OLEH :
KELOMPOK 1
D IV KEPERAWATAN TINGKAT III, SEMESTER V
Ni Kadek Ariyastuti
Putu Epriliani
I Gusti Ayu Cintya Adianti
Ni Putu Novia Indah Lestari
Kadek Poni Marjayanti
(P07120214007)
(P07120214010)
(P07120214012)
(P07120214016)
(P07120214026)
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi
Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Kedaruratan untuk proses pembelajaran
di Politeknik Kesehatan Denpasar yang membahas tentang Evakuasi dan Transportasi
tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini berkat bantuan dan motivasi berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam penelitian dan pengumpulan data.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan
penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif sehingga
kami dapat menyempurnakan makalah ini.
Om Santih, Santih, Santih, Om
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 4
D. Manfaat Penulisan............................................................................................ 4
E. Metode Penulisan............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
Pengertian Transportasi 5
Prosedur Transportasi.. 5
Teknik Transportasi. 6
Jenis-Jenis Transportasi 7
Transportasi Pasien Rujukan 9
Pengertian Evakuasi. 11
Prinsip dasar evakuasi.. 11
Syarat- syarat evakuasi. 13
Tahap tahap evakuasi. 15
Jenis-jenis evakuasi15
Teknik evakuasi..15
Mengangkat 19
21
21
Di Rumah Sakit banyak terjadi pemandangan yang sering kita lihat seperti pengangkatan
pasien yang darurat atau kiritis, karena itu pengangkatan penderita membutuhkan cara-cara
tersendiri. Setiap hari banyak penderita diangkat dan dipindahkan dan banyak pula petugas
paramedik/penolong yang cedera karena salah mengangkat. Keadaan dan cuaca yang
menyertai penderita beraneka ragam dan tidak ada satu rumus pasti bagaimana mengangkat
dan memindahkan penderita saat mengangkat dan memindahkan penderita.
Tranportasi bukanlah sekedar mengantar pasien ke rumah sakit. Serangkaian tugas harus
dilakukan sejak pasien dimasukkan ke dalam ambulans hingga diambil alih oleh pihak
rumah sakit. Pasien yang menjalani rawat inap di rumah sakit, pasti akan mengalamai proses
pemindahan dari ruang perawatan ke ruang lain seperti untuk keperluan medical check up,
ruang operasi, dll. Hal ini akan mengakibatkan resiko low back point baik bagi pasien
maupun bagi perawat. Bila pasien akan melakukan operasi biasanya akan dipindahkan ke
ruang transit sebelum masuk ke ruang operasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian transportasi pada pasien ?
2. Bagaimanakah prosedur transportasi pada pasien ?
3. Bagaimanakah teknik pemindahan pada pasien ?
4. Bagaimanakah jenis-jenis transportasi pasien ?
5. Apakah yang dimaksud dengan transportasi pasien rujukan
6. Apakah pengertian dari evakuasi ?
7. Bagaimanakah prinsip dasar evakuasi ?
8. Apa sajakah syarat- syarat evakuasi ?
9. Apa sajakah tahap tahap evakuasi ?
10. Apa sajakah jenis-jenis evakuasi ?
11. Bagaimanakah cara mengangkat pasien ?
C. TUJUAN
1. Mendeskripsikan pengertian transportasi pada pasien
2. Mendeskripsikan prosedur transportasi paisen
3. Mendeskripsikan teknik pemindahan pada pasien
4. Mendeskripsikan Jenis-jenis transportasi pasien
5. Mendeskripsikan transportasi pasien rujukan
6. Mendeskripsikan pengertian evakuasi
7. Mendeskripsikan prinsip dari evakuasi pasien
8. Mendeskripsikan syarat-syarat evakuasi pasien
9. Mendeskripsikan tahap-tahap evakuasi pasien
10. Mendeskripsikan jenis-jenis evakuasi pasien
11. Mendeskripsikan teknik dari evakuasi
12. Mendeskripsikan cara mengangkat pasien
3
D. MANFAAT
Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan agar mahasiswa mengerti dan memahami dengan
baik mengenai transportasi dan evakuasi pada pasien yang sangat penting dalam
penyelamatan pasien dalam suatu kondisi baik gawat darurat maupun non gawat darurat.
E. METODE
Dalam penulisan makalah ini Kami menggunakan metode penulisan dengan penelusuran IT.
Pada metode penelusuran IT, kami mencari tambahan refrensi pada internet untuk
melengkapi data-data yang telah kami peroleh.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
TRANSPORTASI
A. Pengertian Transportasi Pasien
Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita/korban dari
lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman tanpa memperberat
keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai.
Seperti contohnya alat transportasi yang digunakan untuk memindahkan korban dari lokasi
bencana ke RS atau dari RS yang satu ke RS yang lainnya. Pada setiap alat transportasi
minimal terdiri dari 2 orang para medik dan 1 pengemudi (bila memungkinkan ada 1 orang
dokter).
B. Prosedur Transportasi Pasien
1. Lakukan pemeriksaan menyeluruh.
2. Pastikan bahwa pasien yang sadar bisa bernafas tanpa kesulitan setelah diletakan di atas
3.
4.
5.
6.
7.
usungan. Jika pasien tidak sadar dan menggunakan alat bantu jalan nafas (airway).
Amankan posisi tandu di dalam ambulans.
Pastikan selalu bahwa pasien dalam posisI aman selama perjalanan ke rumah sakit.
Posisikan dan amankan pasien.
Selama pemindahan ke ambulans, pasien harus diamankan dengan kuat ke usungan.
Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali ikat keamanan digunakan ketika
pasien siap untuk dipindahkan ke ambulans, sesuaikan kekencangan tali pengikat
Teknik pemindahan pada klien termasuk dalam transport pasien, seperti pemindahan pasien
dari satu tempat ke tempat lain, baik menggunakan alat transport seperti ambulance, dan
branker yang berguna sebagai pengangkut pasien gawat darurat.
a. Pemindahan klien dari tempat tidur ke brankar
Memindahkan klien dri tempat tidur ke brankar oleh perawat membutuhkan bantuan
klien. Pada pemindahan klien ke brankar menggunakan penarik atau kain yang ditarik
untuk memindahkan klien dari tempat tidur ke branker. Brankar dan tempat tidur
ditempatkan berdampingan sehingga klien dapat dipindahkan dengan cepat dan mudah
dengan menggunakan kain pengangkat. Pemindahan pada klien membutuhkan tiga orang
pengangkat
b. Pemindahan klien dari tempat tidur ke kursi
Perawat menjelaskan prosedur terlebih dahulu pada klien sebelum pemindahan. Kursi
ditempatkan dekat dengan tempat tidur dengan punggung kursi sejajar dengan bagian
kepala tempat tidur. Emindahan yang aman adalah prioritas pertama, ketika
memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda perawat harus menggunakan
mekanika tubuh yang tepat.
c. Pemindahan pasien ke posisi lateral atau prone di tempat tidur
1. Pindahkan pasien dari ke posisi yang berlawanan
2. Letakan tangan pasien yang dekat dengan perawat ke dada dan tangan yang jauh ari
perawat, sedikit kedapan badan pasien
3. Letakan kaki pasien yang terjauh dengan perawat menyilang di atas kaki yang
4.
5.
6.
7.
terdekat
Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan pasien
Tempatkan tangan perawat di bokong dan bantu pasien
Tarik badan pasien
Beri bantal pada tempat yang diperlukan.
dengan tenaga terutama pada paha dan bukan dengan membungkuk angkatlah
dengan paha, bukan dengan punggung.
2. Panduan dalam mengangkat penderita gawat darurat
a) Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita. Nilai beban yang akan
b) diangkat secara bersama dan bila merasa tidak mampu jangan dipaksakan
c) Ke-dua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sedikit
sebelahnya
d) Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat
e) Tangan yang memegang menghadap kedepan
f) Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa jarak
maksimal tangan dengan tubuh kita adalah 50 cm
g) Jangan memutar tubuh saat mengangkat
h) Panduan diatas berlaku juga saat menarik atau mendorong penderita
b. Transportasi Pasien Kritis
Pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau lebih sistem
tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi.
Transport intra hospital pasien kritis harus mengikuti beberapa aturan, yaitu:
harus dirujuk.
Menentukan tempat rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta
III.
IV.
V.
VI.
VII.
tidak melapor
c. Jalur Rujukan
Alur rujukan kasus kegawat daruratan :
I. Dari Kader
Dapat langsung merujuk ke :
a) Puskesmas pembantu
b) Pondok bersalin atau bidan di desa
c) Puskesmas rawat inap
d) Rumah sakit swasta / RS pemerintah
II.
Dari Posyandu
Dapat langsung merujuk ke :
a) Puskesmas pembantu
b) Pondok bersalin atau bidan di desa
II. EVAKUASI
A. Pengertian Evakuasi
Evakuasi adaah pemindahan korban dari tempat kejadian ke tempat yang lebih aman untuk
mendapat penanganan lebih lanjut dimana sebelumnya pertolongan pertama telah dilakukan
B. Prinsip dasar evakuasi
Dalam melakukan proses evakuasi terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan agar
proses ini dapat berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan masalah yang lebih jauh
lagi. Prinsip prinsip itu antara lain :
a. Lokasi kejadian :
Tempat kejadian tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan lebih lanjut sehingga
tindakan evakuasi diperlukan agar korban dapat diselamatkan dan tidak mengalami
cidera yang lebih jauh lagi.
b. Kondisi Korban
10
Dalam melakukan evakuasi, evaluasi terhadap kondisi korban yang ditemukan harus
diperhatikan agar proses evakuasi dapat berjalan dengan lancar. Kondisi yang perlu
untuk diperhatikan antara lain :
1.
2.
Kontrol ABC
3.
4.
Jika terdapat patah tulang pada daerah yang lain maka hendaknya dilakukan
immobilisasi pada daerah tadi
5.
6.
c. Peralatan
Seyogyanya dalam melakukan suatu proses evakuasi penggunaan peralatan yang
memadai perlu diperhatikan. Hal ini penting karena dengan adanya peralat yang
memadai ini proses evakuasi dapat lebih dipermudah dan cidera lebih lanjut yang
mungkin terjadi pada korban dapat lebih diperkecil kemungkinanannya. Penggunaan
peralatan ini juga harus disesuaikan dengan kondisi medan tempat korban ditemukan.
Beberapa perlengkapan untuk memindahkan korban gawat darurat seperti brankar
(wheeled stretcer), tandu sekop (scoop stretcher, orthopaedic strecher), long spine board,
serta short spine board dan KED (Kendrick Extricatoin Device). Berikut ini penjelasan
perlengkapan tersebut.
1
d) Brankar berjalan dengan kaki korban gawat darurat di depan kepala di belakang,
supaya korban gawat darurat dapat melihat arah perjalanan brankar. Posisi ini
dibalik bila akan naik tangga (jarang terjadi). Sewaktu dalam ambulans menjadi
terbalik, kepala di depan (dekat pengemudi) supaya paramedic dapat bekerja
(bila perlu intubasi dsb). Pada wanita inpartu, posisi dalam ambulans dapat
dibalik, supaya paramedic dapat membantu partus
e) Jangan sekali-kali meninggalkan korban gawat darurat sendirian di atas brankar.
Korban gawat darurat mungkin berusaha membalik, yang berakibat terbaliknya
brankar
f) Selalu berjalan hati-hati
Tandu sekop (scoop stretcher, orthopaedic strecher)
Alat yang sangat bermanfaat untuk pemindahan korban gawat darurat. Bila ada
dugaan fraktur servikal, maka alat yang dipilih adalah LSB (Long Spine Board).
Harus diingat bahwa tandu sekop bukan alat transportasi dan hanya alat pemindah.
Waktu proses pengangkatan sebaiknya empat petugas, masing-masing satu pada sisi
tandu sekop, karena kemungkinan alat akan melengkung.
12
semua masalah yang dapat timbul selama proses evakuasi dapat ditekan. Sebagai contoh,
dengan keterampilan yang ada seseorang dapat melakukan evakuasi dengan alat
seadanya. Dalam melakukan evakuasi, keselamatan penolong haruslah diutamakan.
: Dengan tenaga manusia - satu orang, dua orang, tiga orang atau empat
orang. Dengan tandu - tandu khusus, tanda papan, tandu bambu/dahan, atau matras.
Dengan kendaraan - darat, laut dan udara.
2. Tahapan
korban, tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.Prinsip
pengangkatan korban dengan tandu.
3. Caranya
: Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok yaitu
gunakan alat tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh
korban. Sikap mengangkat, usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari
cedera. Posisi siap angkat dan jalan, umumnya posisi kaki korban berada di depan dan
kepala lebih tingi dari kaki., kecuali menaik bila tungkai tidak cedera dan menurun bila tungkai luka atau hipotermia. Mengangkut ke samping - memasukan ke ambulan
kecuali dalam keadaan tertentu-kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.
a
2.
b. Mobilisasi
1. Penggunaan teknik evakuasi yang sesuai
2. Pemilihan jalur evakuasi
3. Tempat tujuan evakusi
E. Jenis-Jenis Evakuasi
14
Pemindahan Emergency
1. Tarikan Baju
- Kedua tangan korban gawat darurat harus diikat untuk mencegah naik kearah
kepala waktu baju ditarik. Bila tidak sempat, masukkan kedua tangan dalam
celananya sendiri.
2. Tarikan Selimut
- Korban gawat darurat ditaruh dalam selimut yang kemudian ditarik.
3. Tarikan Lengan
- Dari belakang korban gawat darurat, kedua lengan paramedic masuk dibawah
ketiak korban gawat darurat, memegang kedua lengan bawah korban gawat
darurat.
4. Ekstrikasi Cepat
- Dilakukan pada korban gawat darurat dalam kendaraan yang harus dikeluarkan
secara cepat.
Pemindahan Non-Emergency
Dalam keadaan ini dapat dilakukan urutan pekerjaan normal, seperti control TKP, suvey
lingkungan, dan stabilisasi kendaraan.
1 Pengangkatan dan pemindahan secara langsung
Oleh 2 atau 3 petugas. Harus diingat bahwa cara ini tidak boleh dilakukan bila ada
2
F. Teknik Evakuasi
Terdapat berbagai macam teknik dalam melakukan evakuasi dimana tekniknya disesuaikan
dan dikembangan menurut kondisi yang ada. Secara umum, teknik dalam melakukan
evakuasi dibagi sebagai berikut :
a. Dengan alat
Dalam mengangkut korban dengan menggunakan tandu, biasanya 1 regu penolong
terdiri dari enam sampai tujuh orang, dengan tugas masing-masing:
15
1.
2.
3.
4.
5.
Anggota C : Mengatur tandu dan menyiapkan obat dan alat yang digunakan, waktu
mengangkat : mengumpulkan alat-alat P3K dan barang milik pasien, memantau
kondisi pasien selama proses evakuasi.
6.
Angggota D : Menjadi Pemandu atau pembuka jalur dan memeriksa situasi dan
kondisi jalur yang akan atau sedang dilewati, mencatat hal-hal penting.
b. Tanpa alat
1.
1 orang penolong
a)
Korban anak-anak
-
Cradle (membopong)
Penolong jongkok atau melutut disamping anak/korban .
Satu lengan ditempatkan di bawah paha korban dan
lengan lainnya melingkari punggung. Korban dipegang
dengan mantap dan didekapkan ke tubuh, penolong
16
berdiri dengan meluruskan lutut dan pinggul. Tangan penolong harus kuat
dalam melakukan teknik ini.
-
b)
Korban Dewasa
-
17
Dapat digunakan untuk korban yang sadar maupun tidak sadar, pada jalan
yang licin (aman dari benda yang membahayakan) seperti lantai rumah, semak
padang rumput, dlla. Caranya dengan mengangkangi korban dengan wajah
menghadap ke wajah korban dan tautkan (ikatkan bila korban tidak sadar)
kedua pergelangan korban dan lingkarkan di leher. Merangkak secara
perlahan-lahan. Kontraindaksinya adalah patah atau cedera ekstemitas atas
dan pundak (scapula).
-
Fireman Lift
Memapah
Korban berada ditengah-tengah penolong dan cocok untuk
korban sadar maupun tidak sadar dan tidak mengalami
cedera leher.
G. Mengangkat
Cara paling aman untuk melakukan evakuasi pada korban yang tidak sadar dan mengalami
cidera multipel. Penolong lebih dari 2 orang dimana tiga/dua penolong mengangkat badan dan
salah seorang dari anggota tim memfiksasi
kepala korban. Pengangkatan ini dilakukan
secara sistematis dan terkoordinir untuk
menghindari cidera yang lainnya.
Evakuasi tanpa menggunakan tandu
dilakukan untuk memindahkan korban
dalam jarak dekat atau menghindarkan
korban dari bahaya yang mengancam.
Untuk evakuasi dengan jarak jauh
seringan apapun cedera korban usahakan untuk mengangkutnya dengan menggunakan
tandu.
a. Korban lebih dari satu
b. On Stage Triage
1. Dalam keadaan ini korban dikelompokkan berdasarkan berat/ringannya trauma
yang diderita
2. Penggolongan korban trauma didasarkan pada kondisi ABC (airway, breating,
circulation)
19
20
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita/korban dari
lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman tanpa memperberat
keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai. Transportasi pasien dapat dibedakan
menjadi dua, transport pasien untuk gawat darurat dan kritis. Sedangkan evakuasi adalah
adaah pemindahan korban dari tempat kejadian ke tempat yang lebih aman untuk mendapat
penanganan lebih lanjut dimana sebelumnya pertolongan pertama telah dilakukan
B. Saran
Transportasi dan evakuasi pasien sangat penting bagi prioritas keselamatan pasien menuju
rumah sakit atau sarana yang lebih memadai. Oleh karena itu transportasi dan evakuasi
pasien berperan penting dalam mengutamakan keselamatan pasien.
21
DAFTAR PUSTAKA
John A. Boswick, Ir., MD . Perawatan Gawat Darurat . Indonesia : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Perry & Potter . 2006 . Fundamental Keperawatan Volume II . Indonesia : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Suparmi Yulia, dkk . 2008 . Panduan Praktik Keperawatan . Indonesia : PT Citra Aji Parama
Perry, Petterson, Potter . 2005 . Keterampilan Prosedur Dasar . Indonesia : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Wijaya, S. (2010). Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat. Denpasar: PSIK FK Unud.
22