Anda di halaman 1dari 22

MINI PROJECT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA PADA IBU


HAMIL DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PAGATAN

Pendamping :
dr. H. Sudaryono
Disusun Oleh :
dr. Debi Sibarani
dr. Reza Andhitya Putra Aji
dr. Rizky Dwitya Nugraha

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANAH BUMBU


UPTD PUSKESMAS PAGATAN
KABUPATEN TANAH BUMBU
2016

LEMBAR PENGESAHAN

MINI PROJECT
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA PADA IBU
HAMIL DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PAGATAN

Telah dipresentasikan pada tanggal:


Oktober 2016

Disusun Oleh :
dr. Debi Sibarani
dr. Reza Andhitya Putra Aji
dr. Rizky Dwitya Nugraha

Disetujui oleh :
Kepala Puskesmas Perawatan Pagatan
Kecamatan Kusan Hilir

Dr. Hj. Irma Rahmawati


NIP. 197601162003122006

Dokter Pendamping

dr. H. Sudaryono
NIP. 196810192010011001

KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan mini project untuk memenuhi
sebagian syarat pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia yang berjudul :
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Ibu Hamil Dengan
Angka Kejadian Anemia Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pagatan.
Penulisan mini project ini dapat terwujud atas bantuan berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
1. dr. Sudaryono selaku dokter pembimbing Program Internsip Dokter Indonesia stase
puskesmas atas bimbingan dan bantuannya.
2. dr. Dr. Hj. Irma Rahmawati selaku Kepala Puskesmas Perawatan Pagatan Kusan
Hilir atas segala bimbingan dan bantuannya dalam menjalani Program Internsip
Dokter Indonesia di Puskesmas Perawatan Pagatan.
3. dr. Abdul Haris selaku dokter fungsional Puskesmas Perawatan Pagatan atas
dukungan dan bantuannya.
4. Seluruh perawat, bidan dan staff Puskesmas Perawatan Pagatan.
5. Seluruh teman-teman dokter PIDI di Kabupaten Tanah Bumbu.
6. Dan seluruh pihak-pihak terkait yang membantu penyelesaian buku ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
mini project ini. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik yang membangun.
Penulis berharap bahwa mini project ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi
penulis dan pembaca.
Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

DAFTAR ISI

MINI PROJECT.......................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4
B. Hipotesis........................................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Angka kematian ibu atau AKI merupakan salah satu indikator target

keberhasilan Millenium Development Goals (MDGs). AKI mengacu pada jumlah


kematian ibu yang terkait dalam masa khamilan, persalinan dan nifas. Survey
demografi dan kesehatan indonesia tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI di
Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan target dalam
millennium development goals (MDGs) yaitu sebesar 125 pada tahun 2015. Salah
satu masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan
(KEMENKES RI, 2011). Perdarahan tersebut dapat terjadi pada ibu yang
mengalami anemia.
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan
nilai kesejahteraaan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar
terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada kehamilan

disebut

potential danger to mother and child (potensial membahayakan ibu dan anak)
dan biasanya disebabkan oleh defisiensi zat besi.
Prevalensi anemia defisiensi besi masih tergolong tinggi sekitar dua miliar
atau 30% lebih dari populasi manusia di dunia yang terdiri dari anak-anak, wanita
menyusui, wanita usia subur, dan wanita hamil (WHO, 2011). Wanita hamil
berisiko tinggi mengalami anemia defisiensi besi karena kebutuhan zat besi
meningkat secara signifikan selama kehamilan (Waryana, 2010). Anemia pada
umumnya terjadi di seluruh dunia, perkiraan prevalensi anemia secara global
sekitar 51%, terutama di negara berkembang dan pada kelompok sosial ekonomi
rendah. Secara keseluruhan anemia terjadi 45 % wanita di negara berkembang dan
13 % di negara maju. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO)
tahun 2008, prevalensi anemia pada ibu hamil di Asia Tenggara 48,2%. Dari Profil

Kesehatan DIY tahun 2005, prevalensi anemia DIY tahun 2004 sebesar 73,9%.
Dari laporan KIA Konprehensif Kabupaten Bantul terjadi kenaikan kejadian
anemia ibu hamil dari tahun 2004 ke tahun 2005. Dimana angka kejadian anemia
ibu hamil pada tahun 2004 sebesar 6,98% dan pada tahun 2005 sebesar 8,24%.
Prevalensi anemia ibu hamil saat ini berkisar 70%, atau 7 dari 10 wanita hamil
menderita anemia, yang disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak
memenuhi syarat gizi dan kebutuhan yang meningkat, serta kehamilan berulang
dalam waktu singkat . Kejadian anemia memberikan kontribusi terhadap kematian
ibu di Indonesia sebesar 1,6% (Siswono, 2003).
Upaya pemerintah dalam mengatasi anemia defisiensi besi ibu hamil yaitu
terfokus pada pemberian tablet tambahan darah (Fe) pada ibu hamil. Departemen
Kesehatan masih terus melaksanakan progam penanggulangan anemia defisiensi
besi pada ibu hamil dengan membagikan tablet besi atau tablet tambah darah
kepada ibu hamil sebanyak satu tablet setiap satu hari berturut-turut selama 90
hari selama masa kehamilan (Depkes RI, 2010). Distribusi kapsul Fe kepada ibu
hamil ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil dan mencegah terjadinya
anemia pada ibu hamil. Hasil pantauan terhadap pelaksanaan distribusi kapsul Fe
kepada

ibu

hamil

belum

menunjukkan

hasil

yang

optimal.

Laporan

kabupaten/kota tahun 2011 menunjukkan distribusi kapsul Fe1 mengalami


penurunan dari 92,81% di tahun 2010 menjadi 92,61% di tahun 2011. Sedangkan
Fe3 meningkat dari 86,57% di tahun 2010 menjadi 86,59% di tahun 2011. Dari
hasil cakupan Fe dan angka anemia pada ibu hamil di atas, terlihat bahwa capaian
Fe tinggi tidak diikuti dengan turunnya angka anemia pada ibu hamil, karena
alasan inilah kajian tentang gambaran hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku
terhadap angka kejadian anemia pada ibu hamil perlu dilakukan.
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah

Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia dengan
Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Pagatan ?
1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum


Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan angka
kejadian anemia ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pagatan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia di wilayah
kerja Puskesmas Pagatan.
2. Mengetahui kejadian anemia ibu hamil di desa wilayah kerja
Puskesmas Pagatan hingga bulan September 2016.
3. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia
dengan kejadian anemia di desa wilayah kerja Puskesmas Pagatan.
1.4.

Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi pendukung untuk evaluasi program pencegahan dan
penanganan anemia pada ibu hamil.
2. Untuk meningkatkan kualitas materi penyuluhan ibu hamil dengan faktafakta yang ada di lapangan.
3. Sebagai bahan masukan bagi peningkatan pemberdayaan keluarga
terutama ibu hamil dalam upaya pencegahan anemia selama kehamilan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Anemia
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai
pembawa oksigen ke seluruh jaringan (Wasnidar, 2007). Anemia adalah suatu keadaan
dimana kadar hemoglobin menurun sehingga akan mengalami hipoksia sebagai akibat
kemampuan kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah berkurang (Dorland, 1999).
Anemia adalah istilah yang digunakan pada keadaan menurunnya kadar hemoglobin
kurang dari 12 gr% darah pada wanita tidak hamil dan hemoglobin kurang dari 10 gr%
pada wanita hamil (Nuritjojo, H.K., 1999).
Menurut WHO (1972), anemia pada ibu hamil dibagi menjadi tiga kategori yaitu
normal yang mana kadar Hb > 11gr%, anemia ringan 8-11gr%, anemia berat < 8gr%.
2. Anemia Kehamilan
Anemia sering dijumpai dalam kehamilan. Hal ini disebabkan karena kebutuhan akan
zat-zat makanan bertambah dan terjadi perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum
tulang pada kehamilan (Depkes, 2000; Katz, 2000). Pada kehamilan dikenal istilah
hidremia atau hemodilusi yaitu suatu keadaan dimana volume darah bertambah banyak.
Volume darah yang bertambah banyak pada ibu hamil menyebabkan kurang lebih 50%
konsentrasi sel darah merah mengalami penurunan. Apabila konsentrasi sel darah merah
turun terlalu rendah menyebabkan penurunan hemoglobin sampai < 11gr%.

Penurunan

konsentrasi darah atau pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara
fisiologi terhadap kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama, pengenceran tersebut
akan meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat pada saat hamil, kerja
jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah, resistensi perifer berkurang,
sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua,saat terjadi perdarahan pada waktu persalinan,
jumlah unsur besi yang hilang akan lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu
tetap kental.

Bertambahnya volume darah dalam kehamilan sudah mulai sejak usia

kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada usia 32 sampai 36 minggu (Hanifa,
1994).
Pada kehamilan janin menggunakan sel darah ibu untuk pertumbuhan dan
perkembangan terutama pada tiga bulan terakhir kehamilan. Apabila ibu telah mempunyai
cadangan zat besi dalam sumsum tulang belakang sebelum hamil maka pada saat hamil
cadangan zat besi dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Akan tetapi
apabila pertumbuhan sel-sel darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma akan
menyebabkan konsentrasi atau kadar hemoglobin tidak mencapai normal dan akan terjadi
anemia (Arisman,M.B., 1998).
Pengambilan nilai sebesar 11 g/dl sebagai batas terendah untuk kadar Hb dalam
kehamilan. Ibu hamil yang memiliki kadar Hb < 11g/dl dinyatakan menderita anemia
dalam kehamilan. Oleh karena itu, para ibu hamil yang memiliki Hb antara 11 dan 12 g/dl
tidak dianggap sebagai anemia patologis, akan tetapi anemia fisiologis atau
pseudoanemia (Supariasa, 2001).
3. Tanda dan Gejala Anemia
Tanda dan gejala anemia antara lain nafsu makan turun atau anoreksia, lemah,
mengantuk, pusing, lelah, sakit kepala, mual dan muntah,
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil
a) Umur
Umur reproduksi yang optimal untuk ibu hamil berkisar antara umur 20-35
tahun. Apabila terjadi kehamilan dibawah usia 20 tahun akan meningkatkan
resiko kehamilan dan persalinan karena pada usia muda organ-organ reproduksi
pada wanita belum berkembang secara sempurna serta perkembangan
kejiwaannya belum siap untuk menerima kehamilan sehingga cenderung kurang
perhatian terhadap kehamilannya. Ibu yang berusia > 35 tahun organ-organ
reproduksi sudah siap menerima kehamilan dan diharapkan lebih memperhatikan
kehamilannya karena lebih banyak pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh
mengenai kehamilan serta lebih dewasa dan mempunyai rasa tanggung jawab dan
percaya diri yang lebih besar (Damanik, 2009). Menurut Hall dan Dornan (1990)
menyatakan bahwa ada hubungan antara umur dengan pemilihan pelayanan

kesehatan. Semakin dewasa seseorang akan lebih mengerti mengenai pemilihan


pelayanan kesehatan karena berhubungan dengan pola pikir.
b) Pendidikan
Wanita yang berpendidikan lebih rendah atau tidak berpendidikan sama
sekali biasanya mempunyai anak yang lebih banyak dibandingkan pada wanita
yang berpendidikan lebih tinggi. Mereka yang mempunyai tingkat pendidikan
lebih rendah biasanya sulit diajak memahami dampak negatif dari mempunyai
banyak anak.
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku
masyarakat dalam kesehatan yang akan berdampak pada derajat kesehatan
(Aman, 1997). Menurut Muzaham (1995) menyatakan bahwa orang yang tidak
berpendidikan atau golongan rendah kurang memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang tersedia.
c) Pendapatan
Status ekonomi masyarakat seperti pendapatan mempengaruhi pola
pemanfaatan fasilitas kesehatan (Lapau, 1997). Menurut Alkatiri (1997)
mengatakan bahwa golongan menengah dengan pendapatan yang lebih memadai
cenderung berperilaku sebagai pengguna yang lebih selektif sedangkan golongan
ekonomi lemah dengan kondisi kehidupan yang kurang memadai akan bersikap
sebagai pengguna yang pasif.
5. Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil, Empat pendekatan dasar yang
digunakan untuk mencegah anemia antara lain:
a) Pemberian suplemen zat besi.
b) Pendidikan dan langkah-langkah yang berhubungan dengan peningkatan
masukan zat besi melalui makanan.
c) Pencegahan terjadinya infeksi.
d) Memperkaya makanan pokok yang kaya kandungan zat besi.

Ibu hamil yang mempunyai frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya diberikan
Sulfas ferrous 1 tablet perhari serta diberikan nasehat seperti :
a) Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi yang berasal dari
nabati, seperti kacang-kacangan, sayuran hijau, buah-buahan segar dan nasi.
Sedangkan yang berasal dari hewani seperti hati, daging sapi, ikan dan susu
sapi.
b) Mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat seperti arcis, brokoli,
daging dan susu. Pada wanita hamil anemia sering disebabkan oleh
kekurangan kedua zat gizi tersebut.
c) Mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar vitamin C yang tinggi
seperti buah-buahan yang mempermudah penyerapan zat besi.
d) Menghindari minum teh atau kopi sebelum dan setelah makan karena teh dan
kopi mengandung senyawa Tania yang dapat menghambat penyerapan zat
besi.
e) Menghindari senyawa Edta (biasa digunakan sebagai pengawet makanan)
dengan melihat label makanan (Wasnidar, 2007).
6. Pengetahuan
Menurut Soekanto (2002), pengetahuan merupakan kesan di dalam pikiran
manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda kepercayaan,
takhayul dan penerangan yang keliru. Sedangkan Notoatmodjo (2002) menyatakan
bahwa pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai tingkat atau intensitas yang
berbeda-beda. Secara garis besar dibedakan menjadi 6 tingkat pengetahuan antara
lain:
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat memori yang telah dipelajari sebelumnya.
Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang lebih rendah.

b) Memahami (comprehension)
Memahami merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara benar obyek
yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan hal tersebut secara benar.
c) Aplikasi (application)
Aplikasi dapat diartikan bahwa orang tersebut mampu untuk menerapkan
materi yang telah dipahami sebelumnya ke dalam kehidupan nyata (riil)
d) Analisis
Analisis merupakan kemampuan seseorang untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen
penegtahuan yang dimiliki.
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
penilaian terhadap suatu obyek tertentu.
Pengetahuan dapat diukur dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket
(Notoatmodjo, 2003).
B. Hipotesis
Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan angka kejadian anemia
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pagatan.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik
korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional (Sudigdo & Ismael, 2002).
Data berasal dari dokumen laporan, wawancara dan pengukuran langsung.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Beringin, Kota pagatan, Betung, Penyolongan
dan Pagaruyung di Wilayah kerja Puskesmas Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu
Kalimantan Selatan, penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016.
C. Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan metode
concsecutive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah semua semua ibu hamil
trisemseter ke-1, ke-2 dan ke-3 dan tinggal di Desa Muara Tengah dan Kota Pagatan
Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi sebagai berikut:
Kriteria inklusi:
1. Responden merupakan ibu hamil
2. Ibu hamil dengan umur kehamilan tri semester ke-1,ke-2 dan ke-3
3. Ibu hamil bersedia menjadi responden
4. Memiliki data lab kadar HB atau bersedia dilakukan pemeriksaan HB
Krireria eksklusi:
1. Ibu hamil tidak bersedia menjadi responden
2. Menolak pengambilan sampel darah atau tidak memiliki data lab kadar HB
D. Besar Sampel
Perkiraan besar sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus besar
sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan

(Dahlan, 2005): Metodenya

Slovin yang pertama digunakan jika ukuran populasi jelas, yakni jumlah anggota

populasi dapat diketahui ( sering dikatakan sebagai populasi yang teridentifikasi ),


menggunakan rumus sebagai berikut :
Perkiraan besar sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus besar sampel
dalam penelitian kedokteran dan kesehatan (Dahlan, 2005):

Dimana:

n adalah jumlah sampel minimal

= 45 orang

N adalah jumlah anggota populasi

= 81 orang

e adalah sampling error

= 10%

E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yang akan diukur adalah
variabel bebas, dan variabel tergantung
1. Variabel bebas adalah pengetahuan ibu hamil tentang anemia
2. Variabel terikat adalah kejadian anemia pada ibu hamil
F. Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan Ibu Hmil dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil.
No.
1.

2.

Variable

Definisi Operasional

Skala

Variable

Penilaian

bebas: Segala sesuatu yang ibu Nominal


ketahui
tentang
Pengetahuan Ibu hamil
anemia meliputi anemia,
hamil
tentang
gejala anemia dan resiko
anemia
anemia pada kehamilan
terangkum
dalam
pertanyaan kuisoner

Skor < 60

Variable

Hb<11gr

Suatu

keadaan

kadar Nominal

tidak baik
Skor 60
baik

tergantung:
haemoglobin (Hb) di dalam
Kejadian anemia
darah ibu hamil yang rendah
pada ibu hamil
dari pada nilai normal di

atau

Hb

11gr%

bawah 11gr%
G. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa:
1. Bahan
a. Formulir pendataan.
b. Kartu Ibu Anak (KIA)
c. Kuisoner
2.

Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hb sahli

H. Cara Pengumpulan Data


1. Data primer diperoleh dari hasil wawancara seacara langsung terhadap ibu hamil,
menggunakan kuisoner yang sudah disiapkan sebelumnya. Data tersebut meliputi
identitas ibu hamil, tingkat pengetahuan dan mengukur kadar Hb (kejadian
anemia) ibu hamil di Puskesamas Pagatan Kusan Hilir dengan metode Sahli
2. Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Pagatan meliputi data ibu hamil dan
kadar Hb ibu hamil.
I. Jalan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2012 dan
dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
a) Mempersiapkan proposal penelitian
b) Mengkoordinasi dengan bidan desa di wilayah desa yang menjadi subyek
penelitian.
c) Mempersiapkan instrumen penelitian.
Instrument pada penelitian ini menggunakan hb sahli dan kuisoner
d) Melakukan komunikasi dengan pimpinan puskesmas yang akan dijadikan subyek
penelitian.
Sebelum penelitian perlu dilakukan pendekatan kepada pihask Puskesmas dengan
menerangkan maksud dan tujuan penelitian untuk mendapatkan persetujuan
menjadi tempat penelitian dengan sukarela.

e) Penjelasan tentang latar belakang, tujuan dan proses penelitian yang akan
dilakukan kepada ibu hamil.
Sebelum pemeriksaan Hb dan pengisian kuisoner, pada waktu yang telah
disepakati maka subyek penelitian dikumpulkan dan diberikan penjelasan tentang
latar belakang, tujuan penelitian, dan proses penelitian.
f) Pengisian inform consent.
Inform consent diberikan kepada subjek penelitian untuk mendapatkan ijin
penelitian.
g) Pengisian kuisoner
Subjek penelitian menjawab kuisoner yang telah divalidasi, meliputi identitas
dan sepuluh pertanyaan seputar anemia pada kehamilan
h) Pemeriksaan Hb
Setelah

subjek

penelitian

mengisi

kuisoner,

selanjutnya

dilakukan

pemeriksaan Hb dengan metode sahli.


J. Analisis Data
Data yang diperoleh dari telaah penelitian dengan melakukan pemeriksaan Hb
dengan metode sahli secara kuantitatif dengan metode penelitian cross sectional .
Semua variabel dalam penelitian ini merupakan variabel nominal. Analisa data
peneltian ini menggunakan perangkat lunak komputer. Penyebaran pada penelitian ini
menggunakan metode non parametric dengan menggunakan uji Chi-square dan uji
korelasi menggunakan koefisien kontengensi atau lambda

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil trimester pertama, kedua dan ketiga di
Desa Beringin, Kota pagatan, Betung, Penyolongan dan Pagaruyung, Kecamatan
Kusan Hilir. Ibu hamil dikumpulkan di Puskesdes masing-masing desa untuk
dilakukan pengisian kuisoner dan pemeriksaan Hb. Banyaknya subjek penelitian ini
adalah 59 ibu hamil dengan gambaran karakteristik responden yang meliputi usia
kehamilan, dan pendidikan terakhir.
1. Deskripsi karakteristik responden
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Karekterisitik Ibu Hamil
Usia Kehamilan
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3

Jumlah (Orang)
8
30
21

Persentase (%)
13.5
50
35.5

20
16
11
3
9

33.8
27.1
18.6
5.1
15.4

Tingkat pendidikan
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat D3
Tamat S1

Berdasarkan tabel 2 , didapatkan bahwa, didapatkan distribusi karakteristik responden


berdasarkan usia kehamilan

sebagian besar berada pada trimester kedua yaitu

sebanyak 30 orang ibu hamil atau 50%. Berdasarkan karakteristik pendidikan,


sebagian besar ibu hamil berpendidikan SD yaitu 20 orang ibu hamil (33,8%).

2. Deskripsi pengetahuan ibu hamil tentang anemia

Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia

Pengetahuan Responden

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

Baik

42

71

Kurang Baik

17

29

Berdasarkan table 3, didapatkan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan
yang baik tentang kejadian anemia yaitu sebesar 42 orang responden (71%). Namun
masih ada juga sebagian kecil ibu hamil yaitu 17 orang responden (29%) memiliki
pengetahuan yang kurang.

3. Deskripsi kejadian anemia pada responden


Tabel 4. Distribusi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Hb Terakhir

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

Anemia

46

78

Tidak Anemia

13

22

Berdasarkan tabel 4, didapatkan bahwa sebagian besar responden ibu hamil tidak
mengalami kejadian anemia hanya sebagian kecil yaitu 13 orang responden (22%).
Hasil terbanyak dari responden yaitu 46 orang responden (78%) menderita anemia.
Analisis Bivariate
Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang
anemia yang merupakan variable bebas dengan variabel terikatnya yang berupa angka
kejadian anemia, dilakukan menggunakan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil
uji Chi-Square untuk menganalisis hubungan di antara dua variabel tersebut adalah
sebagai berikut :

Tabel 5. Hubungan Pengetahuan tentang Anemia dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil

Pengetahuan
Responde
Baik
Tidak Baik

STATUS ANEMIA
Anemia
Tidak Anemia
f
%
F
%
34
71
14
29
10

91

Exact sig.
0.16

Hasil crostabulasi pada tabel 5, dapat dilihat bahwa 48 ibu hamil yang
memiliki pengetahuan baik, 34 orang ibu hamil ( 71%) anemia dan hanya 14 orang ibu
hamil (29%) yang tidak anemia dan untuk ibu hamil yang memiliki pengetahuan tidak
baik sebesar 11 orang, sebagian besar terdapat 10 orang ibu hamil (91%) yang
mengalami anemia dan orang ibu hamil (9%) yang tidak mengalami anemia. Hasil
analisis statistic chisquare tidak terdapat nilai expected count < 5 maka uji statistik yang
digunakan adalah Chi-Squere Berdasarkan hasil uji Chi-Squere didapat nilai signifikasi
p = 0,16 (>0,05) yang berarti bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna antara
pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia di Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten
Tanah Bumbu tahun 2016.

B. PEMBAHASAN
Pada hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat 48 orang (81,3%)

yang

termasuk dalam kelompok responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang
anemia. Sedangkan 11 orang responden (18,7%) memiliki pengetahuan yang kurang
baik,
Hasil tersebut sesuai jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Fuady & Bangun (2013) di daerah Sumatera Utara. Pada penelitian
mereka diperoleh hasil sebanyak 56,6% responden termasuk kategori pengetahuan
tinggi. Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan cukup hanya terdapat 25,3%
saja.
Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Sulistiyowati (2012) di
Suarakarta, membagi tingat pengetahuan ibu hamil tentang anemia menjadi 4 kategori,
yaitu baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik. Hasil Penelitiannya didapatkan sebanyak
62,86% pengetahuan responden adalah cukup, 5,71% responden memiliki pengetahuan
yang baik, 17,14% responden yang memiliki pengetahuan tidak baik, dan 14,29%
responden termasuk dalam kategori pengetahuan kurang baik. Adanya perbedaan hasil
penelitian di beberapa daerah yang berbeda tersebut diatas, menandakan bahwa status

sosial-ekonomi, budaya, termasuk kepercayaan perihal gizi dan gaya hidup secara
keseluruhan cukup berpengaruh
Pendidikan, dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Sistem sosial
budaya masyarakat setempat pun secara tidak langsung akan mengengaruhi
pengetahuan seseorang, karena sistem sosial budaya akan mempengaruhi sikap
seseorang dalam menerima informasi. Dari hasil penelitian berdasarkan karakteristik
pendidikan, terdapat 33.8% responden yang termasuk dalam kelompok pendidikan SD.
Pada kelompok pendidikan tersebut, penjelasan dan informasi yang disampaikan oleh
tenaga medis dan berbagai media masih memungkinkan diterima dan dipahami dengan
mudah.
Ketika dilakukan analisis bivariat, ternyata didapatkan hasil bahwa syarat
menggunakan uji Chi-Square terpenuhi. Setelah dilakukan uji normalitas terhadap hasil
skor dari pengetahuan para responden, diperoleh bahwa data memiliki distribusi yang
normal (2.528). Didapatkan hasil 48 ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik, 34
orang ibu hamil ( 71%) anemia dan hanya 14 orang ibu hamil (29%) yang tidak anemia
dan untuk ibu hamil yang memiliki pengetahuan tidak baik sebesar 11 orang, sebagian
besar terdapat 10 orang ibu hamil (91%) yang mengalami anemia dan orang ibu hamil
(9%) yang tidak mengalami anemia. Hal ini menggambarkan tingkat pengetahuan
tentang anemia pada responden sebagian besar baik. Namun untuk hubungan
pengetahuan terhadap kejadian anemia tidak ada korelasi, karena masih terdapat banyak
kejadian anemia pada responden. Penyebab kejadian anemia pada responden seperti
faktor perilaku menjadi kemungkinan besar dalam menyebabkan kejadian anemia. Hal
ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Mansoer A,(2000) dimana penyebab
anemia pada umumnya adalah kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diit,
Malabsorpsi dan penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan
lain-lain.
Faktor perilaku diantaranya : mengkonsumsi suplemen zat besi, pencegahan
terjadinya infeksi, ,emperkaya makanan pokok yang kaya kandungan zat besi,
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi yang berasal dari nabati,
seperti kacang-kacangan, sayuran hijau, buah-buahan segar dan nasi. Sedangkan yang
berasal dari hewani seperti hati, daging sapi, ikan dan susu sapi, mengkonsumsi
makanan yang mengandung asam folat seperti arcis, brokoli, daging dan susu. Pada
wanita hamil anemia sering disebabkan oleh kekurangan kedua zat gizi tersebut.,
mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar vitamin C yang tinggi seperti buah-

buahan yang mempermudah penyerapan zat besi, menghindari minum teh atau kopi
sebelum dan setelah makan karena teh dan kopi mengandung senyawa Tania yang dapat
menghambat penyerapan zat besi., menghindari senyawa Edta (biasa digunakan sebagai
pengawet makanan) dengan melihat label makanan (Wasnidar, 2007).
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Mansoer A,(2000) dimana
penyebab anemia pada umumnya adalah kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam
diit, Malabsorpsi dan penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria
dan lain-lain.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Bertitik tolak dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan tingkat pengetahuan
tentang anemia pada ibu hamil dengan angka kejadian anemia ibu hamil di Wilayah
kerja Puskesmas Pagatan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan :
1. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui pemberdayaan Poskesdes
dalam upaya promotif, edukatif, dan informatif seputar pengetahuan anemia
pada ibu hamil.
2. Meningkatkan kepatuhan ibu hamil untuk pemerikaan ANC
3. Pemerintah melalui Dinas Kesehatan setempat perlu memberikan perhatian
khusus terhadap anemia pada ibu hamil yang merupakan salah satu
penyumbang penyebab berat bayi lahir rendah bayi di Indonesia
4. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang sikap dan perilaku ibu hamil
terhadap kejadian anemia ibu hamil di Kecematan Kusan Hilir.

Anda mungkin juga menyukai