Kelompok B-7
Ketua Kelompok
Sekertaris
Anggota
(1102013253)
(1102013289)
(1102012296)
(1102013165)
(1102013192)
(1102013202)
(1102013238)
(1102013259)
(1102013264)
(1102013277)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2014
Jl. Letjend. Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21.424457
1
SKENARIO
Ny. D. 45 tahun datang ke klinik Pratama untuk berobat penyakit darah tinggi yang sudah
5 tahun dideritanya. Ny. D. datang ke klinik ini atas saran temannya.
Menurut temannya, klinik Pratama pelayanannya sangat bagus, baik cara pendekatannya
maupun jenis pelayanan yang tersedia karena dokter yang berpraktek di klinik ini adalah dokter
keluarga yang agak berbeda dengan dokter umum biasa.
Masih menurut temannya dokter keluarga ini tidak hanya mengobati pasien di klinik,
tetapi juga dapat memberikan pelayanan kunjungan rumah, penyuluhan kesehatan dan
memberikan binaan kepada keluarga do sekit klinik tersebut.
KATA SULIT
Dokter Keluarga : Dokter praktek umum yang menyelanggarakan layanan primer yang
komprehensif, kontinyu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan keluarga,
komunitas dan lingkungannya dilandasi keterampilan dan keilmuan yang mapan.
Klinik Pratama : Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik umum maupun
khusus.
PERTANYAAN
1. Apa perbedaan dokter keluarga dengan dokter umum ?
2. Apa tugas dokter keluarga ?
3. Apa keuntungan berobat dengan dokter keluarga ?
4. Bagaimana cara mendapat predikat dokter keluarga ?
5. Seberapa luas cakupan dokter keluarga ?
6. Program apa yang dilakukan dokter keluarga ?
7. Bagaimana caranya dokter keluarga membina keluarga ?
8. Apakah kunjungan ke rumah bertentangan dengan program kesehatan lainnya ?
9. Apakah peran dokter keluarga dalam kesehatan layanan primer ?
10. Apakah tujuan khusus dokter keluarga ?
JAWABAN
1. Dokter keluarga : kuratif, personal, melakukan penatalaksanaan
Dokter umum
: mengobati factor resiko, preventif, diagnostic holistic, mempunyai
family tree.
2. Menyelenggarakan layanan primer, preventif pada keluarga, memberikan penyuluhan tidak
saja pada yang sakit dan mengontrol ke rumah pasien.
3. Pasien lebih terbuka karena lebih percaya dan merasa lebih nyaman, lebih menguasai aspek
sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan dimana pasien berada.
4. 7 stars doctor.
5. Cakupannya beberapa keluarga dalam satu komunitas.
6. Program upaya promotif, kuratif, preventif dan rehabilitatif.
7. Dengan cara memberikan penyuluhan dan edukasi.
8. Tidak bertentangan, karena dokter keluarga membantu program dokter puskesmas.
9. 5 peranan yaitu:
Penyelenggara pelayanan kesehatan
Penghubung/penyampai pasien
Manager
Decision maker
Community leader
10. Tujuan khususnya yaitu mengutamakan preventif, bertanggung jawab atas keluarga.
HIPOTESIS
Dokter Keluarga memberikan pelayanan primer, penyuluhan, pembinaan dengan melihat 4 aspek
: preventif, promotive, kuratif, rehabilitative. Menjalani profesi dokter keluarga sesuai dengan
prinsip dan standar dokter keluarga, prinsipnya adalah memberi pelayanan secara komprehensif
dan holistic, standarnya adalah keterampilan komunikasi yang efektif, keterampilan klinik dasar,
keterampilan menerapkan ilmu biomedik klimik dan prilaku keterampilan pengelolahan masalah.
SASARAN BELAJAR
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Dokter Keluarga
LO 1.1 Menjelaskan Definisi Dokter Keluarga
LO 1.2 Menjelaskan Tugas Dokter Keluarga
LO 1.3 Menjelaskan Cakupan dan Perbedaan Dengan Dokter Umum
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Prinsip dan Standar Pelayanan Dokter Keluarga
LI 3. Memahami dan Menjelaskan Kompetensi dan Peranan Dokter Keluarga pada
Pelayanan Kesehatan Primer
LI 4. Memahami dan Menjelaskan Lingkup Layanan Dokter Keluarga pada Pelayanan
Kesehatan Primer
LI 1.
Memahami dan Menjelaskan Dokter Keluarga
LO 1.1 Menjelaskan Definisi Dokter Keluarga
Dokter keluarga adalah dokter yang menjalankan upaya dalam bidang kedokteran maupun
kesehatan, memiliki pengetahuan serta keterampilan melalui pendidikan khusus di bidang
kedokteran keluarga dan mempunyai wewenang untuk menjalankan praktik dokter keluarga
(Depkes, 2007).
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang
komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan,
menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada
semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dokter
keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu
jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan
sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara
komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan,
menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada
semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya. (The American
Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981). Pengertian
dokter
keluarga sendiri menurut PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) adalah tenaga
kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem pelayanan kesehatan primer guna
menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit,,
usia, dan jenis kelamin yang dapat dilakukan sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna,
dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan
profesional kesehatan lainnya, dengan menerapkan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien
yang mengutamakan pencegahan, serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum,
etika dan moral. Layanan yang diselenggarakannya (wewenang) sebatas kompetensi dasar
kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar.
Definisi kedokteran keluarga (PB IDI 1983) adalah ilmu kedokteran yang mencakup seluruh
spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada kesatuan individu, keluarga,
masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama dikenal sebagai primary health care, yang mencangkup
tujuh pelayanan (Muhyidin, 1996) :Promosi kesehatan, KIA, KB, Gizi, Kesehatan lingkungan,
Pengendalian penyakit menular, Pengobatan dasar
LO 1.2 Menjelaskan Sejarah Dokter Keluarga
PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok Studi
Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI. Anggotanya
beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis. Pada tahun 1986, menjadi
anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA). Pada tahun 1990, setelah Kongres
Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik di Bali,
namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap sebagai
organisasi dokter seminat. Pada tahun 2003, dalam Kongres Nasional di Surabaya, ditasbihkan
sebagai perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan nama
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum mempunyai kolegium
6
yang berfungsi. Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu
Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan
Masyarakat Kestabilan dan Kendali Indonesia (MKKI).
Continuing Professional Development (CPD) yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter
Keluarga Indonesia (PDKI) adalah :
1 Pelatihan Paket A : Pengenalan Konsep Dokter Keluarga
2 Pelatihan Paket B : Manajemen Pelayanan Dokter Keluarga
3 Pelatihan Paket C : Pengetahuan Medis Dasar dan Keterampilan Teknis Medis
4 Pelatihan Paket D : Pengetahuan Mutakhir Kedokteran
5 Konversi Dokter Praktek Umum menjadi Dokter Keluarga bagi dokter yang telah praktek
5 tahun atau lebih dan masih punya izin praktek dengan mengisi borang yang telah
disediakan sampai tahun 2012, setelah itu bila ingin jadi dokter keluarga harus mengikuti
pendidikan formal baik S2 atau Spesialis Dokter Keluarga
6 Pengisian modul Dokter Keluarga
7 Kerja sama dengan Australia dengan mengisi modul online
Sejak 1978 ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memulai programnya Health for
All in 2000, pelayanan kesehatan primer menjadi salah satu hal yang utama dalam
pengembangan perencanaan pemerintah. Program tersebut menitikberatkan pelayanan kesehatan
yang komprehensif. Pada Januari 1995 Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi
Dokter Keluarga Dunia yaitu World Organization of National Colleges, Academies and
Academic Associatons of General Practitioner or Family Physician (WONCA) telah
merumuskan sebuah visi global dan rencana tindakan (action plan) untuk meningkatkan
kesehatan individudan masyarakat yang tertuang dalam tulisan Making Medical Practice and
Education More Relevant to Peoples Needs: The Role of Family Doctor.
Dalam acara pembukaan Temu Ilmiah Akbar Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu
Kedokteran (TIA-KPPIK) 2002 di Jakarta, Menteri Kesehatan, Achmad Sujudi, menyatakan
bahwa visi dan misi kurikulum pendidikan dokter di Indonesia sepatutnya diarahkan untuk
menghasilkan dokter keluarga, tidak lagi dokter komunitas atau dokter Puskesmas seperti
sekarang.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 916/Menkes/Per/VIII/1997
tentang Pelayanan Dokter Umum yang diarahkan menjadi pelayanan dokter keluarga. Ilmu
Kedokteran Keluarga kemudian masuk dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia
(KIPDI II) pada tahun 1993, yang merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
LI 2.
Memahami dan Menjelaskan Prinsip dan Standar Pelayanan Dokter
Keluarga
Prinsip dokter keluarga
Prinsip pelayanan atau pendekatan dokter keluarga adalah memberikan:
keluarganya
Diagnosa holistik adalah tata cara diagnosa yang memperhatikan berbagai aspek yang
dimungkinkan menyebabkan penyakit pada pasien yang bersangkutan. Hal ini bisa berkaitan
antara psikis, fisik, asupan dan lingkungan yang bisa dijabarkan lebih banyak lagi. Diagnosa
secara holistik sangat penting dilakukan sebelum melakukan terapi karena:
1 Menentukan kedalaman letak penyakit
2 Menentukan kekuatan serangan patogen penyakit
3 Menentukan kekuatan daya tahan tubuh yang meliputi kekuatan fungsi organ dan materi di
dalamnya
4 Menentukan urutan tatacara terapi dan teknik terapi yang akan dipilihnya
5 Menentukan interfal kunjungan terapi.
Standar pelayanan dokter keluarga
1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of clinical care)
a. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama untuk
semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive and
spesific protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation)
dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta
sesuai dengan mediko legal etika kedokteran.
1) Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan kedokteran keluarga
yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan oleh dokter yang
sesuai dengan standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter
keluarga dan surat persetujuan tempat praktik.
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan pemeliharaan kesehatan dan
peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya.
3) Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan dalam
menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan keluarganya.
4) Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan dalam
melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk itu.
8
5) Kuratif medik
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan pemulihan kesehatan dan
pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan
medik, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan / atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan
dengan strata yang lebih tinggi.
6) Rehabilitasi medik dan sosial
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala kesempatan rehabilitasi
pada pasien dan/atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan atau kematian baik
dari segi fisik, jiwa maupun sosial.
7) Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan kondisi sosial pasien dan
keluarganya.
8) Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko legal dan etik
kedokteran.
b. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang
melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis.
1) Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patientcentered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan
harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat
menegakkan diagnosis
2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang menunjang diagnosis atau
menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara
holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan
efisien demi kepentingan pasien semata.
3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa diagnosis
banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistik.
4) Prognosis
Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien
berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based).
5) Konseling
Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk
dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepedulian terhadap perasaan dan
persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan di saat itu.
6) Konsultasi
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain yang
dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter
keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi
kepentingan pasien semata.
7) Rujukan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang dianggap
lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain,
dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi
kepentingan pasien semata.
8) Tindak lanjut
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan tindak
lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien.
9) Tindakan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional pada
pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi kepentingan
pasien.
10) Pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional,
berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien.
11) Pembinaan keluarga
Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya
partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk
konseling keluarga.
c. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa
pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial dan spiritual, serta
berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.
1) Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai manusia yang
seutuhnya.
2) Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai bagian dari
keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan/atau
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.
1) Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk
meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.
d. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan
antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan
lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal
maupun informal.
1) Koordinator penatalaksanaan pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasien yang
diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama antar
dokter pasien - dokter spesialis / rumah sakit.
2) Mitra dokter pasien
10
Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan pasien pada
saat proses penatalaksanaan medis.
3) Mitra lintas sektoral medik
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan
berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.
4) Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik
Pelayanan dokter keluarga mempedulikan dan memperhatikan kebutuhan dan perilaku pasien
dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan kesehatan
nonformal di sekitarnya.
e. Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung, yang
melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif dan terus menerus demi
kesehatan pasien.
1) Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara proaktif.
2) Rekam medik bersinambung
Informasi dalam riwayat kesehatan pasien sebelumnya dan pada saat datang, digunakan untuk
memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai untuk pasien yang
bersangkutan.
3) Pelayanan efektif efisien
Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif dan efisien bagi
pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan sadar biaya.
4) Pendampingan
Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan / atau rujukan, pelayanan dokter keluarga
menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien.
2. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of behaviour in practice)
a. Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship standard)
Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan
kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk
memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan
yang akan dilaksanakannya.
1) Informasi memperoleh pelayanan
Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai cara untuk
memperoleh pelayanan yang diinginkan.
2) Masa konsultasi
Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga kepada pasiennya adalah cukup
bagi pasien untuk menyampaikan keluhan dan keinginannya, cukup untuk dokter menjelaskan
apa yang diperolehnya pada anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta cukup untuk
menumbuhkan partisipasi pasien dalam melaksanakan penatalaksanaan yang dipilihnya,
sebisanya 10 menit untuk setiap pasien.
3) Informasi medik menyeluruh
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh tujuan,
kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultasi,
11
rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga memungkinkan pasien untuk dapat
memutuskan segala yang akan dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi.
4) Komunikasi efektif
Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa saling percaya.
5) Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter Dokter keluarga memperhatikan hak dan
kewajiban pasien, hak dan kewajiban dokter termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan pasien.
12
13
Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam pendidikan dokter keluarga, dan
berusaha untuk berpartisipasi pada pelatihan mahasiswa kedokteran atau pelatihan dokter.
14
15
16
17
4
5
6
7
Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA WHO tahun 2003 :
1 Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu
(bayi baru lahir, bayi, anak, remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia)
2 Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif
Memahami epidemiologi penyakit
Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai
Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolisme obat
Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu
Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta penyuluhan
gizi
Memahami pokok masalah perkembangan normal
Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan perilaku
Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukan
Menyelenggarakan layanan paliatif
Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran
3 Mengkoordinasikan layanan kesehatan
Dengan keluarga pasien (penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau pasien,
pembinaan dan konseling keluarga)
Dengan masyarakat (penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi,
pemeriksaan atau penilaian masyarakat, mengenali dan memanfaatkan sumber
daya masyarakat, program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat, advokasi
atau pembelaan kepentingan kesehatan masyarakat).
4 Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol
(Kelainan alergik, anestesia dan penanganan nyeri, kelainan yang mengancam jiwa,
kelainan kardiovaskular, kelainan kulit, kelainan mata dan telinga, kelainan saluran
cerna, kelainan perkemihan dan kelamin, kelainan obstetrik dan ginekologi, penyakit
infeksi, kelainan muskuloskeletal, kelainan neoplastik, kelainan neurologi, dan
psikiatri)
5 Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan
(Menyusun dan menggerakan tim, kepemimpinan, ketrampilan manajemen praktek,
pemecahan masalah konflik, peningkatan kualitas).
Kompetensi dokter keluarga yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Keluarga
yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah:
a. Keterampilan komunikasi efektif
b. Keterampilan klinik dasar
18
c. Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan
epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun
masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir
dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer
e. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi
f. Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat
g. Etika moral dan profesionalisme dalam praktek
Pada dasarnya kompetensi yang harus dimiliki oleh dokter keluarga selain harus memiliki
kompetensi dokter menurut Konsil Kedokteran Indonesia, juga harus memiliki tambahan
kompetensi untuk dokter keluarga, diantaranya :
A. Area komunikasi efektif
1) Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya
Menempatkan diri sebagai mitra keluarga dalam penatalaksaan masalah kesehatan
pasien dan keluarga
Mampu melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patient centered
approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan
harapan pasien mengenai keluhannya tersebut serta memperoleh keterangan untuk
dapat menegakkan diagnosis
Memahami masalah yang sebenarnya terjadi dengan menggali dan menganalisa
faktor-faktor keluarga pasien yang berhubungan dengan masalah kesehatan pasien
Mampu memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh tujuan,
kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan,
konsultasi, rujukan pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga memungkinkan
pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan dilakukan terhadapnya secara
puas dan terinformasi
Mampu menggali, menganalisa dan menganjurkan sumber daya yang ada pada
keluarga dan lingkungan untuk kepentingan pentalaksanaan kesehatan pasien dan
keluarganya
Mampu melakukan konseling perorangan dan konseling kelompok (keluarga
maupun kelompok lain).
2) Berkomunikasi dengan masyarakat
Mampu merencanakan dan menerapkan pendidikan kesehatan yang sesuai bagi pasien,
keluarga dan komunitas yang ada dihadapannya dengan media yang tepat guna.
B. Area keterampilan klinis
1) Mampu menganalisa informasi dalam rekam medik dan rekam keluarga utuk
menegakkan diagnostik holistik dan perencanaan komprehensif bagi pasien dan
keluarganya
2) Mampu melaksanakan pendampingan pasien secara profesional demi kepentingan
pasien pada saat dibutuhkan dalam layanan konsultasi dan/atau rujukan
3) Mampu secara terampil melakukan prosedur tunjangan hidup dasar (basic life support)
dan ACLS dimanapun berada.
C. Area pengelolaan masalah kesehatan
19
1) Mampu menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif efisien bagi pasien, menjaga
kualitas, sadar mutu, dan sadar biaya
2) Mampu menyelenggarakan pelyanan yang peduli dan perhatian pada kebutuhan dan
perilaku pasien dan keluarganya sebgai masyarakat
3) Mampu mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan merencanakan strategi
pencegahan primer, sekunder dan tersier bagi seluruh anggota keluarga pasien seta
komunikasi sekitar pasien
4) Mampu menempatkan diri untuk berpartisipasi dalam program pendidikan kesehatan
bagi komunitas sesuai dengan kebutuhan
5) Mampu menempatkan diri untuk berpartisipasi dalam pergerakan masyarakat dalam
penanggulangan bencana dan rehabilitasi komunitas pasca bencana
6) Mampu menyusun system untuk memandang pasien sebagai bagian keluarga pasien
dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi
oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien
7) Mampu mendayagunakan sumber di sekitar kehidupan pasien untuk meningkatkan
keadaan kesehatan pasien dan keluarganya
8) Mampu memperhatikan latar belakang social, budaya, ekonomi pasien dalam
berkomunikasi dan menawarkan pilihan tindakan.
D. Area pengelolaan informasi
1) Mampu mengaplikasikan Evidence Based Medicine dan appraisal kritis suatu informasi
baru dalam praktik keseharian
2) Mampu merencakan dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi guna
memberi pelayanan yang memuaskan bagi pasein dan keluarganya.
E. Area mawas diri dan pengembangan diri
Mampu menginisiasi dan melaksanakan Program Pendidikan Keprofesian Kedokteran
Berkelanjutan (P2KB) untuk diri dan perkumpulan profesinya.
F. Area etika, moral, medikolegal, dan profesionalisme serta keselamatan pasien
1) Mampu menempatkan diri sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan
berbagai sektor pelyanan kesehatan formal di sekitarnya
2) Mampu melakukan program jaga mutu (quality assurance) secara mandiri dan/atau
bersama-sama dengan dokter keluarga lainnya
3) Mampu menjadi pimpinan professional pada suau pusat pelayanan kedokteran
kesehatan primer
4) Mampu menganalisa persamaan dan perbedaaan karakter individu, keluarga, hingga
factor social budaya yang berpengaruh pada kesehatan pasien dan keluarga.
Peran dokter keluarga pada pelayanan kesehatan primer
a
pasien yang saling menghargai dan mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif
yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan.
Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga
memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri
kepada pasien dan komunitasnya.
Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran
berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai
etika, cost effectiveness untuk kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat keputusan
klinis yang ilmiah dan empatik.
Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di
luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya
berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik,
sehat, sejahtera, dan bijaksana.
Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyerahkan
kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok
penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadi panutan
masyarakat.
LI 4.
Memahami dan Menjelaskan Lingkup Layanan Dokter Keluarga pada
Pelayanan Kesehatan Primer
21
1. Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu
kedokteran yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu,
keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi
dan sosial budaya. (PB IDI, 1983)
2. Ilmu kedokteran keluarga menunjuk pada body of knowledge dari pelayanan dokter
keluarga yang merupakan disiplin baru dari ilmu kedokteran yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan khalayak secara lebih responsif dan bertanggung
jawab. (Charmichael, 1973)
3. Ilmu kedokteran keluarga adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang ditandai
dengan terdapatnya suatu kelompok pengetahuan kedokteran yang bersifat khusus.
(WONCA, Manila; 1979)
4. Ilmu kedokteran keluarga adalah body of knowledge tentang fenomena yang dihadapi
serta teknik yang dipergunakan oleh para dokter yang menyelenggarakan perawatan
kesehatan perorangan pada tingkat pertama dan berkelanjutan. (Whinney, 1969)
5. Ilmu kedokteran keluarga adalah sebuah pendekatan multidisipliner yang terpadu
menuju perawatan kesehatan yang menyeluruh dari unit keluarga. (Sargent, 1967)
Batasan dokter keluarga :
1. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan
komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran
2. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, bila perlu aktif mengunjungi
penderita atau keluarganya
3. Dokter keluarga adlaha dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang
terdapat dalam satu keluarga dan dapat merujuk ke dokter ahli yang sesuai.
4. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama yang
merupakan pintu masuk ke system pelayanan kesehatan.
5. Dokter keluarga adlah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal,
tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasien yang terkait dengan
keluarga, komunitas, serta lingkungannya.
Batasan pelayanan dokter keluaraga :
1. Pelayanan dokter keluarag adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang
memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung
ajawab dokter tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin, organ tubuh atau
jenis penyakit.
2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang dikembangkan
dari berbagai disiplin ilmu terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu
22
kebidanan dan kandungan, ilmu bedah, serta ilmu kedokteran jiwa yang secara
keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu.
Sehingga yang ditekankan disini dokter keluarga adalah gate keeper sekelmpok masyarakat,
sebagai sistem pencegahan atau prventif. Jadi pada dasarnya preventiflah yang diutamakan
daripada tindakan kuratif. Semakin dia melakukan tindakan preventif yang tepat, dan pasien
yang mengalami sakit itu sedikit maka dapat dikatakan bahwa dokter keluarga tersebut berhasil.
Tabel 1. Perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter keluarga
23
DAFTAR PUSTAKA
Azwar A. 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga, Yayasan Penerbit IDI, Cetakan 1.
Badan Pembina JPKM-Dirjen Kersehatan Masyarakat Depkes RI. 1999. Kumpulan Materi
Pelatihan Penyelenggaraan JPKM. Jakarta.
Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia.
Depkes. 2001. Fakultas Kedokteran Seri Pendidikan Kedokteran Bersinambung. IDI.
Qomariyah. 2011. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK Universitas Yarsi.
24