LANDASAN TEORI
3.1 Peramalan
3.1.1 Definisi Peramalan
Peramalan adalah perkiraan probabilistik atau penggambaran dari nilai atau
kondisi di masa depan. Asumsi yang umum dipakai dalam peramalan adalah pola
masa lampau akan berlanjut ke masa depan. Hampir seluruh peramalan didasarkan
pada asumsi bahwa masa lampau akan berulang.
Peramalan (forecasting) merupakan prediksi nilai-nilai sebuah peubah kepada
nilai yang diketahui dari peubah tersebut atau peubah yang berhubungan. Meramal
juga dapat didasarkan pada keahlian penilaian, yang pada gilirannya didasarkan
pada data historis dan pengalaman. (Makridakis et al. 1991, p519)
dan program, baik dalam bidang kesehatan masyarakat dan pendidikan. Efek dari
suatu undang-undang atau peraturan yang baru perlu diperkirakan/diramalkan
dahulu sebelum disahkan. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari
peramalan adalah:
- Informasi strategis, marketing, keuangan, dan operasi yang lebih baik.
- Peningkatan pelayanan pelanggan.
- Pengalokasian sumber daya terbatas yang lebih baik.
- Peningkatan efisiensi dari proses manufaktur dan operasi.
- Produktivitas yang lebih baik.
- Stabilitas dalam perencanaan.
- Pengurangan bahan baku yang terbuang.
- Peningkatan keuntungan.
- Peningkatan tingkat pengembalian investasi.
Peramalan juga memiliki peran dalam pengembangan basis pengetahuan dari
suatu organisasi dan seluruh komunitas. Metode-metode peramalan bersifat umum,
yang berarti dapat diaplikasikan pada berbagai fenomena berbeda seiring perjalanan
waktu. Metode-metode peramalan merupakan peralatan yang penting bagi para
peneliti, baik dalam bidang permintaan produk, peningkatan kesehatan masyarakat,
sistem pendidikan yang lebih baik, bidang biologi, atau ilmu sosial dan politik.
10
rentang waktu yang sama (contoh: penjualan produk tiap bulan, pendapatan
mingguan).
Analisis deret waktu menyediakan alat untuk memilih model yang
menggambarkan deret waktu tersebut dan menggunakan model tersebut untuk
meramalkan suatu kejadian/nilai di masa mendatang. Pemodelan deret waktu adalah
masalah statistik, karena data hasil pengamatan digunakan dalam prosedur
komputasi untuk mengestimasi koefisien dari model yang diasumsikan.
11
Pola musiman, dihasilkan oleh kejadian yang terjadi secara musiman atau
periodik (contoh: iklim, liburan, kebiasaan manusia). Suatu periode musim dapat
terjadi tahunan, bulanan, harian, dan untuk beberapa aktivitas bahkan setiap jam.
Pola siklis, biasanya dihasilkan oleh pengaruh ekspansi ekonomi dan bisnis dan
kontraksi (resesi dan depresi). Pengaruh siklis ini sulit diramalkan karena
pengaruhnya berulang tetapi tidak periodik. Pola ini masih terus dikembangkan
dan diteliti lebih lanjut pemodelannya sehingga dapat diperoleh hasil yang tepat.
12
Pola autokorelasi, nilai dari sebuah deret pada satu periode waktu berhubungan
dengan nilai itu sendiri dari peride sebelumnya. Dengan autokorelasi, ada suatu
korelasi otomatis antar pengamatan dalam sebuah deret. Autokorelasi merupakan
hasil dari pengaruh luar dalam skala besar dan pengaruh sistematik lainnya
seperti trend dan musiman.
Metode peramalan univariat, disebut juga metode deret waktu, menggunakan data
masa lampau dan pola internal untuk meramalkan masa depan. Metode ini
memodelkan fungsinya berdasarkan fungsi deret waktu itu sendiri, tanpa variabel
luar. Metode yang termasuk metode univariat adalah pemulusan, pemulusan
eksponensial (exponential smoothing), dekomposisi, analisa deret Fourier, ARIMA
(Box-Jenkins), trend linear, dan model pertumbuhan non-linear. Tujuan metodemetode
tersebut
adalah
memodelkan
nilai-nilai
masa
lampau
untuk
13
Metode peramalan multivariat, disebut juga metode kausal, yakni membuat proyeksi
untuk masa depan dengan memodelkan hubungan antara sebuah deret dengan deretderet lainnya. Sebagai contoh, peramalan dari penjualan produk makanan dapat
berhubungan dengan pendapatan masyarakat, daya beli, pola konsumsi. Variabelvariabel luar tersebut adalah variabel bebas/independen, sedangkan variabel nilai
penjualan produk makanan tersebut adalah variabel dependen. Metode yang
termasuk metode multivariat adalah regresi sederhana, regresi berganda,
ekonometrik, ekonometrik multi persamaan, deret waktu multivariat, danteknikteknik lainnya. Secara matematis, fungsi multivariat sederhana dapat ditulis sebagai
berikut:
Variabel dependen = f (Variabel independen)
atau
Nilai masa depan = f (Nilai masa lampau, Nilai dari variabel lainnya)
14
Ketika suatu model peramalan sudah diterima, diperlukan suatu keterlibatan yang
terus-menerus dalam memperbaharui, merawat, dan memperbaiki model tersebut agar
hasil suatu peramalan dapat selalu efektif bagi pihak yang menggunakannya.
(3.2.1.1)
(3.2.1.2)
(3.2.1.3)
bt =
( S t' S t" )
1
Ft + m = at + bt m
dimana:
S t' = single exponential smoothing
S t" = double exponential smoothing
(3.2.1.4)
(3.2.1.5)
15
(3.2.1.6)
a1 = Y1
(3.2.1.7)
b1 =
(Y2 Y1 ) + (Y4 Y3 )
2
(3.2.1.8)
16
dapat
digunakan
untuk
musiman
jika
datanya
di
non-musimkan
(3.2.2.1)
bt = ( S t S t 1 ) + (1 )bt 1
(3.2.2.2)
Ft + m = S t + bt m
(3.2.2.3)
dimana:
17
S1 = Y1
(3.2.2.4)
(Y2 Y1 ) + (Y4 Y3 )
2
Sesuai dengan nama penemunya, yakni George Box dan Gwilyn Jenkins,
model ini dikenal juga dengan nama Box-Jenkins. Model ini memiliki tiga
komponen, yakni: autoregresi (autoregressive), integrasi (integrated), dan rata-rata
bergerak (moving average). Dalam membentuk suatu model dalam metode ARIMA,
ada beberapa langkah yang digunakan, yaitu:
o
18
19
ACF (k ) =
(Yt Y )(Yt k Y )
t =1+ k
(Yt Y ) 2
t =1
(3.2.4.1.1)
20
bernilai 1 atau 2, sangat jarang ditemui suatu model dengan nilai q lebih dari
2.
Nilai d, sebagai derajat pembeda (differencing) untuk menentukan
stasisoner atau tidaknya suatu deret waktu, juga ditentukan dari nilai ACF.
Bila ada nilai-nilai ACF setelah time lag ke-k untuk menentukan nilai q
berada di luar selang kepercayaan Z, maka deret tersebut tidak stasioner,
sehingga nilai d tidak sama dengan nol (d > 0), biasanya antara 1 atau 2,
sedangkan bila nilai-nilai ACF tersebut berada dalam selang kepercayaan Z,
maka deret tersebut dapat dibilang stasioner, sehingga nilai d sama dengan nol
(d = 0).
Selang kepercayaan Z, yang besarnya ditentukan oleh derajat bebas
dan selang kepercayaan ( ), dinyatakan sebagai berikut:
Z
1
n
ACF (k ) Z
1
n
(3.2.4.1.2)
1
n
(3.2.4.1.3)
21
k = 1 k 1 + 2 k 2 + 3 k 3 + L + p k p
(3.2.4.2.1)
dimana:
k adalah time lag, dengan k =1,..., p.
1 = 1
(3.2.4.2.2)
Berarti nilai PACF pada time lag 1 sama dengan nilai ACF pada time
lag 1. Sedangkan untuk memperoleh nilai PACF pada time lag 2, digunakan
persamaan 3.2.3.2.1 dengan k = 2, diperoleh:
1 = 1 + 2 1 dan 2 = 1 1 + 2
(3.2.4.2.3)
2 =
2 12
1 12
(3.2.4.2.4)
22
1 = 1 + 2 1 + 3 2
2 = 1 1 + 2 + 3 1
3 = 1 2 + 2 1 + 3
(3.2.4.2.5)
11 = r1
(3.2.4.2.6)
r2 r
1 r
kj = k 1, j kk k 1,k j ; k =2,..., j=1,2,..., k-1
2
1
2
1
22 =
(3.2.4.2.7)
(3.2.4.2.8)
k 1
kk =
rk k 1, j rk j
j =1
k 1
1 k 1, j r j
; k = 3,...
(3.2.4.2.9)
j =1
1
n
PACF (k ) Z
1
n
(3.2.4.2.10)
1
n
(3.2.4.2.11)
23
Tabel dan gambar berikut meringkaskan pola ACF dan PACF untuk
model AR dan MA.
Proses ACF
PACF
AR(p)
Tabel 3.1 Pola Umum ACF dan PACF untuk Model AR dan MA Sederhana
0.5
0
-0.5
1
PACF Teoritis
ACF Teoritis
-1
0.5
0
-0.5
-1
Gambar 3.6 Nilai ACF dan PACF Teoritis untuk Model AR(1).
0.5
0
-0.5
-1
1
PACF Teoritis
ACF Teoritis
0.5
0
-0.5
-1
Gambar 3.7 Nilai ACF dan PACF Teoritis untuk Model MA(1).
24
Model ARIMA secara umum adalah sulit untuk dituliskan. Model ini
berhubungan dengan variabel dependen/bergantung pada unsur rentang/lag itu
sendiri dan kesalahan rentang/lag.Karena itu dibutuhkan penggunaan suatu
notasi yang menyederhanakan bentuk suatu persamaan, sehingga lebih
sederhana dan lebih mudah bila dikerjakan secara aljabar.
Sebuah notasi yang sangat berguna yakni operator backward shift, B,
dinyatakan sebagai berikut:
BYt = Yt 1
(3.2.4.3.1)
Dengan kata lain, B, digunakan pada Yt, memiliki efek menggeser data
mundur satu periode. Dua aplikasi dari B terhadap Yt memundurkan data dua
periode sebagai berikut:
B ( BYt ) = B 2Yt = Yt 2
(3.2.4.3.2)
(3.2.4.3.3)
(3.2.4.3.4)
25
Menggunakan metode trial and error, metode ini menggunakan cara cobacoba dalam menentukan nilai parameternya.
adalah melakukan pemeriksaan apakah suatu model cukup representatif atau tidak.
Suatu
model
dikatakan
cukup
representatif
jika
deret
dari
residunya
(sisaan/error/galat) terdistribusi secara bebas dan acak di sekitar nol, serta jika tidak
ada informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki suatu model. Suatu model
dapat dibilang sesuai jika terdapat nilai nol dalam selang autokorelasi sisaannya.
Selang autokorelasi sisaan dinyatakan dalam persamaan berikut:
re (k ) 2 SE
2
(3.2.5.1)
, dimana standard error (SE) didapat dengan menggunakan persamaan 3.2.4.1.3 dan
k merupakan time-lag, dan re merupakan nilai autokorelasi sisaan.
26
Q = ( N d ) re (k )
2
(3.2.5.2)
k =1
(3.2.5.3)
(3.2.5.4)
Sehingga diperlukan perhitungan ulang dari langkah pertama dan interpretasi data
yang lebih tepat.
Setelah suatu model dianggap sesuai, maka proses peramalan dapat dilakukan
sesuai dengan model tersebut dengan nilai-nilai yang telah diperoleh dari proses
perhitungan sebelumnya untuk memperoleh nilai ramalan dari periode waktu yang
akan diramalkan.
27
merupakan
derajat
autoregresi
(AR),
merupakan
derajat
(3.2.7.1.1)
(3.2.7.1.2)
28
(3.2.7.2.1)
(3.2.7.2.2)
(3.2.7.3.1)
(1 1 B 2 B 2 L p B p )Yt = et
(3.2.7.3.2)
(3.2.7.4.1)
Yt = (1 1 B 2 B 2 L q B q )et
(3.2.7.4.2)
29
(3.2.7.5.1)
(3.2.7.5.2)
Sementara untuk model ARMA dengan orde yang lebih tinggi (ARMA(p,q)
atau ARIMA(p,0,q)), persamaannya menjadi:
Yt = 1Yt 1 + L + p Yt p + et 1et 1 L q et q
(3.2.7.5.3)
(1 1 B L p B p )Yt = (1 1 B L q B q )et
(3.2.7.5.4)
30
AR(1)
First
Difference
(3.2.7.6.1)
MA(1)
(3.2.7.6.2)
Model-model yang disediakan oleh metode ini sangat beragam dan bervariasi,
sehingga hampir semua jenis pola data deret waktu dapat tercakup dalam
pemodelannya. ARIMA juga dapat dikembangkan untuk tipe data multivariat
(MARIMA/Multivariate ARIMA) dan musiman (SARIMA/Seasonal ARIMA) selain
daripada model AR, MA, serta ARMA dan ARIMA itu sendiri. Ramalan yang
dihasilkan metode ini dapat dikembangkan untuk periode-periode yang sangat
pendek.
31
tiap variabel, sehingga hasil peramalan yang dihasilkan dapat optimal. Proses
perhitungannya memerlukan ketelitian dan waktu yang cukup lama, khususnya untuk
optimalisasi nilai parameternya.
Untuk mendapatkan model peramalan yang lebih akurat, diperlukan jumlah
data deret waktu yang lebih besar. Walaupun mungkin dapat disusun model ARIMA
dengan data bulanan selama 2 tahun, akan tetapi hasil yang terbaik dapat dicapai, bila
digunakan sekurang-kurangnya data 5 sampai dengan 10 tahun, sehingga dapat
ditunjukkan dengan tepat adanya deret data dengan pengaruh musim yang kuat.
(Assauri, Sofjan. 1984, p159)
Y Yt
Percentage Error: PEt = ( t
) 100%
Yt
(3.3.1)
PE
i =1
(3.3.2)
n
n
| PE
i =1
|
(3.3.3)
n
n
Y
i =1
Yi
(3.3.4)
32
Y
i =1
Yi
n
(3.3.5)