Anda di halaman 1dari 11

NAMA: Aguswari

NIM

: 15050102028

PRODI

:Perbankan Syariah

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Soal :
1. Apakah yang anda ketahui tentang perbankan syariah di Indonesia?
Jelaskan tentang fungsi peran dan jenisnya!
2. Jelaskan perbedaan produk yang dimiliki oleh bank dan
media/instrument yang digunakan!
3. Jelaskan macam-macam akad yang digunakan dalam bank syariah
JAWABAN:

1. Pengertian perbankan syariah di Indonesia, fungsi, peran dan


jenis.
a. Perbankan syariah atau perbankan Islam (Arab: alMashrafiyah al-Islamiyah) adalah suatu sistem perbankan yang
pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah). Pembentukan
sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk
meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan
bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada
usaha-usaha berkategori terlarang (haram). Sistem perbankan
konvensional tidak dapat menjamin absennya hal-hal tersebut
dalam investasinya, misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan
produksi makanan atau minuman haram, usaha media atau hiburan
yang tidak Islami, dan lain-lain.
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi
tolak

ukur

keberhasilan

eksistensi

ekonomo

syariah

Bank

muamalat sebagai bank syariah pertama dan menjadi pioneer bagi


bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan sistem ini
ditengah menjamurnya bank-bank konvesional. Krisis moneter yang
terjadi

pada

tahun

1998telah

menenggelamkan

bank-bank

konvesional yang banyak di lilikuidasi karena kegagalan sistem

bunganya. Sementara perbankan syariah tetap eksis dan mampu


bertahan.
b. Fungsi Perbankan syariah
1. Fungsi bank syariah sebagai Manajemen investasi
Bank-bank syariah dapat melaksanakan fungsi ini berdasarkan
kontrak mudharabah atau kontrak perwakilan. Menurut kontrak
mudharabah, bank (dalam kapasitasnya sebagai mudharib,
yaitu pihak yang melaksanakan investasi dana dari peihak lain)
menerima presentase keuntungan hanya dalam kasus untung.
Dalam ha terjadi kerugian, sepenuhnya menjadi risiko dana
(shahibu mal), sedangkan bank tidak ikut menanggungnya.
2. Fungsi bank syariah sebagai Investasi
Bank-bank syariah menginvestasikan dana yang ditempatkan
pada dunia usaha (baik dana modal maupun dana rekening
investasi) dengan menggunakan aat-alat investasi yang
konsisten denagan syariah. Di antara contohnya adalah kontrak
murabahah, musyarakah, bai as-salam, bai al-istisna, ijarah,
dan lain-lain. Rekening investasi menjadi dua yakni rekening
investasi tidak terbatas dan terbatas.
1.

Rekening investasi tidak terbatas (general investment)

Pemegang rekening jenis ini memberi wewenang kepada bank


syariah unutk menginvestasika dananya dengan cara yang
dianggap paling baik dan feasible, tanpa menerapakan
pembatasan jenis, waktu, dan bidang usaha investasi.
2.

Rekening investasi terbatas Pemegang rekening jenis ini

menerapkan pembatasan tertentu dalam hal jenis, bidang


usaha, dan waktu bank menginvestasikan dananya.
3. Fungsi bank syariah sebagai Jasa keuangan
Bank syariah dapat juga menawarkan berbagai jasa keuangan
lainnya berdasakan wupah (fee based) dalam sebuah kontrak

perwakilan atau penyewaan. Contohnya, garansi, transfer kawat,


L/C, dan sebagainya.
4. Fungsi bank syariah sebagai Jasa sosial
Konsep perbankan islam/syariah mengharuskan bank islam
melaksanakan jasa sosial, bisa melalui dana qardh (pinjaman
kebaikan), zakat, atau dana sosial yang sesuai dengan ajaran
Islam. Konsep perbankan syariah juga mengharuskan bank
syariah memainkan peran dalam pengembangan sumber daya
insani dan menyumbang dana bagi pemeliharaan serta
pengembangan lingkungan hidup.
c. Peran Perbankan Syariah
a. Manajer investasi, bank Islam dapat mengelola investasi dana
nasabah
b. Investor, bank Islam dapat menginvestasikan dana yang
dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
c. Penyedia jasa keuangan dan laulintas pembayaran, bank Islam
dapat melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan
sebagaimana lazimnya institusi perbankan sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
d. Pelaksana kegiatan sosial. Sebagai suatu ciri yang melekat pada
entitas keuangan Islam, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk
mengeluarkan dan mengelola (menghimpun,
mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana
sosial lainnya.

d. Jenis-jenis bank syariah


1. Bank Umum Syariah
2. Unit Usaha Syariah
3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Saat ini sudah terdapat 11 bank umum syariah, 23 unit usaha syariah, dan
163 Bank pembiayaan rakyat syariah.

2. Perbadaan produk bank dan media yang digunakan


-

Produk bank diantaranya yaitu :


Tabungan mudharabah yaitu dana yang disimpan nasabah untuk
dikelola bank dengan harapan memperoleh keuntungan yang
besarnya telah disepakati diawal berupa nisbah bagi hasil.

Instrumennya yaitu buku tabungan dan ATM.


Giro wadiah yaitu simpanan nasabah yang dititipkan di bank yang
dapat diambil sewaktu-waktu dan nasabah berhak mendapatkan
bonus sesuai dengan kebijaksanaan bank. Instrumennya yaitu bilyet

surat giro, cek atau dengan pemindah bukuan.


Deposito investasi mudharabah yaitu dana nasabah yang disimpan
di bank dimana pengambilannya berdasarkan jangka waktu yang
telah ditentukan, dengan bagi hasil keuntungan sesuai dengan
nisbah atau persentase yang telah disepakati bersama.

3. Macam-macam produk dan akad bank syariah


a. Produk Bank Syariah
- Produk- Produk Funding
1. Tabungan
Tabungan adalah simpanan dari nasabah dengan tingkat
keleluasaan penarikan dana tertentu berdasarkan syarat-syarat
yang disepakati. Pada umumnya produk tabungan pada bank
syariah menggunakan skema/akad wadiah dan mudharabah.
Tabungan yang menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah dan
mudharabah muttlaqah memungkinkan bank untuk mengelola
dana. Perbedaanya hanya terletak pada imbalan yang diberikan.
Untuk tabungan dengan prinsip wadiah yad dhamanah maka
bank akan memberikan imbalan berupa bonus, sementara untuk

tabungan dengan prinsip mudharabah mutlaqah maka imbalan


yang diberikan berupa bagi hasil.
2. Giro
Pengertian giro adalah simpanan yang dapat diambil kapan saja
dengan menggunakan cek, bilyet giro, pemindahbukuan atau
alat perintah pembayaran lain. Sama halnya dengan tabungan,
giro pada bank syariah juga menggunakan prinsip wadiah tetapi
tidak menggunakan prinsip mudharabah. Dewan Syariah
Nasional menetapkan bahwa giro wadiah tidak ada imbalan yang
disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberiaan yang bersifat
suka rela dari pihak bank.
3. Deposito
Deposito pada bank syariah lazimnya menggunakan akad
mudharabah mutlaqah. Pengertian dari deposito dengan akad
mudharabah mutlaqah sendiri adalah investasi tidak terikat pihak
ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan
pada waktu tertentu dengan pembagian hasil sesuai dengan
nisbah yang
telah disepakati dimuka antara nasabah dengan bank syariah
yang bersangkutan.
- Produk-Produk Financing
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli dengan marjin
(murabahah)
Murabahah adalah transaksi jual beli dimana bank bertindak sebagai
penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga
beli bank dari pemasok ditambah keuntungan tertentu. Kedua pihak
harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga
jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak
dapat berubah selama berlakunnya akad. Dalam perbankan,
murabahah lazimnya dilakukan dengan cara penbayaran cicilan.
Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad

sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh. Contohnya yaitu


pembelian kendaraan bermotor.
2. Pembiayaan dengan prinsip jual beli dengan pembayaran dilakukan
dimuka (salam).
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjual
belikan belum ada namun kuantitas, kualitas, harga dan waktu
penyerahan barang harus ditentukan secara pasti. Bank membayar
secara tunai kepada supplier dan barang diserahkan secara tangguh.
Ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka bank akan
menjualnya kepada rekanan nasabah, atau kepada nasabah itu
sendiri secara tunai atau cicilan.
3. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli dengan pesanan
(Istishna).
Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna
pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali
(termin) pembayaran. Skema istishna dalam bank syariah umumnya
diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.
4. Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (ijarah)
Transaksi ijarah adalah transaksi dimana bank menyewakan suatu
obyek sewa kepada nasabah, dan atas manfaat yang diterima oleh
nasabah atas penggunaan obyek sewa yang disewakan tersebut,
bank memperoleh ongkos sewa. Pada akhir masa sewa, bank dapat
mengalihkan barang yang disewakannya kepada nasabah. Karena itu
dalam perbankan syariah dikenal ijarah muntahhiya bittamlik (sewa
yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan
harga jual disepakati pada awal perjanjian.
5. Kemitraan (Musyarakah)
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah kemitraan (musyarakah).
Transaksi musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan
dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama
memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud. Secara spesifik bentuk kontribusi dari
pihak yang bekerja sama dapat berupa dana, barang perdagangan
(trading asset), kewiraswataan (enterpreneurship), kepandaiaan

(skill), kepemilikan (property), peralatan (equipment), atau


intangiable asset (seperti hak paten atau goodwil), kepercayaan atau
reputasi (credit worthiness) dan barang-barang lainnya yang dapat
dinilai dengan uang.
Penyertaan modal (mudharabah)
Mudhrabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak
dimana salah satu pihak mempercayakan sejumlah modal kepada pihak
lain yang bertindak sebagai pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian
pembagian keuntungan. Dalam mudhrabah tidak dipersyaratkan adanya
wakil pemilik modal (shahibul maal) dalam manajemen proyek.

C. Produk- produk jasa


1. Pengambilan utang piutang (hawalah)
Hiwalah adalah transaksi pengalihan utang piutang. Bank mendapat
ganti biaya atas jasa pemindahan utang piutang. Dalam praktek
perbankan syariah, fasilitas hiwalah lazimnya untuk membantu supplier
mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya.

2. Pelimpahan/ gadai (Rahn)


Pelimpahan atas suatu kekuasaan (barang) oleh nasabah kepada bank
untuk mendapatkan sejumlah dana (uang) dan oleh karenanya bank
berhak atas sejumlah imbalan.
3. Pinjaman uang ( qardh)
Qard adalah pinjaman uang. Aplikasi qard dalam perbankan antara lain
untuk pinjaman talangan haji, dimana nasabah talangan haji diberikan
pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya
perjalanan haji. Nasabah akan melunasinya sebelum keberangkatannya
naik haji. Atas jasa bank memberikan dana talangan tersebut bank
dapat memperoleh fee (ujrah).
4. Perwakilan (wakalah)

Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan (pekerjaan) dari nasabah


kepada bank dan atas jasanya tersebut bank berhak meminta imbalan
tertentu. Contoh: pembukaan L/C dan transfer uang.
5. Penjaminan (kafalah)
Produk di perbankan syariah yang menggunakan skema kafalah
adalah produk bank garansi. Dalam kafalah, terdapat pengalihan
tanggung jawab nasabah kepada bank dan atas jasanya bank berhak
meminta imbalan. Contoh: kafalah digunakan dalam produk kartu
kredit syariah.
6. Titipan (wadiah)
Konsep titipan untuk produk jasa pada umumnya menggunakan skema
wadiah amanah dimana bank tidak boleh menggunakan harta yang
dititipkan tersebut. Contoh aplikasi di perbankan yaitu save deposit
box.
b. Akad bank syariah
1. Akad Wadiah (Wadiah Contract)
Perjanjian penitipan dana atau barang dari pemilik kepada
penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang
menyimpan untuk mengembalikan dana atau barang titipan sewaktuwaktu.(A contract between the owner of the goods (the money) and
the custodian for safekeeping).

2. Akad Mudharabah (Mudharaba Contract)


Perjanjian pembiayaan/ penanaman dana dari pemilik dana
(shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk
melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan
pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan
nisbah yang telah disepakati sebelumnya. (A contract between a
capital provider and an entrepreneur or a fund manager, whereby
the entrepreneur or fund manager can mobilize the funds of the

former for its business activity within the Sharia guidelines. Profits
made are shared between the parties according to a mutually
agreed ratio).
3. Akad Musyarakah (Musharaka Contract)
Perjanjian pembiayaan/ penanaman dana dari dua atau lebih pemilik
dana dan/atau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai
syariah dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian
kerugian berdasarkan proporsi modal masing-masing.
(A contract between two parties whereby both parties provide
capital and both may be active in managing the venture. Losses are
shared on the basis of how much capital has been contributed.
Profits are shared in any way the partners decide).
4. Akad Murabahah (Murabaha Contract)
Perjanjian pembiayaan berupa transaksi jual beli suatu barang
sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang
disepakati oleh para pihak, dimana penjual menginformasikan
terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli.
(The sale of goods at a price, which includes a profit margin agreed
to by both parties. The purchase and selling price, other costs, and
the profit margin must be clearly stated by the seller at the time of
the sale agreement).

5. Akad Salam (Salam Contract)

Perjanjian pembiayaan berupa transaksi jual beli barang dengan


cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran
tunai terlebih dahulu secara penuh. A contract in which the seller
undertakes to supply some specific goods to the buyer on a future
date at a mutually agreed price fully paid at the time of contract.
(A contract between a capital provider and an entrepreneur or a
fund manager, whereby the entrepreneur or fund manager can
mobilize the funds of the former for its business activity within the
Sharia guidelines. Profits made are shared between the parties
according to a mutually agreed ratio).
6. Akad Istishna (Istishna Contract)
Perjanjian pembiayaan berupa transaksi jual beli barang dalam
bentuk pemesanan pembuatan barang dengan criteria dan
persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai
dengan kesepakatan.
(A contract in which the seller undertakes to supply some specific
goods to the buyer on a future date at a mutually agreed price and
method of payment).
7. Akad Ijarah (Ijarah Contract)
Perjanjian pembiayaan berupa transaksi sewa menyewa atas suatu
barang dan/atau jasa antara pemilik obyek sewa termasuk
kepemilikan hak pakai atas obyek sewa dengan penyewa untuk
mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakan.
(The selling of benefit or use or service for a fixed price or wage).
8. Akad Qardh (Qardh Contract)
Perjanjian pembiayaan berupa transaksi pinjam meminjam dana
tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan

pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu


tertentu.
( A loan in which the debtor is only required to repay the amount
borrowed).
9. Ekiuvalen Tingkat Imbalan/Bagi Hasil (Profit Sharing/Fee)
Indikasi tingkat imbalan dari suatu penanaman dana atau
penghimpunan dana bank pelapor.

Anda mungkin juga menyukai