KRAKATAU STEEL
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
FATMA CAHYANI
KELAS
: 3 EG.A
DOSEN PEMBIMBING
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
PT. Krakatau Steel mepakan salah satu perusahaan pembuatan terkemuka di
Indonesia yang merupakan Badan Usaha Milik Negara. Tidak hanya di
Indonesia, PT. Krakatau Steel juga terkenal sebagai perusahaan pengekspor baja
ke negara besar. Peralatan yang digunakan pun cukup cangih sehingga
menghasilkan produk-produk yang berkualitas.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut tersedianya tenaga
kerja yang siap langsung diterjunkan dalam kegiatan industri.
Untuk itu pengenalan terhadap proses produksi pada sebuah perusahaan
lengkap dengan penjelasan serta pemahaman tentang peralatan yang digunakan
sangat diperlukan untuk menambah ilmu pengetahuan mahasiswa, serta
memberi
gambaran
kepada
mahasiswa
bagaimana
peralatan
pabrik
proyek pembangunan
dari proyek pembangunan dari tahun 1966 sampai sekitar tahun 1972 dapat
dikatakan terhenti sama sekali, kesulitan utamanya adalah pembiayaan
pembangunan pabrik. Akhirnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah No 35
proyek pabrik baja TRIKORA menjadi PT. Krakatau Steel yang
disahkan dengan ditandatangani akte notaris pada tanggal 23 Oktober
1971.
Pembangunan pabrik PT. Krakatau Steel rampung pada tahun
1977. Selanjutnya PT. Krakatau Steel melaksanakaan pembangunan
pabrik-pabrik baru sebagai perluasan usaha. Sebagai tujuan pendirian,
maka pabrik pabrik yang dibangun adalah terpadu yaitu dapat mengolah
biji besi sampai dengan produk-produk jadi dari baja.
Dasar penentuan lokasi pendirian pabrik besi baja, antara lain :
Adanya cikal bakal industri baja ( Trikora )
Letak geografis ( pinggir laut )
Tersedianya tanah yang cukup luas
Tersedianya air yang cukup banyak
Kondisi sosial budaya daerah
Daerah tandus ( bukan agraris )
Tersedianya tenaga kerja
Visi dan Misi PT. Krakatau Steel
Visi :
2008 : Cost Competitive Global Steel Provider
2013
Coal Injection
alat
yang
digunakan
untuk
1. Belt
Belt terdiri dari beberapa lembar (ply) bahan disatukan dengan
semacam perekat. Jumlah lapisan dapat 4, 6, 7, 8 dan seterusnya.
Sedangkan berat setiap lapisan adalah 28, 32, 36, 42 oz dst. Bagian
permukaan belt ditutupi oleh karet yang berfungsi untuk
menghindari terjadinya abrasi akibat gesekan material.
2. Kapasitas Belt
Berat material yang dipindahkan oleh belt conveyor ditentukan
dengan menggunakan rumus berikut ini :
T = 60ASW/2000
dengan :
T = berat material yang dihitung dalam ton/ jam
A = potongan luas area material (sq ft)
S = kecepatan ban (ft/menit)
W = berat jenis material (lb/cft)
3. Idler
Idler merupakan alat yang menahan ban. Idler bagian atas yang
menahan beban berbentuk trapesiun dimana sepertiga lebar
dibagian tengah rata dengan kedua bagian sisi yang mirring,
sedangkan idler bagian bawah berbentuk rata. Untuk menentukan
daya angkut belt conveyor maka tenaga yang diperlukan oleh idler
untuk bergerak perlu ditetapkan. Tenaga tersebut tergantung dari
tipe dan ukuran idler, berat bagian yang berputar, berat ban, dan
berat material.
5. Feeder
Feeder yang diletakan dibagian awal sebauh system conveyor
berfungsi untuk mengatur agar material yang diletakan diatas belt
seragam dalam jumlah. Ada beberapa macam feder yang umum
digunakan antara lain apron, reciproting, rotary vane, dan rotary
plow.
tempat
peleburan
untuk
menghasilkan baja cair dari bahan baku berupa besi spons (sponge
iron), iron scrap dan kapur (lime) untuk mengontrol kandungan fosfor
dan sulfur.
Adapun urutan dalam EAF yaitu :
1. Preparasi ( pengecekan/persiapan bahan-bahan sebelum di lebur)
2. Charging (Charging adalah proses pemasukan bahan baku yang
telah di siapkan dalam bucket kedalam dapur listrik.
3. Melting ( proses peleburan,Setelah bahan baku masuk kedalam
dapur, proses peleburan siap dilaksanakan. Proses peleburan adalah
proses mencairkan logam dari bahan baku menjadi cair dengan
menggunakan elektroda yang dimasukan kedalam dapur.
Ladle Furnace
untuk pengecoran.
Peningkatan kebersihan
desulfurisasi
Homogenisasi temperatur dan komposisi kimia dengan
diinginkan.
Mengendalikan slag dan steel
baja
melalui
deoksidasi
dan
tinggi
terhadap
permukaan
logam
panas,
yang
mudah.
Bagian
atas-dan-bawah
BOF
ditiup,
yang
Kastor
slab
cenderung
meningkat.
Lembaran yang lebih luas yang tersedia sampai dengan 3250
utama dari dapur tinggi yang diproses secara kimiawi dari bijih besi
(iron ores) melalui peleburan dan pemanasan dari bahan baker
kokas, oleh karenanya tidak mengherankan jika pig iron merupakan
paduan kompleks dari berbagai unsur dimana selain unsur-unsur
bawaan dari iron ores itu sendiri, metode yang dilakukan dalam
dari
unsur-unsur
yang
telah
tersedia,
dimana besi
sulit
dan
rumit.
oleh
besi
kasar
(pig
Iron) berikut:
X : R. steel
B: EAF (molten
steel)
X : B = 15-35% : 65
35%
4
5
6
63000C
=
35000C
7
8
9
10
11
12
13
X : R.steel
B : BOF (molten
steel)
X : B = 30%: 70%
14
G01273
= -73 Kkal(1)
G01273
G01273
Selanjutnya bijih besi yang telah direduksi masuk ke Electric Arc Furnace.
Pada alat ini, bijih besi yang telah direduksi dan dicampurkan dengan potongan
baja yang dipanaskan yang kemudian dilebur dengan panas busur listrik yang
mencolok diantara elektroda tungku dan bagian bawah tungku. Proses peleburan
dimulai pada tegangan rendah (busur pendek) antara elektroda dan potongan besi.
Busur selama periode ini tidak stabil. Dalam rangka meningkatkan stabilitas busur
potongan-potongan kecil dari besi ditempatkan dalam lapisan atas muatan.
Elektroda meleleh dan kemudian turun menembus ke dalam potongan besi yang
membentuk cekungan. Logam cair mengalir turun ke bagian bawah tungku.
Ketika elektroda mencapai bagian bawah tungku, busur menjadi stabil dan
tegangan dapat ditingkatkan. Elektroda mengangkat bersama-sama dengan tingkat
meleleh. Sebagian besar potongan besi (85%) mencair selama periode ini. Suhu
busur mencapai 6300 F (3500 C).
Kemudian dari proses dibagian bawah, pada blast furnace ada 2 yang
terbentuk yaitu slag dan molten iron. Pada proses ini bijih besi, abu dan batu
kapur yang meleleh bersama didalam blace furnace membentuk slag. Ketika
proses peleburan metalurgi selesai, batu kapur secara kimia telah dikombinasikan
dengan aluminat dan silikat dari bijih dan abu dari tungku pembakaran batubara
untuk membentuk produk non-logam yang disebut slag. Selama periode
pendinginan dan pengerasan dari keadaan cair nya, Blast Furnace slag dapat
didinginkan dalam beberapa cara untuk membentuk salah satu dari beberapa jenis
produk. Pada proses ini juga terbentuk molten iron (besi cair) yang digunakan
pada proses selanjutnya. Sebagian masuk ke pig iron casting dan sebagaian lagi
masuk ke Blast Oxygen Furnace. Pada Blast Oxygen Funace tidak menggunakan
bahan bakar tambahan. Kotoran dari pig iron (karbon, silikon, mangan dan fosfor)
berfungsi yang sebagai bahan bakar. Besi dan kotoran yang dioksidasi diperlukan
untuk proses tersebut. Oksidasi logam cair dan slag melalui proses yang rumit
dalam beberapa tahapan dan terjadi secara bersamaan pada batas-batas antara
berbagai fase (gas-logam, gas-terak, terak-logam). Akhirnya terjadi reaksi sebagai
berikut:
1/2 {O 2 } = [O] [Fe] + 1/2 {O 2 } = (FeO) [Si] + {O 2 } =
(SiO 2 ) [Mn] + 1/2 {O 2 } = (MnO) 2 [P] + 5/2 {O 2 } =
(P 2 O 5 ) [C] + 1/2 {O 2 } = {CO} {CO} + 1/2 {O 2 } = {CO 2 }
Kebanyakan oksid diserap oleh slag. Produk yang berbentuk gas CO dan
CO 2 akan ditransfer ke atmosfer dan dihapus oleh sistem. Potensi oksidasi
atmosfer ditandai dengan rasio pasca-pembakaran :
{CO 2 } / ({CO 2 } + {CO}
Proses oksigen dasar telah membatasi kemampuan untuk desulfurisasi . Metode
yang paling populer desulfurisasi adalah penghapusan belerang dari baja cair
untuk mengurangi slag. Namun slag terbentuk dibagian bawah Blast Oxygen
Furnace sehingga nilai maksimum koefisien dalam proses ini adalah sekitar 10,
yang dapat dicapai dalam slag yang mengandung konsentrasi CaO yang tinggi.
Selanjutnya biji hasil dari proses di Electic Arc Furnace dan dari Blast Oxygen
Furnace, masuk kedalam proses Steel Refining Facility. Disini terjadi proses
pemurnian baja cair yang dilakukan di Ladle Furnace untuk selanjutnya
diteruskan ke mesin pengecoran kontinyu. Di dalam ladle furnace baja cair di
tambah dengan bahan tambah lain nya seperti Almunium, FeMn, FeSi dll.
Proses terakhir adalah proses pengecoran logam ke dalam mould dari ladle
sehingga terbentuk slab baja secara kontinyu. Baja slab diperoleh dari proses
pencetakan kontinyu (continuous casting) dimana perlindungan menggunakan gas
argon diperlukan antara ladle dan tundish. Ukuran slab yang dihasilkan
mempunyai ketebalan 200 mm, lebar 880-2080 mm dan panjang maksimum
12000 mm. Dalam proses casting yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
caranya mendapatkan kualitas bentuk slab sesuai keinginan dengan kualitas
permukaan/external dan internal yang baik.
Proses produksi pada PT. Krakatau Steel yaitu pelet bijih besi diproses di
dalam fasilitas pembuatan besi (ironmaking) menjadi besi spons dan kemudian
dicampur dengan scrap baja untuk diproses lebih lanjut pada fasilitas pembuatan
baja. Pada proses pembuatan baja, besi spons dan baja scrap dilebur menjadi baja
cair dengan peralatan dapur busur tinggi (electric arc furnace) dan dicetak
menjadi slab baja dan billet baja. Hasil output dari fasilitas pembuatan baja adalah
berbentuk slab dan billet baja. Slab baja kemudian diproses lebih lanjut di fasilitas
pabrik baja lembaran canai panas untuk memproduksi HRC yang kemudian
diproses lebih lanjut di pabrik baja lembaran canai dingin untuk memproduksi
CRC dan pabrik pipa untuk memproduksi pipa baja. Sedangkan billet baja
diproses lebih lanjut untuk kemudian diolah menjadi batang kawat baja. Billet
baja juga digunakan di pabrik baja profil untuk memproduksi baja profil dan di
pabrik baja tulangan untuk memproduksi baja tulangan.
Namun bahan baku dan proses produksi di pabrik tersebut menghasilkan
limbah yang cukup mengganggu. PT. Krakatau Steel menghasilkan limbah hasil
pengolahan baja berupa slag. Slag adalah limbah besi dan baja yang berbentuk
bongkahan-bongkahan kecil yang secara fisik menyerupai agregat kasar yang
diperoleh dari hasil samping pembuatan baja dengan tanur tinggi. Saat ini PT.
Krakatau Steel masih menyimpan 3 juta ton slag. Sementara itu Kementerian
Lingkungan Hidup menyatakan dengan tegas bahwa limbah slag baja masih
termasuk kedalam limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Melihat kondisi tersebut maka harus ada suatu solusi berupa upaya
menanggulangi limbah tersebut dengan efisien. Salah satu caranya adalah dengan
membangun pabrik yang mengolah Granulated Blast Furnace Slag tersebut
menjadi Ground Granulated Blast Furnace Slag untuk bahan baku semen dengan
PT. Krakatau Steel sebagai penyuplai GBFS. Hal ini dapat meningkatkan
pendapatan perseroan dan memberikan kontribusi bagi pengurangan emisi CO2
serta mengamankan pasokan bahan baku untuk keperluan industri semen. Slag
tersebut akan digunakan untuk memproduksi semen Portland komposit. Dengan
adanya pabrik tersebut, maka sekurang-kurangnya 350.000 ton slag pertahun dari
PT. Krakatau Steel dapat terjual dengan harga mencapai Rp.500 per kilogram. Jika
seluruh slag dapat terjual, maka perseroan akan mendapatkan 1,5 triliun rupiah.
Memperhatikan keuntungan yang akan diterima dari adanya pabrik ini apalagi
Negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang sudah melakukannya lebih
dahulu dan memiliki produksi slag hingga 20 juta tonrasanya sudah selayaknya
PT. Krakatau Steel mengambil sikap atas teknologi ini.
2.6 Proses Pengolahan Limbah pada PT.Krakatau Steel
1. Penerimaan Limbah B3 (sesuai SK MenLH No. 231 Tahun 2010)
Al2O3, CaO, Fe2O3) dan logam berat dalam limbah B3 yang diterima.
Monitoring kualitas dilakukan dengan mengambil sampel setiap kedatangan
limbah B3.
raw meal. Rew meal terdiri dari campuran bahan baku utama (batukapur, tanah
liat, pasir besi & pasir silika) dengan limbah B3.
Komposisi mineral yang harus diatur adalah SiO2, Al2O3, CaO, MgO,
masuk ke dalam hopper. Limbah B3 dicampur (mix) dengan bahan baku tanah liat
untuk mendapatkan komposisi mineral raw meal sesuai dengan raw mix design.
Pencampuran dilakukan menggunakan loader, setelah mendapat instruksi dari
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
PT. Krakatau Steel yang berlokasi di Cilegon merupakan
industri pengolahan baja terbesar di Indonesia dan
merupakan Badan Usaha Milik Negara yang terkenal
sebagai pengekspor baja ke negara-negara besar.
ini
DAFTAR PUSTAKA
http://documents.tips/search/?q=Limbah+PT.+Krakatau+Steel. Didownload pada
tanggal 22 oktober 2016
http://documents.tips/documents/limbah-pt-krakatau-steel.html. Didownload pada
tanggal 22 oktober 2016
www.scribd.com