Anda di halaman 1dari 11

AMANDEMEN UUD 1945 : IDENTIFIKASI

PERUBAHAN KELEMBAGAAN

ANTHONY
160414011

UNIVERSITAS SURABAYA

BAB I
PENDAHULUAN

I.

Pengertian Amandemen UUD 1945


Amandemen adalah perubahan terhadap UUD dengan tujuan untuk memperkuat
fungsi

dan posisi dari UUD dengan cara mengakomodasi aspirasi politik yang

berkembang untuk mencapai tujuan Negara seperti halnya dirumuskan oleh konstitusi itu
sendiri.

II.

Latar Belakang Lahirnya Amandemen


Berhentinya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 menjadi awal
dimulainya era reformasi di Indonesia. Era reformasi memberikan harapan besar
terjadinya perubahan menuju penyelenggaraan Negara yang lebih demokratis. Selain itu,
reformasi juga diharapkan menjadi titik tolak perubahan mental bangsa Indonesia
sehingga menjadi bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, keadilan,
kejujuran, tanggung jawab, persamaan dan persaudaraan.
Salah satu tuntutan yang berkembang di masyarakat adalah dilakukannya
Amandemen (Perubahan) UUD 1945. Tuntutan itu didasarkan pada pandangan bahwa
UUD 1945 belum cukup memuat landasan kehidupan yang demokratis, pemberdayaan
rakyat dan penghormatan pada hak asasi manusia, pasal-pasalnya bersifat multi tafsir dan
membuka peluang terjadinya penyelenggaraan negara yang sentralistik, otoriter, tertutup
dan sarat perilaku KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Tuntutuan itu dalam
perkembangannya menjadi kebutuhan bersama bangsa Indonesia. Kemudian, tuntutuan
itu diwujudkan secara menyeluruh, bertahap dan sistematis dalam empat kali perubahan
UUD 1945, yaitu perubahan pertama, perubahan kedua, perubahan ketiga, dan perubahan
keempat. Perubahan perubahan itu tetap merupakan satu rangkaian dan satu sistem
kesatuan. Amandemen merupakan salah satu upaya inovasi dan kreativitas bangsa
Indonesia dalam bernegara.
iii

III.

Dasar Hukum Perubahan UUD 1945


UUD 1945 itu sendiri, yaitu pasal 37, yang berbunyi:
(1) untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurangkurangnya 2/3 daripada jumlah
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir;
(2) putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya
2/3 daripada jumlah anggota yang hadir.

IV.

Tujuan Perubahan UUD 1945


Adapun tujuan dilakukannya perubahan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara dalam mencapai tujuan
nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, dan memperkokoh Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi
manusia
c. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis dan
modern melalui pembagian kekuasaan yang Iebih tegas, saling mengawasi dan
mengimbangi (checks and balances) yang lebih ketat dan transparan dan
pembentukan lembaga-lembaga negara yang baru sesuai dengan kebutuhan dan
tantangan zaman.
d. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan kewajiban
negara terhadap warga negara
e. Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara yang
demokratis.
f. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai
dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan dan kepentingan bangsa dan negara.

V.

Perubahan UUD 1945 yang dilakukan oleh


iv MPR

a) Perubahan pertama yang ditetapkan dalam Sidang Umum MPR 1999 mencakup sembilan
pasal. Dalam sidang yang ditutup pada 19 Oktober 1999 MPR menetapkan sebagai
berikut:
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia,
Setelah mempelajari, menelaah, dan mempertimbangkan dengan saksama dan
sungguhsungguh hal-hal yang bersifat mendasar yang dihadapi oleh rakyat, bangsa dan

negara, serta dengan kewenangannya berdasarkan pasal 37 Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia mengubah pasal 5 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 ayat (2),
Pasal 14, pasal 15, pasal 17 ayat (2) dan (3), Pasal 20, dan pasal 21.
b) Perubahan kedua dilaksanakan dalam Sidang Tahunan MPR 2000 menyangkut tujuh bab
mendasar. Dalam sidang yang ditutup pada tanggal 18 Agustus 2000 MPR menetapkan
sebagai berikut:
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia, Setelah mempelajari, menelaah, dan mempertimbangkan dengan saksama dan
sungguhsungguh .hal-hal yang bersifat mendasar yang dihadapi oleh rakyat, bangsa dan
negara, serta dengan kewenangannya berdasarkan pasal 37 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia mengubah dan/atau menambah Pasal 18, Pasal 18 A,Pasal
18B. Pasal 19, Pasal 20 Ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, Bab. IXA, Pasal 25E,
Bab X, Pasal 26 Ayat (2) dan Ayat (3), Pasal 27 Ayat (3), Bab XA, Pasal 28 A, Pasal 28B,
Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28 E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28 H,Pasal 28 I, Pasal 28
J, Bab XII.

BABvII
HASIL AMANDEMEN PERUBAHAN KELEMBAGAAN
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Tugas-tugas MPR dalam Pasal 3 UUD 1945 hasil amandemen adalah sebagai berikut :
a. Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar
b. Melantik presiden dan/atau wakil presiden
c. Memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut
undang-undang dasar.Susunan keanggotaan MPR terdiri atas anggota Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui pemilihan
umum.

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


Keanggotaan DPR merangkap keanggotaan MPR. Oleh karena itu, kedudukan dewan ini
kuat dan tidak dapat dibubarkan oleh presiden yang memegang kekuasaan tertinggi
dalam pemerintahan negara.
Tugas-tugas DPR dalam UUD 1945 hasil amandemen adalah sebagai berikut :
a. Membentuk undang-undang (Pasal 20 Ayat 1)
b. Membahas rancangan undang-undang (RUU) bersama presiden (Pasal 20 Ayat 2)
c. Membahas rencana anggaran pengeluaran belanja negara (RAPBN) bersama presiden
(Pasal 23 Ayat 2)
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) adalah sebuah lembaga baru setelah adanya perubahan
UUD 1945. Menurut Pasal 22C Ayat 1, anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui
pemilihan umum. Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama.
4. Prsiden
Presiden Repoblik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945
(Pasal 4 Ayat 1). Presiden dibantu oleh satu orang wakil presiden dalam melaksanakan
kewajibannya.
Menurut sistem pemerintahan negara berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002,
presiden dipilih oleh rakyat secara langsung. Dengan demikian, presiden memiliki
legitimasi (pengesahan) yang lebih kuat karena didukung secara langsung oleh rakyat.
Terjadi pula pergeseran kekuasaan pemerintahan negara yakni kekuasaan presiden ini
tidak lagi di bawah MPR melainkan setingkat dengan MPR. Namun, presiden bukan
berarti diktator, sebab jika presiden melanggar undang-undang, dalam melaksanakan
tugasnya, maka MPR dapat memberhentikan presiden dalam masa jabatannya.
Presiden merupakan kepala eksekutif, namun juga melaksanakan tugas legislatif bersama
DPR, antara lain dalam hal sebagai berikut :
a. Membentuk undang-undang (Pasal 5 Ayat 1)
b. Menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang bila keadaan
memaksa (Pasal 22)

c. Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah untuk melaksanakan undangundang (Pasal 5 ayat 2).
5. Badan Pemerinksa Keuangan
BPK merupakan badan yang bertugas memeriksa tanggung jawab keuangan negara.
Dalam pelaksanaan tugasnya, BPK terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah, tetapi
bukan berarti di atas pemerintah. Seperti dinyatakan dalam Pasal 23E Ayat 1 bahwa untuk
memerinksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu
Badan Pemerinsa Keuangan yang bebas vi
dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan negara
diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai kewenangannya (Pasal 23E Ayat 2).
Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan mempertimbangkan DPD dan disahkan oleh
presiden. Pimpinan BPK dipilih dari dan oleh anggota Pasal 23F Ayat 1 dan 2.
6. Lembaga Kehakiman
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 Ayat 1). Merdeka yang
dimaksud disini berarti tidak dapat dipengaruhi oleh kekuasaan pemerintah maupun
DPR/MPR.

viikekuasaan kehakiman adalah sebagai berikut.


Lembaga-lembaga yang berkaitan dengan

a. Mahkamah Agung (MA)


Mahkamah Agung merupakan badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman.
Tugas mahkamah agung adalah mengawasi jalannya undang-undang dan member
sanksi terhadap segala pelanggaran terhadap undang-undang. Ketua dan wakil ketua
MA dipilih dari dan oleh hakim agung.

b. Mahkamah Konstitusi (MK)


Mahkamah Konstitusi adalah sebuah lembaga baru di wilayah kekuasaan kehakiman.
Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilah orang anggota hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh presiden.
Kewenangan MK adalah sebagai berikut :
1) Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
final.
2) Untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
3) Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh undang-undang dasar.
4) Memutuskan pembubaran partai politik
5) Memutuskan perselisihan hasil pemilu.
c. Komisi Yudisial (KY)
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor. 22 tahun 2004. Lembaga ini berfungsi mengawasi perilaku hakim dan
mengusulkan nama calon hakim agung. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan
diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR.

viii

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil yang sudah tertera dihalaman sebelum-sebelumnya mungkin saya dapat
menyimpulkan sebagai berikut :

a. Amandemen UUD 1945 telah dilakukan sebanyak empat kali dan mengarah kepada
kontitusi yang lebih demokratis, Namun dalam praktennya belum mampu merespon
tuntutan reformasi dalam penyelenggaraan negara.
b. Fenomena yang muncul dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah kurang adanya
koordinasi antar daerah sehingga menciptakan disharmoni pembangunan antar
daerah.
c. Muncul ketidakseimbangan kewenangan antara eksekutif dan legislatif yang
disebabkan adanya dominasi kewengan legislatif.
d. Belum tercapainya tujuan pembangunan nasional sperti yang dirumuaskan dalam
pembukaan UUD 1945. Hal tersebut disebabkan adanya pelanggaran etika
penyelenggaran pemerintahan yang melahirkan tingginya angka korupsi.
Kebijakan pembangunan Sistem Administrasi Negara berdasarkan konstitusi diarahkan
pada :
a. Pengembangan sistem pemerintahan yang demokratis berbasis nilai nilai yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
b. Pengembangan sistem check and balances antar lembaga-lembaga negara sehingga
tercipta keseimbangan kewenangan.
c. Penataan sistem otonomi daerah yang mengarah kepada kemandirian, pemberdayaan
daerah dan sikronisasi pembangunan antar daerah.
d. Pengembangan etika penyelenggaraan pemerintahan yang mengarah kepada
terwujudnya good governance.

Saran :

ix

Lembaga Kepresidenan sebagai salah satu lembaga yang memegang kekuasaan


Negara mempunyai peranan penting dalam keberlangsungan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dengan berbagai perubahan yang terjadi terhadap lembaga ini sebagai
implikasi dari perubahan Undang-Undang Dasar yang terjadi seiring perubahan zaman
dan konstelasi bangsa dan Negara. Namun, betapa pun demikian lembaga kepresidenan
harus senantiasa mampu menjalankan peranan dan fungsinya demi mewujudkan tujuan

bangsa dan Negara melalui perwujudan Lembaga Kepresidenan yang aspiratif,


akomodatif dan mementingkan kepentingan Negara diatas segalanya berdasarkan
peraturan perundang undangan yang berlaku. mekanisme check and balances diantara
ketiga kekuasaan Negara ( eksekutif, legislatif, dan yudikatif ) harus diwujudkan demi
tercapainya cita cita bangsa dan Negara.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Denny Indrayana, Ph.D, Amandemen UUD 1945 Antara Mitos dan Pembongkaran,

Mizan, Bandung, 2007.


Rohdewohld Rainer; Public Administration in Indonesia; Montech PTY, Australia;
1995. LAN, Sistem Administrasi Negara Buku III, Lembaga Administrasi Negara;

Jakarta; 2004. Inu Kencana Syafiie, Drs, Msi; Sistem Pemerintahan Indonesia;

Rieneka Cipta; Jakarta; 2002


Undang-Undang Dasar 1945 revisi 1 sampai dengan 4
http://fristianhumalanggionline.wordpress.com/2008/05/26/implikasi-perubahan-uudnegara-republik-indonesia-tahun-1945-terhadap-lembaga-kepresidenan/
Sukadi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X
SMA/MA-SMK Wajib, SEWU, Jakarta, 2013
Budiyanto, Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas XII, Erlangga, Jakarta,
2007

xi

DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

ii

BAB I

PENDAHULUAN

iii

Pengertian Amandemen UUD 1945


Latar Belakang Lahirnya Amandemen
Dasar Hukum Perubahan UUD 1945
Tujuan Perubahan UUD 1945
Perubahan UUD 1945 yang Dilakukan oleh MPR
BAB II

HASIL AMANDEMEN PERUBAHAN KELEMBAGAAN

vi

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

ix

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

xi

ii

Anda mungkin juga menyukai