Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI7) 2012

Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional


Program Studi Teknik Mesin dan Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI


KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X
I Wayan Sukania, Lamto Widodo, David Gunawan
Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara
e-mail: iwayansukania@tarumanagara.ac,id ; lamtow@yahoo.com
Abstrak
PT X adalah salah satu perusahaan yang menekuni usaha laundry. Berdasarkan penyelidikan
awal diketahui bahwa mencuci dan menyetrika dengan sikap kerja berdiri adalah aktifitas yang
paling dominan dan hal ini diduga mengakibatkan keluhan biomekanik. Penyelidikan lebih lanjut
dengan menggunakan kuesioner nordic bodymap dan kuesioner persepsi memberikan fakta bahwa
postur kerja yang sering dilakukan adalah berdiri dan membungkuk, durasi 4-8 jam per hari.
Sedangkan keluhan yang dialami adalah pada pinggang, lengan bagian atas, lengan atas bagian
kiri, leher, bahu kanan dan kiri, betis kiri dan kanan serta kaki kiri dan kanan. Analisa pekerja
dengan menggunakan RULA pada pekerja setrika sebelum perbaikan dihasilkan nilai 4. Pada saat
pekerja melaksanakan aktifitasnya, melakukan gerakan tangan maju mundur secara berulangulang saat mensetrika pakaian dengan kondisi meja yang terlalu tinggi sehingga posisi tangan
tidak dalam posisi rileks sehingga dapat menyebabkan cedera. Nilai 4 diartikan bahwa pekerja
cukup berbahaya dalam mengalami cedera otot, menandakan diperlukan penyelidikan lebih lanjut
dan pengadaan perbaikan. Perbaikan dilakukan terhadap dimensi meja kerja yang ada serta
diberikan kursi agar saat lelah pekerja bisa duduk atau dapat digunakan sebagai penyangga agar
bisa sedikit rileks. Melalui analisa RULA diperoleh nilai sebesar 2. Nilai ini memberi arti bahwa
posisi pekerja setrika telah lebih baik.
Kata kunci: keluhan biomekanik, perancangan ulang, RULA

1. Latar belakang
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan manusia, baik kegiatan harian maupun kegiatan
berproduksi pasti memerlukan metode, waktu dan tempat. Agar kegiatan mencapai tujuan
yang terbaik maka diperlukan metode terbaik, tempat terbaik dan waktu terbaik.[1] Untuk
mencapai tujuan tersebut maka ilmu ergonomi sangat berperan. Ergonomi adalah ilmu untuk
menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan,
keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem,
pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktifitas, keselamatan, kenyamanan dan
efektifitas pekerjaan manusia.[2] Ergonomi juga dapat didefinisikan sebagai suatu cabang
ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan
dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup
dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui
pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman.
Usaha laundry adalah salah satu jasa yang sangat berkembang beberapa tahun
belakangan ini. Salah satu penyebabnya adalah adanya pergeseran gaya hidup serta tuntutan
kebutuhan ekonomi menyebabkan sebagian besar penghuni terutama di kota menjadi keluarga
sangat sibuk. Akibatnya beberapa urusan di dalam rumah seperti pekerjaan mencuci pakaian
dan menyetrika, kerap kali menjadi urusan yang merepotkan. Dengan adanya hal ini, maka
perlahan-lahan mulai tumbuh kembanglah suatu pelayanan jasa yang memberikan kemudahan
dalam hal pencucian pakaian, yang dinamakan dengan jasa laundry. Jasa laundry adalah suatu
badan usaha yang menawarkan jasa dalam hal pencucian pakaian. Dengan hanya pergi ke jasa
laundry, konsumen akan mendapatkan banyak keuntungan, baik dari segi waktu, tenaga, serta
hemat biaya. Perusahaan laundry membutuhkan banyak tenaga kerja manual karena hampir
semua aktifitas selalu melibatkan manusia. Berdasarkan pengamatan awal di lapangan ditemui
fakta bahwa baik pemilik usaha maupun tenaga kerja belum sepenuhnya memahami dan

366

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI7) 2012


Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Program Studi Teknik Mesin dan Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

menerapkan cara kerja, fasilitas kerja dan lingkungan kerja yang memadai. Hal tersebut
mengakibatkan timbulnya keluhan kerja.
Oleh karena itu dipandang sangat perlu untuk merancang ulang fasilitas laundry yang
lebih manusiawi. Kondisi awal mupun setelah perancangan ulang dinilai kenyamanannya
dengan menggunakan software RULA (Rapid Upper Limb Assessment).
2. Ergonomi
Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja
dan Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harafiah dapat diartikan sebagai suatu ilmu
yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaannya. Untuk menghindari
terjadinya kecelakaan akibat kerja, manusia harus diberikan alat kerja/mesin dan atau
lingkungan kerja yang berada dalam batas kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya
sehingga nantinya diharapkan akan terjadi proses kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat dan
efisien (ENASE).
Ergonomi berhubungan dengan optimasi, efisiensi, kesehatan dan kenyamanan
manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Ergonomi yang secara umum diartikan
sebagai the study of work telah mampu membawa perubahan yang signifikan dalam
mengimplementasikan konsep peningkatan produktivitas melalui efisiensi penggunaan tenaga
kerja dan pembagian kerja berdasarkan spesialisasi-keahlian kerja manusia. Sedangkan Pulat
menawarkan konsep desain produk untuk mendukung efisiensi dan keselamatan dalam
penggunaan desain produk. Konsep tersebut adalah desain untuk reliabilitas, kenyamanan,
lamanya waktu pemakaian, kemudahan dalam pemakaian, dan efisiensi dalam pemakaian.
Biomekanika adalah salah satu bagian dari ilmu ergonomi yang membahas mengenai
hukum-hukum dasar yang mempengaruhi tubuh organik manusia dalam posisi diam maupun
bergerak. Biostatik adalah bagian dari biomekanika umum yang menganalisa bagian tubuh
dalam keadaan diam maupun bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam.
Sedangkan Biodinamik merupakan bagian dari biomekanika umum yang berkaitan dengan
gerakan-gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematik) dan gaya
yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik).
Analisis biomekanika ada 2, yaitu secara statis dan dinamis. Analisis biomekanika
secara statis merupakan analisis besarnya gaya dan momen yang terjadi pada bagian-bagian
tubuh tertentu saat tubuh dalam kondisi tanpa gerakan. Sedangkan analisis biomekanika
secara dinamis adalah analisis besarnya gaya dan momen yang terjadi pada bagian-bagian
tubuh tertentu saat tubuh dalam kondisi bergerak. Salah satu cara yang popular dan cukup
sederhana dalam analisis biomekanika adalah dengan menggunakan kuesioner Nordic Body
Map. Namun penggunaan kuisioner dapat mengakibatkan timbulnya hal-hal yang harus
diperhatikan yaitu cara pengumpulan yang berbeda akan mengakibatkan hal yang berbeda
pula. Penggunaan nilai subyektif ini telah mencakup beberapa fenomena yang terjadi dalam
psikologis, biomekanis dan pengukuran teknik serta menjadi cara yang paling mudah untuk
dinilai dan diinterpretasikan. Nordic Body Map biasanya diberikan sebelum dan sesudah
pekerjaan dilakukan sehingga dapat diketahui keluhan yang dialamai oleh pekerja. Kuisioner
Nordic Body Map merupakan salah satu bentuk kuesioner checklist ergonomi yang paling
sering digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja. Kuisioner ini
menggunakan gambar tubuh manusia yang sudah dibagi menjadi 27 bagian yang dapat dilihat
pada Gambar 1.
3. RULA
RULA (Rapid Upper Limb Assessment) merupakan metode ergonomi yang
digunakan untuk mengurangi terjadinya resiko yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang
pada tubuh bagian atas. RULA ditemukan oleh Dr. Lynn Mc Atamney dan Profesor E. Nigel
Corlett pada tahun 1993 di Nothingham, Inggris. RULA dapat membantu untuk mengurangi
367

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI7) 2012


Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Program Studi Teknik Mesin dan Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

resiko cedera pada seorang pekerja. Analisa RULA dapat dilakukan sebelum dan sesudah
demonstrasi untuk mengetahui apakah resiko cedera sudah berkurang. RULA digunakan
dengan cara mengevaluasi postur tubuh, kekuatan yang dibutuhkan dan gerakan otot pekerja
pada saat sedang bekerja.
4. Metodologi
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan mengisi kuisioner Nordic Body
Map yang diberikan kepada 15 responden karyawan yang bekerja di PT X. Selanjutnya
berdasarkan fakta dan kebutuhan operator dilakukan perancangan ulang terhadap stasiun
kerjanya. Penilaian tingkat kenyamanan stasiun kerja awal dan stasiun kerja setelah perbaikan
dilakukan melalui software RULA.
5. Data dan pembahasan
Proses pelayanan jasa laundry terdiri dari beberapa tahap. Pada tahap awal saat
pakaian tiba di tempat dengan melakukan pemeriksaan pada pakaian, mengecek jenis pakaian,
apakah ada kerusakan, cacat, sobek dan lain-lain. Setelah proses pengecekan selesai langkah
berikut dengan memberi barcode atau kode pada pakaian sesuai dengan nomor nota yang
diberikan kepada konsumen. Melakukan pemisahan terhadap pakaian yang memiliki noda
lebih banyak untuk dilakukan proses pencucian secara manual dengan cara direndam terlebih
dahulu untuk memudahkan pencucian. Setelah noda sudah banyak berkurang baru kemudian
dicuci menggunakan mesin cuci agar pakaian benar-benar bersih. Setelah pakaian selesai di
cuci menggunakan mesin cuci, pakaian yang setengah kering itu kemudian dimasukkan ke
dalam mesin pengering apabila konsumen menghendaki pakaian cepat selesai. Bagi
konsumen yang tidak menghendaki pakaian cepat selesai maka pakaian yang ada juga tetap
dikeringkan menggunakan mesin cuci apabila mesin pengering masih ada yang kosong,
apabila tidak ada maka pakaian di jemur secara manual dengan mengandalkan sinar matahari.
Pakaian yang telah kering kemudian dikumpulkan yang akan disetrika. Setelah pakaian di
setrika tahap terakhir dengan packing pakaian yang kemudian siap untuk di berikan pada
konsumen. Perusahaan juga menerima jasa pencucian karpet. Pada proses pencucian karpet
hal-hal yang dilakukan dengan pemberian barcode terlebih dahulu agar tidak tertukar dengan
karpet milik konsumen lainnya. Karpet yang sudah siap dikerjakan dilakukan proses sedot
debu menggunakan mesin vacum cleaner, langkah berikut dengan pencucian karpet
menggunakan mesin floor polisher yang sudah dilengkapi deterjen di tabung mesinnya,
dimana mesin ini digunakan untuk membersihkan permukaan karpet. Karpet yang telah
selesai dicuci kemudian dijemur secara manual menggunakan cahaya matahari. Setelah kering
maka karpet siap di packing. Sedangkan shift kerja terdiri dari shift 1 bekerja dari jam 08.0017.00 WIB dan Shift 2 bekerja dari jam 18.00-23.00 WIB. Berikut adalah gambaran stasiun
kerja laundry di PT X.

Gambar 1. Mesin Cuci Kapasitas Kecil

Gambar 2. Mesin Pengering Kapasitas Kecil

368

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI7) 2012


Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Program Studi Teknik Mesin dan Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

Gambar 3. Setrika

Gambar 4. Stasiun Kerja Menyetrika

Sedangkan keluhan biomekanik 15 orang responden sebelum dan sesudah bekerja


ditayangkan pada tabel 1.
Tabel 1. Ringkasan kuesioner keluhan biomekanik 15 responden

LEHER

BAHU KANAN

BAHU KIRI

PUNGGUNG

LENGAN ATAS KIRI

LENGAN ATAS KANAN

PINGGANG

BOKONG

PANTAT

SIKU KIRI

SIKU KANAN

LENGAN BAWAH KIRI

LENGAN BAWAH KANAN

PERGELANGAN TANGAN
KIRI

PERGELANGAN TANGAN
KANAN

369

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI7) 2012


Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Program Studi Teknik Mesin dan Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

Tabel 1. Ringkasan kuesioner keluhan biomekanik 15 responden (lanjutan)

TANGAN KIRI

TANGAN KANAN

PAHA KIRI

PAHA KANAN

LUTUT KIRI

LUTUT KANAN

BETIS KIRI

BETIS KANAN

PERGELANGAN KAKI KIRI

KAKI KIRI

KAKI KANAN

PERGELANGAN KAKI
KANAN
Keterangan:
A: Sangat tidak sakit
B: Tidak sakit

C: Cukup sakit
D: sakit
E: Sangat sakit

Balok biru: sebelum bekerja


Balok merah : Setelah bekerja

Berdasarkan ringkasan hasil kuesioner dapat diketahui bahwa terjadi keluhan


diberbagai bagian anggota badan terutama di bagian leher, bahu, lengan pinggang, paha lutut
dan betis. Hal ini berkorelasi dengan postur kerja selama bekerja didominasi oleh sikap kerja
membungkuk, berdiri dan sebagian kecil sikap duduk. Sedangkan durasi kerja 4-8 jam per
hari. Berdasarkan pengamatan memang pekerjaan yang memakan banyak waktu adalah
menyetrika sambil berdiri dengan jumlah pekerja 7 orang, melayani mesin cuci 3 orang dan
menandai, mengepak hasil dll 3 orang dan pembersih karpet 2 orang.
Analisa pekerjaan menyetrika dengan menggunakan RULA pada stasiun yang ada saat
ini menghasilkan nilai nilai 4 menandakan bahwa pekerjaan cukup berbahaya. Pada saat
pekerja melaksanakan aktifitasnya, melakukan gerakan tangan maju mundur secara berulangulang saat menyetrika pakaian dengan kondisi meja yang terlalu tinggi sehingga posisi tangan
tidak dalam posisi rileks sehingga dapat menyebabkan cedera. Pekerja beresiko mengalami
cedera otot pada bagian tangan, kaki, leher, tubuh dan diharuskan dilakukan perubahan segera.
Perbaikan dilakukan terhadap dimensi meja kerja yang ada serta diberikan kursi agar
pekerja mempunyai pilihan postur kerja (berdiri dan duduk) yang diinginkan. Hal ini
bertujuan memberikan posisi kerja yang ergonomis dan nyaman bagi pekerja sehingga cedera
otot dapat dihindari. Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan RULA diperoleh nilai
sebesar 2. Nilai ini memberi arti bahwa posisi pekerja setrika telah lebih baik dari
sebelumnya. Berikut adalah gambar posisi kerja sebelum dan sesudah perbaikan.
370

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI (SNMI7) 2012


Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Program Studi Teknik Mesin dan Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

Gambar 5. Stasiun Kerja Awal

Gambar 6. Hasil RULA Stasiun Kerja Awal

Gambar 7. Stasiun Kerja Perbaikan Gambar 8. Hasil RULA Stasiun Kerja Perbaikan
Kesimpulan

Usaha jasa laundry berkembang sangat pesat karena adanya perubahan gaya hidup
masyarakat yang sibuk. Sementara sebagian besar aktifitas usaha laundry memerlukan
pekerjaan manual seperti melayani mesin cuci, meyetrika dan mengepak hasil dll.
Berdasarkan kuesioner Nordic body map yang dibagikan kepada 15 responden diketahui
bahwa keluhan biomekanik terjadi di beberapa bagian tubuh dan hal ini berkorelasi dengan
postur kerja 4-8 jam per hari.didominasi oleh sikap kerja membungkuk, berdiri dan sebagian
kecil sikap duduk.
Analisa dengan menggunakan RULA pada stasiun kerja meja setrika pada kondisi
sebelum perbaikan dihasilkan nilai 4 yang mengindikasikan resiko cedera otot dan
membutuhkan perbaikan. Perbaikan meja setrika dilakukan dengan mengganti ukuran pada
meja dan penambahan tempat duduk untuk mengurangi tingkat kelelahan pada kaki, tempat
peletakkan pakaian sebelum dan sesudah setrika. Analisa dengan menggunakan RULA pada
stasiun kerja setelah dilakukan perbaikan menghasilkan nilai 2 yang menyatakan kondisi
stasiun kerja sudah lebih ergonomis.
6. Daftar Pustaka
1. I Wayan Sukania., Perbaikan Metode Perakitan Steker Melalui Peta Tangan Kiri dan
Tangan Kanan, Prosiding TINDT 2012 FT Untar.
2. Sutalaksana, Iftikar Z., Ruhana Anggawisastra dan John H. Tjakraatmadja. (2006). Teknik
Tata Cara Kerja. Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung. Bandung.
3. Nurmianto. (1998), Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT. Guna Widya, Jakarta.

371

Anda mungkin juga menyukai