PERUBAHAN KELEMBAGAAN
ANTHONY
160414011
UNIVERSITAS SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
I.
dan posisi dari UUD dengan cara mengakomodasi aspirasi politik yang
berkembang untuk mencapai tujuan Negara seperti halnya dirumuskan oleh konstitusi itu
sendiri.
II.
III.
IV.
V.
a) Perubahan pertama yang ditetapkan dalam Sidang Umum MPR 1999 mencakup sembilan
pasal. Dalam sidang yang ditutup pada 19 Oktober 1999 MPR menetapkan sebagai
berikut:
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia,
Setelah mempelajari, menelaah, dan mempertimbangkan dengan saksama dan
sungguhsungguh hal-hal yang bersifat mendasar yang dihadapi oleh rakyat, bangsa dan
BABvII
HASIL AMANDEMEN PERUBAHAN KELEMBAGAAN
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Tugas-tugas MPR dalam Pasal 3 UUD 1945 hasil amandemen adalah sebagai berikut :
a. Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar
b. Melantik presiden dan/atau wakil presiden
c. Memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut
undang-undang dasar.Susunan keanggotaan MPR terdiri atas anggota Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui pemilihan
umum.
c. Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah untuk melaksanakan undangundang (Pasal 5 ayat 2).
5. Badan Pemerinksa Keuangan
BPK merupakan badan yang bertugas memeriksa tanggung jawab keuangan negara.
Dalam pelaksanaan tugasnya, BPK terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah, tetapi
bukan berarti di atas pemerintah. Seperti dinyatakan dalam Pasal 23E Ayat 1 bahwa untuk
memerinksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu
Badan Pemerinsa Keuangan yang bebas vi
dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan negara
diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai kewenangannya (Pasal 23E Ayat 2).
Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan mempertimbangkan DPD dan disahkan oleh
presiden. Pimpinan BPK dipilih dari dan oleh anggota Pasal 23F Ayat 1 dan 2.
6. Lembaga Kehakiman
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 Ayat 1). Merdeka yang
dimaksud disini berarti tidak dapat dipengaruhi oleh kekuasaan pemerintah maupun
DPR/MPR.
viii
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil yang sudah tertera dihalaman sebelum-sebelumnya mungkin saya dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
a. Amandemen UUD 1945 telah dilakukan sebanyak empat kali dan mengarah kepada
kontitusi yang lebih demokratis, Namun dalam praktennya belum mampu merespon
tuntutan reformasi dalam penyelenggaraan negara.
b. Fenomena yang muncul dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah kurang adanya
koordinasi antar daerah sehingga menciptakan disharmoni pembangunan antar
daerah.
c. Muncul ketidakseimbangan kewenangan antara eksekutif dan legislatif yang
disebabkan adanya dominasi kewengan legislatif.
d. Belum tercapainya tujuan pembangunan nasional sperti yang dirumuaskan dalam
pembukaan UUD 1945. Hal tersebut disebabkan adanya pelanggaran etika
penyelenggaran pemerintahan yang melahirkan tingginya angka korupsi.
Kebijakan pembangunan Sistem Administrasi Negara berdasarkan konstitusi diarahkan
pada :
a. Pengembangan sistem pemerintahan yang demokratis berbasis nilai nilai yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
b. Pengembangan sistem check and balances antar lembaga-lembaga negara sehingga
tercipta keseimbangan kewenangan.
c. Penataan sistem otonomi daerah yang mengarah kepada kemandirian, pemberdayaan
daerah dan sikronisasi pembangunan antar daerah.
d. Pengembangan etika penyelenggaraan pemerintahan yang mengarah kepada
terwujudnya good governance.
Saran :
ix
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Denny Indrayana, Ph.D, Amandemen UUD 1945 Antara Mitos dan Pembongkaran,
Jakarta; 2004. Inu Kencana Syafiie, Drs, Msi; Sistem Pemerintahan Indonesia;
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
vi
BAB III
ix
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
xi
ii