7. STRATEGI
PENGEMBANGAN
EKOWISATA
KEPULAUAN YAPEN PROVINSI PAPUA
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
: 2010
: Jurnal
: Elektronik
: Karsudi, Rinekso
Kartodihardjo
::-
DI
KABUPATEN
Soekmadi,
Hariadi
:::
: Vol. XVI, (3); 148-154
:
http://jamu.journal.ipb.ac.id/index.php/jmht/article/vi
ew/3178/2122
Tanggal diunduh : 30 Oktober 2014
RESUME
Kepulauan Yapen merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua yang memiliki
berbagai potensi wisata yang sangat layak dikembangkan sebagai objek daya tarik ekowisata
(terdapat 20 objek wisata yang tersebar secara merata di 12 distrik). Objek wisata yang memiliki
keunikan, sangat endemik, dan tidak terdapat di wilayah lain di Indone- sia adalah objek wisata
habitat burung cenderawasih. Berdasarkan informasi dari masyarakat, habitat burung
cenderawasih di Kepulauan Yapen telah dikenal oleh wisatawan mancanegara sejak tahun 1995.
Namun demikian, berdasarkan hasil wawancara terhadap Kepala Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Yapen diketahui bahwa hingga saat ini tingkat kunjungan
wisata di lokasi objek daya tarik wisata habitat burung cenderawasih di Kepulauan Yapen
mengalami penurunan, bahkan disebutkan tidak terdapat kunjungan sama sekali. Penelitian ini
bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan ekowisata di Kepulauan Yapen Provinsi
Papua.
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
melalui wawancara dan pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh dari kantor
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Yapen, Dinas Kehutanan Kabupaten
Kepulauan Yapen, dan Bappeda Kabupaten Kepulauan Yapen. Data sekunder juga diperoleh
dari laporan penelitian sejenis, berbagai literatur, publikasi ilmiah, dan data yang diunduh
melalui internet.
Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar objek wisata di Kabupaten
Kepulauan Yapen baik objek wisata laut, perairan, maupun daratan layak dikembangkan
sebagai objek daya tarik ekowisata. Namun, terdapat beberapa potensi objek wisata
yang belum layak dikembangkan sebagai objek daya tarik ekowisata karena memiliki
hambatan dan kendala untuk dikembangkan yang antara lain berupa potensi pasar yang
belum mendukung, lokasi objek yang jauh, dan adanya kesulitan dalam hal
aksesibilitas, pengelolaan dan pelayanan belum sesuai dengan standar, akomodasi
belum memenuhi syarat, dan hubungan dengan objek sejenis lainnya yang cukup tinggi.
ANALISIS
Berdasarkan kondisi objektif pengembangan ekowisata saat ini maka
strategi pengembangan yang dapat diterapkan yaitu strategi pesimis melalui upaya
penataan ruang wisata, pengembangan manajemen atraksi, pengembangan promosi dan
pemasaran, pengembangan regulasi dan organisasi pengelola ekowisata, dan
menciptakan situasi keamanan yang kondusif baik di dalam maupun luar kawasan
wisata.
Tanggal diunduh
PULAU
KARIMUNJAWA
: 2014
: Jurnal
: Elektronik
: Akhsanul Niam Laksono dan
Mussadun
::::
: Vol. 3, No.2; 262-273
:
http://www.ejournals1.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/5048/
pdf_28
: 30 Oktober 2014
RESUMEporsimabok
Keindahan pantai di Pulau Karimunjawa memiliki daya tarik bagi para turis
domsetik maupun mancanegara. Jumlah wisatawan yang datang semakin meningkat.
Penambahan jumlah wisatawan itu menguntungkan masyarakat Karimunjawa. Lapangan kerja
terbuka luas dan pendapatan masyarakat bertambah. Namun hal ini berdampak negatif pada
terumbu karang dan padang lamun yang terus rusak. Penelitian ini melihat dampak terhadap
sumberdaya alam, sosial budaya, ekonomi serta kelembagaannya dengan adanya kegiatan
pariwisata menurut persepsi masyarakat yang tinggal di sana.
ANALISIS
Dari tulisan ini, penulis dapat mengetahui bahwa setiap kegiatan ekowisata
yang berkembang tidak sedikit yang menimbulkan dampak-dampak terhadap aspek
kehidupan disekitar wilayah ekowisata. Peran pemerintah disini bersama masyarakat
setempat dalam pengelolaan kegiatan ekowisata sangat dibutuhkan agar dapat teratasi
dampak-dampak negative dari adanya kegiatan ekowisata yang berkembang.
: 2013
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Hari Purnomo, Bambang Sulistyantara, Andi
Gunawan
Nama Editor
:Judul Buku
:Kota dan Nama
:Penerbit
:Nama Jurnal
:
Volume (Edisi); hal: Vol. 10 No. 4; 235-246
Alamat URL/doi
:
http://ejournal.forda-mof.org/ejournallitbang/index.php/JPSE/article/view/172
Tanggal diunduh
: 1 November 2014
RESUME
Cagar Alam Pulau Sempu sudah menjadi salah satu daerah tujuan wisata
alam popular yang banyak dikunjungi orang di Kabupaten Malang. Adanya kegiatan
ekowisata di Pulau Sempu menimbulkan permasalahan pengelolaan terkait dengan
status kawasan sebagai Cagar Alam. Kawasan Cagar Alam tidak ditujukan untuk
kegiatan wisata, melainkan hanya untuk pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, tetapi kenyataan yang dihadapi sekarang, kunjungan wisatawan ke Pulau
Sempu semakin meningkat dan sudah sangat sulit dihentikan.
Penelitian ini bertujuan 1) Menganalisis potensi obyek daya tarik wisata alam; 2)
Mengevaluasi dampak ekowisata terhadap kawasan; 3) Merumuskan strategi kebijakan
pengelolaan kawasan Cagar Alam Pulau Sempu. Pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, wawancara dan studi pustaka. Untuk merumuskan strategi pengelolaan
menggunakan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan kawasan Cagar Alam Pulau Sempu sangat
potensial untuk dikembangkan menjadi tujuan ekowisata dengan
daya tarik obyek
wisata alam berupa danau Segara Anakan, keanekaragaman flora, fauna dan
ekosistemnya. Adanya dampak negatif dari wisata alam terhadap kawasan, diperlukan
pengelolaan dan perencanaan yang sesuai untuk meminimalisir dampak yang
ANALISIS
Dalam merumuskan strategi kebijakan pengelolaan suatu kawasan ekowista
maka perlu diperhatikan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dalam
pengembangan ekowisata dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang
mempengaruhi pengembangan ekowisata. Penulis dalam penelitian ini menggunakan
analisis SWOT dengan scoring dan pembobotan untuk mendapatkan rumusan strategi
pengembangan kawasan Cagar Alam Pulau Sempu.
: 2011
: Jurnal
: Elektronik
: I Ketut Putra Suarthana
::::: Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
: Vol 16, No. 2; 24-33
:
http://www.triatmamulya.triatmamapindo.ac.id/ojs/index.php/JMNA/article/view/24/25
Tanggal diunduh : 1 November 2014
RESUME
ANALISIS
Suatu kawasan ekowisata harus memiliki ciri khas endemik untuk ditwarkan
sebagai objek wisata kepada para turis. Komodifikasi berbasis destinasi lebih berpotensi
untuk dikembangkan dan menguntungkan secara komersial. Pada ekowisata yang
berbasis masyarakat, kadang kala ditemukan komodifikasi terhadap produk maupun
budaya yang dimiliki oleh
masyarakat setempat sehingga aktivitas mereka
memiliki nilai jual secara komersial. Hal tersebut, menunjukkan bahwa pembangunan
pariwisata kebersinambungan dan berwawasan lingkungan jangka panjang sangat
penting dalam suatu pengembangan wisata.
: 2014
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Nia Fitria Indah dan Samsul Marif
Nama Editor
:Judul Buku
:Kota dan Nama
:Penerbit
:Nama Jurnal
: Jurnal Teknik PWK
Volume (Edisi); hal: Vol. 3; No.; 182-195
Alamat URL/doi
:
http://www.ejournals1.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/4389/pdf_12
Tanggal diunduh
: 1 November 2014
RESUME
ANALISIS
Adanya pembangunan bandara tersebut mempengaruhi pertumbuhan
kawasan disekitarnya. Pengembangan kawasan bandara ini memberikan dampak
terhadap aktivitas penggunaan lahan, sosial ekonomi masyarakat, dan peningkatan nilai
lahan disekitarnya. Pertumbuhan kawasan disekitar pembangunan tersebut memicu
tumbuhnya aktivitas baru baik yang terjadi secara cepat, sedang, maupun lambat.
: 2006
: Jurnal
: Elektronik
: I Nengah Subadra, Nyoman Mastiani Nadra
:::::
: Vol. 5, No. 1; 46-64
:
http://triatmamulya.triatmamapindo.ac.id/ojs/index.php/JMPII/article/view/11/11
Tanggal diunduh : 1 November 2014
RESUME
Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang
berusaha untuk memenuhi kebutuhan (segala sesuatu yang kita nikmati) sekarang dan
selanjutnya diwariskan kepada generasi mendatang. Jadi, dengan pola pembangunan
berkelanjutan generasi sekarang dan generasi yang akan datang mempunyai hak yang
sama untuk menikmati alam beserta isinya ini. Sehubungan dengan pesatnya
perkembangan pariwisata di Bali, pola pembangunan berkelanjutan sangat cocok
diterapkan dalam pengembangan pariwisata di Bali. Ini bertujuan untuk melestarikan
keberadaan pariwisata yang ada sekarang ini kepada generasi yang akan datang. Salah
satu upaya penerapan pola pengembangan pariwisata berkelanjutan adalah dengan
pemilihan percontohan Desa Wisata. Ada tiga percontohan Desa Wisata di Bali yaitu;
Desa Adat Pangelipuran di Kabupaten Bangli, Desa Adat Sebatu di Kabupaten Gianyar
dan Desa Adat Jatiluwih di Kabupaten Tabanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak pengembangan pariwisata
di Objek Desa Wisata Jatiluwih terhadap lingkungan, kehidupan sosial-budaya dan
ekonomi masyarakat lokal dengan menggunakan pendekatan pembangunan pariwisata
berkelanjutan.
Data penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa cara antara lain: (1)
obervasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap subjek dan objek
Desa Wisata dan komponen industri pariwisata; (2) wawacara, yaitu mengumpulkan
informasi melalui wawancara terstruktur dengan responden yang dipilih secara acak
yaitu subyek dan Objek Desa Wisata, berbagai industri pariwisata dan masyarakat
setempat; dan (3) dokumentasi, yaitu dengan mengabadikan dokumen-dokumen dan
foto-foto dari subyek dan Objek Desa Wisata.
Pembanguanan pariwisata berkelanjutan di Desa Wisata Jatiluwih belum
sepenuhnya memenuhi aspek-aspek pola pembangunan pariwisata berkelanjutan. Dua
aspek keberlanjutan yaitu aspek sosial-budaya dan lingkungan telah terpenuhi.
Kehidupan sosial budaya khususnya pertanian, gotong royong, dan kegiatan-kegiatan
keagamaan masih tetap terjaga kelestarianya walaupun tempat ini bnayak dikunjungi
wisatawan. Sumber daya alam (sawah teras siring) yang dijadikan sebagai objek dan
daya tarik wisata utama masih dijaga kelestariannya oleh masyarakat lokal yang secara
langsung melestarikan budaya pertaniannya. Sedangkan aspek pemberian manfaat
ekonomi kepada masyarakat lokal belum terpenuhi karena kurangya peran serta
masyarakat dalam proses perencanaan, pembangunan, pelestarian dan penilaian
terhadap pembangunan pariwisata di Desa Wisata Jatiluwih.
ANALISIS
Konsep pembangunan pariwisata berkelanjuatan merupakan konsep pembangunan
yang sangat ideal untuk diterapkan dalam berbagai pembangunan dalam bidang
pariwisata. pariwisata berkelanjutan mempunyai penekanan khusus pada tiga hal yaitu;
1. Pelestarian warisan alam dan budaya serta tradisi masyarakat local dengan
mengurangi konteks yang intensif dan massal terhadap objek- objek wisata budaya; 2.
Pengurangan dampak-dampak negatif yang ditimbulkan sehubungan dengan
Nasional Kutai, Taman Nasional Bukit Tigapuluh, dan Taman Nasional Gunung
Halimun Salak. Terdapat pula di kawasan konservasi mangrove di Nusa Lembongan
Bali dan Teluk Youtefa, Jayapura. Ekowisata Bahari juga diterapkan di Pulau Mansuar
Raja Ampat, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, Taman Nasional Teluk
Cendrawasih Papua, dan Pulau Pasi Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan. Di kawasan
dataran tinggi, terdapat ekowisata Dataran Tinggi Dieng dan yang terakhir adalah
kawasan konservasi penyu di Kepulauan Derawan Kalimantan Timur.
keseimbangan potensi sumberdaya dan jasa yang dimiliki sebagai penawaran dan
permintaan atau minat wisatawan sebagai permintaan. Komponen penawaran terdiri dari
: atraksi (potensi keindahan alam dan budaya serta bentuk aktivitas wisata), transportasi
(aksesibilitas), pelayanan informasi, akomodasi dan sebagainya.
Sedangkan komponen permintaan terdiri atas pasar wisata dan motivasi
wisatawan. Fandeli dan Mukhlison (2000) menyatakan suatu perencanaan akan
menghasilkan pengembangan yang baik, bila dilaksanakan dengan pengenalan secara
menyeluruh elemen-elemennya. Untuk menyajikan seluruh elemen ekowisata dapat
didekati dengan elemen dan sistem pariwisata. Pada dasarnya setiap bentuk
pengembangan pariwisata bertumpu pada dua elemen, yaitu produk (destination) dan
pasar wisata (market). Untuk dapat mengembangkan kedua aspek ini diperlukan upaya
pemasaran dan mengatur aspek perjalanan.
Dalam pengembangannya, terutama dalam tahapan perencanaan dan
programming, perlu dilakukan upaya pembekalan dan pemberdayaan, baik pada pihakpihak yang ingin mengembangkan ekowisata dan masyarakat setempat. Selanjutnya
pola pengembangannya berbeda dari satu tempat atau daerah yang lain (karena status
dan kondisi masing-masing daerah berbeda-beda satu sama lain).
Dampak Ekowisata
Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas
(Soemarwoto 1989). Ekowisata merupakan salah satu sektor penting dalam
pembangunan. Pengelolaan ekowisata yang baik akan menghasilkan beberapa
keuntungan dalam berbagai aspek. Akan tetapi, apabila tidak dikelola dengan benar,
maka ekowisata dapat berpotensi menimbulkan masalah atau dampak negatif.
Berdasarkan kacamata ekonomi makro, ekowisata memberikan beberapa dampak positif
(Yoeti 2008), yaitu:
1. Menciptakan kesempatan berusaha;
2. Menciptakan kesempatan kerja;
3. Meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan pendapatan
masyarakat, sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari pengeluaran
wisatawan yang relatif cukup besar;
4. Meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi daerah;
5. Meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDB);
6. Mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan sector
ekonomi lainnya;
7. Memperkuat neraca pembayaran. Bila neraca pembayaran mengalami surplus,
dengan sendirinya akan memperkuat neraca pembayaran Indonesia, dan
sebaliknya.
Pengembangan ekowisata tidak saja memberikan dampak positif, tetapi juga dapat
memberikan beberapa dampak negatif, antara lain (Yoeti 2008):
1. Sumber-sumber hayati menjadi rusak, yang menyebabkan Indonesia akan
SIMPULAN
Rangkuman dan Pembahasan
Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke wilayah-wilayah yang lingkungan
alamnya masih asli dengan menghargai warisan budaya dan alamnya guna mendukung
upaya-upaya konservasi agar tidak menghasilkan dampak negatif dan memberi
keuntungan sosial, ekonomi dan lingkungan serta menghargai partisipasi komunitas
lokal.
Saat ini, ekowisata telah berkembang menjadi suatu bentuk pariwisata yang
sedang diminati oleh masyarakat umum. Ekowisata mempunyai pasar tersendiri, karena
biasanya menuntut kemampuan fisik dan mental. Dalam pengembangannya, ekowisata
ini juga harus didukung dengan partisipasi dari komunitas lokal di sekitar objek wisata
tersebut. Pelibatan komunitas lokal secara aktif dapat menjadi kunci dalam
pengembangan ekowisata. Sehingga komunitas lokal di sana bukan hanya menjadi
objek wisata, tetapi juga ikut berperan aktif dalam membantu pengembangan ekowisata
maupun pengelolaan dari kawasan ekowisata tersebut. Pelibatan komunitas lokal ini
sangat diperlukan karena berkaitan dengan peningkatan kualitas dan kondisi sosial dan
ekonomi komunitas lokal.
Pengelolaan wisata yang tidak sesuai dengan konsep konservasi maka akan
memberikan dampak negative terhadap aspek kehidupan masyarakat lokal dibidang
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sebaliknya, pengelolaan ekowisata yang sesuai dan
memperhatikan konsep konservasi serta kesejahteraan masyarakat lokal akan banyak
memberikan dampak yang positif bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat
dalam ketiga aspek tersebut.
Kondisi sebelum
Ekowisata
Pengembangan
Ekowisata
Kondisi sebelum
Ekowisata
Perubahan pada
Masyarakat
Ekologi :
Sosial :
Tingkat
Kelestarian
Lingkungan
Tingkat
Kerjasama
Masyarakat
Ekonomi :
1. Tingkat
pendapatan
2. Taraf hidup
rumah
tangga
Keterangan :
= berpengaruh
= fokus penelitian
RIWAYAT HIDUP
Khalida Nurul Adilah dilahirkan di Jember pada tanggal 26 Juni 1993. Penulis
merupakan anak kedua dari pasangan M Nur Hasan dan Endang Wahyu Astutyk.
Penulis menempuh pendidikan formal sejak taman kanak-kanak, di TK Idhata (19981999), kemudian MIMA KH SHIDDIQ, Kabupaten Jember (1999-2005), SMP Negeri 1
Jember (2005-2008), hingga tahun (2008-2011) penulis melanjutkan pendidkan di SMA
Negeri 1 Jember. Pada tahun 2011 penulis diterima menjadi mahasiswa Departemen
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan. Semasa perkuliahan penulis aktif
mengikuti berbagai kegiatan organisasi, yaitu sebagai Ketua Divisi Publikasi,
Dokumentasi, dan Dekorasi UKM Gentra Kaheman, sebagai pengurus Himpunan
Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
(HIMASIERA), Divisi Photography-Cinematography. Selanjutnya penulis juga menjadi
pengurus OMDA Ikatan Mahasiswa Jember di Bogor (IMJB) sebagai Penanggung
Jawab Internal OMDA. Tidak hanya di organisasi, penulis juga aktif diberbagai
kepantiaan dan pelatihan kemampuan softskill dalam berbagai kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 1994. SosiologiSkematika,TeoridanTerapan. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
Aksara Rahman A. 2009a. Evaluasi tanggung jawab sosial pt holcim Indonesia Tbk
(studi kasus
baitulmaal wa tamwil
swadaya pribumi,
Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor,
Provinsi Jawa Barat) [skripsi]. Bogor
[ID]: Institut Pertanian Bogor.
Damanik J dan Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata: dari Teori ke Aplikasi.
Yogyakarta (ID): Andi.
Darojah U, Wasino W, Prasetyo E. 2012. Perubahan struktur sosial ekonomi dari
ekonomi pertanian ke ekonomi industri pada masyarakat desa kubangwungu
kecamatan ketanggungan kabupaten brebes tahun 1969-2010, 1 (2): 78-83.
[Internet]. [diunduh tanggal: 2 Oktober 2014]. Tersedia pada :
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess/article/view/734.
Fennell, D.A. 1999. EcotourismanIntroduction. London: Routledge. Hasan I. 2004.
Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta (ID): Bumi
Prayogi, P.A. 2011. Dampak perkembangan pariwisata di objek wisata penglipuran, 1(1)
: 65-79. [Internet]. [diunduh tanggal: 24 September 2014]. Tersedia pada:
http://www.triatmajaya.triatma-mapindo.ac.id/files/journals/2/articles/19/submis
sion/original/19-52-1-SM.pdf.
Saputro PB. 2011. Tata kelola wisata di dataran tinggi dieng provinsi jawa tengah.
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Siska. 2013. Dampak industri batubara terhadap sosial ekonomi masyarakat di sekitar
Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kertanegara, 1(2): 473493. [Internet]. [diunduh tanggal: 24 September 2014]. Tersedia pada:
http://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/06/Microsoft%
20Word%20-%20e-jurnal%20siska%20%2806-01-13-05-11-08%29.pdf.
Soekanto S. 1982. SosiologiSuatuPengantar. Jakarta (ID): PT RajaGrafindo Persada.
Soemarwoto O. 1989. AnalisisDampakLingkungan. Yogyakarta (ID): Gajah Mada
University Pr.
Tuwo A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Surabaya (ID): Brilian
Internasional.
Widjanarko, M. Wismarein D. 2011. Identifikasi sosial potensi ekowisata berbasis
peran masyarakat lokal, 9(1): 33-39. [Internet]. [diunduh tanggal: 24 September
2014].
Tersedia
pada:
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/
article/view/2883.
Wulandari, Sumarti T. 2011. Implementasi manajemen kolaboratif dalam pengelolaan
ekowisata berbasis masyarakat, 5(1): 32-50. [Internet]. [diunduh tanggal: 2
Oktober 2014]. Tersedia pada: http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/ article/
viewFile/5833/449.
Yoeti OA. 2008. EkonomiPariwisata:Introduksi,Informasi,danImplementasi. Jakarta
(ID): Kompas.