LP Efusi
LP Efusi
TINJAUAN TEORI
EFUSI PLEURA
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Efusi Pleura adalah jumlah cairan non purulen yang berlebihan dalam rongga
pleura,antara lapisan viseral dan parietal. Secara normal ruang pleural mengandung
sejumlah kecil cairan ( 5 15 ml ) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan
permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi ( Smeltzer C Suzanne, 2002 ).
Efusi pleura adalah terkumpulnya cairan abnormal dalam kavum pleura.
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di ruang pleura dan selalu konstan dari
kapiler pleura parietal dan diabsorbsi oleh pleura kapiler viseral dan limfatik (Nanda
NIC-NOC, 2013).
Efusi pleura adalah cairan di dalam rongga pleura (Medicastore,2006), Efusi
pleura adalah terkumpulnya cairan dirongga pleura yang terjadi bila keseimbangan
antara
produksi
dan
absorbsi
terganggu
misalnya
pada
hiperemi
akibat
d. Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, effusi dibagi menjadi unilateral dan
bilateral. Efusi yang unilateral tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan
penyakit penyebabnya akan tetapi effusi yang bilateral ditemukan pada penyakitpenyakit dibawah ini :Kegagalan jantung kongestif, sindroma nefrotik, asites, infark
paru, lupus eritematosus systemic, tumor dan tuberkolosis.
3. Patofisiologi
Secara normal ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan ( 5 15 ml )
berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa
adanya friksi. Pada gangguan tertentu, cairan dapat terkumpul dalam ruang pleural
pada titik dimana penumpukan ini akan menjadi bukti secara klinis dan hampir selalu
merupakan signifikan patologi. Efusi dapat terjadi atas cairan yang secara relatif
jernih, yang mungkin merupakan transudat/eksudat atau dapat mengandung darah/
purulen. Transudat dapat terjadi pada peningkatan vena pulmonalis, misalnya pada
payah jantung kongestif.
pengeluaran
pembuluh.
cairan
dalam
Transudat
dapat
pula
terjadi
pada
hipoproteinemia seperti pada penyakit hati dati ginjal atau pada penekanan tumor
pada vena kava.Penimbunan transudat dalam rongga pleura dikenal dengan nama
hidrotorak. Cairan pleura cenderung tertimbun pada dasar paru akibat gaya gravitasi.
Penimbunan eksudat timbul skunder dari peradangan atau keganasan pleura dan
akibat peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan absorbsi getah bening.
Eksudat di bedakan dengan transudat dari kadar protein yang dikandungnya dan dari
berat jenis kurang dari 1,015 dan kadar proteinya kurang dari 3%,sedangkan eksudat
mempunyai berat jenis dan kadar protein lebih tinggi, karena banyak mengandung
sel. Jika efusi pleura banyak mengandung nanah, maka keadaan ini disebut empiema.
Empiema disebabkan karena perluasan infeksi dari struktur yang berdekatan dan
dapat merupakan komplikasi dari pneumonia, abses paru atau perforasi karsinoma ke
dalam rongga pleura. Empiema yang tak di tangani dengan drainase yang baik dapat
membahayakan dinding toraks. Eksudat akibat peradangan akan mengalami
organisasi, dan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan viseralis.
Keadaan ini dikenal dengan nama fibrotoraks (Price,1995:704-705 ).
4. Manifestasi klinis
Sesak napas merupakan yang utama, baik pada transudat maupun eksudat. Gejala
klinis yang terjadi dapat disebabkan karenakelainan paru primer. Pada empiema
gejala lebih hebat, yakni berupa panas menggigil dan penurunan berat badan.
Gejala empiema yang timbul tergantung dari terbentuk atau tidaknya fistula ke
bronkus yaitu berupa fistula bronko pleura. bila tidak terjadi fistula maka gejalanya
akan tetap berat, sementara itu apabila terjadi fistula maka gejalanya akan lebih
ringan.
Ketidak
efektifan
pola
nafas
berhubungan
dengan
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Price, SA & Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit.
Jakarta: EGC
Somantri,
I.
2009.
Asuhan
Keperawatan
Pada
Klien
Dengan
Gangguan
PATHWAY
Sistem
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Bersihan Jalan Nafas tidak
efektif berhubungan dengan:
- Infeksi, disfungsi
neuromuskular,
hiperplasia dinding
bronkus, alergi jalan
nafas, asma, trauma
- Obstruksi jalan nafas :
spasme jalan nafas,
sekresi tertahan,
banyaknya mukus,
adanya jalan nafas buatan,
sekresi bronkus, adanya
eksudat di alveolus,
adanya benda asing di
jalan nafas.
DS:
- Dispneu
DO:
- Penurunan suara nafas
- Orthopneu
- Cyanosis
- Kelainan suara nafas (rales,
wheezing)
- Kesulitan berbicara
- Batuk, tidak efekotif atau
tidak ada
- Produksi sputum
- Gelisah
- Perubahan frekuensi dan
irama nafas
Intervensi
NOC:
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway
patency
Aspiration Control
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama
..pasien menunjukkan
keefektifan jalan nafas dibuktikan
dengan kriteria hasil :
Mendemonstrasikan
batuk
efektif dan suara nafas yang
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC:
NIC:
Respiratory status : Ventilation Posisikan pasien untuk memaksimalkan
Respiratory status : Airway
ventilasi
patency
Pasang mayo bila perlu
Vital sign Status
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Setelah dilakukan tindakan
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
keperawatan selama
tambahan
..pasien menunjukkan
Berikan
bronkodilator :
keefektifan pola nafas,
-..
dibuktikan dengan kriteria
.
hasil:
Mendemonstrasikan batuk Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl
Lembab
efektif dan suara nafas yang
DS:
bersih, tidak ada sianosis Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
Dyspnea
keseimbangan.
dan
dyspneu
(mampu
Nafas pendek
mengeluarkan
sputum, Monitor respirasi dan status O2
DO:
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
mampu bernafas dg mudah,
Penurunan tekanan
Pertahankan jalan nafas yang paten
tidakada pursed lips)
inspirasi/ekspirasi
Menunjukkan jalan nafas Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
Penurunan pertukaran udara
yang paten (klien tidak Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
per menit
merasa
tercekik,
irama
oksigenasi
Menggunakan otot
nafas, frekuensi pernafasan Monitor vital sign
pernafasan tambahan
dalam rentang normal, tidak Informasikan pada pasien dan keluarga
Orthopnea
ada suara nafas abnormal)
tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki
Pernafasan pursed-lip
Tanda Tanda vital dalam
pola nafas.
Tahap ekspirasi berlangsung
rentang normal (tekanan Ajarkan bagaimana batuk efektif
sangat lama
darah, nadi, pernafasan)
Monitor pola nafas
Penurunan kapasitas vital
Respirasi: < 11 24 x /mnt
LAPORAN PENDAHULUAN
EFUSI PLEURA DI RUMAH SAKIT Dr.SOEHADI PRIJONEGORO
KABUPATEN SRAGEN
Disusun :
WAHYUNI SRI ASTUTIK
16. 04. 04. 30