Anda di halaman 1dari 75

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Saat kuliah tentang mekanika fluida khususnya
membahas tentang aliran pasti mendengar kata bilangan
Reynolds. Bilangan yang parameter apakah suatu aliran
dalam keadaan laminer, turbulen atau juga transisi. Namun
bilangan tersebut diambil dari nama seorang ilmuwan
bernama Osborne Reynolds. Kebanyakan dalam kuliah tidak
menceritakan tentang ilmuwan ini.
Osborne Reynolds berasal dari Irlandia, lahir pada 23
agustus 1842 dan menutup usia pada 21 februari 1912.
Bidang yang menjadi kajian utamanya adalah fisika. Dikenal
melalui penelitiannya tentang dinamika fluida dan Bilangan
Reynolds. Namun diluar itu ia juga mempelajari perpindahan
panas antara benda padat fluida. Hal itu membawa
perbaikan untuk ketel uap dan desain kondesor.
Dalam penelitiannya yang mengkaji tentang aliran
fluida. Ia merumuskan bahwa aliran laminer atau dalam
kecepatan rendah berada dalam keadaan laminer. Ketika
kecepatan menjadi lebih tinggi maka aliran akan mengalami
transisi. Sehingga pada akhirnya akan menjadi aliran
turbulen . Dari eksperimen tersebut didapatkan Bilangan
Reynolds menunjukan rasio gaya inersia dengan gaya
viskositas . Bilangan Reynolds dipengaruhi oleh massa jenis .
massa jenis fluida, kecepatan air, panjang saluran viskos
dinamik.
Reynolds dikenal karena penelitiannya tentang kondisi
aliran fluida didalam pipa transisi. Dari aliran laminer
kealiran turbulen. Dari penelitian itu akhirnya dia
menemukan (Bilangan Reynolds) bilangan tak berdimensi
yang sekarang dipakai untuk membedakan apakah suatu
aliran fluida itu merupakan aliran laminer, transisi, atau
turbulen.

Publikasi penelitiannya tentang dinamika fluida dimulai


sejak awal tahun 1870-an dan model teori akhirnya
dipublikasikannya pada pertengahan tahun 1890-an.
Bilangan Reynolds merupakan bilangan yang tak
berdimensi yang dapat membedakan suatu aliran itu
dinamakan laminer, transisi, atau turbulen. Dalam mekanika
fluida. Bilangan Reynolds adalah rasio antara inersia (VSP)
terhadap gaya viskos yang mengklsifikasikan jenis aliran
yang berbeda misalnya laminer dan turbulen. Bilangan
Reynolds digunakan untuk menentukan dinamis siwilitude.
Jika dua pola air mengalir mirip secara geometris mungkin
pada fluida yang berbeda dan laju air yang berbeda pula.
Memilika nilai bilangan tak berdimensi yang relevan.
Keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis.
Untuk aliran dalam pipa parameter tak berdimensi yang
penting adalah bilangan Reynolds (RE) yaitu perbandingan
antara efek inersia dan viskositas dalam aliran. Dalam hal ini
jka RE kecil aliran akan meluncur diatas lapisan lain yang
dikenal dengan lapisan laminer dan jika aliran terdapat garis
edar yang dilihat maka disebut aliran turbulen. Aliran
laminer terjadi jika RE<2000 maka untuk kondisi
2000<RE<4000 aliran ini dinamakan aliran turbulen.
Perlu kita ketahui bahwa dalam pengujian atau
percobaan praktikum Osborne Reynolds, ada banyak faktor
lain yang dapat mempengaruhi kondisi aliran.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum dari percobaaan Osbone
Reynolds adalah sebagai berikut :
1. Menghitung besarnya Bilangan Reynolds
2. Menghitung koefisien gesek
3. Mengetahui hubungan antara koefisien gesek dan
Bilangan Reynolds
4. Membandingkan kecocokan atau kesesuaian sifat aliran
fluida antara pengamatan secara visual dengan
pengklasifikasian secara perhitungan

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat praktikum dari percobaan Osborne
Reynolds adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besarnya bilangan Reynolds dari hasil
percobaan pengamatan
2. Untuk mengetahui hubungan antara koefisien gesek dan
bilangan reynolds
3. Untuk mengetahui koefisien gesek
4. Untuk mengetahui perbandingan antara kecocokan sifat
aliran fluida antara pengamatan secara visual dengan
mengklasifikasikan secara teoritis.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Bilangan Reynolds


Bilangan Reynolds merupakan suatu kriteria tertentu
yang digunakan dalam menentukan aliran-aliran fluida.
Kriteria tersebut merupakan perbandingan antara parameterparameter sebagai berikut :
a. Kecepatan aliran
b. Diameter pipa
c. Kekentalan kinematik fluida
Dengan adanya kriteria diatas menunjukan bahwa disini
tidak tergantung pada keadaan tekanan . dalam mekanika
fluida, Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia
(VSP) terhadap gaya viskos yang mengedentifikasikan
hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran
tersebut. Bilangan ini digunakan untuk mengidentifikasikan
jenis aliran berbeda, misalnya laminer dan turbulen.
Namanya diambil dari Osborne Reynolds (1842-1912) yang
mengusulkan pada tahun 1883.
Tahun 1884 Osborne reynolds melakukan percobaan
untuk menunjukan sifat aliran laminer dan turbulen Reynolds
menunjukan bahwa untuk kecepatan aliran yang kecil zat
berwarna akan mengalir dalam satu garis terus seperti
benang atau sumbu pipa.
Bila kecepatan bertambah besar, benang warna akan
mulai bergelombang dan akhirnya pecah atau menyebar pada
seluruh aliran dalam pipa. Kecepatan rerata pada saat benang
warna mulai pecah disebut kecepata kritis.

(a)

(b)

(c)

Gambar 2.1 aliran laminer (a), aliran transisi (b), aliran


turbulen (c)
Sumber : Laporan Praktikum Hidrolika dan Saluran Terbuka,
2014

Dari persamaan dan percobaan diatas ditemukan rumus


yang kemudian dikenal dengan sebutan Bilangan Reynolds.
Bilangan Reynolds dapat dihitung dengan rumus

V
h/p

VD
V

PDV

Keterangan :
VD = kecepatan aliran (m/dt)
D = Diameter pipa (m)
v.h/p = kekentalan kinematik (m2 /dt) untuk air dengan t =
200, v = 10 m2/dt
Re<2000 aliran laminer
2000<Re<4000 aliran transisi
Re>4000 aliran turbulen

Rumus bilangan umumdiberikan sebagai berikut

. VS . L VS . L Gayainersia
=
=
M
V
GayaViskos

Keterangan
VS = Kecepatan Fluida (m/s)
L = Panjang karateristik (m)
H = Viskositas absolut fluida yang dinamis (NM/S)

= Kecepatan (kg/m3)

Misalnya pada gambar aliran dalam pipa. Panjang


karakteristik adalah diameter pipa jika penampang pipa bulat
atau diameter hidrolik untuk penampang tak bulat

2.2 Macam-macam Aliran Fluida


Air yang mengalir disebabkan oleh adanya perbedaan
tekanan. Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai fluida
yang mengalir. Air dalam PDAM kemudian keluar melalui
keran, Air disungai, sampai itu terdapat fenomena yang biasa
dipelajari. Berdasarkan karakteristik struktur internal aliranaliran fluida dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu aliran
laminer, aliran turbulen, dan aliran transisi.

2.2.1 Aliran Laminer


Aliran laminer adalah aliran fluida yang bergerak
dengan kondisi lapisan-lapisan membentuk garis-garis
alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Hal tersebut
ditunjukan oleh percobaan Osborne Reynolds yang
mengalir sepanjang aliran-aliran ini mempunyai bilangan
Reynolds yang lebih kecil dari 2300. Dalam aliran laminer
ini viskositas berfungsi untuk merendam kecenderungan
terjadinya gerakan relatif antara lapisan. Sehingga aliran
laminer memenuhi Hukum viskositas Newton yaitu :
=m

du
dy

Keterangan :
Dy = jari-jari tabung (m)
M = viskositas dinamik fluida (kg/m.s)

= momen gaya (Nm)

Du = panjang tabung (m)

Gambar 2.2 Aliran Laminer


Sumber : Laporan Hidrolika Dan Saluran Terbuka, 2014

2.2.2 Aliran Turbulen


Aliran turbulen yaitu aliran dimana pergerakkan
dari partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena
mengalami pecampuran serta putaran partikel antar
lapisan yang mengakibatkan tegangan geser yang
merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugiankerugian aliran.
Aliran turbulen merupakan aliran fluida yang
terjadi olakan atau gumpalan ataupun gelombang saat
mengalir. Penyebab terjadinya turbulance sangat banyak,
Namun yang pasti ketika fluida mengalir dari satu
penampang satu kepenampang yang lain dimana lebih
kecil maka besar kemungkinan akan terjadi turbulensi
seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.3 Aliran Turbulen


Sumber :
Osborne Reynolds yang pertama kali menemukan
dan mengklasifikasikan jenis aliran pada fluida. Untuk

menentukan aliran itu turbulen atau laminer harus dicari


terlebih dahulu Reynolds dengan persamaan
R e=

vd

Keterangan :
Re = Bilangan Reynolds

= Rapat massa (kg/m3)

= Viskositas absolut fluida dinamis (Nm)

V = kecepatan aliran (m/s)


d = diameter pipa (m)
Dimana terdapat variable massa jenis kecepatan,
diameter dan juga viskos. Sehingga semakin kecil
viskositasnya maka bilangan Reynoldsnya akan semakin
besar begitu pula sebaliknya. Jika kecepatan aliran
semakin kecil maka bilangan Reynolds akan semakin
kecil pula.
Hubungan antara bilangan Reynolds dengan
penentuan apakah aliran suatu fluida yang kita tinjau
memiliki profil yang laminer atau turbulen serta transisi
dapat diketahui dengan :
a. Apabila reinolds didapatkan hasil <2000 maka aliran
tersebut dinyatakan sebagai aliran laminer
b. Apabila reinolds sumber didapatkan hasil 2000 X
4000 maka aliran tersebut dinyatakan aliran transisi
c. Apabila reynolds didapatkan hasil > 4000 maka aliran
dinyatakan aliran turbulen
2.2.3 Aliran Transisi

Aliran ransisi adalah aliran laminer dan turbulen


yang merupakan suatu aliran perairan yang biasanya
sulit untuk diamati peralihanya pada aliran transisi
besarnya faktor gesek pada aliran transisi.
Secara umum
sebagai berikut.
=

bilangan

reinolds

dirumuskan

vs l vs gaya inersia
= =

v gaya viskos

Keteranga :
Vs = kecepatan fluida (m/s)
L = panjang (m)

= viskos absolut (Nm2)

= rapat massa kg/m3)

2.3 percobaan osborne Reinolds


perbedaan antara aliran laminer dan osborne
reineds pada tahun 1883. Reinolds melekukan percobaan
dengan menyuntikan zat pewarna pada air yang mengalir
dalam pipa. Pada laju aliran yang rendah. Zat pewarna
mengalir secara teratur dan tidak tercampur hingga akhir
(hilir). Pada laju aliran yang lebih tinggi zat pewarna
tercampur pada seluruh bagian dari pipa.

Gambar 2.3.

2.4. Debit aliran


Debit aliran dipergunakan untuk menghitung
kecepatan pada masin masing pipa. Debit dapat dirumuskan
sebagai berikut:

Q=

v
=V . A
t

Keterangan :
Q = Debit aliran (m3/s)
V = kecepatan aliran (m/s)
T = waktu (s)
A = luas penampang (m2)

2.5 Faktor debit


Adapun faktor faktor yang mempengaruhi debit
aliran adalah sebagai berikut:
2.5.1. angin
karena angin berpengaruh pada kecepatan aliran fluida
maka berpengaruh pada
debit air. Semakin cepat
angin yang berhembus pada aliran tersebut, maka debit
aliran akan semakin tinggi dan semakin lambat angin
yang berhembus maka aliran akan memiliki kecepatan
yang rendah dan debit air pun akan rendah pula.

2.5.2 Kecepatan aliran


Kecepatan aliran sangat berpengaruh dalam debit
aliran. Semakin cept aliran aliran mengalir maka semakin
besar debit aliran yang dihasilkan. Semakin lambat aliran
mengalir, maka semakin sedikit debit aliran yang
dihasilkan.
2.5.3 Permukaan aliran
Debit aliran akan besar apabila permukaan aliran
halus atau tidak bergelombang. Karena permukaan yang
kasaratau bergelombang akan mempengaruhi kecepatan
aliran sehingga berdampak pada debit aliran yang
dihasilkan. Hal ini juga mempengaruhi kehilangan head
aliran yang berpengaruh pada debit.

2.6 Viskositas
Viskositas Fluida merupakan ukuran ketahanan
sebuah fluida terdapat deformasi atau perubahan bentuk.
Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan kohesi dan
laju perpindahan momentum molekulnya viskositas zat cair
cenderung
menurun
seiring
bertambahnya
kenaikan
temperatur. Hal ini disebabkan gaya gaya kohesi pada zat
cair yang apabila dipanaskan akan mengalami penurunan
dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair
yang menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair
tersebut.
2.7. Rapat massa (massa jenis)
Massa jenis dovsity ( ) dari suatu zat adalah
ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan dinyatakan dalam
massa persatuan volume. Sifat ini ditentukan dengan cara
menghitung nisbah (rasio) massa zat yang terkandung dalam
suatu bagian tertentu. Hubungan dapat dinyatakan sebagai
berikut:

dm
dv

Keterangan :
=

rapat massa (kg/m3)

M = massa fluida (kg)


V = volume fluida (m3)

Nilai density dapat dipengaruhi oleh temperatur semakin


tnggi temperetur maka kecepatan suatu fluida semakin
berkurang karena di sebabkan gaya kohesi dari molekulmolekul fluida semakin berkurang.

2.8 Koefisien Gesek


Koefisien gesk di pengaruhi oleh kecepatan, karena distribusi
kecepatan pada aliran laminer dua turbulen berbeda. Maka
koefien gesek pula untuk masing-masing jenis aliran.
Pada aliran laminer dalam pipa tertutup ( closed conduits )
mempunyai distribusi vektor kecepatan seperti pada aliran
laminer vektor kecepatan yang berlaku adalah kecepatan
dalam arah z saja, sehingga analisa gaya z adalah :
PA + Rda (P + dp) A = 0
Keterangan :
A =luas penampang (m2)

P = tekanan (N/m2)

Dengan memasukan nilai =


=( 2 rdz ) r

maka didapat

dp = 0

Keterangan :
R = jari-jari (m)
P = tekanan (N/m2)

Gambar 2.4

F=

64
64

VDP

Keterangan :
F = koefisien gesek
Re = Bilangan Reynolds
=

ketentuan mutlak (m3/s)

V = kecepatan rata-rata (m/s2)


D = garis tengah pipa (m)
= massa jenis (kg/m3)

Persamaan di atas dengan persamaan hagen polseulle


dan berlaku untuk aliran laminer. Pada aliran turbulen
persamaan koefisien gesek yang dapat berasal dari
persamaan empiris blasslus.

F = 0.316 Re1/4

Keterangan :
F = koefisien gesek
Re = Bilangan Reynolds

Dari persamaan di atas merupakan pendekatan fungsi


gesekan terhadap fungsi kekasaran permukaan pipa dan
fungsi bilangan Reynolds yang biasa di nyatakan dalam
bentuk diagram moody. Koefisien gesek yang umum di
gunakan dalam analisa adalah penurunan dari persamaan
energi dan hagen poiseulle.

AP = A

( 0.l.e.v.

Ditinjau dari persamaan energi


p1 1
p2 1
+
v
1+
g
z
1
(
+ v 2+ g z 2=h1)
( p 2
p 2
Karna V1 dan V2 dalah sama dan pipa terletak secara
horizontal maka nilai z1 = z2, maka didapat

h 1=

p 1p 2 p
=

Pada persamaan Haugen-Poiseulle didapat persamaan debit


(Q) sebagai berikut
Q=

p D
128 l

Dengan memasukan nilai Q dari kontunuitas yaiti Q = AV


dengan A = D2/4 maka didapat
Ap=32

LQV
D

Kemudian dilanjutkan dengan mensubtitusikan persamaan ini


kedalam persamaan AP diatas sehingga didapat
h 1=64

LV

PVD 2 D

Dimana

nilai

F=

LV
2D

merupakan

sehingga
h 1=F

LV
2D

Keterangan :
F = koefisien gesek
H1 = nilai head losses (m)

fungsi

koefisien

gesek

Ah = perubahan nilai head losses (m)


G = percepatan grafitasi (m/s2)
D = diameter (m)
V2 = kecepatan rata-rata (m/s)
L = panjang pipa
2.9 Memahami Dinamika Fluida Dan Penerapannya
Menururt fisika, fluida merupakan zat yang tidak memiliki
bentuk dan terus menerus mengalir zat ini biasanya
berbentuk cair, gas, plasma dan plastik selid. Ilmu fisika
membagi bahasan tentang fluida kedalam dan disuplai ilmu
yaitu statikafluida dan dinamika fluida. Statika fluida
mempelajari tentang kondisi saat fluida berada pada keadaan
aquilibrium atau seimbang, sementara fluida dinamika
mempelajari fluida dalam keadaan bergerak.
Berbagai bidang keilmuan telah mempelajari dinamika fluida
mampu memberikan metode untuk mempelajari evolusi dari
bintang, evolusi laut, pda cuaca, lempeng tektonik dan
bahkan sirkulasi darah. Beberapa penerapan penting ilmu ini
pada teknologi pada mesin roket, turbin angin, pipa minyak
dan sistim pendingin udara. Pergerakan dari wujud cair dan
gas biasanya di sebut sebagai aliran suatu konsep yang
menjelaskan bagai mana fluida berprilaku dan bagaimana
mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Contoh
aliran misalnya dapat berupa pergerakan air melalui pipa atau
pada permukaan tanah. Aliran dapat berlangsung secara
tetap atau tidak tetap.

BAB
METODE PRAKTIKUM

III

3.1 waktu dan tempat


3.1.1 Waktu

Reynolds

Adapun waktu pelaksaan praktikum percobaan Osborne


yaitu
pada
Hari, tanggal
:
sabtu
8
oktober
2016
waktu
: 08.00 WITA selesai

3.1.2 tempat
Adapun tempat pelaksaan praktikum percobaan
osborne reynolds adalah di laboratorium keairan,
fakultas teknik, universitas Halu Oleo
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang di gunakan dalam praktikum
percobaan osborne Reynolds adalah sebagai berikut :
1.
Alat
osborne
reynolds
2.
Stopwatch
3.
Selang
4.
Ember
5.
Gelas
ukur
6.
Basic
hidrolis
bench
7.
Velocity
meter
8. Kanebo / lap
3.2.2 bahan
Adapun
percobaan

bahan yang
osborne

di

gunaan dalam
reinolds

praktikum
adalah

1.
2. Zat pewarna ( tinta )

3.3 sketsa alat uji

Gambar 3.1 Alat Percobaan Obsorne Reynolds


(sumber : Laboratorium Keairan, 2015)

Air

Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tabung besi penyimpanan zat berwarna


Baut pengunci tabung
Baut pengaman tabung
4 pipa plastik untuk menaikkan air
Katub pengatur debit
Katub pengatur kecepatan

3.4 prosedur percobaan


Prosedur percobaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan
alat-alat
yang
akan
di
gunakan
dan
menghubungkan pada sumber air
2. Mengatur alat agar kedudukannya rata
3. Membuka keran air, sehingga air melimpah kemudian
mengatur pembuangan sehingga air yang masuk kedalam
sama dengan yang mengalir keluar
4. Mendiamkan sejenak kemudian mengukur temperatur
5. Menuangkan zat pewarna yang berupa tinta kedalam resul
volt pada bagian atas alat
6. Membuka dan memajukan keran selang pengamatan
7. Mendiamkan beberapa menit dan mengamati zat warna
tersebut yang mengalir lewat pipa atau selang
8. Pada pengamatan sebaiknya aliran yang keluar dari pipa kaca
pengamatan mulai di ambil pada saata volume besar,
akhirnya pada volume kecil, mencatat waktu penampangnya
9. Mengulangi beberapa percobaan untuk mendapatkan waktu
rata-rata
10.
Demikian juga pada waktu yang tetap, lakukan
percobaan dan mencatat volumenya.

BAB
ANALISIS DATA
4.1 Tabel Pengamatan
4.1.1 data pengamatan pada volume tetap
Tabel 4.1
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Tabel Pengamatan
4.1.1

Data Pengamatan Pada volume tetap

IV

Tabel 4.1 data pengamatan pada volume tetap


No

Volume (ml)

Waktu (S)
t1
t2

t3
.
1.
1300
510
540
490
2.
1300
400
470
480
3.
1300
510
495
445
4.
1300
415
450
570
Sumber : Hasil pengamatan percobaan, 2015

4.1.2

Visual
t4
560
415
465
495

Laminar
Laminar
Laminar
Laminar

Data Pengamatan pada waktu tetap


Tabel 4.2 Data Pengamatan pada waktu tetap
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Waktu (S)
45

45

45

Volume (ml)
260
290
280
280
150
110
90
115
110
120

Visual
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar

11.
130
12.
160
13. 45
160
14.
210
15.
230
16.
240
Sumber : Hasil pengamatan percobaan, 2015

4.2 AnalisaPerhitungan pada volume tetap


1. Untuk volume pertama 1300 ml = 1,3 X 10-3 m3
a. Menghitung debit (Q)
Dik: V = 1,3 X 10-3 m3
t1 = 510 s
t2 = 540 s
t3 = 490 s
t4 = 560 s
Dit :Q = ..?
Penye :
Q

V
t

Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar

t ratarata=

t 1+t 2+t 3+t 4


4

510+540+ 490+560
4
= 525 s

V
t

0,0013
525

= 2,4671 X 10-6 m3/s

b. Menghitung kecepatan
Dik: Q = 2,4671 X 10-6m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .?
Penye :
Q
V
A
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
2,4671X 10 6
V
7,85 X 10 5
V

V 0,0314 m / s
c. Menentukan bilangan reynolds
Dik : V = 0,0314 m/s
D = 0,01 m

t = 28,9 oC
Dit : Re = ....?
Penye :
T (oC)
20
28,9
30

V (m3/s)
1.10-6
X
8.10-6

28,9 20
X 1x10 6

30 20
8 x10 7 1x10 6
8,9 X 1x10 6

10
2 x10 7

1,780 x10 6 10( x 1,0 X 10 10 6


1,780 x10 6 10 5 10 X

8,220 X 10 6
10

X 8,220 X 10 6
V .d

0,0314.0,01
Re
8,22 x10 7
Re 381,995
Re

(Re<2300 di klasifikasikan aliran laminer)

d. Menentukan koefisien geser

Dik : Re = 1359,972
Dit : F = ....?
Penye:

64
Re
64
F
381,995
F 0,1675
F

e. Menentukan tegangan geser


Dik: F = 0,1675
V = 0,0314 m/s
T = 28,9 oC
Dit: T =........?
Penye :

T (OC)
20
28,9
30

28,9 20
X 998,20

30 20
995,7 998,2

8,9 X 998,2

10
2,50

22,5 10( x 9,982 X 10 2


22,5 10 x 9,982
9959,75 10 X

9959,75
10

P (Kg/m30
998,2
X
995,7

X 995,98

1
.F . .V 2
8
1
.(0,0679)(995,98)(0,08014) 2
8
0,0205
2. Untuk volume kedua 1300 ml = 1,3 X 10-3 m3
a. Menentukan debit
Dik: V = 1,3 X 10-3 m3
t1 = 400 s
t2 = 470 s
t3 = 480 s
t4 = 415 s

b.

Dit :Q = ..?
Penye :
V
Q
t

t ratarata=

t 1+t 2+t 3+t 4


4
400+470+480+ 415
4

= 441,25 s

c.

V
Q
t

0,0013
441,25

= 2,9461 X 10-6 m3/s

d. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 2,9461 x 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
2,9461x10 6
V
7,85 X 10 5
V 0,0375m / s
V

e. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0814 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7 m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0.0375 x0,01
Re
8,22 x10 7
Re 456,204
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran

f.

laminer
Menghitung koefisien geser
Dik : Re = 456,204
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re

64
456,204
F 0,1403
F

g. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,1403
= 995, 98 kg/m3
V = 0,0375 m/s
Dit : = ............?
Penye.

1
.F . .V 2
8
1
.(0,1403)(995,98)( 0,0375) 2
8
0,0246
3. Untuk volume ketiga 1300 ml = 1,3 X 10-3 m3
a. Menentukan debit
Dik: V = 1,3 X 10-3 m3
t1 = 510 s
t2 = 495 s
t3 = 475 s
t4 = 465 s

b.
c.

Dit :Q = ..?
Penye :
V
Q
t
t ratarata=

t 1+t 2+t 3+t 4


4

510+ 495+475+ 465


4
= 486,25 s

V
t
0,0013
486,25

= 2,6735 X 10-6 m3/s


d. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 2,6735 x 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).( 0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
2,6735 x10 6
V
7,85 X 10 5
V 0,034m / s
V

e. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,034 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,034 x0,01
Re
8,22 x10 7
Re 413,625
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran


laminer

f. Menghitung koefisien geser


Dik : Re = 413,625
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re

64
413,625
F 0,1547
F

g. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,1547
= 995, 98 kg/m3
V = 0,034 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,1547)(995,98)( 0,034 ) 2
8
0,0223
4. Untuk volume keempat 1300 ml = 1,3 X 10-3 m3
a. Menentukan debit
Dik: V = 1,3 X 10-3 m3
t1 = 415 s
t2 = 450 s
t3 = 570 s
t4 = 495 s

b.

Dit :Q = ..?
Penye :
V
Q
t

t ratarata=

t 1+t 2+t 3+t 4


4

415+450+570+ 495
4
= 482,5 s

V
t
0,0013
482,5

= 2,6943 X 10-6 m3/s


c. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 2,6943 x 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
2,6943 x10 6
V
7,85 X 10 6
V 0,0343m / s
V

d. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0343 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0343 x0,01
Re
8,22 x10 7
Re 417,275
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

e. Menghitung koefisien geser


Dik : Re = 637,438
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re

64
417,275
F 0,1534
F

f. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,1534
= 995, 98 kg/m3
V = 0,0343 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,1004)(996,325)( 0,05418) 2
8
0,03671
4.3 Analisa Perhitungan Pada Waktu Tetap
4.3.1

Waktu pertama 45 s
1. Untuk data I
a. Menentukan debit
Dik: V = 2,6 X 10-4 m3
t = 45 s
Dit :Q = ..?

Penye :

V
t
2,6 x10 4

45
5,778 X 10 6 m 3 / s

b. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 5,778 x 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
5,778 x10 6
V
7,58 X 10 5
V 0,0736m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0736 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0736 x0,01
Re
8,22 x10 7
Re 895,40
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menghitung koefisien geser


Dik : Re = 895,40
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
895,40
F 0,0578
F

e. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,0578
= 995,98 kg/m3
V = 0,0736 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,0578)(995,98)(0,0736) 2
8
0,0390
2. Untuk data II
a. Menentukan debit
Dik: V = 2,9 X 10-4 m3
t = 45 s
Dit :Q = ..?
Penye :
V
Q
t
2,9 x10 4

45
6,444 x10 6 m 3 / s
b. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 6,444 x 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
6,444 x10 6
V
7,85 X 10 6
V 0,0821m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0821 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0821x0,01
Re
8,22 x10 7
Re 998,72
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menghitung koefisien geser


Dik : Re = 998,72
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
998,72
F 0,0641
F

e. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,0641
= 995,98 kg/m3
V = 0,0821 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,0641)(995,98)(0,0821) 2
8
0,0537
3. Untuk data III
a. Menentukan debit
Dik: V = 2,8 X 10-4 m3
t = 64 s
Dit :Q = ..?
Penye :
V
Q
t
2,8 x10 4

96
6,222 x10 6 m 3 / s
b. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 6,222 x 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
6,222 x10 6
V
7,85 X 10 5
V 0,0793m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0793 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0793 x 0,01
Re
8,22 x10 7
Re 964,28
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menghitung koefisien geser


Dik : Re = 964,28
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
064,28
F 0,0664
F

e. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,0644
= 995,98 kg/m3
V = 0,0793 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,0644)(995,98)( 0,0793) 2
8
0,0519
4. Untuk Data IV
a. Menentukan debit
Dik: V = 2,8 X 10-4 m3
t =45 s
Dit :Q = ..?
Penye :
V
Q
t
2,8 x10 4

45
6,222 X 10 6 m 3 / s
b. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 6,222 x 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
6,222 x10 6
V
7,85 X 10 5
V 0,0793m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0793m/s

D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0793 x0,01
Re
8,22 x10 7
Re 964,28
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menghitung koefisien geser


Dik : Re = 964,28
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
964,28
F 0,0664
F

e. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,0664
= 995,98 kg/m3
V = 0,0793 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,0664)(995,98)( 0,0793) 2
8
0,0519
4.3.2 Waktu Kedua 45 s

1. Untuk data I
a. Menentukan debit
Dik: V = 1,5 X 10-4 m3

t = 45 s
Dit :Q = ..?
Penye :
V
Q
t
1,5 X 10 5

45
3,333 x10 6 m 3 / s
b. Menentukan kecepatan

Dik : Q = 3,333 x 10-6 m3/s


D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
3,333 x10 6
V
7,85 X 10 5
V 0,0425m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0425 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0425 x 0,01
Re
8,22 x10 7
Re 516,58
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menghitung koefisien geser


Dik : Re = 516,58
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
516,58
F 0,1239
F

e. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,1239
= 995,98 kg/m3
v = 0,0425 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,1239)( 995,98)(0,0425) 2
8
0,0278
2. Untuk data II
a. Menentukan debit
Dik: V = 1,1 X 10-4 m3
t = 45 s
Dit :Q = ..?
Penye :

V
t
1,1X 10 4

45
2,4444 x10 6 m 3 / s

b. Menentukan kecepatan

Dik : Q = 2,4444 x 10-6 m3/s


D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
2,4444 x10 6
V
7,85 X 10 5
V 0,0311m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0311 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0311x 0,01
Re
8,22 x10 7
Re 378,83
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menghitung koefisien geser


Dik : Re = 378,83
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
378,83
F 0,1689
F

e. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,1689
= 995,98 kg/m3
V = 0,0311 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,1689)(995,98)( 0,0311) 2
8
0,0204

3. Untuk data III


a. Menentukan debit
Dik: V = 0,9 X10-4 m3
t = 45 s
Dit :Q = ..?
Penye :
V
Q
t
0,9 X 10 4

45
2,0 x10 6 m 3 / s
b. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 2,0 X 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?

Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
2,0 x10 6
V
7,85 X 10 6
V 0,0255m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0255 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0255 x 0,01
Re
8,22 x10 7
Re 309,95
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menghitung koefisien geser


Dik : Re = 309,95
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
309,95
F 0,2065
F

e. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,2065
= 995, 98 kg/m3
V = 0,0255 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,2065)(995,98)(0,0255) 2
8
0,0167

4. Untuk data IV
a. Menentukan debit
Dik: V = 1,15 X 10-4 m3
t = 45 s
Dit :Q = ..?
Penye :
V
Q
t
1,15 X 10 4

45
2,5556 x10 6 m 3 / s
b. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 2,5556 X 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
2,555 x10 6
V
7,85 X 10 5
V 0,0326m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0326 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0326 x 0,01
Re
8,22 x10 7
Re 396,044
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menghitung koefisien geser


Dik : Re = 396,044
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re

64
396,044
F 0,1616
F

e. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,1616
= 995, 98 kg/m3
V = 0,0326 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,1616)(995,98)(0,0326) 2
8
0,0213

4.3.3 Waktu Ketiga 45 s


1. Untuk data 1
a. Menentukan debit
Dik: V = 1,1 X 10-4 m3
t = 45 s
Dit :Q = ..?
Penye :
V
Q
t
1,1X 10 4

45
2,4444 x10 6 m 3 / s
b. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 2,4444 X 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
2,4444 x10 6
V
7,85 X 10 5
V 0,0311m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0311 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0311x 0,01
Re
8,22 x10 7
Re 378,85
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menghitung koefisien geser


Dik : Re = 378,85
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
378,85
F 0,1689
F

e. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,1689
= 995, 98 kg/m3
V = 0,0311 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,1689)(995,98)( 0,0311) 2
8
0,0204
2. Untuk data 2
a. Menentukan debit
Dik: V = 1,2 X 10-4 m3
t = 45 s
Dit :Q = ..?
Penye :
V
Q
t
1.2 X 10 4

45
2,6667 x10 6 m 3 / s
b. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 2,6667 X 10-6 m3/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
2,6667 x10 6
V
7,85 X 10 5
V 0,0340m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0340 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7 m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0340 x0,01
Re
8,22 x10 7
Re 413,26
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menghitung koefisien geser


Dik : Re = 413,26
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
413,26
F 0,1549
F

e. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,1549
= 995, 98 kg/m3
V = 0,0340 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,1549)(995,98)(0,0340) 2
8
0,222
3. Untuk data III
a. Menentukan debit
Dik: V = 2,3 x 10-4 m3
t = 45 s
Dit :Q = ..?
Penye :
V
Q
t
2,3 X 10 4

45
5,111x10 6 m 3 / s
b. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 5,111 X 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
5,111x10 6
V
7,85 X 10 6
V 0,0651m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0651 m/s

D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,651x0,01
Re
8,22 x10 7
Re 792,09
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menghitung koefisien geser


Dik : Re = 792,09
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
792,09
F 0,0808
F

e. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,0808
= 995, 98 kg/m3
V = 0,0651 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,0808)(995,98)(0,0651) 2
8
0,0426
4. Untuk data IV
a. Menentukan debit
Dik: V = 1,6 X 10-4 m3
t = 45 s
Dit :Q = ..?
Penye :

V
t
1,6 X 10 4

45
3,5556 x10 6 m 3 / s

b. Menentukan kecepatan

Dik : Q = 3,5556 X 10-6 m3/s


D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
3,5556 x10 6
V
7,85 X 10 5
V 0,0453m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0453 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0453 x 0,01
Re
8,22 x10 7
Re 551,02
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menghitung koefisien geser


Dik : Re = 551,02
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
551,02
F 0,1161
F

e. Menghitung tegangan geser


Dik : F = 0,1161
= 995, 98 kg/m3
V = 0,453 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,1161)(995,98)( 0,0453) 2
8
0,0297

4.3.4 Waktu Keempat 45 s


1. Untuk data I
a. Menentukan debit
Dik: V = 1,6 x 10-4 m3
t = 45 s
Dit :Q = ..?
Penye :

V
t
1,6 X 10 4

45
3,5556 x10 6 m 3 / s

b. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 3,5556 X 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
3,5556 x10 6
V
7,85 X 10 5
V 0,0453m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0453 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0453 x 0,01
Re
8,22 x10 7
Re 551,02
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menentukan koefisien geser


Dik : Re = 551,02
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
551,02
F 0,1161
F

e. Menentukan tegangan geser


Dik : F = 0,1161
= 995, 98 kg/m3
V = 0,453 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,1161)(995,98)( 0,0453) 2
8
0,0297

2. Untuk data II
a. Menentukan debit
Dik: V = 2,1 x 10-4 m3

t = 45 s
Dit :Q = ..?
Penye :

V
t
2,1X 10 4

45
4,6667 x10 6 m 3 / s

b. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 4,6667 X 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
4,6667 x10 6
V
7,85 X 10 5
V 0,0594m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0594 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0594 x 0,01
Re
8,22 x10 7
Re 723,21
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menentukan koefisien geser


Dik : Re = 723,21
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
723,21
F 0,0885
F

e. Menentukan tegangan geser


Dik : F = 0,0885
= 995, 98 kg/m3
V = 0,0594 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,0885)(995,98)(0,0594) 2
8
0,0389

3. Untuk data III


a. Menentukan debit
Dik: V = 2,3 x 10-4 m3
t = 45 s

Dit :Q = ..?
Penye :

V
t
2,3 X 10 4

45
5,111x10 6 m 3 / s

b. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 5,111 X 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
5,111x10 6
V
7,85 X 10 5
V 0,0651m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0651 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0651x 0,01
Re
8,22 x10 7
Re 792,09
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menentukan koefisien geser


Dik : Re = 792,09
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
792,09
F 0,0808
F

e. Menentukan tegangan geser


Dik : F = 0,0808
= 995, 98 kg/m3
V = 0,0651 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,0808)(995,98)( 0,0651) 2
8
0,0426

4. Untuk data IV
a. Menentukan debit
Dik: V = 2,7 x 10-4 m3

t = 45 s
Dit :Q = ..?
Penye :

V
t
2,7 X 10 4

45
6,0 x10 6 m 3 / s

b. Menentukan kecepatan
Dik : Q = 6,0 X 10-6 m3/s
D = 0,01 m
Dit : V = .....?
Penye :

Q
A
1
A . .d 2
4
1
A .(3,14).(0,01) 2
4
A 7,85 x10 5 m 2

Q
A
6,0 x10 6
V
7,85 X 10 5
V 0,0764m / s
V

c. Menentukan bilangan Reynolds


Dik : V = 0,0764 m/s
D = 0,01 m
= 8,22 x 10-7m2/s
Dit :Re =......?
Penye :

V .d

0,0764 x 0,01
Re
8,22 x10 7
Re 929,84
Re

Re<2300 maka aliran di klasifikasikan ke dalam aliran laminer

d. Menentukan koefisien geser


Dik : Re =929,84
Dit : F = .....?
Penye :

64
Re
64
F
929,84
F 0,0688
F

e. Menentukan tegangan geser


Dik : F = 0,0688
= 995, 98 kg/m3
V = 0,0764 m/s
Dit : = ............?

1
.F . .V 2
8
1
.(0,0688)(995,98)(0,0764) 2
8
0,0501

No Volume
.

Waktu (s)

(mL)
t1

t2

t3

t4

(m3)

(m/s)

Re

Visual

383,745

0,1668

0,0207

Laminar

456,58

0,1402

0,0246

Laminar

414,326

0,1545

0,0223

Laminar

417, 546

0,1533

0,0225

Laminar

t
Rata-

1.

1300

510

540

490

560

rata
525

2,48 X 10- 0,0315


6

2.

1300

400

470

480

415

441,25

2,95 X 10- 0,0375


6

3.

1300

510

495

475

465

486,25

2,67 X 10- 0,0341


6

4.

1300

415

450

570

495

482,5

2,69 X 10- 0,0343


6

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Pengamatan Pada Volume Tetap


Sumber : Hasil Analisa Data, 2015

Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Pengamatan Pada Waktu Tetap


No.
1.

2.

3.

4.

Waktu

Volume

Debit

(m3)
(m3/s)
2,6 X 10-4
5,7778 X 10-6
2,9 X 10-4
6,4444 X 10-6
-4
2,8 X 10
6,2222 X 10-6
2,8 X 10-4
6,2222 X 10-6
-4
45
1,5 X 10
3,3333 X 10-6
1,1 X 10-4
2,4444 X 10-6
0,9 X 10-4
2 X 10-6
-4
1,15 X 10
2,5556 X 10-6
45
1,1 X 10-4
2,4444 X 10-6
-4
1,2 X 10
2,6667 X 10-6
2,3 X 10-4
5,1111 X 10-6
-4
1,6 X 10
3,5556 X 10-6
45
1,6 X 10-4
3,5556 X 10-6
2,1 X 10-4
4,6667 X 10-6
-4
2,3 X 10
5,111 X 10-6
2,7 X 10-4
6 X 10-6
Sumber : Hasil Analisa Data, 2015
(s)
45

Kecepatan

Bilangan

Koefisien

Tegangan

Visual

(m/s)
0,0736
0,0821
0,0793
0,0793
0,0425
0,0311
0,0255
0,0326
0,0311
0,0340
0,0651
0,0453
0,0453
0,0594
0,0651
0,0764

Reynolds
895,405
998,721
964,282
964,282
516,58
378,83
309,95
396,04
378,83
413,26
792,09
551,02
551,02
723,21
792,09
929,84

geser
0,0578
0,0641
0,0664
0,0664
0,1239
0,1689
0,2065
0,1616
0,1698
0,1549
0,0808
0,1161
0,1161
0,0885
0,0808
0,0688

geser
0,0390
0,0538
0,0519
0,0519
0,0278
0,0204
0,0167
0,0213
0,0204
0,0222
0,0426
0,0297
0,0297
0,0389
0,0426
0,0591

Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar
Laminar

4.4 Analisa Grafik


4.4.1

Grafik Hubungan Antara Re Dan F Pada Volume 1300 Ml

Re
895.404

7
998.720

0.0578

6
964.282
964.282

0.0641
0.0664
0.0664

Grafik hubungan antara Re dan f pada volume 1300 mL


0.20
0.15
Koefisien gesek (f)

0.10
0.05
0.00
410 420 430 440 450 460 470 480 490 500 510
Bilangan Reynolds (Re)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara Re Dan F Pada Volume 1300 Ml


(Sumber : Hasil Analisa Data, 2015)

4.4.2

Grafik Hubungan Antara Re Dan F Pada Waktu 45 S Pertama

Re

503.665
1
428.651

0.1271

2
419.720

0.1493

9
485.460

0.1525

0.1318

Grafik hubungan antara Re dan f pada waktu 45 s pertama


0.07
0.07
0.06
0.06
Koefisien gesek (f)

0.06
0.06
0.06
0.05
0.05
880 900 920 940 960 980 1000 1020
Bilangan Reynolds (Re)

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Re Dan F Pada Waktu 45 S Pertama


(Sumber : Hasil Analisa Data, 2015)

4.4.3 Grafik Hubungan Antara Re Dan F Pada Waktu 45 S Kedua


Re
516.579

6
378.825

0.1239
0.1689

1
309.947
8
396.044

0.2065

0.1616

Grafik hubungan antara Re dan f pada waktu 45 s kedua


0.14
0.12
0.10
0.08
Koefisien gesek (f) 0.06
0.04
0.02
0.00
500

600

700

800

900

1000

Bilangan Reynolds (Re)

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Re Dan F Pada Waktu 45 S Kedua


(Sumber : Hasil Analisa Data, 2015)

4.4.4 Grafik Hubungan Antara Re Dan F Pada Waktu 45 S Ketiga


Re
378.825

1
413.263

0.1689

7
792.088

0.1549
0.0808

8
551.018
3

0.1161

Grafik hubungan antara Re dan f pada waktu 45 s ketiga


0.14
0.12
0.10
0.08
Koefisien gesek (f) 0.06
0.04
0.02
0.00
500

600

700

800

900

1000

Bilangan Reynolds (Re)

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Re Dan F Pada Waktu 45 S Ketiga


(Sumber : Hasil Analisa Data, 2015)

4.4.5 Grafik Hubungan Antara Re Dan F Pada Waktu 45 S Keempat


Re
551.018

3
723.211

0.1161

5
792.088

0.0885

8
929.843

0.0808
0.0688

Grafik hubungan antara Re dan f pada waktu 45 s keempat


0.14
0.12
0.10
0.08
Koefisien gesek (f) 0.06
0.04
0.02
0.00
500

600

700

800

900

1000

Bilangan Reynolds (Re)

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Antara Re Dan F Pada Waktu 45 S Kedua


(Sumber : Hasil Analisa Data, 2015)

4.5 Pembahasan
Percobaan kali ini berjudul osborne reynolds. Tujuan dilakukan percobaan
ini yaitu (1) untuk menghitung besarnya bilangan Reynolds, (2) untuk
menghitung koefisien geser (3) untuk mengetahui hubungan antara koefisien
geser dan bilangan Reynolds dan (4) untuk membandingkan kecocokan dan
kesesuaian sifat aliran fluida antara pengamatan secara visual dengan
mengklasifikasikan secara perhitungan atau teoritis.

Osborne Reynolds adalah alat yang menentukan karakteristik aliran yang


sangat bergantung pada zat cair atau sifat itu sendiri. Bilangan Reynolds itu
adalah contoh suatu criteria tertentu yang digunkan dalam menentukan aliran
fluida yang parameternya yaitu 1. Kecepatan aliran rata-rata, 2. Diameter
pipa. 3. Kekentalan kinematika fluida dan ada tiga jenis aliran fluida yang
sangat mempengaruhi bilangan Reynolds yaitu aliran laminar, transisi dan
turbulen.
Dalam percobaan kali ini kami lakukan dengan volume tetap dan waktu
tetap yang menjadi tujuan kami dan dilakukan masing-masing 4 kali
percobaan.
Dalam volume tetap sebesar 1300 ml, diperoleh waktu masing-masing 510
s, 540 s, 490 s, dan 560 s dengan t rata-rata = 525 s, nilai debit (Q) = 2,8 X
10-6 m3/s, kecepatan (v) = 0,0315 m/s, bilangan Reynolds (Re) = 383,7449,
koefisien geser (F) = 0,1668 dan tegangan geser (T) = 0,0207. Pada
perhitungan kedua diperoleh t = 400 s, 470 s, 480 s, dan 415 s dengan t ratarata = 441,25 s, nilai Q = 2,95 X 10 -6m3/s, v = 0,0375 m/s, Re = 456,58, F =
0,1402 dan T = 0,0246. Pada perhitungan ketiga diperoleh t = 510 s, 495 s,
475 s, dan 465 s dengan t rata-rata = 486,25 s, nilai Q = 2,67 X 10-6 m3/s, v =
0,0341 m/s, Re = 414,326, F= 0,1545 dan T = 0,0223. Pada perhitungan
keempat diperoleh t = 415 s, 450 s, 570 s, 495 s dengan t rata-rata = 482,5 s,
nilai Q = 2,69 X 10-6m3/s, v = 0,0343 m/s, Re = 417,546, F = 0,1533 dan T =
0,0225.
Untuktinjauan waktu tetap selama 45 s pada percobaan pertama untuk
volume 260 ml atau 2,6 X 10-4 m3pada data I diperoleh Q = 5,7777 X 10-6
m3/s, v = 0,0736 m/s, Re = 895,40, F = 0,0578, T = 0,0390, pada data II
diperoleh Q = 6,444 X 10-6 m3/s, v = 0,0821 m/s, Re = 998,72, F = 0,0641 dan
T = 0,0538, pada data III diperoleh Q = 6,2222 X 10-6 m3/s, v = 0,0793 m.s,
Re = 964,28, F = 0,0664, T = 0,0519, pada data IV diperoleh Q = 6,2222 X
10-6 m3/s, v = 0,0793 m.s, Re = 964,28, F = 0,0664, dan T = 0,0519. Pada

percobaan kedua dengan waktu 45 s untuk volume 1,5 x 10 -4 m3 pada data I


diperoleh Q = 3,3333 X 10-6 m3/s, v = 0,0425 m/s, Re = 516,58, F = 0,1239,
dan T = 0,0278 pada data II diperoleh Q = 2,444 X 10 -6 m3/s, v = 0,0311 m/s,
Re = 378,83, F = 0,1689 dan T = 0,0204 pada data III diperoleh Q = 2 X 10-6
m3/s, v = 0,0255 m/s, Re = 309,95, F = 0,2065 dan T = 0,0167 pada data IV
diperoleh Q = 2,5556 X 10-6 m3/s, v = 0,0326 m,s, Re = 396,04, F = 0,1616
dan T = 0,0213. Pada percobaan ketiga selama 45 s untuk volume 1,1 x 10 -4
m3 pada 45 s ketiga pada data I diperoleh Q = 2,444 X 10 -6 m3/s, v = 0,0311
m/s, Re = 378,83, F = 0,1689 dan T = 0,0204 pada data II diperoleh Q =
2,6667 X 10-6 m3/s, v = 0,0340 m/s, Re = 413,26, F = 0,1549, dan T = 0,0222
pada data III diperoleh Q = 5,1111 X 10 -6 m3/s, v = 0,0651 m/s, Re = 792,09,
F = 0,0808 dan T = 0,0426 pada data IV diperoleh Q = 3,5556 X 10 -6 m3/s, v =
0,0453 m/s, Re = 551,02, F = 0,1661 dan T = 0,0297. Pada percobaan
keempat dengan waktu 45 s dan volume 1,6 X 10 -4 m3pada data I diperoleh Q
=3,5556 X 10-6 m3/s, v = 0,0453 m/s, Re = 551,02, F = 0,1661 dan T = 0,0297
pada data II diperoleh Q = 4,6667 10 -6 m3/s, v = 0,0594 m/s, Re = 723,21, F =
0,0885 dan T = 0,0389 pada data III diperoleh Q = 5,1111 X 10 -6 m3/s, v =
0,0651 m/s, Re = 792,09, F = 0,0808 dan T = 0,0426 pada data IV diperoleh
Q = 6 X 10-6 m3/s, v = 0,0764, Re = 929,84, F = 0,0688 dan T = 0,0501.
Berdasarkan grafik hubungan antara bilangan Reynolds dengan koefisien
geser berbanding terbalik yaitu semakin besar bilangan Reynolds maka
semakin kecil koefisien geser. Hal ini juga berlaku pada grafik hubungan
antara bilangan Reynolds dengan keofisien geser pada waktu tetap.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan Osborne Reynolds
kali ini adalah sebagai berikut :
1. Bilangan Reynolds yang kami peroleh dalam volume tetap yaitu Re1 =
383,7449, Re2 = 456,58, Re3 = 414,326 dan Re4 = 417,546. Untuk waktu
tetap yaitu 45 s pada data I bilangan Reynolds berturut-turut = 895,40 ;
998,72 ; 964,28 ; 964,28. Pada data II 516,58, ; 378,83 ; 309,95 ; 396,04.
Pada data III 378,83 ; 413,26 ; 792,09; 551,02. Pada data IV 551,02 ;
723,21 ; 792,09 ; 929,89.
2. Koefisien geser yang kami peroleh dalam volume tetap yaitu f1 = 0,1668
f2 = 0,1402 f3 = 0,1545 dan f4 = 0,1533. Untuk waktu tetap pada data I
koefisien geser berturut-turut = 0,0578 ; 0,0641 ; 0,0644 ; 0,0644. Pada

data II 0,1239 ; 0,1689 ; 0,2065 ; 0,1616. Pada data III 0,1689 ; 0,1549 ;
0,0808 ; 0,1161. Pada data IV 0,1161 ; 0,0885 ; 0,0808 ; 0,0688.
3. Berdasarkan grafik hubungan antara bilangan Reynolds dan koefisien
geser berbanding terbalik.
4. Jika zat warna terlalu besar viskositasnya maka zat itu akan sulit melalui
pipa saluran zat pewarna dan jika zat pewarnanya terlalu kecil
viskositasnya maka alirannya yang akan keluar semakin kecil pula.
5.2 Saran
Adapun saran saya adalah agar asisten menjalankan tugasnya sebagaimana
mestinya.

L
A
M
P
I
R
A

N
OSBORNE REYNOLDS
LAMPIRAN PRAKTIKUM OSBORNE REYNOLDS

Anda mungkin juga menyukai