Ayah? Pastinya belum, Ya sudahlah, nggak apaapa... lagi-lagi, akhirnya tetap jadi rahasia Ayah.
Padahal, si Ayah mau cerita soal kerlingan
perempuan lain yang baru saja bikin deg-degan.
Sengaja mau cerita agar tak jadi rahasia, agar
istrinya terus membentenginya.
Beberapa Ayah cukup sadar untuk menahan diri,
sedikit sabar untuk menunggu gilirannya
bercerita. Sebab, begitu di rumah ia sudah
diberondong dengan berbagai kisah yang tak
kalah serunya. Tentang uang belanja yang
menipis, pulsa listrik yang sudah nut nut nut,
bayaran sekolah anak yang harus dilunasi, cicilan
rumah yang tertunggak, hutang ke warung di
ujung gang, atau pun cerita-cerita seru anakanak di sekolah mereka... kapan giliran Ayah?
Ayah yang lain, begitu bersemangat untuk
segera sampai di rumah karena ia tahu istrinya
selalu senang diajak diskusi tentang apa pun,
sampai soal remeh temeh macam sendal
jepitnya yang kerap berpindah ke kolong meja
rekan kerjanya. Eh, setibanya di rumah, istri
cantiknya sudah terlelap di depan televisi, nggak
tega untuk membangunkannya dari mimpi
selepas nonton drama Korea.
Sebagian istri, mungkin tak cukup pandai
menyediakan hati dan telinganya untuk
menampung semua cerita sang suami. Sebagian
lainnya, mungkin juga tak siap bekal untuk
mengimbangi dan memberi saran, masukan atas
semua persoalan suaminya. Syukur, masih ada
kalimat pamungkas, Sabar ya ay... sambil usapusap pundak, atau kecup-kecup mesra. Memang,
sebagian masalah sepertinya bisa selesai
-setidaknya lupa- kalau istri sudah terlihat manja
di pembaringan. Aih...
Harus dibatasi bahasan ini, sama sekali tak ingin
menyinggung sesuatu yang negatif dari semua
yang masuk dalam rahasia Ayah. Mari kita bicara
yang positif, yang negatif urusan di lapak sebelah
saja.
Lebih dari itu, sebagian Ayah tetap merahasiakan
segala yang tak perlu menjadi beban pikiran
istrinya. Ia tahu betul, peran istri di rumah tak
kalah rumitnya. Tak ingin ia menambahnya,
meski sang istri ikhlas. Semua tagihan yang
harus dibayar, yang perlu dibeli, yang harus
diselesaikan terjawab dengan satu kalimat,
Tenang, Ayah akan bereskan semuanya...
Everything is OK! adalah kalimat sakti peneguh
jiwa, meskipun otaknya berputar untuk mencari
pinjaman ke siapa lagi, padahal hutang yang
kemarin pun belum lunas. Ini juga kerap jadi
rahasia Ayah. Sayangnya, sebagian Ayah ada
yang memilih jalan pintas, mengambil hak orang
lain, merekayasa anggaran kantor, demi
menuntaskan semua masalahnya. Nyatanya, tak
pernah selesai masalahnya, justru bertambah.
Di tengah malam, ada sebagian Ayah yang
mengadukan segala keluhnya, semua masalah
yang tak pernah menjadi rahasia bagi Sang