LP Gea
LP Gea
Disusun Oleh:
AHMAD JUNAIDI
3. Dehidrasi berat : berat badan menurun lebih dari 10% dengan volume
cairan yang hilang dengan / lebih dari 100 ml/kg. (Suriadi, 2001)
B. ETIOLOGI
Menurut (Suharyono dkk.,1994 dalam Wicaksono, 2011) ditinjau dari
sudut patofisiologisnya, maka penyebab gastroenteritis akut (diare akut) ini
dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
C. PATOFISIOLOGI
1. Gastritis Akut
Gastritis akut dapat dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia
misalnya obat-obatan dan alkhohol, makanan yang panas, pedas maupun
asin.
Pada orang yang mengalami stres akan menjadi perangsang saraf
simpatis NV (Nervus Vagus) yang akan meningkatkan produksi asam
klorida ( HCL ) di dalam lambung. Adanya HCL yang berada dalam
lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.
Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel
epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi
produksinya, sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa
D. KLASIFIKASI DIARE
Menurut Wicaksono (2011) diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan:
a) Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus disentri
basiler, dan Enterotolitis nektrotikans.
b) Diare non spesifik : diare dietetis.
2. Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :
a) Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya: diare yang
ditimbulkan oleh bakteri, virus dan parasit.
b) Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar usus, misalnya:
diare karena bronkhitis.
3. Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a) Diare akut : Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat
mendadak, berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari.
Hanya 25% sampai 30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1 minggu
dan hanya 5 sampai 15% yang berakhir dalam 14 hari.
b) Diare kronik, dalam Pertemuan Ilmiah Berkala Badan Koordinasi
Gastroenterologi Anak Indonesia (PIB BK GAI) ke 1 di Palembang,
disetujui bahwa definisi diare kronik dalah diare yang berlangsung 2
minggu atau lebih.
E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Ceylon (2014). Secara umum, tanda dan gejala Gastroenteritis
adalah
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi : Turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
3. Demam
4. Nafsu makan berkurang
5. Mual dan muntah
6. Anoreksia
7. Lemah
8. Pucat
9. Nyeri abdomen
10. Perih di ulu hati
11. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan pernafasan cepat
12. Menurun atau tidak adanya pengeluaran urine.
Secara khusus, tanda dan gejala Gastroenteritis adalah :
1.
Agen Bakterial :
a. Kelompok Shigella gram negative : Demam, kram abdomen, sakit
kepala, Diare cair disertai mucus dan pus. Penyakit dapat sembuh
b.
c.
kembung.
Escherrichia Coli : Pada bayi malas menetek, lemah, berat badan
sukar naik. Insiden banyak pada musim panas, dengan hanya
d.
e.
2.
mual, muntah, diare dapat menetap lebih dari satu minggu. Terjadi lebih
3.
untuk mengosongkan usus yang disertai rasa sakit, kram dan spontan)
4.
Keracunan makanan :
a. Staphilococcus (inkubasi 4-6 jam) mual, muntah, kram abdomen,
diare hebat, demam ringan, syok pada kasus berat. Ditularkan melalui
jam.
Clostridium Perfringens (inkubasi 8-24 jam) Kram sedang sampai
c.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinja makroskopis dan mikrokopis, PH dan kadar gula jika
diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance) biakan kuman untuk
mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika
(pada diare persisten).
2. Pemeriksaan darah, darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit
(terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai kejang)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal
ginjal.
4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif
dan kualitatif terutama pada diare kronik. (Mansjoer, 2006)
KONSEP KEPERAWATAN
A. FOKUS PENGKAJIAN
1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.
Awal kejadian: Awalnya suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian
timbul diare.
3. Keluhan utama : Feses semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air
dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Turgor kulit
berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari
4 kali dengan konsistensi encer.
4. Riwayat kesehatan masa lalu.
5. Riwayat penyakit keluarga.
6. Diagnosis Medis dan Terapi : Gastroenteritis Akut dan terapi obat
antidiare, terapi intravena, dan antibiotic.
7. Pengkajian Pola Gordon (Pola Fungsi Kesehatan).
a. Persepsi Kesehatan : pasien tidak mengetahui penyebab penyakitnya,
higienitas pasien sehari-sehari kurang baik.
b. Nutrisi
metabolic
:
diawali
dengan
B. PATHWAYS
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC:
NIC :
dengan
Bowl Elimination
Diare Management
psikologis: stress
Fluid Balance
Hidration
Situasional: efek
dari medikasi,
kontaminasi,
penyalah gunaan
laksatif, penyalah
gunaan alkohol,
radiasi, toksin,
makanan per NGT
-
Fisiologis: proses
infeksi, inflamasi,
iritasi,
malabsorbsi,
pemeriksaan
kultur
sensitivitas feses
Balance
Setelah dilakukan tindakan
Kelola
EBNP
Amati
keperawatan selama .
kriteria hasil:
pada
keluarga
Instruksikan
keluarga
untuk
pada
pasien
mencatat
dan mukus
Nyeri perut tidak ada
Ajarkan
termasuk:
malnutrisi
tanda
dan
warna,
dari
bahwa
yang
penurunan
standar
larutan
air
dan
menyebabkan
parasit
DS:
Elektrolit normal
feses
Nyeri perut
Urgensi
Kejang perut
DO:
normal
pada
pasien
tehnik
Masalah Kolaborasi
Ajarkan
perhari
Diagnosa Keperawatan/
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
2002).
EBN
NOC:
Respiratory status :
dengan:
Ventilation
Pastikan
kebutuhan
tracheal suctioning.
- Infeksi, disfungsi
Respiratory status :
neuromuskular,
Airway patency
Berikan O2 l/mnt,
metode
oral
/
EBN. pengunakan oksigen pembantu
untuk menjaga agar penyerapan oksigen
mencapai 90% atau lebih atau aktivitas
hiperplasia dinding
Aspiration Control
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama ..pasien
menunjukkan keefektifan
sekresi tertahan,
Anjurkan pasien untuk istirahat EBN. Jika pada saat istirahat, kondisikan
dan napas dalam
jika
memungkinkan.
Mengkondisikan
DS:
dyspneu
(mampu
- Dispneumk9ol0-
mengeluarkan sputum,
DO:
bernafas
dengan
kembali
sistem
mudah,
- Orthopneu
pursed lips)
- Cyanosis
- Kelainan suara nafas
tidak
Menunjukkan
ada
- Kesulitan berbicara
pernafasan
ada
- Gelisah
abnormal)
irama nafas
dalam Posisikan
- Produksi sputum
- Perubahan frekuensi dan
(rales, wheezing)
tidak ada
suara
pasien
untuk
memaksimalkan ventilasi
EB: Padapasien yang memakai ventilasi
nafas
mekanik,
Mampu
mengidentifikasikan
pasien
akan
pneumonia
pada
45
mengalami
jika
pasien
derajat
posisi
dan mencegah faktor Keluarkan sekret dengan batuk semirecumbent bukan posisi terlentang
(Seckel, 2006).
yang penyebab.
atau suction
Saturasi
O2
batas normal
Foto
thorak
batas normal
Berikan bronkodilator :
-
- .
-
2008).
EBN.
Bronkodilator
menurunkan
efisiensi
.
.
intake
untuk
cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
Pertahankan
adekuat
untuk
hidrasi
yang
mengencerkan
sekret
Jelaskan
pada
gejala
pernapasan,
dyspnea
Berikan antibiotik :
Atur
gerakan
pasien
dan
saat
keluarga
tentang
penggunaan
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Keperawatan
Rencana Tindakan
(NANDA)
( NOC )
(NIC )
Tgl :
Jam :
Gangguan pertukaran
Status respirasi :
gas
Pertukaran gas
berhubungan dengan :
adekuat
Status respirasi :
Ventilasi efektif
Keseimbangan
bunyi
paru,
frekuensi,
sputum.
lainnya,
dan
siapkan
klien
untuk
sebuah
penelitian
yang
signifikan
Data Subyektif
Klien mengatakan :
Sakit kepala
Gangguan penglihatan /
visual : pandangan kabur
Kelelahan
Sesak nafas
Merasa kebingungan
indikasi
Setelah dilakukan asuhan Monitor
vital
sign tiap
sianosis,
dan
efektifitas
oksigen
yang
keperawatan selama . x
adanya
24 jam :
pemberian
Menunjukkan pertukaran
dilembabkan.
gas efektif
- pH
: 7.35 7.45
- PaCO2 : 35 45 %
- PaO2
: 85 100 %
Data Obyektif
- BE
Dispnea
meq/L
Takikardi
- SaO2 : 96-97 %
Sianosis
: + 2 s/d 2
...jam,
tindakan
konsumsi
untuk
oksigen
Gelisah
sianosis, mampu
Hipoksia(penurunan
adekuat
PO2)
Hiperkarbia(peningkatan
PCO2)
Menunjukkan ventilasi
Kolaborasi
dgn
Tim
medis
Irama / frekuensi
kedalaman nafas
penggunaan otot-otot
abnormal
Tensi . mmHg
RR . x /mnt
Nadi x/mnt
taktil fremitus
SpO2 . %
Menunjukkan orientasi
nafas
Manajemen Elektrolit & Asam-basa
Pertahankan kepatenan IV line, dan
balance cairan
Monitor status mental, elektrolit, dan
abnormalitas serum
Monitor tanda-tanda gagal nafas :
hasil AGD abnormal, kelelahan
mental adekuat
Menunjukkan
keseimbangan elektrolit
kejang
Cl : 100-106 meq /L
( ..........................................)
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
EBNP
Ketidak seimbangan
NOC:
a. Nutritional status:
kebutuhan tubuh
Berhubungan dengan :
Ketidakmampuan untuk
Adequacy of nutrient
b. Nutritional Status :
penelitian
menunjukkan
bahwa
pada
sampai
50%
pengawasannya
dari
dan
c. Weight Control
kehadiran
Setelah dilakukan
biologis, psikologis,
tindakan keperawatan
selama.nutrisi kurang
mengabsorbsi nutrien,
Adanya
peningkatan
berat
mampuan menelan
dengan tujuan
makanan, .
DS:
- Nyeri abdomen
- Muntah
Berat
badan
Yakinkan
mengandung
diet
yang
tinggi
serat
untuk
mencegah konstipasi
Mampu
- Kejang perut
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
dimakan
badan
badan
malnutrisi
Memonitor
asupan
diari
makanan
utk
dengan
ahli
setelah makan
DO:
- Diare
- Rontok rambut yang
berlebih
- Kurang nafsu makan
- Bising usus berlebih
mal nutrisi
diari
Menunjukkan
peningkatan
pengecapan
dari
menelan
terjadi Monitor
- Konjungtiva pucat
yang berarti
pucat,
kemerahan,
dan
Albumin serum
untuk
memeriksa
Tidak
sangat
makanan
tercabut,
memar,
Hemoglobin
conjunctiva,
Total
et al, 2008)
iron
capacity
Jumlah limfosit
binding
lidah
merah,
Diagnosa Keperawatan/
Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
EBNP
Hasil
Intoleransi aktivitas
Berhubungan dengan :
NOC :
NIC :
imobilisasi
yang adekuat
. Monitor
EBN:
respon
kardivaskuler
Melaporkan secara verbal Pasien bertoleransi terhadap
terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, pernapasan
DS:
adanya
keperawatan
kelelahan
kelemahan.
sesak
Kriteria Hasil :
DO :
selama
Berpartisipasi
nafas,
diaporesis,
pucat,
perubahan hemodinamik)
dalam
Ketika
tingkat
melebihi
30
fisiologis
lainnya,
penelitian
sebuah
menunjukkan
bahwa
ada
Respon
abnormal
kekuatan otot
Rehabilitasi
dengan
Medik
Tenaga
perubahan
fisiologis
yang
dalam
signifikan
(Considine,
2005;
Hagle, 2008).
tepat.
Bantu
konsisten
untuk
yang
memilih
aktivitas
sesuai
dengan
kesadaran,
respon
beragam
pada
fungsi
psychoneuroendrocrine
DAFTAR PUSTAKA
Dochterman, Bulecheck. 2004. Nursing Intervention Classification. United States of
America : Mosby.
Guyton & Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (terjemahan). Jakarta:EGC
Moorhead S, Johnson M, Maas M, Swanson, E. 2006. Nursing Outcomes Classification.
United States of America : Mosby
North American
(NANDA). 2010.
Diagnosis