Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR


P-4
KOLORIMETRI
I.

TUJUAN PRAKTIKUM
Mengenal metode kolorimetri untuk menetapkan konsentrasi larutan

II.

DASAR TEORI
Kolorimetri merupakan suatu metoda analisa kimia yang didasarkan pada tercapainya kesamaan besaran warna antara larutan sampel dengan

larutan standar dengan menggunakan sumber cahaya polikromatis dan detektor mata. Metoda ini didasarkan pada penyerapan cahaya tampak dan energi
radiasi lainnya oleh suatu larutan.
Metoda ini dapat diterapkan untuk penentuan komponen zat warna ataupun komponen yang belum bewarna, namun dengan menggunakan
reagen pewarna yang sesuai dapat menghasilkan senyawa bewarna yang merupakan fungsi dari kandungan komponennya. Jika telah tercapai kesamaan
warna berarti jumlah molekul zat penyerap yang dilewati sinar pada kedua sisi tersebut telah sama dan ini dijadikan dasar perhitungan. Contohnya
adalah larutan nitrit dibuat berwarna dengan pereaksi sulfanilamida dan N-(1-naftil)-etilendiamin. Jumlah radiasi yang diserap berbanding lurus dengan
konsentrasi zat penyerap dalam larutan.
Absorbsi sinar UV atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi elektron bonding, akibatnya panjang gelombang
absorbsi maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada pada molekul yang sedang diselidiki. Oleh karena itu spektroskopi serapan
molekul berharga untuk mengindentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu molekul. Akan tetapi yang lebih penting adalah penggunaan
spektroskopi serapan ultra violet dan sinar tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus pengabsorbsi.
Kolorimetri terbagi atas 2 metoda, yaitu :
1. Kolorimetri visual
Menggunakan mata sebagai detektor.
2. Fotometri
Menggunakan fotosel sebagai detektornya.

Metoda kolorimetri visual merupakan metoda yang konvensional dan sudah jarang digunakan karena tidak akurat. Hal ini disebabkan karena
mata hanya sebagai detektor untuk melihat kesamaan warna, bukan sebagai alat ukur intensitas absorbsi.
Metoda analisa kolorimetri visual ada 4 macam yaitu :
1. Metoda standar seri (metoda nesler) : pada metoda ini dibuat sederetan larutan standar dalam tabung yang berukuran sama dengan jenis yang sama
pula.
2. Metoda keseimbangan
Pada metoda ini dilakukan dengan cara membandingkan larutan sampel dengan larutan standar yang didasarkan pada ketebalan larutan standar
yang divariasikan. Metoda ini dibagi tiga, yaitu :
a. Sistem slinder hechner
b. Bajerum comperator
c. Dubosq colorimetri
3. Metoda pengenceran : menggunakan satu zat standar dan sejumlah buret yang berisi blanko. Kosentrasi standar diencerkan dengan blanko sampai
terjadi kesamaan warna.
4. Metoda standar sintesis : zat yang diselidiki diperoleh dengan cara penambahan sejumlah komponen standar terhadap suatu larutan blanko sampai
terjadi kesamaan warna.
Syarat-syrat menentukan kosentrasi dengan metoda kolorimetri visual adalah sebagai berikut :
1. Tinggi larutan konstan (Constant Depht Methods) terbagi menjadi dua metoda :
a. Tabung Nessler
Pada metoda ini digunakan beberapa tabung reaksi berbentuk silinder. Masing-masing tabung diisi dengan larutan standar dengan konsentrasi
terukur dan bervariasi dengan tinggi larutan yang sama. Tabung ini disusun pada rak tabung bercat hitam yang tidak mengkilat, agar tidak memantulkan
sinar yang datang pada tabung. Kemudian larutan sampel dengan tinggi yang sama diletakkan di sela tabung-tabung tersebut dan bandingkan warna
larutan standar dan sampel dengan melihat dari atas tabung (vertikal). Jika ada warna larutan standar yang sama dengan sampel, berarti konsentrasi
sampel sama dengan larutan standar tersebut. Atau jika warnanya berada diantara 2 warna larutan standar yang berdekatan, berarti konsentrasi sampel
berada dalam range dari konsentrasi kedua larutan tersebut.
b. Bajerum Comparator
Pada alat ini, untuk mencapai kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan standar dilakukan dengan cara menggeser larutan sampel
disepanjang skala yang berada di atas bajerum. Bajerum comparator ini merupakan suatu kotak transparan persegi panjang yang dibagi dua menurut

diagonal bidangnya. Bagian depan dimana skala tertera, diisi dengan larutan standard an bagian lainnya diisi dengan blanko. Pengamatan dialakukan
dari bagian depan (horizontal).
2. Tinggi larutan berbeda (Variable Depth Methods) terbagi menjadi dua metoda :
a. Tabung Herner
Tabung Herner berupa sepasang silinder dengan keran untuk mengeluarkan larutan dari dalam silinder yang warna larutannya lebih pekat
sehingga tingginya berubah, agar didapatkan warna yang sama pada kedua silinder.
b. Kolorimeter Dubosq
Pada alat ini kesamaan warna didapatkan dengan cara mengatur tinggi rendahnya pemberat (plunger), agar tinggi larutan dalam bejana berubah
sehingga didapatkan intensitas warna yang sama pada spiltfield.
Syarat metoda kolorimetri adalah larutan harus bewarna. Jika larutan tidak bewarna maka dilakukan dahulu pengomplekan dengan penambahan
reagen pewarna. Sedangkan syarat pewarnaan ini antara lain :
1. Warna yang terbentuk harus stabil
2. Reaksi pewarnaan harus selektif
3. Larutan harus transparan
4. Kesensitifannya tinggi
5. Ketepatan ulang tinggi
6. Warna yang terbentuk harus merupakan fungsi dari konsentrasi.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
- Labu takar
- Pipet volume
- Beaker glas
2. Bahan
-

Larutan standar 1

Larutan KCNS 10%

Aquadest

Tabung reaksi
Rak tabung raksi
Pipet tetes

IV. CARA KERJA


1. Membuat Larutan Standar 1
Timbang seksama 0,864 gr Fe(NH4)(SO4)
Dimasukkan labu takar 1000 ml
Ditambah HCl pekat
Ditambah aquadest ad batas volume
(Konsentrasi Fe3+ 0,01 mg/ml)
2. Membuat Larutan Standar 2
Dipipet 10 ml larutan standar 1
Dimasukkan labu takar 100 ml
Ditambah aquadest ad batas volume
(Konsentrasi Fe3+ 0,001 mg/ml)
3. Membuat Larutan Deret Standar

Dipipet larutan standar 2 (sesuai dengan volume pada dalam tabel 1)


Masukkan labu takar 25 ml
Ditambah 5 ml larutan KCNS 10%
Ditambah aquadest ad batas volume
Dikocok hingga homogen
Masukkan tabung reksi (sesuai tabel 1)
Tabel 1
Tabung Reaksi
1
2
3
4
5
6

Larutan Standar
4 ml
6 ml
8 ml
10 ml
12 ml
14 ml

Larutan KCNS 10%


5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml
5 ml

4. Membuat Larutan Cuplikan


Dipipet 5 ml larutan cuplikan (x,y,z)
Masukkan labu takar 25 ml

Aquadest
16 ml
14 ml
12 ml
10 ml
8 ml
6 ml

Ditambah 5 ml larutan KCNS 10%


Ditambah aquadest ad batas volume
Dikocok hingga homogen
Masukkan tabung reksi (sesuai tabel 2)
Tabel 2
Tabung Reaksi
1
2
3

Larutan Cuplikan
5 ml
5 ml
5 ml

Larutan KCNS 10%


5 ml
5 ml
5 ml

Aquadest
15 ml
15 ml
15 ml

5. Mencocokkan warna larutan pada tabel 1 (deret standar) dan tabel 2 (cuplikan) dan dicari warna yang sama
V.

DATA HASIL PERCOBAAN

1. Larutan cuplikan x mempunyai warna yang sama dengan larutan deret standar pada tabung 3 sehingga mempunyai konsentrasi yang sama yaitu
0,00032 mg/ml.
2. Larutan cuplikan y mempunyai warna yang sama dengan larutan deret standar pada tabung 4 sehingga mempunyai konsentrasi yang sama yaitu
0,00040 mg/ml.
3. Larutan cuplikan z mempunyai warna yang sama dengan larutan deret standar pada tabung 6 sehingga mempunyai konsentrasi yang sama yaitu
0,00056 mg/ml.
VI. PERHITUNGAN
1. Konsentrasi Ferry Pada Larutan Standar 1
Molaritas = gr/BM
= 0,864 gr/55
= 0,01 gr

= 10 mg/1000 ml
= 0,01 mg/ml
2. Konsentrasi Ferry Pada Larutan Standar 2
V1 x M1 = V2 x M2
10 ml x 0,01 mg/ml = 100 ml x M2
M2

= 0,01/100

M2

= 0,0001 mg/ml

3. Konsentrasi Larutan Deret Standar


a. Tabung 1
V1 x M1 = V2 x M2
4 ml x 0,01 mg/ml = 25 ml x M2
M2

= 0,04/25

M2

= 0,00016 mg/ml

b. Tabung 2
V1 x M1 = V2 x M2
6 ml x 0,01 mg/ml = 25 ml x M2
M2

= 0,06/25

M2

= 0,00024 mg/ml

c. Tabung 3
V1 x M1 = V2 x M2
8 ml x 0,01 mg/ml = 25 ml x M2
M2

= 0,08/25

M2

= 0,00032 mg/ml

d. Tabung 4
V1 x M1 = V2 x M2
10 ml x 0,01 mg/ml = 25 ml x M2
M2

= 0,1/25

M2

= 0,0004 mg/ml

e. Tabung 5
V1 x M1 = V2 x M2
12 ml x 0,01 mg/ml = 25 ml x M2
M2

= 0,12/25

M2

= 0,00048 mg/ml

f. Tabung 6
V1 x M1 = V2 x M2
14 ml x 0,01 mg/ml = 25 ml x M2
M2

= 0,14/25

M2

= 0,00056 mg/ml

VII. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan mengenal metode kolorimetri untuk menetapkan konsentrasi larutan. Larutan yang ditentukan konsentrasinya adalah
larutan cuplikan atau sampel yang mengandung besi (III) atau ferry.
Kolorimetri adalah suatu metode penetapan kadar atau konsentrasi yang didasarkan pada kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan
standar. Larutan standar yang dimaksut adalah larutan deret standar.

Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini pertama-tama adalam membuat larutan standar I caranya sebagai berikut, ditimbang seksama
0,864 gr Fe(NH4)(SO4). Seksama maksudnya selisih kelebihan dan kekurang dalam penimbangan tidak boleh melebihi 0,1%. Masukkan Fe(NH4)(SO4)
dalam labu takar 1000 ml kemuadian ditambah HCl pekat. Fungsi penambahan HCl pekat adalah untuk melarutkan Fe(NH4)(SO4). Kemudian
ditambahkan aquadest untuk benar-benar melarutkan Fe(NH4)(SO4) ad batas volume. Labu takar digojog hingga homogen dan Fe(NH4)(SO4) benarbenar larut. Penggojokan berfungsi untuk melarutkan bahan agar benar-benar tercampur atau terlarut secara homogen atau merata. Konsentrasi Fe 3+
dalam larutan standar I adalah 0,01 mg/ml. Dalam praktikum larutan standar I telah disediakan atau dibuatkan oleh laboran sehingga hal pertama yang
dilakukan adalah membuat larutan standar II. Caranya diambil 10 ml larutan standar I kemudian dimasukkan dalam labu takar 100 ml. Tambahkan
aquadest ad batas volume. Gojok labu takar hingga homogen. Konsentrasi Fe3+ dalam larutan standar II adalah 0,0001 mg/ml.
Langkah selanjutnya adalah membuat larutan deret standar. Warna larutan deret standar inilah yang digunakan sebagai penentu konsentrasi
cuplikan yang dicari. Dimana cuplikan yang mempunyai warna sama atau mendekati larutan deret standar maka larutan tersebut mempunyai konsentrasi
yang sama. Cara membuat larutan deret standar adalah dengan memasukkan larutan satandar II sesuai dengan volume yang ditentukan (4 ml, 6 ml, 8 ml,
10 ml, 12 ml dan 14 ml) dalam labu takar 25 ml. Ditambah 5 tetes larutan KCNS 10% lalu ditambah aquadest ad batas volume. Gojog labu takar hingga
homogen. Setelah itu masukkkan ke dalam tabung reaksi. Pembuatan larutan deret standar dilakukan sebanyak 6 buah. Dengan konsentrasi larutan
sesuai tabel berikut :
Tabung Reaksi
Konsentrasi
1
0,00016 mg/ml
2
0,00024 mg/ml
3
0,00032 mg/ml
4
0,00040 mg/ml
5
0,00048 mg/ml
6
0,00056 mg/ml
Hal selanjutnya yang dilakukan adalah membuat larutan cuplikan. Caranya diambil 5 ml larutan cuplikan (x,y,z) dimasukkan labutar 25 ml.
Ditambah 5 ml larutan KCNS 10% kemudian ditambah aquadest ad batas volume. Labu takar digojok hingga homogen. Kemudian larutan dimasukkan
dalam tabung reaksi. Hal terakhir yang dilakukan adalah membandingkan warna antara larutan cuplikan dengan larutan deret standar. Dimana larutan
cuplikan yang mempunyai warna sama dengan larutan deret standar maka mempunyai konsentrasi yang sama. Berdasarkan percobaan yang dilakukan
diperoleh hasil bahwa larutan cuplikan x mempunyai warna yang sama dengan larutan deret standar pada tabung 3 dengan konsentrasi Fe3+ sebesar
0.00032 mg/ml, larutan cuplikan y mempunyai warna yang sama dengan larutan deret standar pada tabung no 4 dengan konsentrasi Fe3+ sebesar 0.00040
mg/ml sedangkan larutan cuplikan z mempunyai warna yang sama dengan larutan deret standar pada tabung 6 dengan konsentrasi Fe3+ sebesar 0.00056
mg/ml.

Pengamatan yang dilakukan dalam praktikum kali ini yaitu menggunakan mata. Pengamatan langsung dengan menggunakan mata disebut
dengan metode kolorimetri visual dimana mata sebagai detektornya. Pengamatan menggunakan mata mempunyai kelebihan berupa hasilnya cepat,
murah dan praktis. Namun terdapat pula kelemahan yaitu tidak akurat. Hal ini disebabkan karena mata hanya digunakan sebagai detektor untuk melihat
kesamaan warna, bukan sebagai alat ukur intensitas absorbansi. Selain itu ketajaman mata satu dengan ynag lainnya mempunyai perbedaan sehingga
pembacaan warnanya menjadi tidak akurat atau tepat. Sehingga perlu digunakan alat khusus yaitu spektrofotometer dengan detektor berupa cahaya
sehingga diperoleh hasil pembacaan warna yang lebih akurat.
VIII.KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Metode kolorimetri adalah metode penetapan konsentrasi larutan berdasarkan persamaan warna antara larutan sampel dengan larutan deret standar.
2. Larutan cuplikan x mempunyai warna yang sama dengan larutan deret standar pada tabung 3 sehingga mempunyai konsentrasi yang sama yaitu
0,00032 mg/ml.
3. Larutan cuplikan y mempunyai warna yang sama dengan larutan deret standar pada tabung 4 sehingga mempunyai konsentrasi yang sama yaitu
0,00040 mg/ml.
4. Larutan cuplikan z mempunyai warna yang sama dengan larutan deret standar pada tabung 6 sehingga mempunyai konsentrasi yang sama yaitu
0,00056 mg/ml.
5. Semakin intens atau pekat warna larutan maka semakin tinggi konsentrasinya begitu pula sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA
Kennedy.John. 1986. Analytical Chemistry Principle. Harcount Grace. New York: Javanovich Publisher
Underwood, A.L. dan R.A. Day. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga
Vogel. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi ke-4. Jakarta : EGC
http://www.kolorimetri.pdf

Anda mungkin juga menyukai