Pada tahun 3 H bulan Shafar datanglah kepada Nabi saw kaum dari Bani Adhal dan
al-Qaaroh dan menyatakan bahwa mereka masuk Islam. Dalam Zaadul Maad
dikisahkan Kedua kabilah itu meminta dikirim orang-orang yang dapat mengajarkan
mereka tentang Islam dan membacakan kepada mereka al-Quran. Nabi saw
mengutus kepada mereka enam orang. -Ibnu Ishaq dan al-Bukhari menyebutkan:
sepuluh orang.- yang dipimpin oleh Mursyid bin Abi Mursyid al-Ghanawi, yang salah
satunya Khabib bin Adi. Namun, ketika rombongan sampai pada suatu tempat
bernama Ar Raji dua kabilah tersebut berkhianat. Para utusan Islam dibantai
dengan dibantu oleh kabilah Hudzail dan menawan Khabib bin Adi dan Zaid bin adDatsiah. Kemudian keduanya dijual di Mekkah. Mereka berdualah yang nantinya
membunuh tetua kabilah Hudzail pada perang Badar.
4. Tragedi Biir Maunah
Peristiwa Biir Maunah terjadi pada bulan Shafar tahun 4 H selang beberapa saat
setelah tragedi Ar Raji. Diceritakan dalam Hayat Muhammad karya M Husain Haikal
pada waktu itu Rasulullah saw menawarkan keIslaman kepada Abu Bara Amr bin
Malik. Namun Abu Baramenolak dengan halus. Kemudian ia menawarkan kepada
Rasulullah saw agar mengutus sahabatnya ke Najd untuk mengajak kaum Najd
memeluk Islam. Atas jaminan dari Abu Bara Rasulullah saw kemudian mengutus Al
Mundhir bin Amr dari Bani Saidah beserta 40 sahabat pilihan menuju Najd.
Ketika sampai di Biir Maunah Para utusan berhenti dan mengutus Haram bin
Milhan membawa dari Rasulullah kepada Amir bin Thufail. Namun surat itu tidak
dibaca Amr, bahkan Amr membunuh Haram bin Milhan. Kemudian Amir bin Thufail
meminta bantuan kabilah Bani Amir yang akhirnya ditolaknya kkarena ada jaminan
perlindungan (suaka) dari Abu Bara. Amir Bin Thufail kemudian mengajak kabilah
Bani Sulaim dan mendapat sambutan. Pecahlah pertempuran antara Amir dan
sekutunya dengan utusan Rasululah, akhirnya semua utusan terbunuh kecuali Kaab
bin Zaid bin an-Najjar walaupun terluka dan bergelimpangan bersama jasad-jasad
lain. Dia hidup hingga gugur pada peristiwa perang Khandak.
Pada pertempuran ini terbunuh pula ketua utusan Mundzir bin Uqbah bin Aamir
sedangkan Amr bin Amiah adh-Dhamari ditawan. Ketika tahu bahwa Amr dari
kabilah Mudhar, Aamir memotong rambut dahinya (jambulnya) dan
membebaskannya dengan jaminan yang ada pada Amiah.
Amr bin Amiahpun kembali ke Madinah. Ketika sampai di Qorqorah di Sodr Qonaah
(nama tempat) dia berteduh di sebuah pohon. Pada saat yang sama datanglah dua
orang dari Bani Kilaab turut berteduh bersamanya. Manakala kedua orang dari bani
Kilaab tertidur, Amr membunuh keduanya. Amr merasa sedikit telah membalaskan
apa yang telah dilakukan terhadap para sahabatnya. Tetapi ayalnya, ternyata kedua
orang yang dibunuh itu telah memiliki perjanjian dengan Rasulullah saw, dan dia
tidak menyadarinya. Ketika sampai di Madinah Amr mengabarkan apa yang terjadi
kepada Rasulullah saw dan apa yang dia lakukan terhadap dua orang dari Bani
Kilaab.
(Mendengar itu) Nabi pun bekata,