PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dibidang radiologi terhadap
para pasien di Rumah Sakit Kertha Usada, sesuai dengan Visi, Misi Rumah Sakit, maka
Unit Radiologi Rumah Sakit Kertha Usada perlu meningkatkan sumber daya baik yang
berupa peralatan maupun sumber daya manusianya.
Peralatan radiologi merupakan bagian integral dari pelayanan medik yang berada di
lingkungan Rumah Sakit Kertha Usada. Dimana manfaatnya telah dirasakan yang telah
mampu bekerja dengan unit unit lainnya.
Oleh karenanya didalam pengoperasionalan peralatan radiologi, perlu adanya suatu
prosedur atau pedoman atau pengoperasian peralatan radiologi yang mampu menangkal
adanya risiko radiasi (mencegah terjadinya efek non stokastik yang membahayakan dan
membatasi peluang terjadinya efek stokastik) baik terhadap pekerja, maupun pasien dan
lingkungan sekitarnya. Pedoman yang diterapkan di Rumah Sakit Kertha Usada selalu
mengacu kepada Pedoman Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dan Sarana Pelayanan
Kesehatan yang dikeluarkan oleh Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI WHO 1998-1999.
B. Tujuan Pedoman
1. Mengetahui standar ketenagaan di Unit Radiologi Rumah Sakit Kertha Usada
2. Mengetahui standar fasilitas di Unit Radiologi Rumah Sakit Kertha Usada
3. Mengetahui tata laksana pelayanan di Unit Radiologi Rumah Sakit Kertha Usada
4. Mengetahui penyediaan logistik di Unit Radiologi Rumah Sakit Kertha Usada
5. Mengetahui keselamatan pasien dalam pelayanan radiologi Rumah Sakit Kertha
6.
Usada
Mengetahui keselamatan kerja dalam pelayanan Radiologi Rumah Sakit Kertha
7.
Usada
Mengetahui pengendalian mutu pelayanan di Unit Radiologi Rumah Sakit Kertha
Usada
peralatan radiologi di Rumah Sakit Kertha Usada saat ini baru tersedia pada peralatan XRay Radiodiagnostik, Ultrasonografi, CT-Scan, dan CArm.
Standar Pelayanan Radiologi, di Unit Radiologi Rumah Sakit Kertha Usada adalah
struktur yang berlaku sesuai dengan kelas rumah sakit yaitu tipe C. Ketenagaan Unit
Radiologi Rumah Sakit Kertha Usada telah mencakup Dokter Spesialis Radiologi dan
Radiografer adalah tim yang berada di Kanwil Depkes yang selalu bertugas mengawasi
pelayanan radiologi yang berada di wilayahnya.
D. Batasan Operasional
Untuk membantu lebih mengarah ke pemahaman tentang isi buku ini, perlu dibuat
batasan istilah penting yang terkait dengan Kerangka Pelayanan Radiologi di Unit
Radiologi Rumah Sakit Kertha Usada Singaraja.
Batasan operasional di bawah ini merupakan batasan istilah, baik dari sumber Buku
Pedoman Standar Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit dan sarana Kesehatan tahun
1998/1999, maupun dari sumber-sumber lain yang dipandang sesuai dengan Kerangka
Konsep Pelayanan yang tertuai dalam buku ini, sebagai berikut:
1. Pelayanan radiologi di Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya adalah
pelayanan baik untuk gawat darurat maupun pelayanan rutin, untuk membantu
menentukan suatu diagnosa guna memberikan terapi yang tepat guna.
2. Standar minimal pelayanan radiologi
Adalah suatu kemampuan yang minimal yang dimiliki Unit Radiologi yang mencakup
pemeriksaan radiologi, ultrasonografi, serta mobile unit untuk mendukung serta
membantu unit-unit terkait, yang telah memiliki 1 jenis pemanfaatan penggunaan
peralatan Radiologi dari BAPETEN ( Badan Pengawas Tenaga Nuklir ) serta telah
direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan setempat.
3. Pelayanan sekunder adalah suatu pelayanan radiologi yang memberikan standar
pelayanan radiologi yang lebih tinggi. Yang mendukung peran Rumah Sakit sesuai
dengan perkembangan Ilmu Kedokteran serta teknologi meliputi CT-Scan.
E. Landasan Hukum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
780/MENKES/
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
375/MENKES
Nomor
410/MENKES
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Pola Ketenagaan Unit Radiologi Rumah Sakit Kertha Usada sebagai berikut:
Tabel 2.1 Pola Ketenagaan Unit Radiologi Rumah Sakit Kertha Usada
Nama Jabatan
Kepala Unit
Radiologi
Dokter Spesialis
Radiologi
Pelaksana
Radiografi
Pelaksana CT
Scan
TOTAL
Kualifikasi Formal
dan Non Formal
Dokter Spesialis
Radiologi
Dokter Spesialis
Radiologi
DIII. Radiologi
DIII. Radiologi
Jumlah
Kebutuhan
1
Tenaga Yang
Ada
1
Kekurangan
Tenaga
-
Catatan: Di Unit Radiologi tampak kekurangan tenaga, dari tenaga yang ada saat ini. Hal ini
diakibatkan karena adanya pelayanan X-ray Konvensional, Pelayanan Ct-Scan dan
Ultrasonografi.
B. Distribusi Ketenagaan
Kepala Unit Radiologi membawahi Koordinator Pelayanan Radiologi, Radiografer,
Koordinator USG. Untuk Radiografer dibagi menjadi beberapa bagian pelayanan antara
lain Pelayanan X-Ray konvensional, pelayanan CT Scan. Koordinator Pelayanan USG
mengkoordinasi pelayanan USG baik Rawat Inap maupun Rawat Jalan. Koordinator
pelayanan administrasi mengkoordinasi urusan administrasi rawat inap dan urusan
administrasi rawat jalan.
C. Pengaturan Jaga
Unit Radiologi Rumah Sakit Kertha Usada memberikan pelayanan selama 24 jam
dalam 7 hari. Oleh karena tidak ada hari libur, maka sistem jaga harus diatur sedemikian
rupa sehingga masing-masing karyawan memiliki waktu libur. Waktu libur yang ada
yaitu sejumlah hari minggu dalam satu bulan dan libur satu hari setelah jaga malam dua
kali.
4
Pembagian petugas diatur menjadi tiga shift, yaitu pagi, sore, dan malam. Petugas
pagi sebanyak 2 orang, petugas sore sebanyak 2 orang, dan petugas malam sebanyak 1
orang. Pada hari Minggu ada 1 orang shift pagi, 1 orang shift siang, dan 1 orang shift
malam.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
W
C
R. Rontgen
K
G
R. Tunggu
R. Operator
Laboratorium
Gambar 3.1 Denah Ruang Unit Radiologi Rumah Sakit Kertha Usada
B.
STANDAR FASILITAS
Pelayanan Unit Radiologi Rumah Sakit Kertha Usada Singaraja sebagai salah
satu bagian penunjang medis dari bidang medis diagnostik untuk menunjang
pelayanan medis baik untuk pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap,
menyediakan fasilitas Pelayanan meliputi:
Pemeriksaan Ultrasonografi.
Pemeriksaan CT-Scan
1. Peralatan Radiologi yang memadai unuk jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk
semua peralatan harus terjamin keamanan dan perawatannya.
2. Ruang Radiologi untuk melaksanakan pelayanan, yang terdiri:
a. Ruang penerimaan pasien
6
Jenis alat
X-RAY (konvensional)
Merk
Acomas
2.
3.
4.
5
6
7
8
9.
10
11
CT. Scan
Mobile X-Ray Siement
C-Arm (di kamar Operasi)
Printer Laser Image
Processing Outometic
Cassette X-Ray uk. 30x40 cm
Cassette X-Ray uk. 35x35 cm
Cassette X-Ray uk. 24x30 cm
Tabung Oksigen
Standar Infus
GE 16 Slice
Siement
Allengger
Trimax
Centuria
Kodak
Kodak
Kodak
One Med
Keadaan
Baik
Jumlah
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1. Ukuran ruang radiasi 4m x 3m x 2,8 m ( tidak termasuk kamar ganti pasien dan kamar
mandi/WC ).
2. Tebal dinding untuk bahan beton 20 cm, untuk bahan dari batu dengan plesteran
setebal 25 cm atau setara dengan 2,5 mmPb.
3. Tinggi jendela 2,0 m dari lantai sebelah luar.
4. Terpasang lampu indikator adanya penyinaran.
5. Paparan di balik dinding pintu, jendela pengamat dan tempat-tempat penting lainnya
di dalam ruangan tidak boleh lebih dari 25 mR/jam.
6. Tersedianya kamar ganti pakaian pasien.
7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A.
a.
1.
Pemeriksaan dan tindakan Radiologi bagi pasien rawat jalan hanya dilakukan atas
dasar permintaan tertulis dari Dokter yang memeriksa atau mengirim atau
merujuk disertai klinis yang lengkap.
2.
Surat pengantar dari Dokter pengirim diserahkan kepada petugas Radiologi yang
telah teregistrasi di TPP (Tempat Penerimaan Pasien) untuk memasukkan ke data
pasien dan nomer RM (untuk pasien baru).
3.
4.
Petugas Unit Radiologi meneliti kembali identitas pasien atau klinis atau jenis
pemeriksaan. Kemudian memberikan informasi tentang tarif pembayaran, jenis
tindakan dan persyaratan lain yang diperlukan biaya pembayaran.
5.
Bila pasien setuju, maka pasien dipersilahkan masuk ruang pemeriksaan dan
dilakukan proses identifikasi pasien sesuai dengan nama dan tanggal lahir atau
nama dan alamat pasien. Bila sudah sesuai dengan surat pengantar dilanjutkan
dengan proses pemeriksaan radiografi yang disesuaikan dengan permintan Dokter
pengirim di surat pengantar.
6.
Apabila tidak tersedianya jenis pemeriksaaan yang dikendaki oleh klinisi atau
dokter pengirim maka Unit Radiologi berkewajiban memberikan informasi atau
edukasi kepada pasien untuk proses rujukan dan data rujukan Radiologi di luar
Rumah Sakit sesuai dengan mutu, fungsi yang telah terstandarkan oleh Rumah
Sakit.
b.
2.
Data pasien yang telah dimasukkan oleh petugas ruangan dirujuk ke Radiologi,
akan tampil di layar Komputer Radiologi yang selanjutnya akan diteliti dan
diproses lebih lanjut oleh petugas Radiologi.
3.
4.
Selanjutnya petugas Radiologi memanggil pasien yang diantar oleh perawat atau
petugas ruangan. Kemudian petugas radiologi melakukan pemeriksaan sesuai
dengan formulir permintaan pemeriksaan Radiologi.
5.
Apabila tidak tersedianya jenis pemeriksaaan yang dikendaki oleh klinisi atau
dokter pengirim maka Unit Radiologi berkewajiban memberikan informasi atau
edukasi kepada pasien untuk proses rujukan dan data rujukan Radiologi di luar
Rumah Sakit sesuai dengan mutu, fungsi yang telah terstandarkan oleh Rumah
Sakit.
c.
Foto Thorax
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Memberi edukasi kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta biaya dari tindakan
2.
3.
4.
5.
Dua hari sebelum pemeriksaan pasien mulai makan makanan yang rendah serat
(seperti: bubur kecap )serta air putih .tidak boleh makan sayur, buah dan daging
apapun.
6.
Sehari sebelum pemeriksaan, pagi, siang dan malam pasien masih makan bubur
kecap saja + air putih. Pada pukul 20.00 wita pasien minum garam inggris/ urusurus sebanyak 30 gram atau 1 saccet dilarutkan dengan 1-2 gelas air hangat.
Setelah itu pasien mulai puasa makan dan minum tidak boleh banyak bicara dan
tidak boleh merokok sampai pemeriksaan selesai esok harinya.
7.
Hari sebelum pemeriksaan Jam 04.00 pagi masukkan 2 dulcolax supp ke dalam
anus. Khusus untuk pasien rawat inap jam 06.00 pagi dilakukan lavement
diruangan.
8.
keadaan puasa.
Catatan :
PIV tanpa persiapan bisa dilakukan apabila
11
a.
b.
c.
Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta biaya dari tindakan
2.
3.
Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta biaya dari tindakan
2.
3.
Pada pemeriksaan tersebut menggunakan bahan kontras media per anus secara
Retrograde.
4.
Dua hari sebelum pemeriksaan pasien mulai makan makanan yang rendah serat
(seperti: bubur kecap )serta air putih .tidak boleh makan sayur, buah dan daging
apapun.
5.
Sehari sebelum pemeriksaan, pagi, siang dan malam pasien masih makan bubur
kecap saja + air putih. Pada pukul 20.00 wita pasien minum garam inggris/ urusurus sebanyak 30 gram atau 1 saccet dilarutkan dengan 1-2 gelas air hangat.
Setelah itu pasien mulai puasa makan dan minum tidak boleh banyak bicara dan
tidak boleh merokok sampai pemeriksaan selesai esok harinya
6.
Hari sebelum pemeriksaan Jam 04.00 pagi masukkan 2 dulcolax supp ke dalam
anus. Khusus untuk pasien rawat inap
diruangan.
7.
Pagi hari jam 08.00 wita pasien datang ke bagian radiologi masih dalam keadaan
puasa.
Catatan :
Pemberian dosis obat untuk urus urus (pencahar)
Untuk Dewasa
12
Untuk Anak
a. Pada anak dibawah umur 12 tahun, sebaiknya diberi dulcolax tablet sebanyak
2 tablet atau sesuai dengan resep dari dokter pengirim.
b. Pada bayi tidak perlu diberi urusurus cukup dipuasakan selama 12 jam
sebelum pemeriksaan.
Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta biaya dari tindakan
2.
3.
4.
Pada pemeriksaan yang akan dilakukan akan menggunakan bahan kontras media
per oral
2.
3.
Larutan ini digunakan untuk bayi dan untuk orang dewasa apabila dikuatirkan adanya
perforasi dan anatomis bocor post operasi.
Persiapan Pasien untuk Pemeriksaan Maag Duodenum
1.
Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta biaya dari tindakan
2.
3.
Pada pemeriksaan yang akan dilakukan akan menggunakan bahan kontras media
per oral
13
4.
Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta biaya dari tindakan
2.
3.
Satu hari sebelum pemeriksaan makan makanan yang mudah dicerna dan rendah
serat (misalnya bubur kecap, kentang rebus, atau roti tawar)
4.
5.
6.
Kemudian tidak boleh makan, tetapi masih boleh minum air putih
7.
Memasukkan dulcolax supositoria melalui anus atau dilakukan klisma tiga jam
sebelum pemeriksaan.
Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta biaya dari tindakan
2.
3.
4.
Pasien diberitahu puasa (tanpa makan dan minum) selama 6 - 8 jam sebelum
pemeriksaan.
Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta biaya dari tindakan
2.
3.
4.
5.
6.
14
Pada keadaan akut seperti trauma, tidak perlu dilakukan persiapan seperti puasa.
Pemeriksaan terutama ditujukan untuk melihat keadaan organorgan serta
kemungkinan adanya cairan bebas intra abdominal
2.
Pada keadaan elektif, diperlukan puasa sekitar 5-6 jam sebelumnya untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
3.
Untuk neonatus puasa hanya kira-kira sekitar 2-3 jam saja. Puasa terutama
ditujukan bila kita ingin menilai kandung empedu dan salurannya.
4.
5.
Untuk menilai pancreas dengan optimal, pasien harus minum air terlebih dahulu
sebanyak kira-kira 500 cc untuk dewasa agar lambung terisi air sehingga pancreas
mudah dilihat terutama bagian caudalnya.
Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta biaya dari tindakan
2.
Tindakan ini untuk memperlihatkan struktur kandung kemih serta intravesika dan
organ organ sekitarnya
3.
4.
5.
6.
Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta biaya dari tindakan
2.
Tindakan ini untuk memperlihatkan struktur kandung kemih serta intravesika dan
organ organ sekitarnya
3.
4.
5.
15
Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta biaya dari tindakan
2.
3.
4.
5.
Pelayaan Radiologi rutin dilayani setiap hari kerja pagi pukul 07.00-14.00 WIB.
b.
Pemeriksaan Radiologi dengan Pemeriksaan khusus dilayani setiap hari kerja pukul
07.00-14.00 WIB. Untuk pemeriksaan khusus diluar jam kerja yang mana
pemeriksaan tersebut memerlukan tindakan segera atau cito akan dilayani oleh Dokter
jaga dan radiographer 24 jam.
1.
Setelah proses pemotretan selesai maka kaset yang akan dicuci dibawa ke kamar
gelap.
2.
Setelah petugas meletakkan kaset di atas meja yang telah disediakan maka pintu
kamar gelap ditutup rapat dan lampu kamar gelap di padamkan.
3.
Setelah yakin bahwa tidak ada cahaya yang masuk maka kaset dibuka dan film
kemudian baru dimasukkan ke dalam processing yang sudah terisi larutan.
4.
5.
Kemudian kaset yang kosong diisi kembali dengan film yang baru, kontrol
kembali kaset dan kardus agar tertutup rapat.
2.
Dokter Spesialis Radiologi adalah Dokter yang bertanggungjawab penuh atas hasil
radio diagnostik
3.
Bila Dokter radiologi berhalangan hadir maka hasil radiologi akan dibacakan oleh
Dokter yang jaga atau Dokter pengirim (Dokter yang telah ditetapkan oleh Rumah
Sakit).
4.
2.
b. Rawat Jalan
1.
bahwa hasil
Radiologi (kecuali untuk kasus yang dirasa sulit oleh Dokter dan memerlukan
waktu untuk ketelitian)
2.
diambil
oleh
keluarga
pasien
atau
pasien
sendiri
dengan
Petugas
Radiologi
mempersilahkan
pasien
atau
keluarganya
untuk
2.
Petugas Radiologi mengantar hasil foto yang telah selesai diekspertise oleh
Dokter Radiologi.
3.
Untuk kasus CITO/Emergency hasil foto bisa di bawa langsung oleh petugas
pengantar pasien tanpa bacaan exspertise Dokter spesialis radiologi.
G.
Tata Laksana Rujukan Ke Unit Radiologi di Luar Rumah Sakit Kertha Usada
1.
Apabila ada pemeriksaan dimana pelayanan Unit Radiologi Rumah Sakit Kertha
Usada tidak mampu atau tidak bisa memfasilitasi permintaan dari dokter
Pengirim, maka akan dirujuk ke Unit Radiologi di luar Rumah Sakit Kertha
Usada yang terakreditasi atau terekomendasi dan mempunyai kinerja yang baik
2.
18
BAB V
LOGISTIK
A. Prosedur Penyediaan Alat Radiologi
1. Pengertian
Prosedur penyediaan alat-alat Radiologi adalah permintaan alat-alat Radiologi
kepada kepala direksi dan bagian pembelian dan permintaan obat kontras dan obat
yang berhubungan dengan proses Radiografi kepada Unit farmasi.
2. Prosedur permintaan Radiologi
Kepala Unit Radiologi mengajukan permintaan alat-alat Radiologi yang
dibutuhkan untuk menunjang pemeriksaan di Radiologi sesuai dengan
kemajuan teknologi Kedokteran dalam bentuk surat tertulis dilengkapi dengan
beberapa merek kepada direksi dan bagian pembelian.
Direksi Rumah Sakit dan Yayasan Rumah Sakit mengadakan sosialisasi
produk dari beberapa perusahaan yang menawarkan alat-alat Radiologi
tersebut.
Direksi Rumah Sakit dan Yayasan Rumah Sakit memilih dan membeli alat-alat
Radiologi sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dengan harga yang
disepakati.
Alat-alat Radiologi yang dibutuhkan di install di Radiologi dan di trainer oleh
petugas alat yang dibeli
Pelatihan pengenalan alat dan cara mengatasi masalah diadakan di Radiologi
oleh pelatih dari perusahaan alat yang bersangkutan.
3. Prosedur penyediaan Obat kontras, film, dan obat bahan habis pakai
Koordinator pelayanan radiologi mengecek stok obat dan bahan habis pakai
Koordinator pelayanan radiologi menulis permintaan obat, film, dan bahan
habis pakai untuk ditanda tangani oleh KUPR
Buku permintaan obat, film dan bahan habis pakai ditandatangani oleh KUPR
Buku permintaan obat diserahkan ke Unit Farmasi untuk pemesanan
Petugas Radiologi menerima obat, film, dan bahan habis pakai yang dipesan
dari Unit Farmasi
Barang yang diterima ditulis dalam buku penerimaan, yang meliputi: film
obat, dan bahan habis pakai, tanda tangan penerima, tanda tangan yang
menyerahkan, tanggal diterima.
19
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
20
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat,
kematian, dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar
terciptan budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas
rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan
di rumah sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien
Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:
1. Membangun
kesadaran
akan
nilai
keselamatan
pasien.
Menciptakan
2.
4.
5.
pengalaman
pasien
yang
tidak
direncanakan
untuk
terjadinya jatuh, suatu kejadian yang tidak disengaja pada seseorang pada saat
istirahat yang dapat dilihat atau dirasakan atau kejadian jatuh yang tidak dapat
dilihat karena suatu kondisi adanya penyakit seperti stroke, pingsan, dan lainnya.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa upaya
kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah Sakit
adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti disebut di atas, berarti wajib
menerapkan upaya kesehatan dan keselamatan kerja. Program keselamatan dan kesehatan
kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi karyawan dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah sakit.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa Setiap
warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam
hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang
memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
23
Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam
keadaan sehat dan selamat.
b.
c.
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan
pada tiga kelompok, yaitu:
a.
b.
c.
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat terjadi bila:
-
Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi
Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas
atau terlalu dingin
a.
Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan
umum mengenai penyakit tersebut.
Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui udara
harus menjaga fungsi saluran pernapasan (tidak merokok, tidak minum dingin)
dengan baik dan menjaga kebersihan tangan.
24
b.
Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk
memastikan agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan
dari kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di unit
perawatan intensif , ruang rawat anak, ruang bayi.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
Derajat kesempurnaan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen
akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan
dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia secara wajar, efisien, efektif
serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma etika, hokum dan sosio
budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan Unit dan masyarakat atau
konsumen.
B. Tujuan
Tujuan Umum
25
Ruang lingkup
Dimensi mutu
Tujuan
Kompetensi, Efektivitas
Tergambarnya mutu pelayanan radiologi dalam meminasisir
Definisi operasional
Kriteria inklusi
pelaksanaan
radiologi
yang
26
faktor
exposi
kurang
tepat
sehingga
Numerator
Denominator
Standar
Sumber data
Frekuensi dan cara
pengumpulan data
Dimensi mutu
Tujuan
Definisi
operasional
Kriteria inklusi
Numerator
Denominator
Standar
Sumber data
Frekuensi dan
cara pengumpulan
data
BAB IX
PENUTUP
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan dan kedokteran
berdampak pula pada bidang pelayanan medis khususnya radiologi. Pelayanan radiologi yang
dilaksanakan di rumah sakit tentunya perlu senantiasa disesuaikan dengan perkembangan
tersebut. Dalam menyongsong era globalisasi dan menghadapi persaingan bebas diberbagai
bidang, maka pelayanan radiologi juga harus disiapkan secara profesional menurut
perkembangan teknologi saat ini.
Unitg Radiologi merupakan bagian integral dari palayanan di rumah sakit dan secara
menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan bagi pasien terutama sebagai salah satu penegak diagnosa.
Buku standar pelayanan Unit radiologi bertujuan untuk memberikan acuan yang jelas
dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan Unit Radiologi di Rumah Sakit, dalam rangka
menurunkan angka kesakitan dan kematian dan meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
Kertha Usada Singaraja.
28