Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Angka kejadian atau biasa dikenal dengan istilah prevalensi adalah


jumlah kasus penyakit yang terjadi dalam populasi pada waktu tertentu,
pada suatu titik waktu tertentu atau selama periode waktu tertentu (Dorland,
2002). Prevalensi digunakan oleh petugas kesehatan untuk mengetahui
berapa banyak penduduk yang terkena penyakit tertentu sehingga dapat
dilakukan suatu perencanaan kesehatan, seperti melakukan pencegahan dini
pada ibu yang mengalami preeklampsi berat (PEB) sehingga dapat
menurunkan angka kejadian BBLR. Berat badan lahir rendah didefinisikan
oleh WHO sebagai bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500
gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR mempunyai kontribusi yang
buruk

terhadap

dampak

kesehatan

seperti

terjadinya

peningkatan

morbiditas, mortalitas, dan disabilitas sehingga akan mengakibatkan


dampak jangka panjang terhadap kehidupan dimasa depan.
Saat ini, angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi.
Berdasarkan SDKI tahun 2012 AKB di Indonesia mencapai 32 per 1.000
kelahiran hidup. AKB di Sumatera Selatan mencapai 29 per 1.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan belum terjadi
penurunan sesuai target Millenium Development Goals (MDGs) yaitu
kurang dari 23 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2012). Penyebab
kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Dari seluruh
kematian perinatal sekitar 2-27% disebabkan karena bayi berat badan lahir
rendah (Depkes RI, 2008).
Preeklampsi merupakan salah satu dari faktor risiko BBLR.
Berdasarkan hasil penelitian Makbruri pada tahun 2009 didapatkan
1

hubungan yang erat antara preeklampsi dengan kejadian BBLR yang juga
sesuai dengan teori bahwa preeklampsi dapat mencegah plasenta mendapat
asupan darah yang cukup, sehingga bayi bisa kekurangan oksigen dan
makanan (Makbruri, 2009).
Dilatarbelakangi oleh data di atas, peneliti ingin mengetahui angka
kejadian BBLR pada ibu dengan preeklampsi di Departemen Obstetri dan
Ginekologi Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Kota Palembang, Provinsi
Sumatera Selatan periode 1 juli 2013 sampai 1 juni 2014.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Berapa angka kejadian BBLR pada ibu PEB di Instalasi Rawat Inap
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan periode 1 Juli
2013 sampai 1 Juni 2014?
1.2.2 Bagaimana distribusi BBLR pada ibu PEB di Instalasi Rawat Inap
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan periode 1 Juli
2013 sampai 1 Juni 2014 berdasarkan status obstetrinya?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Menghitung angka kejadian BBLR pada ibu PEB di Instalasi Rawat
Inap Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan periode 1 Juli
2013 sampai 1 Juni 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus

Menghitung distribusi BBLR pada ibu PEB di Instalasi Rawat Inap


Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan periode 1 Juli 2013
sampai 1 Juni 2014 berdasarkan status obstetrinya.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Mengetahui angka kejadian dan disitribusi dari BBLR pada ibu PEB
1.4.2 Ilmu Pengetahuan
a.

Menjadi pertimbangan untuk melakukan perencanaan pelayanan


kesehatan demi meningkatkan mutu pelayanan kesehatan untuk
masyarakat.

b.

Sebagai

rujukan

data

bagi

penelitian

selanjutnya

dalam

permasalahan yang serupa atau pun penelitian lain dalam bidang


ilmu penyakit kandungan dan kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai