STEP 2
1. Bagaimana metabolisme lipid ?
2. bagaimana mekanisme lapar dan kenyang?
3. Apa pengertian obesitas dan overweight?
4. Bagaimana mekanisme obesitas ?
5. Apa etiologi dari obesitas?
6. Apa saja factor yang mempengaruhi obesitas ? Jelaskan
7. Apa saja klasifikasi dari obesitas?
8. Hormon apa saja yang berperan dalam patogenesis obes ?
9. Akibat buruk apa yang bisa muncul terhadap anak yang gemuk ?
10. Apa saja komplikasi atau penyakit yang disebabkan oleh kelebihan BB?
11. Apa penyebab anak tersebut memiliki nafsu makan yang besar?
12. Kenapa cokelat dapat meningkatkan berat Badan?
13. Bagaimana penatalaksanaan pada penderita obes?
STEP 3
1. Bagaimana metabolisme lipid ?
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester
antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak
dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol
masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui
jalur ini.
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh
miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di
dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan
berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan
melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah.
Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
Diet
Trigliserida
Esterifikasi
Lipolisis
Steroid
Asam
lemak
Lipid
Gliserol
Karbohidra
t
Protein
Lipogenesi
s
Steroidogenesi
s
Oksidasi
beta
Asetil-KoA
Kolesterogenesis
+ ATP
Ketogenesis
Siklus asam
sitrat
ATP
Kolesterol
Aseto asetat
hidroksi butirat
Aseton
H2O
CO2
Biokimia Harper
Jalur eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dn
kolesterol. Lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun
yang berasal dari hati disebut lemak eksogen. Trigliserid (sebagai
asam lemak bebas)dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke
dalam eritrosit mukosa usus halus. Didalam usus halus, asam lemak
bebas akan diubah lagi menjadi trigliserid dan kolesterol mengalami
esterifikasi menjadi kolesterol ester lalu keduanya bersama dgn
fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk protein yg dikenal dgn
lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron. Kilomikron ini akan
masuk ke saluran limfe dan akhirnya melalui duktus torasikus akan
masuk ke dalam aliran darah. Trigliserid dalam kilomikron akan
mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yg berasal dari
endotel menjadi asam lemak bebas. Asam lemak bebas dapat
disimpan sbg trigliserid kembali di jaringan lemak (adiposa), tetapi
bila terdapat pada jumlah yg banyak sebagian akan diambil oleh hati
menjadi bahan untuk pembentukkan trigliserid hati. Kilomikron yg
sudah kehilangan sebagian besar trigliserid akan menjadi kilomikron
remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan dibawa ke hati.
Jalur endogen
Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati dan di sekresi ke
dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Dalam sirkulasi trigliserid
dalam VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase
(LPL), dan berubah menjadi IDL yg juga akan mengalami hidrolisis
dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL dan LDL akan
mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. lDL adalah lipoprotein
yg paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol di
Aru, Bambang, Idrus, Marcellus, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid
3 Ed IV. Jakarta. EGC.
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral,
yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas,
hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga
yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi
portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat
melalui jalur ini.
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air,
maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan
ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan
Fungsi:
Fungsi utama jaringan lemak adalah untuk tempat penyimpanan energi dalam
bentuk trigliserida dan melepaskannya sebagai asam lemakbebas dan gliserol yang
merupakan sumber energi yang berasal dari lemak.
Jaringan lemak putih
o Isolasi panas
o Bantalan mekanik
o Sumber energi
Jaringan lemak coklat
o Mempertahankan panas tubuh ( termogenesis)
IPD FK UI Jilid III Edisi IV
Bentuk jaringan lemak:
Jaringan lemak putih
Jaringan lemak coklat
IPD FK UI Jilid III Edisi IV
Lemak adalah cadangan energy bagi tubuh yang paling
besar . pada pria normal sekitar 12-14 % dari BBnya, dan
wanita 25% atau lebih. Lemak adalah cadangan energy
yang
bias
bertahan
sampai
2
bulan
dengan
mengumpulkan lipid saat kelebihan makanan, dan
mengeluarkan asam lemak dalam saat puasa.
Lemak secara histology : pada lemak yang belum
dewasa tetes2 lipid yang belum menyatu sering
dikelilingi selapis filament intermediet vimentin
10 nm. Setiap sel lemak memiliki selubung
glikoprotein yang agak mirip lamina basal epitel.
Membrane plasma memiliki banyak invaginasi
kecil dari jenis yang biasanya dikatakan sebagai
bukti
adanya
mikropinositosis.
Hal
ini
menimbulkan spekulasi bahwa asam lemak dan
gliserol yang terbentuk selama lipolisis dapat
diangkut dalam vesikel kecil ke permukaan sel
untuk dibebaskan ke darah.
Puasa berkepanjangan atau menurunnya keadaan
pada penyakit menahun menyebabkan jaringan
lemak
melepaskan
lipid
simpanannya
dan
berubah menjadi jaringan sangat vaskuler yg
terdiri atas sel-sel polygonal atau lonjong kecil
dengan banyak tetesan kecil, permukaaan selnya
tidak teratur dengan banyak juluran seperti
pseudopodia.
Almost all adipose tissue in adults is unilocular and it is found in and around many
organs throughout the body.
BAT : Sel ini berbentuk polygonal, terdiri dari sitoplasma dengan bintik bintik lipid yang
kasar. Nukleus berbentuk bulat dan eksentrik.
Brown adipose tissue constitutes 2% to 5% of the newborn body weight, located
mainly in the back, neck, and shoulders, but it is greatly reduced during childhood
and adolescence. In adults it is found only in scattered areas, especially around the
kidneys, adrenal glands, aorta, and mediastinum.
Sumber: Junqueira ed 13
Devlin T.M. 2006. Textbook of Biochemistry with Clinical Correlation 6th ed.
Wiley-Liss. USA
2.
3.
4.
5.
rasa Kenyang sebelum makanan diproses untuk menjadi energy melainkan ketika
masih berada didalam saluran cerna.
Ketika saluran pencernaan telah penuh oleh makanan atau nutrisi terjadi sekresi
PYY 3-36 yang Merupakan pengimbang ghrelin . Disekresikan oleh usus halus
dan besar. Berada dalam keadaan terendah sebelum makan dan meningkat selama
makan menandakan rasa kenyang.
PYY 3-36 bekerja dengan menghambat neuron-neuron Neuropeptide Y
perangsang nafsu makan di nucleus arkuatus.
Kebutuhan glukosa dalam sel sudah terpenuhi
Terjadi sekresi Leptin oleh jaringan adipose yang diakibatkan sudah banyaknya
simpanan lemak. Tingginya kadar leptin dalam darah akan memicu nucleus
arkuatus untuk memberi respon kenyang.
Terjadi aktivitas neuron Proopiomelanocortin : perangsang rasa kenyang .
Proopiomelanocortin melepaskan a- Melanocyte Stimulating Hormone yang
ditemukan di neuron nucleus paraventricular. Terdapat 5 subtipe reseptor
melanokortin , yang penting adalah MCR-3 dan MCR-4 berperan dalm
pengaturan asupan makanan dan keseimbangan energy.
Obesitas : >> lemak dalam tubuh yang ditimbun dalam jaringan lemak subkutan.
Keadaan tidak seimbang antara BB dan TB sehingga BB melebihi ukuran ideal.
IMT >30,0.
Penambahan dari ukuran / jumlah sel lemak unilokuler. Obesitas hiperplastik
>>Jumlah selsel lemak.
Obesitas hipertofi >> ukuran
Overweight : IMT 25,0 29,9 . disebabkan penimbunan jaringan lemak dan
jaringan non lemak
Kriteria Overweigt dan Obes(IMT)
Obesitas
overweight
Sama-sama disebabkan
karena asupan kalori
makanan
berlebihan
(
terutama
asupan
karbohidrat
densitas
kalori tinggi dan lemak)
yang tidak seimbang
dengan
pengeluaran
kalori dalam bentuk
aktivitas
fisik
dan
olahraga.
Kelebihan kalori inilah
yang
selanjutnya
disimpan
dalam
jaringan-jaringan tubuh,
terutama dalam jaringan
adipose lemak yang tidak
terbatas
kapasitas
penyimpanannya.
Sama-sama disebabkan
karena asupan kalori
makanan
berlebihan
(
terutama
asupan
karbohidrat
densitas
kalori tinggi dan lemak)
yang tidak seimbang
dengan
pengeluaran
kalori dalam bentuk
aktivitas
fisik
dan
olahraga.
Kelebihan kalori inilah
yang
selanjutnya
disimpan
dalam
jaringan-jaringan tubuh,
terutama dalam jaringan
adipose lemak yang tidak
terbatas
kapasitas
penyimpanannya.
dapat mencetuskan timbulnya obesitas, beberapa penyakit pun dapat menimbulkan gejala
klinis obesitas (Flier et al, 2007). Berbagai hal yang terlibat dalam mencetuskan obesitas.
Berikut ini adalah paparan mengenai beberapa gen dan keterlibatannya dengan terjadinya
obesitas:
1. Gen ob Mutasi gen ini pada tikus menimbulkan gejala hiperfagia, resistensi
insulin dan obesitas yang parah. Produk dari gen ob ini adalah leptin, yang disekresi oleh
sel adiposa dan bekerja secara langsung ke hipotalamus. Peningkatan kadar leptin pada
dasarnya akan menurunkan jumlah makanan yang dikonsumsi dan meningkatkan
penggunaan energi. Pada penderita obes dijumpai penurunan kadar leptin ini, bahkan
yang mengalami onset dini obesitas tidak hanya dikarenakan inaktivasi gen reseptor (db)
tetapi juga gen leptin (ob) itu sendiri (Flier et al, 2007).
2. Gen proopiomelanokortin (POMC) Mutasi pada gen ini menyebabkan gagalnya
pembentukan -MSH (melanocytestimulating hormone), yang merupakan neuropeptida
kunci yang menghambat nafsu makan di hipotalamus. -MSH akan berikatan dengan
reseptor melanocortin tipe 4, yaitu reseptor kunci hipotalamus yang menghambat makan
(Flier et al, 2007). Universitas Sumatera Utara
3. Gen proenzyme convertase 1 (PC-1) Mutasi pada gen ini akan mencegah
terjadinya pembentukan -MSH dari prekusor peptidanya, POMC (Flier et al, 2007)
USU
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32574/4/Chapter%20II.pdf
Yang dimaksud factor genetik adalah faktor keturunan yang berasal dari orang
tuanya. Pengaruh faktor tersebut sebenarnya belum terlalu jelas sebagai penyebab
kegemukan . Namun demikian, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa
factor genetic merupakan factor penguat terjadinya kegemukan. Menurut
penelitian , anakanak dari orang tua yang mempunyai berat badan normal ternyata
mempunyai 10 % resiko kegemukan. Bila salah satu orang tuanya menderita
kegemukan , maka peluang itu meningkat menjadi 40 50 %. Dan bila kedua
orang tuanya menderita kegemukan maka peluang factor keturunan menjadi 70
80%.
Genetik ??
Obesitas jelas menurun dalam keluarga. Namun peran genetic yang pasti untuk
menimbulkan obesitass masih sulit ditentukan, karena anggota keluarga umumnya
memiliki kebiasaan makan dan pola aktivitas fisik yang sama. Akan tetapi, bukti terkini
menunjukan bahwa 20-25% kasus obesitas dapat disebabkan factor genetic.
Gen dapat berperan dalam proses obesitas dengan menyebabkan kelainan
1). Satu atau lebih jaras yang mengatur pusat makan.
2). Pengeluaran energy dan penyimpanan lemak.
Ketiga
penyebab
monogenic
(gen
tunggal)
dan
obesitas
adalah
1. Mutasi MCR-4, yaitu penyebab monogenic tersering untuk obesitas yang ditemukan
sejauh ini
2. def leptin kongenital yang diakibatkan mutasi gen, yang sangat jarang dijumpai
3. mutasi reseptor leptin yang jyga jarang ditemui
Semua bentuk penyebab monogenic tsb hanya tjd pada sejumlah kecil presentase dari
seluruh kasus obesitas.
Guyton
Berikut ini adalah paparan mengenai beberapa gen dan keterlibatannya dengan terjadinya
obesitas: 1. Gen ob Mutasi gen ini pada tikus menimbulkan gejala hiperfagia, resistensi
insulin dan obesitas yang parah. Produk dari gen ob ini adalah leptin, yang disekresi oleh
sel adiposa dan bekerja secara langsung ke hipotalamus. Peningkatan kadar leptin pada
dasarnya akan menurunkan jumlah makanan yang dikonsumsi dan meningkatkan
penggunaan energi. Pada penderita obes dijumpai penurunan kadar leptin ini, bahkan
yang mengalami onset dini obesitas tidak hanya dikarenakan inaktivasi gen reseptor (db)
tetapi juga gen leptin (ob) itu sendiri (Flier et al, 2007). 2. Gen proopiomelanokortin
(POMC) Mutasi pada gen ini menyebabkan gagalnya pembentukan -MSH
(melanocytestimulating hormone), yang merupakan neuropeptida kunci yang
menghambat nafsu makan di hipotalamus. -MSH akan berikatan dengan reseptor
melanocortin tipe 4, yaitu reseptor kunci hipotalamus yang menghambat makan (Flier et
al, 2007).
3. Gen proenzyme convertase 1 (PC-1) Mutasi pada gen ini akan mencegah terjadinya
pembentukan -MSH dari prekusor peptidanya, POMC (Flier et al, 2007).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32574/4/Chapter%20II.pdf
b. Hormonal
Pada wanita yang telah mengalami menopause, fungsi hormone tiroid didalam
tubuhnya akan menurun. Oleh karena itu kemampuan untuk menggunakan energi
akan berkurang. Terlebih lagi pada usia ini juga terjadi penurunan metabolisme
saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola
makan dan aktivitasnya.
Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi
kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya
dengan makan.
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.
Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda
yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang
berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam
pergaulan sosial.
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan
dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan
pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan
kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan
dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan
memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang
dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah
berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang
berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.
Obat-obatan.
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa
menyebabkan penambahan berat badan.
Faktor perkembangan. Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau
keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam
tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak,
bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang
yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena
itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah
lemak di dalam setiap sel.
Aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu
penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat
yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori.
Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak
melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
(sumber : FISIOLOGI KEDOKTERAN,GUYTON & HALL ED. 11)
Obesitas primer disebabkan faktor nutrisi dengn berbagai faktor yang dapat
mempengarui masukan makanan, yaitu masukan makanan berlebih dibandingkan
dengan kebutuhan energi yang diperlukan tubuh
DM
PJK
Arterosklerosis
Stroke
Hipertensi
aterisklerosis
- Dislipidemia
- Kanker
- Asma
- Penyakit kantung empedu
8. Epidemiologi obesitas?
EPIDEMIOLOGI
Menurut Dietz terdapat 3 periode kritis dalam masa tumbuh kembang anak dalam
kaitannya dengan terjadinya obesitas, yaitu: periode pranatal, terutama trimester 3
kehamilan,
periode adiposity rebound pada usia 6 7 tahun dan periode adolescence.6
Pada bayi dan anak yang obesitas, sekitar 26,5% akan tetap obesitas untuk 2 dekade
berikutnya dan 80% remaja yang obesitas akan menjadi dewasa yang obesitas.7
Menurut Taitz,
50% remaja yang obesitas sudah mengalami obesitas sejak bayi.4 Sedang penelitian
di Jepang
menunjukkan 1/3 dari anak obesitas tumbuh menjadi obesitas dimasa dewasa1 dan
risiko
obesitas ini diperkirakan sangat tinggi, dengan OR 2,0 6,7.8
Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa obesitas pada usia 1-2 tahun dengan orang
tua normal, sekitar 8% menjadi obesitas dewasa, sedang obesitas pada usia 10-14
tahun dengan salah satu orang tuanya obesitas, 79% akan menjadi obesitas dewasa.
Taitz, L.S. Obesity, Dalam Textbook Of Pediatric Nutrition, IIIrd ed, McLaren,
D.S., Burman,D., Belton, N.R., Williams A.F. (Eds). London: Churchill
Livingstone, 1991; 485 509.
Saat ini diperkirakan jumlah orang di seluruh dunia dengan IMT 30 kg/m2 melebihi 250
juta orang, yaitu sekitar 7% dari populasi orang dewasa di dunia. Angka obesitas tertinggi
di dunia berada di kepulauan pasifik pada populasi melanesia, polinesia dan mikronesia.
Prevalensi obesitas berhubungan dengan urbanisasi dan mudahnya mendapatkan
makanan serta banyaknya makanan yang tersedia. Urbanisasi dan perubahan status
ekonomi yang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang berdampak pada
peningkatan prevalensi obesitas pada populasi di negara-negara ini, termasuk indonesia.
Penelitian epidemologi yang dilakukan di daerah sub urban di daerah koja, jakarta utara,
pada tahun 1982 mendapatkan prevalensi obesitas sebesar 4,2%; di daerah kayu putih,
sepuluh tahun kemudian yaitu pada tahun 1992 prevalensi obesitas sudah mencapai
17,1% .
Pada penelitian epidemologi di daerah adibaya depok pada tahun 2001 didapatkan 48,6%,
pada tahun 2001 didapatkan 45% dan 2003 didapatkan 44% orang dengan berat badan
lebbih dan obes.
Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 2 edisi 6