Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
INDRA PERMANA
RIDO UTAMA
FITRIA
WINDI AGUSTYA NINGSIH
Bidang Studi
Topik
Sub Topik
Sasaran
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat
: Keperawatan Jiwa
: Mengenal Gangguan Jiwa
: gangguan jiwa dan kekambuhan
: Keluarga pasien
: Senin - Rabu, 5-7 Desember 2016
: 15-20 menit
: Ruang UPI (Unit Pelayanan Intensive)
I. LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa adalah gangguan pada fungsi mental, yang meliputi
emosi, pikiran, prilaku, motivasi daya tilik diri dan persepsi yang
menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi
sehingga mengganggu seseorang dalam proses hidup dimasyarakat (Nasir
&Muhith 2011). Kasus gangguan jiwa selalu meningkat dari tahun ke tahun.
Angka prevalensi penderita gangguan jiwa menurut World Health
Organization(WHO,2007)saat ini lebih dari 450 juta penduduk dunia hidup
dengan gangguan jiwa. Penderita gangguan jiwa mengalami peningkatan
yang signifikan setiap tahun di berbagai belahan dunia. Berdasarkan data dari
World Health Organization(WHO) dalam Yosep (2013), sekitar 450 juta
orang di dunia mengalami gangguan jiwa yang terdiri dari 150 juta
mengalami depresi, 90 juta gangguan zat dan alcohol, 38 juta epilepsy, 25 juta
skizofrenia serta 1 juta melakukan bunuh diri setiap tahun. Berartisetidaknya
terdapat satu dari empat orang mengalami masalah mental dan gangguan
kesehatan jiwa, sehingga menjadi masalah yang serius diseluruh dunia.
Indonesia mengalami peningkatan jumlah penderita gangguan jiwa
cukup banyak diperkirakan prevalensi gangguan jiwa berat dengan psikosis/
skizofrenia di Indonesia pada tahun 2013 adalah 1. 728 orang. Adapun
proposi rumah tangga yang pernah memasung ART gangguan jiwa berat
sebesar 1.655 rumah tangga dari 14,3% terbanyak tinggal di pedasaan,
sedangkan yang tinggal diperkotaan sebanyak 10,7% (Riset Kesehatan Dasar,
2013).
Jumlah penduduk yang mengalami gangguan jiwa diperkirakan terus
meningkat. Hal ini disebabkan karena seseorang tidak bisa menyesuaikan diri
atau beradaptasi dengan suatu perubahan atau gejolak hidup. Apalagi di era
III.
IV.
SASARAN
Keluraga pasien yang sedang mengantar pasien di Ruang Unit Pelayanan
Intensive (UPI) RSJ Prof Dr. Soerodjo Magelang.
V. MATERI
1. Pengertian gangguan jiwa
2. Penyebab gangguan jiwa
3. Tanda dan gejala gangguan jiwa
4. Penyebab kekambuhan
5. Gejala kekambuhan
6. Pencegahan resiko kekambuhan
VI.
MEDIA
1. Materi SAP
2. Lembar balik dan Leaflet
VII.
SETTING TEMPAT
Keterangan:
: Penyaji
: Peserta
: Observer
VIII. METODE
1. Penyuluhan langsung
2. Diskusi
3. Tanya jawab
IX.
PENGORGANISASIAN
1. Sesi pertama
Leader
: INDRA PERMANA
Observer : WINDI AGUSTYA N
2. Sesi kedua
Leader
: WINDI AGUSTYA N
Observer : INDRA PERMANA
3. Sesi ketiga
Leader
: RIDO UTAMA
Observer : FITRIA
4. Sesi keempat
Leader
: FITRIA
Observer : RIDO UTAMA
X. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu
1. 5 menit
KegiatanPenyuluhan
Pembukaan :
KegiatanPeserta
1.
1. menjawab salam
2.
2. memberi tanggapan
4.
2.
5menit
Menyebutkanmateri/pokokbaha
1. Mendengarkan
materi dengan
seksama
2. Materi penyuluhan
a. Pengertian gangguan jiwa
b. Penyebab gangguan jiwa
c. Tanda dan gejala gangguan
3.
5menit
jiwa
d. Pengertian kekambuhan
e. Penyebab kekambuhan
f. Pencegahan kekambuhan
Evaluasi
1. Menyimpulkan inti penyuluhan
2. Memberikan kesempatankepada
1. melakukan tanya
jawab
2. diskusi
5menit
memberikan pertanyaan
Penutup :
1. Menyimpulkanmateripenyuluhan
yang telahdisampaikan
2. Menyampaikanterimakasih atas
1. penyampaian
evaluasi peserta
2. salam penutup
XI.
KRITERIA EVALUASI
1. Standar Persiapan Penyuluhan
a. Mempersiapkan materi pendidikan kesehatan
b. Mempersiapkan tempat pendidikan kesehatan
c. Mempersiapkan media yang digunakan pendidikan kesehatan
2. Standar Proses
a. Melakukan pendidikan kesehatan secara urut
b. Memberikan penyuluhan pada keluarga pasien
3. Evaluasi hasil
a. Mampu menjelaskan pengertian gangguan jiwa
b. Mampu menjelaskan penyebab gangguan jiwa
c. Mampu menyebutkan tanda dan gejala gangguan jiwa
d. Mampu menjelaskan pengertian gangguan jiwa
e. Mampu menjelaskan penyebab kekambuhan
f. Mampu menyebutkan gejala kekambuhan
g. Mampu menjelaskan pencegahan kekambuhan
LAMPIRAN
GANGGUAN JIWA
penderitaan
pada
individu
dan
atau
hambatan
dari
jiwa
berhubungan
itu
dengan
bermacam-macam
orang
lain
yang
ada
tidak
tidakterbatas,
kehilangan
seseorang
yang
dicintai,
kehilangan
disebabkan
(Djamaludin, 2001).
Umumnya sebab-sebab gangguan jiwa menurut Santrock (2007),
dibedakan atas :
1. Fisiogenik: Penyakit jiwa yang ditimbulkan oleh atau ada hubungannya
dengan kelainan dalam otak.
Gejala : gejala biasanya disebut sindrom organik baik akut maupun
kronis. Gejalanya biasanya adalah : bingung, disorientasi, gangguan
ingatan, persepsi, pengertian / penilaian diluar kewajaran dan kelainan
fungsi intelektuil,dan sebagainya. Gejala-gejala bingung lebih menyolok
pada yang akut.
2. Psikogenik: Penyakit jiwa yang ditimbulkan oleh faktor2 kejiwaan.
Penyakit penyakit jiwa ini tak ada sangkut pautnya dengan perubahan
perubahan otak, baik fisiologis maupun struktuil. Diperkirakan bahwa
penyakit-penyakit ini timbul karena faktor-faktor simbolik, emosionil
ataupun hubungan antar individu yang berpengaruh pada kepribadian
individu. Jadi singkatnya, faktor-factor psikogenik yang bertanggung
jawab terhadap timbulnya ketidak serasian dari kepribadian.
3. Mental Deficency: Cacat mental
kejiwaan
secara
medis menurut
akibat
kondisi
seseorang
pada
Perilaku
dan
masa
belajar.
Psikologis :
Biasanya
perasaan
Emosional :
mudah
fungsi
tingkat
takut
yang
tersinggung,
rasa
jiwa
putus
menurut
asa
dan
Yosep
(2007),
murung,
gelisah,
bisikan
genting,
membakar
yang
rumah,
menyuruh
padahal
membunuh,melempar, naik
orang
di
sekitarnyatidak
klien
memiliki
kemauan
yang
lemah
klien
merasa
senang,
gembira
yang
klien
(depresi)
melakukan
melakukan
disuruh
yang
ataumenentang
apa
apa-apa
disuruh,
yang
tidak
diam
lama
tidak
adalah
obat
yang
obat
psikotropik
dan
anti
obsesif-kompulsif,.
Pembagian
lainnyadariobatpsikotropikantaralain:transquilizer,neuroleptic,antidepress
ants dan psikomimetika (Hawari, 2001).
b. Terapi somatik
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan
akibatgangguan jiwa sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu
sistemtubuh lain. Salah satu bentuk terapi ini adalah Electro
ConvulsiveTherapy.Terapielektrokonvulsif(ECT)merupakansuatujenispen
gobatan
somatik
melaluielektroda
dimana
yang
arus
ditempatkan
listrik
pada
digunakan
pelipis.
pada
Arus
otak
tersebut
peristiwa
timbulnya
kembali
gejala-
tahun
pertama,
dan
70%
pada
tahun
kedua
(Yosep,
yang
dapat
mempengaruhi
kekambuhan
dari
rumah
teratur
dapat
mengurangi
efek
samping
dapatmengganggu
hubungan
terkontrol.Dokter
yang
waspadamengidentifikasi
sosial
memberi
dosis
Tardive
seperti
resep
terapeutik
yang
Diskinesiayang
gerakan
tidak
diharapkan
tetap
dapat
perawat
mencegah
Puskesmas
meningkatkan
frekuensi
kekambuhan.
Misalnyamasyarakat
Herz dan Menville (1980, dikutip oleh Sullinger, 1988) dalam Keliat,
(1996) mengkaji gejala kambuh yang diidentifikasi oleh klien dan
keluarganya, yaitu nervous, tidak nafsu makan, sukar konsentrasi, sulit tidur,
depresi, tidak ada minat dan menarik diri. Pada gangguan jiwapsikotik akan
timbul gejala positif yang lebih aktif seperti waham, halusinasi, gangguan
pikiran, ekoprasia, asosiasi longgar, flight of ideas(Videbeck, 2008).
I. Pencegahan Kekambuhan
Strategi
yang
dapat
membantu
keluarga
untuk
mencegah
kekambuhan:
1) Mengenali tanda dan gejala kekambuh.
2) Menjalani pengobatan yang sesuai.
3) Menghindari situasi yang mungkin
memicu
sakit
timbulnya
yang
gejala
diderita
anggotakeluarganya.
5) Melaksanakan latihan teknik managemen stress. Contoh meditasi,
berpikir positif, dan nafas dalam.
6) Melaksanakan aktivitas secara terstruktur. (CAMH, 2009)
Seseorang yang menderita gangguan jiwa harus diberisemangat
dan nasehat untuk mengatur keadaan dirinya dan untuk menghindari
kekambuhan. Tim kesehatan menyatakan bahwa klienmenyimpan catatan
harian mengenai perasaan dan perilakunya sehinggamereka secara signifikan
dapat mengalami perubahan dan peringatantanda akan kekambuhannya.
Banyak klien yang mempelajari danmengenali pribadi mereka dengan
adanya catatan tersebut.
Memelihara pola hidup juga penting untuk setiap orangkhususnya klien
gangguan jiwa. Mengambil dosis obat yang benar padawaktu yang sama
DAFTAR PUSTAKA
Depkes.(2013). Riset Kesehatan Dasar Tahun
2013.Jakarta : Balitbangkes
Depkes. RI
Maramis, W.F. (2008). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press
Notoatmodjo, S. (2010).Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta
Hawari.(2001).Pendekatan
Holistic
pada
Gangguan
Jiwa
Skizofrenia.FKUI:Jakarta
Hawari, D. (2009). Peran Keluarga dalam Gangguan Jiwa. Edisi 21. Jurnal
Psikologi Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Bandung.
John Santrock. (1999). Psychology The Sciences of Mind and behavior,
University of dallas : Brown Publiser.
Keliat, Budi Ana. (2005). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi kedua.
Jakarta : EGC.
Kusumawati Farida dan Hartono Yudi. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika
Maslim, R. (2001). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III.
Jakarta: FK-Atmajaya.
Maramis, W.F.(2004). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi Ketujuh. Surabaya :
Airlangga Universitas Press.
Stuart, G.W., Laraia, M.T. (2009). Principles and practice of Psychiatric Nursing. (
7th ed). Philadelphia :Mosby.
Santrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo
B.S). Jakarta: Kencana.
Townsend, M.C, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan
Psikitari (terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta.
Yosep, Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa . Bandung : Refika Aditama
Yosep, Iyus. (2013). Keperawatan Jiwa. Refika Aditama. Bandung.
Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Magelang,
Desember 2016
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
Mahasiswa praktek
(........................................................)
(........................................................)
Pembimbing Akademik
(.............................................................................)