Anda di halaman 1dari 26
PROSIDING SEMINAR NASIONAL *Benarkah Tambang Mensejabterakant? : Telaah Sulawesi Tenggara Menjadi Pusat : Industri Pertambangan Nasional” Swiss-bellhstel Kendari, 24-25 Juni 2011 BIOTROP SPECTAL PUBLICATION NO, 65 ISSN 0125 - 975K SP] Published by \§ SuAMEO BIOTROP Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology www. biotrap.org BIOTROP PENGEMBANGAN MASYARAKAT D1 WILAYAH PERTAMBANGAN ‘Usman Rianse® & Abdi” ' Rektor Universitas Haluoleo; inisiator ponefplaan Bidang Tinu Sosial Bkonomi Pertambangan 2 Dosen Faperta Universitas Haluolea, inisiztor penciptaan Bidang Umu Sosial Ekonomi Pertambangan ABSTRAK Dalam dunia pertambangan, Indonesia dikenal sobagsi negara yang kaya dengan Kundumgan mineral yang siop dieksploitasi kepan saja. Potonsi pertambangun inineral yang eukup menjanjikan ditunjukkan olet hosil penelitian Fraser Jastituée yang menyatakan bahws prospek sineral di fadomesia mendudukl peringkat 6 (cram) teratas di dunia, Seoara khusus, Propinsi Sulawesi Ten ggara (Sultra) memiliki potensi portarnbangan, terdiri dari: nikel (313.788,77 ha}; uxpal ( 3,8 juta ton), emas (1.125.000.000. 000 gram), dan bahan taku semen. Potensi cnergi, terdisi dari: wrinyult dam gas bumi; air, punas burni; surge, dun angin. Berdasarkan potensi terschul, Fropinsi Sultra disanungkan menjadi Kawasan Ekonotat Khusus (KEK) Pertambangan, Dengan atsu taupa beroperasinya pertambangan, bangva Indonesia tetap saija terbelit Hoban tang yung tidak sedikit dan rasio orang miskinaya pum mencapai 17 jut jiwarmasyerakot Indonesia masih tetap hidup dalam Kemviskinan, Pemberdayaan masyarakat di sekitar tambang dalam prokteknys belum dilakuken secata optimal oleh perusshaan tambeng—porusahaan sale fear, sedangkan untuk peruswhaan skal keoil relslif betum mclakukan koginfan pernberdaysan mrusyarnkat, Borkensan dengan kegiotan rehubilitesi tambung, diketshui babwa: (1) perusahann tanibang ii Sultra helumn melibatkan wusyarskat dalam pengambilan kepntusan untuk rehabilitas: tamnbang, (2) untuk perusuhoan skala heer di Indonesia, telah mclibatken masyzrakat dalam petigambilan keputusn sehabilitasi tambang, namun tidak pada semua proses penyambilan keputusan; clan (3) watuk perusshaan esar yang ada di lwar negesi, telah melibotkan maxyarukat pada seluruh proses pengamPilan keputucan sehabililas tambang, mulai daei tahap perencanuan operasi fambang. operasi tambang, sampel dengan peaulspan twang Meneraplan strategi BIG dengun mode] kolaborasi Pusiness, fatelleerual dan Government untuk mencapal implementasi pengemnbungan masyarakat yang berkelanjatan di wilayah portarnbari gan. Kata kunel : J, PENDAHULUAN Dalam dunia petambangan, Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan Kandongan mineral yang siap dieksploitasi kapan saja. Potensi pertambangan mineral yang cukup menjanjikan ditunjukkan oleh husil penelitian Fraser Instinure yang menyatakan bahwa prospck mineral di indonesia menduduki poringkat 6 (enam.) teralas di dunia, Indonesia menempati posisi produsen terbesar kedua untuk komoditas timab, posigi terbesar keempat untuk komoditas tembaga, posisi Kelima untuk komoditas nikel, posts] terbesar ketyjul untuk komoditas emas, dan posisi kedelapan untuk komoditas batubara. Secara Kkhusus, Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki potensi pertambangan, terdiri dari: nikel (313.788,77 ha). Prosiding Seoxinar Nasfonal Periersbangan, Kenclar! 14~ 25 Jit 2011 aL aspal ( 4,8 jute ton); emas (1.125.000.000.000 gram); dan bahan baku semen. Potensi cnergi. verdini dari: minyak dan gas bumi; air; panas bum; surya; dan angin. Berdasarkan potensi tersebat (DESM, 2010), Propins! Sultra dicanangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pertambangan. Peningkatan investasi yang mulai berlangsung sckitar 4 tahun terakhir, selain didorong oleh potensi yang besar, juga kurena adanya poluang pasar ekspor alas produk-preduk usaha pertambangen, Hal ini ditnjukkan oleh jemlah perusahaan yang memiliki izin mengelola tambang, Sejaub ini, puda § kabupaten se-Sulltra telah mengeluarkan sekitar 336 TUP (Lzin Usaha Pertambangan) dan yang beraperasi 27 perusahaan (BLH, 2010). Dengan aan tampa beroperasiaya pertamhangan, bangsa Indonesia tetup saja torbelit beban utang yang tidak sedikit dan rusia orang miskinnya pun mencapal 17 juta jiveemasyarakat Indonesia masih telap bidup dalam kemiskinan. Fakia menunjuiskan warga perdesaan di Blora, Jawa Tengah, banyak yang memiliki tingkat pendapatan hanya wotwk memenuhi kebutahan hidup sehari-hari meski pertambangan minyak beroperast sejak caman Uindia-Belanda. Kendisi scrupa terlihat di dacrah Babelan, Bekasi, Jawa Burul. Masyarakat Tionghoa peranakan dan Betawi sama-sama hidup warjinal di daerah yang kind menjadi sala satu sentra produksi migas. Kondisi serupa juga terjadi di sekitar Timika, Kabupaten Mimika, masyarakat dan pemerintah daetah mongeluhian auinimnya kontribusi_perusahaan pertambangan PT Freeport bagi kehidupan masyaraka! Selain masalah-masalah tersebut, susaha pertambangan juga meiyebabkun bencana, misainys luapan Iumpur panas dt Kecaratan. porong, Kabupaten Sidoarjo akibat kegiatan eksplorasi gus oleh Lapindo Brantas Ine. dan ‘peacana ckologis Wasior, Papua—kegiatan eksploitasi hulan yang sangat berlebihan yang salah satunya adalah dieksploitasi untuk usaha pertambangan. Masyarakat sekitar usaba pertambangan belum mendspatkan manfaat yang signifikan Meskipun ada scbagian keeil yang ikut terfibal menjadi pekerja, namun sebagian besar merasa tidak mendaputkan manfvaL Pada beberapa kasus justern menimbulkan ancaman terhadap Keberlanjutan penghidupan mercka, misclnya ctosi dan pencemaran perairan yang merusak persawahan dan budidaya perikanan, banjir akihat pembukaan Kawasan ntan (acta tangkapan air) dan konflik sosial lainnya. Aspek sosial pertambangan (social mining) saat ini belum mendapatkan perhatian dan upaya pengelolawn yang memadai dari berbagai pihak. ‘Kecenderungan masalah-masalah sosial pertambangan semakin besar seiting dengan tiakin marakaya investasi dibidang pertambangan. Proses aknmulasi masala yang terjadi pada gitiannya akan menimbulkan citra buruk dan mengancam eberlanjutan investasi 242 Frosting Seminir Nasional Pestambangan, Kendart 24 — 25 Junt 2011 perumbangan akibat “polawanam’” dari masyarakat, Sitasi itu dengan scndirinya akan menjadi ancaman besar bagi Pemda Sulawesi ‘Tenggara dalam upaya mewujudkan program Pusat Industri Pertamban gan Nasional Secara psikologis dati naluri ekologis, kita tidak ingin bencana akibat pngelolaan tambang yang salah urus juga tecjadi di Sultra. Karenanya sangat mendesak untuk mengambil pembelajaran dari praktck pertambangan di Sula, Indonesia, dan megwra lain uotuk imenemukan dan merumuskan sirategi pengelolaan usaha tambang dan pemberdayaan masyatukat yang berkelunjutan, dan secara spesifik bagaimana pelibatm masyarakat dalam proses pengambilan keputusan untuk rehabilitasi tambang, I, PRAKTEK PENGELOLAAN TAMBANG DISULTRA Beberapa manfaat adanya usaha pertambangan, antara lain: (1) industri pioner dimana para investor pertambangun, pada umumnya memulai kegiatan pertambangan dengan smembangun inftastrakter untuk membuka wilayah yang masih terisolasi dan (2) modal dan (cknologi modern dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayal: yang terpencil. Namun yang terjadi suat ini adalah ran /[aal tersebut tidak sepenubnya dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah portambangan. Untuk kasus di Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultta), praktek-praktek pengelolaan tambang oleh perusahwm skala besa dan kecil meounjukkan bahwa kegialan perusahaan pertambangan memberikan dampak yang berbeda-beda terhadap aspek fisik dan sosial- Tingkngan pertambangan. Berdasarkan hasil kajian Unhaln dan The ANU pada tahun 2010 (Anonim, 2019), diketahui bahwa terdapat prakick positif dan negatif dalam pengelotaan tambang oleh perusahaan tambang di Sultra. 1. Aspek Teknis/Fisik Pertambangan a. Praktek Negatif Pengelotaan Pertambangan, 1) Dokumen administrasi—AMDAL dan TUP. Hampi scluruh porusahaan tambang sudah mempunyai ukumen perundangan-undangan yang berlake-sndah morniliki IUP dan AMDAL, Nammun dokumen reklamasi belumn ada. Dokumten lain, misalnya izin pinjam pakai kawasan hutan betum ada. Unmumnya perusahaan sudah melakukan eksplorasi tanpa memiliki izin pinjam pakai kawasan hutan. Prostiing Seminar Naséinal Parambangon, Kendari 24 —25 Junl 2084 243 r 244 2) Standar keselamalan karyawan kerja dan alat pelindung diri karyawan Secara wmum SKK dau APD suduh cukup baik sesuai standar, namun tidak diketahui apakah Perusahaan memiliki dokumen SKK dan APD. Beberapa perusahasn telah memiliki SOP untuk penggnnaan fasilitas laboratorium Perusahaan skala besar telah memiliki divisi lingkungan, tetapi pada porusahaan skala kecil (KP/TUP) bolum menliki divisi lingkungaa.. 4) Komitmen dari perusuham untuk perbaikan lingkungan, Umumnya perusahaan memiliki komitmen untuk perbaikan lingkungan, baik pada tahap eksploi 3 ‘maupun tahap penutupan tambang, Namun perusahaan belum ada rencana dan dokumen berkenaan dengan pengelolaan lingkungan. 5) Jaminan keselamatan/kesejahteraan karyawan. Umummya perusahaan telah memberikan fasilitas jamsosick bagi seluruh karyawan yang bekerja 6) Kootdinasi yang baik dengan instansi lokal, Beberapa perusahaan memiliki koordinasi yang baik dengan pemerintah lokal pada berbagai tingkatan, tetapi beberapa petusahaan relauif tidak memriliki hubungan koordinasi yang baik dengan pemerintah lokul. Praktek Negatif Pengelotaan Pertambangan q Subkentrak. Umummya, perusahaun TUP/KP tidak melukukan kegiaun cksplorasi secura langsung. Hampir semma TUP mensub-kontrakan kegiaian produksinya kepada piak lain (subkontrakior}. Bentuk kerjasama antar perusaliaan sepert ini berdampak pada tidak adanya koordinasi aniara pemegang LUP dan subkontrak berkenaan dengan pibak mana yang bertanggungjawab pada masalah sosial, lingkungan, kesehatan. dan keselamatan kerja. 2 iki divisi Tidak ada divisi Tingkumgan. Pada perusahazn skala Kocil bolum m pada pengelolaan lingkungan, Poor mining practice. Perusahaan skata kecil (KP/IUP) relatif tidak menerapkan prakick pengelolaan tambang yang baik, Hal ini ditunjakkan oleh: tidak ada bench; tidak ada drainasc (misalnya check dam dan sedimen pend). Jadi perusahaan skala kecilnya menerapkan sistem pengelolaan tambang yang buruk 3 Pmsiding Seminar Nastonat Parcambangan, Kendari 24—25 Juné 2012 4) Kotidakjelasan izin usaha, Hal ini ditunjukkan alch beberapa perusahaan yang telah telakukan kegiatm cksploitasi, nam sepengetabnan pemerintah sctempat —kecamatan atau desa dan masyarakat perusahaan tersebut tidak memilild iri cksploitasi. 5) Tidak ada rencana reklamasi atau jaminan reklamasi. Beberapa porusabaan pemegany TUP tidak memiliki reneana reklamasi pasca tambang dan tidak memiliki jaminan reklamasi, Hal ini akan berdampak pada rendshnya komitmen perusahaan untuk melakukan pengelolaan tarmbang tambang yang ramah lingkungan Kepalu Teknik Tambang (RTT) tidak‘belum bersertifikat dan belum ada sirmktor KTT. ‘Masalah ini umunmya ditemukan pada perusahaan skala kecil (KP/TUP). Ketiadaan KTT akan berdampak pada praktck pengelolaan tambang yang bunk. 7) Koordinasi dengan instansi Lokal. Perusahaan skala kecil (TUP/KP) tidak memiliki ‘oordinasi dengan pertcriatah Jokal, terutama dengan BLH, Hal ini berdampak pada yendahnya kmalitas pemientauan dan pengawusen pemerintah terhadap aktivitas 6) porusahaan dalam mengelola tambang 2. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkung Pertambangan a. Praktek Positif Pengelolaan Pertambangan Unmumnya, keberadaan perusahaan pertambangan memberikan manfaat bagi berkurangnya peogangguran. Walaupun demikian, jumlah teoaga kerja lokal yang berkerja pada perusaham tambang relatif kecil. Perusahaan tambang skala besar biusunya telah memberikan bantuan kepada masyarakat. Jenis bantnan diberikan meliputi: posyandu, gedung sekolah, jembatan, MCK, rumah sakit, dan bangnnan rumah ibadah, Berkenaan dengen pengembangan ckonomi masyarakat, perusahaan telah memberilan bautuan berupa: bantuan modal usaha bagi UKM dan, pelatihan ketcrampilan bagi perempuan. Jenis bantuan ini iasanya diberikan oleh perusahaan skala besar, sedangkan perusahaan skula kecil (TUP/KP) ‘belum memberikan bantuan pengembangan ekonomi masyarakal. Secara unum, perusehaan tambang telah berpartisipasi aktif memberikan bantuan sosial kepada pemerintal dan masyarakat setempat. Jenis bamtuan yang diberikan antara lain: beusiswa, bedah desa/kecamatan, dan sumbangan pada kegiatan memperingati hari-hari besar nasional dan keagamaan, Perusahaan tambang skala kecil (KP/IUP) biasunya memberikan ganti rogi kepada masyarakat dalam beatuk royalti dan kompensasi-istilah khusus yang Prostiding Seminar Nasional Pertambangen, Kendari 24 ~ 25 Jui 20H} 245 berlakm di Kabupaten Kolaka. Royalti diberikan kepada masyarakat yang lahmmya masuk dalam areal konsesi tambang perusahaan, scdangkan kompensasi diberikan kepada masyarakut yang tidak memiliki lahan di arcal Konscsi perusahaan, tetapi terkena dampak sostal dan lingkungan dari aktivitas usaha portarnbangan. Perusahaan besar biasinyy memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk imeagemukakan pendapat dan pandangannya berkenaan dengan usaha pertambangan. Bentuk komunikasi antara pernsaliaan dan masyarakat berupa pertemmuan rutin (1 kali pertemuan dalam sebulan). Altivitas komunikasi seperti ini hanya dilakukan oleh perusahaan skula besar, sedangkan perusahaan skala kecil (UPIKP) relufif tidak melakukannya. Dampak negatif yang dirasakan oldh masyarakal akibat aktivitas usaha pertambangan telah mcuimbulkan sikap kritis dan partisipatif masyarakat dalam menyikapi pengelolaan tambang yang: selama ini dilakakan oleh perusahaan. Usaha pertambangan disatu sisi menciplakan Iapangim kerja bara bagi masyarakat, namun disisi yang lain berdampak pada hilangnya mata peneabarian utama mosyarakal, misalnya budidaya teripang dan rumput laut. Bagi masyerakat yang kehilangan mata pencalarian, biasanya menciptakarmn altematif usaha lain, misalnya berdagang, budidaya ikan dalam karamba batu, dan Iain-tain, Cara ini dilakukan sebagai stratcyi masyarakat dalam bertihan hidup. Selain itu, adanya berbagai dampak sosial dan lingkungan yang negatif dari aktivitas asaha pertambangan menimbulkan keprihatinan dari kalangan LSM/NGO. Bentuk keterlibatan LSM dalam membanin masyarakat, antara Jain: penguatan kelembagaan Jokal daw mem/asilitasi masyatakat dan perusahaan untuk mencati solusi bersamia mengetasi masalah- masalah sosial, ckonormi, dan lingkaunygan yang diakibatkan olch aktivitas usuha pertambangan. b. Praktek Negatif Pengelolaan Pertambangan Pencemaran lingkungan, ini ditunjukkan oleh; (1) pencemaran air, udara, tanah, dam Derkyrang dan alan hilangnya biodiversity; (2) kerusakan jalur transportast (penggunaan jalam propinsi menjadi jalan produksi KP/TUP), dan munculnya ganggnan kesehatan (SPA, penyakie kulit, diarc). Masyarakat kehilangan mata pencaharian pokok, antara lain: (budidaya rumpat laut, teripang, dan mencari ikan—nelayan), Scmakin scmpilnya Jahan usaha bagi masyarakat, utamanya lahan pertanian tanaman pangan~ mengancam ketahanan pangan masyarakat. 246 Brostding Seminar Nestor! Pesterbangnn, Kendari 24= 25 Juni 2000 Tabel 1, Praktck Pengelolaan Tambang qi Sultra (Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan), 2010. Konflik kepetnilikan Jahan (antara KK dan KP; KP dan KP; masyarakat dan KP; dan masyarakat dan masyatakat). Konflik sosial yang diakibatkan kompensasi yang tidak merata dan penerimasn karyawan di perusahaan tambang yang cenderung diskriminatifperusabaan tidak mempricritaskan penduduk lokal dalam penerimaan karyawan. Munculnya sikap reaktif dari masyzrakyt terhadap perusahaan atau pomerintah, Tidak jelasnya jalur informasi, Komunikasi, sosialisasi, konsultasi keylazn pertumbangan. Rendabnya pelibatan masyarakat oleh perusahean atau pemerintah dalam proses-proses pengelolaan dan pemantauan kegiatan perlambangun Pemerintah cenderung tidak melakukun pengzwasan dan penegakan huikum berkenaan dengan pengelolaen tambang yang buruk. Unumaya perusahaan skala kecil memiliki tanggung jawab sosial yang rendah bahkan tidak memiliki tanggung jawab sosial. Frosiding Seminar Nasional Pertambangcan, Kendari 2425 Juni 2011 247 TH, PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENUTUPAN TAMBANG— Pembelajaran dari PT, Kelian Equatorial Mining PT. Kelian Equatorial Mining (PT. KEM) memupakan anak perusahaan dari Rio Tiwo—peruschaan tambang yang berpusat di Inggris. PT. KEM beroperasi berdasarkan Konirak Karya tabun 1985 untuk jenis tambang emas di Kutai Barat, Kaltim. Berkenaan dengan keperpihakan perusahaan terhadap masyarakat, sampai dengan tan 2004 PT. KEM telah membayarkan gati rmgi sebesar Rp 49 milyar kepada masyarakat yang terkena dampak aktivitas perusahaan. Ganti rugi itu meliputi anggota masyarakat yang diminta pindah, tanah tambang. rumah, jalan akses, tanaman tumbuh, santunan kuburan, akses jalan, Pelabuhan Jelemug, tuntutan hak asasi manusia (pelecelian seksual), knburan, dan kehilangan pendapatan, 1. Proses Penutupan Tamhany, Perencanaan Penutupan Masa Penarnbangan (12 tahun) Pelaksanaan Penutupan, Pemantauan Lingkungan Masa Penutupan Tambang (10 tahun) Gambar 1. Proses Penutupan Tambang PT. KEM 248 Providing Seminae Nesionet Pereawbangan, Kendari 24 ~25 Juni 201 2, Perencanaan Fenutupan Tambang Diskusi dan Studi Awal (1999-2000) 7 © Diskusi dan Studi Awal - Pengembangan Mitra Bisnis (PMB), inisiatif dari Bank Dunia, notuk menunjokkan bagaimana kemitraan tiga arab dapat menja lebih efektif dalam mengurangi risiko sosial dan menonjolkan segi pengombangan masyarakat. Proyek KEM. dipitih sebagai studi kasus dalam pengembangan kernitraan untuk penumpan tambang di negara berkembang. Merekomendasikan pembentukan ji satana yang Komite Fengarah iskusi dan Studi Awgl - Studi Dasar Pedesana. Memperclch data awal untuk mengetahui bagaimana penmtupan tambang memberikan pengaruh/impact terhadap pedesaan terdekat * Diskusi dan Studi Awal —-Program Konsultasi Karyawan, Karyawan dianggap salah satu pemangkn kepentingan, survei dilakmkan terhadap 90% karyawan 60% karyawan ingin tctap tinggal di daerahnya, dan kembali bertani Keinginan yang besar dari karyawan untuk mendapatkan pelatihan dan paket pesungon Pembentukan KPPT (Komite Pengarak Pengakhiran Tambang (2001) * Dibeatuk tahun 2001. + Diketuai bersuma oleh Presiden Direktur PT KEM dan Bupati Kutai Barat pada saat ito ‘© Anggotanya terdiri dari wakil-wakil pemerintah (pusat, provinsi dan daerab), masyarakat, Jembaga swadaya masyarakat, Dewan Adat, akademisi, dan KEM. * Tugasnya untuk menentukan arahan-arahan terhadap pembuatan Rencana Pengakbiran Tambang (RPT). Prosiding Seminar Nasional Pertambongan, Kendurt 24— 25 Jani 2012 249 2 STAKEHOLDER) 5 LSM (minal LKMTL) = Adar: ¢Repala Adath Gambar 2. Struktur KPPT Perumusan Rencana Penatupan Tambang (2001-2003) Rekomendasi KPPT dituangkan menjadi dokumen Rencana Pengakhiran Tambang (RPT) RPT KEM disetujui oleh Direktorat Jenderal Gcolog! dan Sumber Daya Mineral lewat surat No.893/40/djg/2005 tanggal 13 Aprit 2003 Dokumen RPT yang disetujui mencaknp: 250 Rencana Pemulihan ‘Rencana Pemeliharaan Reneana Pemantauan Kriteria Keberhasilan Providing Sanminar Nasionad Periambangan, Kemdari 24 25 Jum 2008 4, Pelaksamaan Penutupan Tambang Pernangku wewenang transisi: a. Yayasan Pengakhiran Tambang KEM (West Kutai Foundation) b. Dewan Pengelola Hutan/Site (PT. Hutan Lindung Kelian Lestari/HLKL). Mengelola hntan Findung Kelian. + Usulan alih fangsi menjadi Hutan Lindung untuk kawasan pinjam pakai PT.KEM ke Menteri Kehutanan. = Penyediaan Dana Absdi untuk biaya operasional PT.HLKL - Pengelclaan, Pemantauan, Pemeliharaan dan Pengarnanan Hutan, Lingkungen dan Kestabilan Siruktur-Struktur c. Yayasan Masyarakat (¥ayasan Anum LiWYAL). YAL berdiri sendiri dengan dana abadi dan melakukan kegiatan pendidikan, penyulahan pertanian, dan keseluatan. Kegiatan yang sudah dilakukan antara lain: pembeotukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Program Ketuhanan Pangan; dan Pembayaran Ganti Rugi. 5. Strategi penutupan tambang a. Menyeluruh (Comprehensive). Memperhatikan aspek teknis, lingkimgan, dan sosial sebagai fuktor utama program, dan melibatkan pemangku kepentingawe b. Berkelanjutun (Sustaimable). Manfaat program pengakhiran ditujukan agar bisa berlangsung terus (lestari) meski KEM sudah tidak beroperasi IV. REHABILITASI TAMBANG BERBASIS MASYARAKAT—Pembelajaran dari Industri: Pertambangan di Australia Tambang-tambang yang dirchabilitasi secara buruk mewariskan isu sulit bagi pemerintah, masyarakat dan perusahaan, dan akhimya merusak reputasi industri pertambangan secara keseluruban. Dikarenakan akses ke sumberdaya-sumberdaya semakin terikat dengan reputasi industri, maka proses penutupan yang efektif dan rehabilitasi tambang yang memuaskan menjadi sangat penting tcrhadap kemampuan perusahaan untuk mengem-bangkan proyekproyek baru. Dengan menggunakan pendekaten yang lebih terpadn dalam rehabilitasi tambang, serta dengan melaksanakannya secara progresif, maka dapat diwujudkan svat rehabilitasi tambang yang cfcktif. Serangkaian kerangka kerja kebijakan pembangunan roving Sominas Nasional Pertambangan, Kendari 5 Furi 201 8B 251 Derkelunjutan tcluh dikembangkan oleh industi din beberapa organisesi lain, yang kini menjadi faktor pendorong peaktck kerja yang lebih baik 1. Aspek-aspek Lingkungan Janganlah berasymsi bahwa twjuan dari semua rehubilitasi adalah suam bentuk ekosistem alami yang mirip dengan apa yang ada sebelum penambangan. Di dacrah-daerah terpencil Australia, pilihan yang disukai seringkali adalah mcngembalikan lahan tambang ke ekosistem alumni yang stabil. Jika berhasil, ini dapat mewujudkan sebuah tataguna lahan final dengan kebutuhan pemeliharaan yang rendah, yaity berusuba mon gendalikan terlepasnya polust potensial dari lokasi tersebut, Di dacrah Auswalia yang berpopulasi lebih padat (seperti dacrah pertanian atau dekat dengan pusat pemukiman), tersedia pilihan-pilian tataguna Tahan yang Icbih beragam. Jika Komponen-komponen dari lokasi penambangan tcrscbut berpotensi dimanfiaatkan untuk portanian atau aldivitas berbasis masyarakal, maka diperhukan pengclolaan yang terus menerus. Maka penting dibangun sejak dini kapasitas jangka panjang diri masyarakat setempat, pemerintah daerah dan kelompok-kelompok masyarakat, didalam melaksanakan kegiatan- kegiatan semacam. Tanpa adanya komitmen jangka panjang dan sumberdaya yang memadai, program rchabilitasi yang dikelola pasti akan menentul keyagalun. a. Tnntutan-tuntuian perainran Tunmtan-tuntutun peraloran memberi batasan yang nyata tethadap_pilihan-pilihan rehabilitusi. Batasan ini dupal berbentuk rencana tataguna lahan tingkat wilayah, yang membatasi jenisjcnis tataguna Jahan Binal yang dapat ditcrapkan. Jika suatn arca sudah ditetapkan sebagai daeruh tangkapan air, maka ada peraturan untuk mengembalikan lahan ke kondisi yang seswal dengan tujoza ini. Misalnya peraturan ini dapat melarang pertanian yang intensif, Karena adanya potensi pestisida atan pupuk memasuki dan menyebabkan polusi pada jalur perairan setempat. Jika Jahan dikelilingi olch ckosistem alami, pembentukan budidaya perikanan yang intensif nmuagkin memberi ancaman tethadap spesies ifkan asli di sungai sekitar, Kondisi-kondisi yang dipersyaratkan dalam peraturan pelaksaaan rehabilitasi dapat pula ditetapkan sebagai bagian dari persyuratan Khusus untuk mendapatkan izin operasi peoambungan. Dalam beberapa keadaan, telah ada satu kumpulan Kondisi baku yang berlaku 282 Prsiding Seetinar Nasional Periconbangan, Kendari 24 — 25 Juni 2011 terhadap proyek ponambangan, tapi kini semakin banyak peluang publik untuk memberi thasukin didalum menetapkan Kendisi-kondisi terscbut, Hal ini dapat memberikan pelwng keterlibatan masyarakat sejak awal, demi tercapsinya"mantaat bersama bagi proyek. fihak berwenang dan masyarakat. b. Kendala-kendala fisik Ciri-cirt fisik dari lahan memberikan kendala-kendala ulama tcrhadap apa yang dapat dicapai oleh sebuah program rehabilitasi. Ada kalanya tidak memungkinkan untuk membenwk ulang beberapa jenis vegetasi tertentu, seperti hutan tropis dan hutan sklerofil basah, jika Iahan tersebut tidak memiliki karakteristik yang dipertukan (seperti curah hujan dan kehangatan). Hal ini dapat diakibatkan oleh kisaran iktim normal pada lahan, proses-proses seperti perubaban iklim atau akibat Jangsung dari aktivitas penambangan. Penting untuk menentukan hambatan- hambatan fisik sedini mungkin dalam proses konsultasi, agar harapan pemangku kepentingan terkelola, Beberapa kendata fisik utama yang perlu dipertimbangkan selama konsultasi tercantum dalam Tabel 2. Tabel 2, Kendala-kendala fisik utama No. Kendala 1 iim Situasi iklim merupaken fakior terpenting untuk dipertim- Dangkan saat mengembangkan pilihan-pilitan rehabilitast tambang. Jika tujuan puncakmya adaluh mencapai suata bentang alam (landscape) yang stabil, maka harus konsisten dengan kondisi iklim yang ada dan harus mempertimbangkan potensi perubahan iklim. Cura inujan dan subu memberi kendala- kkendala nyata terhadap apa yang dapat dicapai di laban tersebat. 2 Ukuraa Ukuran lihan juga berdampak pada pilihan yang tersodia, Luhun-luhan ‘bentukan juga merupakan sata faktor, Khususnya Ketika mempertimbangkan masulah yang tmemiliki efek tepi (edge effect) yang kusat scpcrli kolonisasi oleh spesies tumbuban ik Uraian Fei ipung, pusir), sifat Asik/kinaa (pH, lat tanabvbatuan dispersifcondspects serta tersedianya nsur hara merupakan faktor-faktor penenru jenis vegetasi yang dapat didukung oleh Tahan tersebut, Prakick-praktek budidaya seperti penggunaan penyubar tanah dan pupuk, serta penyittipanian tanah lapisan alas atau (anah pucuk (opsoil) untuk kelak digunakan dalam sehabilitasi, dapat meredakan beberapa Kendala, tapi mungkin akun memerlukan waktu puluhan tahun sebelum akbimya siklus urisut‘hara peating dapat terbentuk kembali, Prostding Seminar Naslonal Perlamhangan, Kendari 24—25 dunt 201 253 2. Aspek-aspek Sosial Perusahaan pertambangan di Australia telah berkomitmen terhadap pengembangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat tempat mereka beroperasi. Ini mencakup komitmen untuk meminimalkan dampak negatif pertambangan pada masyarakal sckitar, serta mengkaji cara mempertahankan atau meningkatkan kescjahterasm dan kebcrlanjutan sosial (social sustainability) pada masyarakat yang terkena peugaruh penambangan ini. a. Keterlibatan masyarakat Untuk dapat mencapai kescpakatan iataguna lahan final terhadup lokasi tambang yang telah ditchabilitasi memerlukan upaya penycimbangan yang hati-hati terhadap tuntutan yang saling bersaingan dari badan berwenang, penduduk setempat dan masyarakat yang lebih Iuas. Saran yang lebih terperinci mengenai subyek ini bisa didapatkan dari buku pedoman dalam seri ini yang berjudul Pexwepan dan Penyelesaian Tambong, Tujuan dari keterlibatan dan kongultasi masyarakat dalam hal tataguna lahgn final adalah agur bisa membuat kesepakatan mengonai tujuan lokasi terscbut, seliingga perusalaan dapat mengembalikan hak penambangan dengan cata yang memenubi persyaratan peraturan dan dapat memuackan ekspektasi dari masyarakat, Rehabilitasi progresif adalah proses yang berlangsung sepanjang usia tambang, yang menrungkinkan perusalaan mencapai tyjuan tataguna lahen final. Pilihan rehabilitasi yang dipilih untuk lokasi tersebnt harns cocok dan idealnya bersifat melengkupi (ataguita lahan di sekitatnya, Hatus diberikan perhatian kiunsns terhadap setiap peluang untuk dapat melibatkan atan membentuk habitat yang saling berhubungan di antara petak-petak vegetasi yang tersisa. Fuga ada peluang untuk membuat sebuah rencana rehabilitasi regional yang lebih Iuas, yang turut mencakup aktivitas lalaguna lahan di sckitar. Manfaat bagi tmasyarakal juga dapat ditingkatkan ‘dengan adanya tindakan saling berbagi pengalaman dan koordinasi terhadap aktivitas-aktivilas utama. Beberapa wilayah hukum turmt terlibat dalam perencanaan keanckaragaman hayati di fingkat bentang alam, misalnya rencana keanekaragaman hayati regional yang sedang ditecapkan di New South Wales. Perencanaan di tingkat ini merupakan sebuah cara efektif wotuk menangani masalah-masalah seperti koridor satwa liar, penentuan alokasi air alam, serta pengelolaan spesies terancam dan masyarakat ekologi, sclama proses penilaian dan porsetujuan. 234 Prosiding Seminar Mastonal Pactembangan, Kendart 24-25 dunt 2011 Studi kasus: Melibatkan masyarakat dalam perencunaan seluruh usia tambang Tambang batu bara Gregory Crinum, Queensland, Australia Gregory Crinum berlokasi 60 kin scbelah timur faut pusat pedesaan Emerald, dan 378 km. sebelah barai laut Gladstone di Queensland dan terdiri dari dua buah tambang. Operasi di tambang Tubang-terbuka Gregory dimulai tahun 1979. sedangkan tambang bawah tamah Crinum di dekatnya dibuka pada tahon 1995. Kedua tambang dioperasikan oleh BHP Billiton Mitsubishi Alliance (BMA). Operasi tambang lubangterbuka dan bawah tanah ‘tersebut memasok batu bara ke sebuah pabrik pengolahan tunggal, dan diangkut melalui rel. Tambangambang ini terletak dalam sebuah area yang telah dikosongkan secara ekstensif untuk padang rummput dan pertanian, tapi juga masih memiliki beberapa petak area vegelasi yang tersisa, dan beberapa diantaranya mempunyai nilai konservasi Karena kelangkaannya, Praktek kerja unggulan yang baik untuk opemsi penambangan yang bam adalah berkonsullasi dengan masyatakat pada tuhap proyek yang sedini mungkin. Motode konsultasi masyarakal yang digumaken BMA untuk mengembangkam perencanaan selumh usia (ambang merupakan sebuah conich bagus bagaimana sebuah operasi penambangan yang sudah ada dapat meningkatkan praktek kerjanya dan melibatkan para pemangkn kepemingan untuk membantu meinbual keputusan penting mengenai masalah talaguna lahan di jangka panjang, Proses ini dilanjutkan dengan satu rapat umum di bulan September 2002. Kemudian dibentuk satu kelompok kerja masyarakat dari pemanpku kepentingan setempat, Kelompok kerja ini terdiri dari para perwakilan Landcare, kelompok lingkungan, perencanaan wilayah dan Kelompok pertanian; pemeritah daerah, Badan Perlindungan Lingkungan Queensland (Queeiislind Environmental Protection Agency); dan manajemen tambang Gregory Crinum | beserta Petugas lingkungan dan hubungan masyarakat, Seorang fasilitator independen juga | dikowtrak untuk membautu mengaturproses ini. | Masulam dari kelompok int digunakan @ untuk mesbantu menentukan. pilihan 5 penggunaan yang tcrbaik di masa & depan untuk berbagai wnit-unit Jahan (disebut ‘domain?y yang berbeda di selurah Tahan Jaasa__penambangan pengerjaan tanah, schingga tambang dapat melakukan pengolahan tanah yang diperlukan, menanam pohon, | semak-semak dan numput yang benar, dan segala hal yang diperinkan untuk mengubah reacana menjadi kenyataen. Padang rumput dan pepohonan pelindung di lahan buangan galian Telah disusun satu proses pengkajianulamy (review process) untuk memastikan bahwa rencana dapat berubah seiring waktu, untuk mencerminkan perubahan pada tilai-nilai masyarakat dan kemajnan pengetatuan ilniak. Prowding Seminar Nasional #erambangan, Rendart 2425 juau 2014 258 % Kelompok kerja masyarakat ini bertemn 16 kali sclama delapan balan, Para anggotanya sepakat bahwa ada sejumlah falagima Tahan yang memungkinkun di berbagai domain di sana, Antara lain mencakup konservast vegelasi usli, padang rumput, hutan agro, rekreasi, area per- | tanian dan arca industri. | Ukuran keberbasilan yang spesifik dikem- bangkan berdasarkan pads rcntamg. tata- i guna lahan pasca-tambang vang potensial. Kategori keriteria mencakup Area semak-semak ¥ellowood yang tidak ditambang | pembentukan vegetasi (kepadatan, komposisi, kekayaan spesies, dan kelestariannya); | pengelolaan deb, api, gulma dan hewan liar, furigsi ckosistom, konektivitas, misalnya menghubungkan dacrahdacrah yang memiliki nilai penting bagi lingkungan; pengelolaan Jahan pasca-tambang, serta keberlanjutan dari tataguna lahan pasca tambang yang diusulkan Perlindungan terhadap tegakan-tegakan vegetasi sisa hutan Brigalow (ekaliptus) dipandang | penting bagi upaya konservasi yang scdang dilakukan atas ckosistem-ckosistem yang | ieracam punah ying menjadi bagian dari habitat wallaby stau Kanguru kecil ckorpaku (Kanguew keeit ekorpak (bridled nail-taif wallaby)} vang langka Proses pengkajian-ukmg yang sedang_ ber- langsung mencakup penycbaran informasi oleh Gregory Crinum mengenai setiap petkem- bangan yang dapat berdampak pada rencana fambang, Kemudian, sekali setalun, amggota kelormpak kerja masvarakat dan anggota. seria kelompok-kelompok masyarakat lain yang di- undang akam bericinn umluk mengkaji rencima selural usia tambang, mengmkur perkembangan Tehabililasi saa ini dibandingkan dengan ukuram keberhasilan, dan jika dipertakan mels- enkan pernbahan terhadup rencama tersebut. Wallaby ckor paku | BMA kini menggumakan pendekatan yang serupa didalam mengembangkan strategi-strategi | rehabititasi dan penutupan tambang-tambang batu bara lain miliknya. Informasi unluk studi kasus ini disediakan oleh Tambang Gregory Crinum BMA, Tnformasi Iebih lanjul mengenal proses konsultasi masyarakat yang digunakan bisa didapaikan dengan menghubung! BMA melalui 256 Providing Seminar Nasional Periambangen, Kenclari 24 25 Sumi 201 b. Pengelolaan warisan budaya Penduduk Asli Sckitar 60 persen dari operas} penambangan bertetangga dengan masyarakat Penduduk Asli. Di banyak operasi, muncnl masala pengelolan warisan budaya Penduduk Asli, Umenmya, perusahaan mencari bantnan eksternal untuk mengelola masalah warisan budaya Penduduk Asli, karena mengakui perlunya ketrampilm khusas agar dapat menangani masala ini dengan baik. Sistem dan standar pengciolum yang baik memerlukan konsullasi dan pengkajian dengan kalangun Penduduk Asti yang relevem sejak wwal, untuk mengetahui apakah aktivitas yang dinsulkan dapat berdampak pada nilai-nilai warisam budaya, dan bersama-sama dengan Penduduk Asli mencari tahu cara terbaik untuk mereneanakan dan melaksanakan aktivitas tersebut agar dapat menghindari atau meminimalkan dampaknya Satu masalah penting adalah mengidentifikasi para Pemilik Tradisional dan kalangan Penduduke Asli lainnya yang memiliki hak dan kepentingan pada Iokasi tersebut. Pengetahuan akan lokasi nrungkin tergantung pada pembatasan-pembatasan budaya, Penduduk asli cenderung menjclaskun nilai penting sebuah tempat bersejarah secara ummm, dan meaghindari pembicaraan mengen yang dikandungnya. Pemantauan dan pengelolaan dampak operasi penumbangan pada lingkungan setempat Tempat-tempat dan nilai warisan budaya karena sensitivitas budaya dan restorasi urea yang terkena dampak aktivitas penambangan merupakan masalah yang besar bagi masyarakat Penduduk Asti dan pemangku kepentingw lain, Dalam banyak hal, satu- satunya pithan yang dapat dierima kalangan Penduduk Asli adalah perlindungan total terhadap Tokusi tertentu, Ekspektasi masyarakat Penduduk Asli terhadap proses rebabilitasi dapat theacakup restorasi terhadap lokasi penting yang tcluh disingkirkan atau diubal selama Penambangatl. Persyaratzn dalam manajemen Penduduk Asli ini dapat mencakup hal-hal seperti program penyelamatan lokasi, penyingkiran dan/atau penyimpanan materi-materi budaya yang terkena dampak aktivitas penambangin; serta pengembalian materi yang telah disingkiran dari urea tersebmt untuk dianalisis, Selain nilai pentingnya dalam pengelolaan lokasi yang memiliki warisan budaya, pengetahuan Penduduk Asli dapat memberi bantuun sangat berharga dalam memahami lingkungan Jahan sebelum penambangan dan memahami ncraksi ckologi di antara masing- masing spesies dengan ckosistem, yang dapat sangut penting untuk keberhasilan pembuatan ekosistem asli di dalam program rehabilitasi Prosiding Seminar Naslonal Pertambianges, Kendari 24-25 Suni 2011 287 c. Pengelolaan warisan budaya untuk kalangan bukan Penduduk Asli Sclain penting untuk mencakup pertimbangan spesifik (erhadap warisan budaya Penduduk-Asii, lokasi tambang juga berpotcnsi mencakup lokasi yang memiliki nilai penting bagi sejarah Kalangan bukan Penduduk Asli, Khususnya di duerah yung memiliki sejarah panjang mengenai pemukiman dan pertambangan. Meskipun beberapa lokasi ini mungkin sudah tercakup dalam daftar resmi olch badan vang berwenang, operasi penambangan jangan hanya mengandalkun pada badan berwenang untak mengidentifikasikan semua nilai bersejarah yang relevan dari suatu lokasi. Satu fokus dari keterlibatan masyarakat haraslah mengidentifikasikan setiap area yang mcmiliki nilai penting bagi masyarakat, Terutama dalam masalah kepercayaan dan nilai-nilai sosial Tuinnya, di mana peogakuan resmi dan perlindungan terhadap nilai-nilai ini sangat berbeda-beda di antara berbagai wilayah hukam (jurisdictions), 3. Pembangnnan Berkelanjotaa dan Rehabilitasi Tambang: Kasus Bisnis Kasus bisnis watuk melaksanakan rehabilitasi tambang dalam kerangka kerja pomban gunan yang berkelanjutan dengan cara yang terencana, terstruktur dan sistematit, dan ditecapkan secara progresit di sepanjang sikdus proyek keselurahan mencakup: Pengelolaan tambang yang lebih baik © Peluang untuk mengoptimalkan perencanaan dan operasi penumbangan sclama usia alcif tambang yaitu ckstraksi Sumberdaya dun tataguna Iwhan pasea tambang yang efisien (misalnya mengurangi tumpang dndihnya pekerjaan penangman limba dan tanah lapisan alas, serla mengurangi wea lahan yang terganggu) © [dentifikasi daecah dengan resike tinggi sebagai prioritas dalam riset dan remodiasi yang sedang berjalan Rehabilitasi secara progresifmemberi peluang wotuk pengujian dan perbuikan teknik-teknik yang digonakan * Risiko yang lebih keeil atas ketidakparuhan terhadap peraturan. 258 Pruriding Seminar Nasional Periambanyath, Ken dart 24°— 25 Juni 2011 ‘Meningkatkan keterlibatan pemangke kepentingan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan «© Mengembangkan strategi dan program untuk menangaii dampak pertambangan dengan informasi yang lebih baik, idealnya sebagai bagian dari metode pengembangan masyarakat sejak awal usia tambang, + Meningkatken penerimaan masyarakal whtuk proposal penambangan di masa depan. Meningkatkan citra dan reputasi di mata publik. Fengurangan risike dan pertanggungjawaban hnkum «) Memastikan tersedianya dana dan materi untuk rebabilitasi tambang melalui estimasi biaya. rehabilitasi tambang yang lebil akurat « Mengurangi pertanggungjawaban hukum yang berkaitan dengan keamanan publik seria bahaya dan risiko terhadap lingkungan. COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI SEKITAR WILAYAH PERTAMBANGAN 1. Konsep CSR Secara sistematik CSR mangadung arti sesusi dengan kata-kata yung torkandung didalamnya yaite “corporate” (korporasi), “soelal” (kemasyurakatan), dau “responsibility” (tanggungjawab). Dalam arti lebih Inas, CSR mencakup tanggungjawub perusahaan Gembaga profit) terbadap masyarakat diseidtar wilayah operasi kegintannya. Saat ini, CSR telah menjadi? konsep yang kerap kita dengar, walmu definisinya sendi:i masih menjadi petdebatan di antara para praktisi anaupun aukudemisi-sering disamakan dengan konsep community devetopment. CSR merupakan bagian dari pomberdayaun masyarakat, 2. Elemen CSR Dalam prakteknya CSR harus sejalan dengan peraturan hukum, mendstangkan manfaat, bersifat etis, meaghormati nilai-nilai sosial, dan memennhi aspek akuntabilitas. Dengan kata Jain, CSR merupakan tanggungjawab suata organisasi perasahaan (korporasi) atas dampak dari kepotusan dan aktivitasnya terhadap tasyatakat dan lingkungan yang sifatnya transparan, etis, rositng Seminar Nastonol Periembangan, Kendiari 2¢~ 25 Juné 2011 259 konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kescjahteraan masyarakat, memperhatikan harapan pemangku kepentingan, sesuai dengan hukum yang berlaku, sejalan dengan norma- notin perilaku intemasional, dan terintograsi dalam hotatalaksanaan organisasi porusahadn Dengan demikian, minimal ada 7 (tujuh) unsur tanggungjawab social perusahaan, yailu (1} Tingkungam, (2) hak asasi manusia; (3) perburuhan; (4) pemberdayazn masyurakat, (5) tata kelola organisasi (organizational governancey, (6) isu konsumen; dim (7) praktek kegiutan bisnis yang schal, Sccara skematis, aspekeaspek yang tcrkandung dalam CSR dapal dilihat pada Gamba 3 * — Kesinambungan tingkungan = Peningketten. * — Tsu-isu lokal ‘besejuhlersan + Sikap skeptic (cynicism) fone = « Keterbukaan (transparency) a ap + Pertanggungjawaban sosial (soctat audist) a: ataaes + Moral (ethics) + Hubungan masyarakat (comanunity iim + Keragaman (diversity) + Sikap altif perusahaan (corporate activism) Pemangku + Perundang-udangan dan pengadilan kepentingan yang (legislation and litigation) berdaya (empowered + Hubumgan pemangin kepetningan internal dan stakeholder) eksternal ® Konflik budaya » — Ketatalaksanaan organisasi © Patriotisme © Keuntungan (profit) Gambar 3, Elemen-clemen penting CSR dalam prespektif global {adaptasi dari Anonim, 2005) 3. Dimensi CSR Ekonomi, sosial, lingkungan: perusahaan dalam merjalankan CSR harus memper- hitmgkan kescimbangan ketiganya, tak boleh ada trade aff dalam jangka patijang di antara ketiganya, dan ketiganya harus mengalamii kemajuan. 260 Prostaling Senanar Nasional Pettamtbangon, Kendart 24-25 Juni 2011 Pemanglu kepentingan: perusahaan dalam menjalankan CSR harus semperhatikan seluruh pemangku Kepentingan isternal dan ekstemainya, dan mencari keseimbangan torbaik bogi pemmuasan seluruh kepentingan mereka ‘Voluntari: perusahaan dalam menjalankan CSR harus mcmatuhi selurub regulasi yang berlaku kemudian berusaha nielarpauinya sejauh mungkin. 4. Piramida CSR CSR seringkali dianggap sebagai inti dari ctika bisnis. CSR merupakan komitmen untuk bertindak sccara clis, beroperasi secara legal untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sorta masyarakat seoata lebih bias. 2) Tanggungjawab kemanusiaan; tanggungjawab techadap, sesama mencalup peran aktif perusahaan datamn memajukan kesejahterzan manusia. b) Tanggungjawab etis; mencakup tanggungjawab secara umum, Karena tidak semma harapsn masyarakat telah dinsmauskan dalam hmkum, namun dapat juga diterima secara anoral, cc} Tanggungjawab hukum; segala tanggungjawab yang dituangkan dalam perundang- cundangzan, d) Tanggungjawab ekonomi; meryjuk pada fungsi utama bisnis sebagai produser barang dan jasa yang dibutubkan konsumen, dengan menghasilkan laba yang dapat diterima (laba yang dibasilkan harus sejalan dengan afuran dasat-masyarakat. Gambar 4, Piramida CSR (Trevino dan Nelson dalam Usman Rianse, dkk, 2011) Prosicing Seminar Nasional Pertanbamgen, Kenda 24—25 Juni 2001 261 & Praktek CSR di Sultra Program CSR berupa pembangunan sarana ibadah, sarana pendidikan, bantuan beasiswa pada pelajar dan mahasiswa (S1, $2, S3 dalam negeri maupun Ivar negeri). Memberikan bantwan Mabil Operasional kampus. Aspek pelestarian lingkungan yakni reklamasi lahan bekas tambung dam ditunami dengan tanaman spesies tanaman lokal, serta mendirikan ramah sakit- Praktek CSR beberapa Perusahaan Tambang skala besar sudah cuknp baik, namnn dari segi distribusi masih perln di koreksi terwtama bagi musyarakat di sekitar tambang. Kesempatan umuk mengakses fasilitas ini hanya bagi masyurakat kalangan tertenta dan umumaya juga berkaitan dengan kepentingan perusahaan. VI. STRATEGI PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN CSR MASA DEPAN PADA USAHA PERTAMBANGAN Perbuatian perusahaan semestinya juga diarabkan atas Kehilangan tolal economic vale lingkungan dan masyarakat, misalnya nilai keberadaan swatu ckosistem, nilai kearifim dan budaya masyarakat, nilai lai pilihan bagi kegiatan lain, seperti penelitian masa depan, sumber Pangan dan obat-obatan dan energi serta kebntuhan gencrasi masu depan. Oleh karena im, kedepan kegiatan R&D perusthaan tidak hanya berorientasi pada kepentingan perusghaan tetapi juga harus dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat di sckitar Kawasan pertambangan/ konsensi tambang, Stratcgi untuk mencapai implementasi pengembangan masyarakat dan CSR yang berkelanjutan harus diksitkan dengan kemitraan/kolaborasi Business, Intellectual dan Government (BIG Strategy). Penggerak utama dalam BIG adalah kelompok pengusiha Perusahaan menyediakan dana pemberdayaan masyarakat dan CSR. Kaitannya dengan pengembungan SDM, perusahaan mendirikan sekolah menengah dan pendidikan Vokasi (Dt, D2, dun, D3 pertambangan). Kelompok intelckwal bukan label akademisi (perguruan tinggi) tetapi para pihwk yang berkompoten dalam mendesaim kegiatan R&D untuk pemberdayaan masyarakat. Kelompok ini berasal dari pergurwan tinggi, perusahaan, NGO dan pemerintah. Kelompok pemerintah mengambil peran memfasilitasi, mengatut, dan mereacanakan tindaken bersama masyarakat di dalam dan sckitar kawasan pertambangan Dari strategi yang diawarkan ini, saat ini monurut peoulis ada yang terasuh kurang dilibat dari aspek komponen intelektual. Dimensi Scince untuk pertambangan, menunjnkkan 262 Frastaing Seminar Nasional Pertambengan, Kendari 24 = 25 Juni 2017 Kemajuan yang sangat pesat dari sisi pengelolaan tambang secara teknis. Sementara untuk aspek sosial ckonomi bagi masyarakal di sckitar portanibimyan banyak melibatkan para peneliti dan praktisi sosial ekonomi yang tidak khusus bagi permasalahan masyarakat di sekitar Kawasan perlambangan yang dikaitkan dengan datpak pengelolaan tambang itu sendiri. Untuk miehgatasi kesedjangan science khusus tiongembangkan pembelajaran, pengetahuan dan kompetensi sosial ckenomi pengelolaan tambang, maka diperlukan lif pengembangan Program Studi SOSLAL EKONOMI FENGELOLAAN TAMBANG, bidang Iimu SOSTAL EKONOMI PERTAMBANGAN Universitas Haluoleo sedang mengusulkan program studi ini pada DIKTI dan saat ini dalam tahap penifaian kelayakan pendirian program studi. ‘VIL. KESIMPULAN Pengembangan masyarakat di sekitar tambang dalam prakteknya belum dilakukan ‘Secara optimal olch pousahaan tumbang—perusahaan skala besar, sedangkan untuk perusahaan skula Kecil relatif belum melakukan kegiatan pengembangan masyurakat. Berkenaan dengan kegialan rehabilitasi (ambang, diketahui bahwa: (1) perusahaan tambang di Sultra belum taclibutkun masyarakat dalam pengambilin keputusan untuk rehubilitasi tambang; (2) untuk perusahaan skala besar, telah melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan rehabilitasi tambang, nano tidak pada semua proses pengambilan kepatusan; dan (3) watuk perusuihaan besar yang ada di Iyar negeri, telyh melibatkan musyarakat pada seluruh proses pengambilan Kepotusan rehubilias tambang, roulai dari whap pereneanaan operasi tambang, operasi tambang, sampai dengan perutupan tambang. Menerapkan strategi BIG dengan model kolaborasi Bicness, Intellectual dan Government untuk mencapai implementasi pengem- bangun masyarakat dan pengelolaan usaha pertambangan yang berkelanjutan, Frosting Seminar Mesional Pertambangan, Kendari 24~ 28 dunt 2011 263 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2005. A Guide to Corporutc Social Responsibility (CSR). frtpo/Aeww: miami edu! eikticsipdf filesicsr_guside. pdf, Akses: 17 November 2010, Anonim, 2010, Membungun Citra dan Praktek Pengdolaan Tambang Berkelanjutan di Sulawesi Tenggara. Laporan J¥orkshop dan Field Trip kerjasama Universitas Halnoleo dan The Australian National University, tmggal 26-31 Juli 2010, Kenduri. Alma, B., 2003. Dasar-Dasar Kttke Bisnis istami. Alfabeta, Bandung. Baker, M., 2007, Corporate Social Responsibility-What does it mean? Aip:www.waifen daker neu CSRfiles/efinition, html. Akses: November 2010, Budimanta, A. 2007. Petani, Perusahaan, dan Pemerintah Perlu Jalin Aliansi Strategis. ‘Wawancara dalam Majalah Hortikutrera, Tahun VIL, Nomor 67, C¥ Sabacoa Utama. Jakarta BLH, 2010. din Usaha den Aitiviees PertamBangan, Badan Lingkungan Hidup Propinsi Sultra, Kendari Depsos,, 2005. dexan Klasifiksi Jungeungieweb Sostal Dunia Usaha. Direktorat Peningkatan Peran Kelembagaan Sosial Masyarajat dan Kemitram, Direktorat Jenderal Pember- dayaan Sosial. Departemen Sosial, Jakarta. DESM, 2010. Potensi Sumberdaya Mineral dan Energi Sufawest Tenggara. Dinas Enegeri dan Sumberdaya Mineral Propinsi Sultra, Kendari. Ernawan, E. R., 2007. Bussiness Ethics. Alfabeta, Bandung. Igbal, M. dan Tablim Sudaryatno, 2008. Tmggungjawab Sosial Perusahaan (Corpormie Soctad Responsibitit’) dalam Perspcktif Kebijakan Pembangunan Pertanian. Jumma! Analisis Kehialakan Pertanian: 6 {2}, 158-173 Katsoulakos, P. and Y. Katsoulakos, 2006. A Malti-Dimensional View of Corporte Responsibility, Economie and Business of Athens University. Athens. Avlp: www csrguest.net dan www der org. Akses: November 2010, Pemerintah Australia, 2006, Refibtlitast Tambang: Praktek Unggulan Program Pombangunan Berkelanjuian untuk Industri Pertdeibangan. Departmen Perindustrian, Pariwisata, dan Sumberdaya, Australia. Raras, A, 2008. Menjadi Manager Sukses melalui Enipat Aspek Perusahaan, Alfabeta, Bandung, Riange, U., Weka Gusmiarti, LD Kalimin, Sarina, dan Anas Nikoyan, 2011, Kewirausahaan: Positifkan Mindset, Karakter, dan Kreativitas Wwjudkan impian, Selamaikan Anak Bangsa. Unhaln Press, Kendari 264 Providing Seovinad Meistonad Pertambangan, Kendari 24-25 Sunt 2011 Wordpress, 2007. CS, Antara Tuntutan dan Kebutyhan hitp-ivesqlover wordpress.com! 2008/1 2°>. Diakses: 16 Juni 2010 Yudi, Ni, 2010, Peranan Macyarakat Sebagai Salah Sam Pemangku Kepentingan Dalam Penumpan Tambang PT, KEM. Makafah disampaikan pada Workshop dan Field Trip “Membangun Citra dan Prakick Pengelolaan Tambang Berkelanjutan di Sulawesi Tenggara, kerjasama Universitas Halnoleo dan Tae Australian National University, tanggal 26-31 Juli 2010, Kendari. Peaatdtng Seminar Nasfonal Pertambangian, Kendari 2425 Jet 2007 265

Anda mungkin juga menyukai