Nama: Shabrina Shabahati

NIM : 1500020082
Kelas : (Proses Industri Kimia) A

1.2 Chemical Kinetics

Chemical kinetics is the study of the rate and mechanism by which one
chemical species is converted to another. the rate is mass, in moles, of a
product produced or reactant consumed per unit time. the mechanism is the
sequence of individual chemical events whose overall result produce the
observed reaction. The rate of chemical reaction can vary from a value
approaching infinity to essentially zero. In ionic reactions, such as those that
occur on photographic film, or in high temperature combustion reactions, the
rate is extremelly fast. The rate of combination of hydrogen and oxygen in the
absence of a catalyst at room temperature is immeasurably low. Most
industrially important reaction occur at rates between these extreme, and it is
in these cases that the designer must apply data on kinetics to determine
finite sizes of reaction equipment. It is particularly important to know how the
rate changes with operating parameters, the most important of which are
temperature and composition of reaction mixture.
1.2 Kinetika Kimia
Kinetika kimia adalah studi tentang laju dan mekanisme yang satu spesies
kimia dikonversi ke yang lain. angka ini massa, di mol, dari produk yang
dihasilkan atau reaktan yang dikonsumsi per satuan waktu. mekanisme ini
urutan peristiwa kimia individu yang hasil keseluruhan menghasilkan reaksi
yang diamati. Laju reaksi kimia dapat bervariasi dari nilai mendekati tak
terhingga untuk dasarnya nol. Dalam reaksi ionik, seperti yang terjadi pada
film fotografi, atau dalam reaksi pembakaran suhu tinggi, angka ini terkenal
cepat. Tingkat kombinasi hidrogen dan oksigen dengan tidak adanya katalis
pada suhu kamar adalah tak terkira rendah. Kebanyakan industri reaksi
penting terjadi pada tingkat antara ekstrim ini, dan dalam kasus ini bahwa
perancang harus menerapkan data tentang kinetika untuk menentukan
ukuran terbatas peralatan reaksi. Hal ini sangat penting untuk mengetahui
bagaimana perubahan tingkat dengan parameter operasi, yang paling
penting adalah suhu dan komposisi campuran reaksi.

1.3 Kinetics and thermodynamics

From the principles of thermodynamics and certain thermodynamics data
the maximum extent to which a chemical reaction can proceed may be
calculated. For example at 1 atm pressure and a temperature of 680 celcius
degree, starting with 1 mole of sulfur dioxide and a half mole oxygen, fifty
percent of the sulfur dioxide can be converted to sulfur trioxide. Such
thermodynamic calculations results in maximum values for the conversion of
a chemical reaction, since they are correct only for equilibrium conditions,
conditions such that there is no further tendency for change with respect to
time. It follows that the net rate of chemical reaction must be zero at this
equilibrium point. Thus a plot of reaction rate{ for example, in units of gram
mol product/ (s) (unit volume reaction mixture)} vs. time would

always

approach zero as the time approached infinity.

1.3 Kinetics dan termodinamika
Dari prinsip-prinsip termodinamika dan data termodinamika tertentu
semaksimal mana reaksi kimia dapat melanjutkan dapat dihitung. Misalnya
pada tekanan 1 atm dan suhu 680 derajat celcius, dimulai dengan 1 mol
sulfur dioksida dan mol oksigen setengah, lima puluh persen dari sulfur
dioksida

dapat

dikonversi

ke

trioksida

belerang.

Seperti

perhitungan

termodinamika hasil nilai maksimum untuk konversi reaksi kimia, karena

mereka benar hanya untuk kondisi keseimbangan, kondisi seperti itu tidak
ada kecenderungan lebih lanjut untuk perubahan terhadap waktu. Oleh
karena itu tingkat bersih reaksi kimia harus nol pada titik keseimbangan ini.
Jadi sebidang laju reaksi {misalnya, dalam satuan produk gram mol / (s)
(satuan volume campuran reaksi)} vs waktu akan selalu mendekati nol
sebagai waktu mendekati tak terhingga.
1.4 Thermodynamics of chemical reactions

Heat of reaction, the heat of reaction is defined as the energy absorbed by

system when the products after reactions are restored to the same
temperature as the reactants. The pressure must also be specified for a
complete definition

of the thermodynamics states of the products and

reactants. If the same pressure is choosen for both, the heat of reaction equal
to the enthalpy change; this is the customary definition of the heat of
reaction. in the absence of experimental data, there are procedures available
for predicting heats of reaction. These are all based on predictions of the
effects of differences in the chemical structure of the reactants and products.
Reid, Prausnitz, and Sherwood have described and evaluated the most
reliable methods. This method is applicable to compounds involving carbon,
hydrogen, oxygen, nitrogen, and the halogens.
Chemical equilibrium single reactions, when a reaction occurs at
equilibrium, the temperature and pressure in the system remain constant and
the change in free energy is zero. Chemical equilibrium multiple reactions, in
many chemical reactors undesirable reaction occur as well as the required
reaction. Then the production of desired product relative to the production of
side products.
1.4 Termodinamika reaksi kimia
Panas reaksi, panas reaksi didefinisikan sebagai energi yang diserap oleh
sistem ketika produk setelah reaksi dikembalikan ke suhu yang sama dengan
reaktan. Tekanan juga harus ditetapkan untuk definisi lengkap dari negara
termodinamika produk dan reaktan. Jika tekanan yang sama terpilih untuk
kedua, panas reaksi sama dengan perubahan entalpi; ini adalah definisi adat
dari panas reaksi. dengan tidak adanya data eksperimen, ada prosedur yang
tersedia untuk memprediksi memanaskan reaksi. Ini semua berdasarkan
prediksi dari efek perbedaan struktur kimia dari reaktan dan produk. Reid,
Prausnitz, dan Sherwood telah dijelaskan dan dievaluasi metode yang paling
diandalkan. Metode ini berlaku untuk senyawa yang melibatkan karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, dan halogen.
Reaksi

tunggal

kesetimbangan,

kesetimbangan

suhu

dan

tekanan

kimia,
dalam

ketika
sistem

reaksi
tetap

terjadi
konstan

pada
dan

perubahan energi bebas adalah nol. Kimia kesetimbangan beberapa reaksi, di

banyak reaktor kimia reaksi yang tidak diinginkan terjadi serta reaksi yang

diperlukan. Maka produksi produk yang diinginkan relatif terhadap produksi

produk samping.
1.5 Classification of reactors
Chemical reactors vary widely in size and shape and in method of
operation. Small flasks and beakers are common forms used in chemical
laboratories for liquid phase reactions. At the other exreme in size are the
large cylindrical tubes used in the petroleum industry.
In the laboratory beaker a charge of reactants is added, brought to
reaction temperature, held at this condition for predetermined time and then
the product is removed. This batch reactor is characterized by the variation in
extent of reactor operates in a different way. There is a continuous, steady
flow of reactants in and products out. This is the continuous flow type, in
which the extent of reaction and properties such as temperature and
composition may vary with position in the reactor but not with time. Hence,
one classification of reactors is according to method of operation.
Another classification is according to shape. If the laboratory vessel is
equipped with an efficient stirrer, the composition and temperature of the
reaction mass will tend to be the same in all parts of the reactor. A vessel in
which the properties are uniform is called a stirred tank (or well mixed)
reactor (STR). If there is no mixing in the direction of flow and complete
mixing in the transverse direction, in the cylindrical vessel for hydrocarbon
processing, another ideal type is realized the ideal tubular flow or plug flow
reactor.
The second classifications, batch or continuous and tank or tube are not
necessarily related. Thus, the laboratory beaker reactor has been described
as being operated batchwise, but it could be transformed into a continuous
flow type. This would be done by adding tubes for continuous additions of
reactants and with drawal of product. Also, a tubular reactor can be operated
batchwise. This is not done by adding a stirrer since it is difficult to achieve a
uniform concentration in a long tube by stirring. However, the same result is
possible by recycling the reaction mixture at a high rate through the tube in
closed system. This arrangement is called a batch recycle reactor.

A third classification refers to the number of phase in reaction system. This

classification is significant because it influences the number and importance
of mass and energy transfer steps that must be accounted for in the design
problem.
1.5 Klasifikasi reaktor
Reaktor kimia bervariasi dalam ukuran dan bentuk dan metode operasi.
termos kecil dan gelas adalah bentuk umum digunakan di laboratorium kimia
untuk reaksi fase cair. Pada exreme lain dalam ukuran adalah tabung silinder
besar digunakan dalam industri perminyakan.
Dalam gelas laboratorium biaya reaktan ditambahkan, dibawa ke suhu
reaksi, diadakan di kondisi ini untuk waktu yang telah ditentukan dan
kemudian produk dihapus. reaktor batch ini ditandai dengan variasi dalam
tingkat reaktor beroperasi dengan cara yang berbeda. Ada, aliran kontinu
reaktan dan produk keluar. Ini adalah jenis aliran kontinu, dimana tingkat
reaksi dan sifat seperti suhu dan komposisi mungkin berbeda dengan posisi di
reaktor tetapi tidak dengan waktu. Oleh karena itu, salah satu klasifikasi
reaktor menurut metode operasi.
Klasifikasi lain adalah sesuai dengan bentuk. Jika kapal laboratorium
dilengkapi dengan pengaduk yang efisien, komposisi dan suhu massa reaksi
akan cenderung sama di semua bagian reaktor. Sebuah kapal di mana sifat
seragam disebut tangki diaduk (atau juga campuran) reaktor (STR). Jika tidak
ada pencampuran dalam arah aliran dan lengkap pencampuran dalam arah
melintang, dalam bejana silinder untuk pengolahan hidrokarbon, tipe ideal
lain diwujudkan reaktor aliran atau aliran plug tubular ideal.
Klasifikasi kedua, batch atau kontinyu dan tangki atau tabung yang tidak
selalu berhubungan. Dengan demikian, reaktor gelas laboratorium telah
digambarkan sebagai yang dioperasikan secara batch, tapi itu bisa berubah
menjadi tipe aliran kontinu. Hal ini akan dilakukan dengan menambahkan
tabung untuk penambahan terus menerus dari reaktan dan dengan penarikan
dana dari produk. Juga, reaktor tubular dapat dioperasikan secara batch. Hal
ini tidak dilakukan dengan menambahkan pengaduk karena sulit untuk
mencapai konsentrasi seragam dalam tabung panjang dengan diaduk.
Namun, hasil yang sama adalah mungkin dengan daur ulang campuran reaksi
pada tingkat tinggi melalui tabung dalam sistem tertutup. Susunan ini disebut
reaktor batch recycle.

Klasifikasi ketiga mengacu pada jumlah fase dalam sistem reaksi.

Klasifikasi ini penting karena mempengaruhi jumlah dan pentingnya langkahlangkah perpindahan massa dan energi yang harus diperhitungkan dalam
masalah desain.