Anda di halaman 1dari 10

HASIL EVALUASI

A. Matrik Deskripsi tujuan/maksud


1. Komponen Masukan (Antecedents)
a. Evaluasi Belajar BTQ Siswa Kelas 1 sampai dengan Kelas 6
Diadakannya program pembelajaran BTQ ini, memiliki
beberapa tujuan dengan mengingat bahwa kemampuan
belajar siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6 dalam mata
pelajaran khususnya materi baca tulis quran masih jauh dari
harapan. Adapun tujuan yang akan dicapai yaitu antara lain
sebagai berikut:
1) Kemampuan membaca al-quran siswa dari kelas 1 sampai
dengan

kelas

diharapkan

nantinya

siswa

mampu

memiliki pengetahuan dan menguasai baca tulis quran.


2) Hasil pra test untuk kemampuan baca dan tulis al-quran
yang diambil secara random (acak) dari sekian banyak
siswa mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 yaitu
sebanyak 31 siswa didapatkan bahwa nilai rata-rata
kurang dari standar mutu yang berlaku (kkm). Oleh karena
itu, dari evaluasi ini sebagaimana dinyatakan dalam hasil
observasi tersebut sangat diperlukan adanya program
BTQ.
b. Kompetensi Guru BTQ
Guna meningkatkan tingkat keberhasilan pembelajaran, maka
sangat

diperlukan

guru

yang

berkompeten

dalam

pelaksanaan program BTQ. Adapun deskripsi guru sebagai


bahan masukan dalam evaluasi ini diperlukan kompetensi
sebagaimana yang telah disebutkan dalam kriteria yaitu:
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional. Adapun hasil evaluasi
berdasarkan observasi sebagai berikut:
1) Berdasarkan kompetensi pedagogis

guru

diharapkan

nantinya dalam proses pembelajaran BTQ, guru mampu


memahami karakteristik peserta didik, dan mengetahui
batas-batas dari kemampuan peserta didik.

2) Berdasarkan kompetensi kepribadian guru diharapkan


memiliki berkepribadian dewasa, mereka juga mampu
dalam mengambil tindakan serta sikap yang arif serta
mempunyai kewibawaan yang lebih dibanding teman
sejawat lainnya.
3) Berdasarkan kompetensi sosial para guru baca tulis al
quran diharapkan mempunyai kemampuan berkomunikasi
dan bergaul yang efektif kepada peserta didik, dan juga
memiliki

kemampuan

berkomunikasi

dengan

sesama

peserta didik yang efektif.


4) Berdasarkan kompetensi profesional, para guru baca tulis
al quran

dianjurkan guru yang mengajar nantinya

diharapkan menguasai keilmuan baca tulis al quran dan


metode-metode efektif yang nanti akan diterapkan selama
program.
c. Sarana dan Prasarana Program BTQ
Masukan yang diperlukan dalam pelaksanaan program BTQ
sebagai sarana dan prasarana program
pengamatan

nantinya

sangat

sebagaimana hasil

diperlukan

buku

sebagai

sumber yang memadai serta digunakan media pendukung


yang cukup untuk pelaksanaan program BTQ tersebut. Dan
juga

media-media

pendukung

tersebut

harus

mampu

memberikan kualitas dalam memberikan pemahaman tentang


baca tulis quran bagi siswa. Adapun secara rinci dalam hal ini
dapat diuraikan sarana dan prasarana tersebut meliputi:
1) Prasarana yaitu ruang, ruang yang digunakan dalam
proses pembelajaran sebaiknya aula tertutup dengan
penerangan

yang

memadai,

sehingga

dimungkinkan

pelaksanaan program BTQ di waktu siang maupun malam.


Ruangan hendaknya memiliki fasilitas yang disesuaikan
dengan kondisi belajar yang tenang dan jauh dari pusat
keramaian.
2) Sarana yaitu berupa piranti utama dalam pelaksanaan
program BTQ meliputi: alat tulis dan buku, buku musaf alquran

yang

sesuai

dengan

kriteria

pembelajaran

digunakan musaf utsmani. Sehingga siswa-siswa yang


belajar membaca nantinya diharapkan mampu membaca
dengan baik tulisan arab tersebut. Untuk yang permulaan
masih belajar akan digunakan metode iqro yaitu dengan
buku kecil yang disebut buku iqro yang terdiri dari 6 jilid.
Buku iqro tersebut dapat digunakan oleh siswa yang sama
sekali belum pernah dapat membaca al-quran. Sehingga
pembelajaran dimulai dari sangat awal sekali.
2. Komponen Proses (Transaction)
Pelaksanaan program BTQ dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu.

Berdasarkan

pengamatan

penulis

pelaksanaan program BTQ meliputi:


a. Evaluasi
pelaksanaan
terhadap

evaluasi

penguasaan

dalam
materi

pembelajaran oleh guru dalam program BTQ dari kelas 1


sampai dengan kelas 6 diketahui bahwa dari sekian banyak
guru yang terlibat dalam program pembelajaran BTQ hanya
sebagian kecil guru yang dinilai kurang menguasai bahan
pembelajaran. Sehingga dalam proses pelaksanaan program
BTQ setiap selesai mengajar guru perlu mengadakan diskusi
terhadap

materi

pembelajaran

serta

saling

bertukar

pengalaman dalam mengajar. Sehingga setiap guru akan


dapat saling mengisi kekurangannya masing-masing.
b. Interaksi guru BTQ dengan peserta didik di dalam kelas
sangat

diperlukan,

diketahui

bahwa

dalam

evaluasi

beberapa

guru

proses
kurang

pelaksanaan
aktif

dalam

mengarahkan siswa saat pembelajaran sedang berlangsung.


Interaksi guru dalam proses sangat menentukan keaktifan
siswa dalam belajar. Evaluasi terhadap proses interaksi ini
menunjukkan bahwa saat pembelajaran berlangsung dari
sekian banyak guru masih kurang yang berinteraksi dengan
siswa dalam berbagai hal.
c. Setiap peserta didik sebaiknya dibagi menjadi beberapa
kelompok yang dimulai dari kelompok yang paling awal
belajar baca tulis quran, hingga yang memiliki tingkat ratarata.

Namun,

secara

keseluruhan

proses

belajar

ini

memerlukan jadwal dan waktu untuk masing-masing tingkat


pemahaman yang diperlukan dalam mempelajari materi BTQ.
Sebagai tujuan/maksud dari belajar BTQ adalah meningkatkan
kemampuan baca tulis quran dengan lebih baik yang mampu
menguasai pemahaman hingga tingkat tertentu yang bisa
dikatakan mahir.
3. Komponen Hasil (Outcome)
Masukan untuk hasil belajar BTQ nantinya diharapkan siswa
mampu mencapai nilai di atas rata-rata standar mutu (KKM) yang
telah ditentukan. Ditambah dengan kemampuan baca tulis
quran yang dapat diukur dan dinilai sebagai kemampuan untuk
menguasai dan menghafal terutama al-quran dengan baik dan
benar sesuai dengan syariat.
B. Matrik Deskripsi Observation (Hasil Pengamatan)
1. Komponen Masukan (Antecedents)
a. Evaluasi Belajar BTQ Siswa Kelas 1 sampai dengan Kelas 6
Hasil observasi (pengamatan) terhadap kemampuan belajar
siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6 dalam mata pelajaran
khususnya materi baca tulis quran masih jauh dari harapan
yaitu dengan hasil observasi dengan melihat fakta-fakta
sebagai berikut:
1) Kemampuan membaca al-quran siswa dari kelas 1 sampai
dengan kelas 6 sebanyak secara acak setelah diamati dari
sekian banyak siswa yang ada (dari kelas 1 sampai dengan
kelas 6) sebagian besar belum mampu membaca al-quran
dan menulis huruf arab meskipun sangat sederhana.
2) Hasil pra test untuk kemampuan baca dan tulis al-quran
yang diambil secara random (acak) dari sekian banyak
siswa mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 yaitu
sebanyak 31 siswa didapatkan bahwa nilai rata-rata
kurang dari standar mutu yang berlaku (kkm).
b. Kompetensi Guru BTQ
Guna meningkatkan tingkat keberhasilan pembelajaran,
maka sangat diperlukan guru yang berkompeten dalam
pelaksanaan

program

BTQ.

Sehingga

diperlukan

guru

dengan kompetensi sebagaimana yang telah disebutkan


dalam kriteria yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Adapun hasil evaluasi berdasarkan observasi sebagai berikut:
1) Berdasarkan kompetensi pedagogis guru dalam proses
pembelajaran BTQ, seharusnya guru mampu memahami
karakteristik peserta didik, dan mengetahui batas-batas
dari kemampuan peserta didik. Namun, berdasarkan
observasi pengamatan dalam proses pelaksanaan ada
guru yang belum memiliki kemampuan tersebut.
2) Berdasarkan kompetensi kepribadian guru diharapkan
memiliki berkepribadian dewasa, mereka juga mampu
dalam mengambil tindakan serta sikap yang arif serta
mempunyai kewibawaan yang lebih dibanding teman
sejawat lainnya.
3) Berdasarkan kompetensi sosial para guru baca tulis al
quran diharapkan mempunyai kemampuan berkomunikasi
dan bergaul yang efektif kepada peserta didik, dan juga
memiliki

kemampuan

berkomunikasi

dengan

sesama

peserta didik yang efektif.


4) Berdasarkan kompetensi profesional, para guru baca tulis
al quran

dianjurkan guru yang mengajar nantinya

diharapkan menguasai keilmuan baca tulis al quran dan


metode-metode

efektif

yang

nanti

akan

diterapkan

selama program.
c. Sarana dan Prasarana Program BTQ
Masukan yang diperlukan dalam pelaksanaan program BTQ
sebagai sarana dan prasarana program

sebagaimana hasil

pengamatan penulis diketahui telah menggunakan buku


sumber

yang

memadai

serta

menggunakan

media

pendukung yang cukup untuk pelaksanaan program BTQ


tersebut.

Dan

juga

media-media

pendukung

tersebut

mempunyai kondisi yang rata-rata masih bagus. Adapun


secara rinci dalam hal ini dapat diuraikan sarana dan
prasarana tersebut meliputi:

1) Prasarana yaitu ruang aula tertutup dengan penerangan


yang

sangat

memadai,

sehingga

dimungkinkan

pelaksanaan program BTQ di waktu siang maupun malam.


Ruangan memiliki fasilitas yang sesuai dengan kondisi
belajar yang tenang dan jauh dari pusat keramaian.
2) Sarana yaitu berupa piranti utama dalam pelaksanaan
program BTQ meliputi: alat tulis dan buku, buku musaf alquran

yang

sesuai

dengan

kriteria

pembelajaran

digunakan musaf utsmani. Sehingga siswa-siswa yang


belajar membaca nantinya diharapkan mampu membaca
dengan baik tulisan arab tersebut. Untuk yang permulaan
masih belajar akan digunakan metode iqro yaitu dengan
buku kecil yang disebut buku iqro yang terdiri dari 6 jilid.
Buku iqro tersebut dapat digunakan oleh siswa yang sama
sekali belum pernah dapat membaca al-quran. Sehingga
pembelajaran dimulai dari sangat awal sekali.
2. Komponen Proses (Transaction)
Pelaksanaan program BTQ dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu. Berdasarkan pengamatan penulis evaluasi dalam
pelaksanaan program BTQ meliputi:
a. Evaluasi
pelaksanaan
terhadap

penguasaan

materi

pembelajaran oleh guru dalam program BTQ dari kelas 1


sampai dengan kelas 6 diketahui bahwa dari sekian banyak
guru yang terlibat dalam program pembelajaran BTQ hanya
sebagian kecil guru yang dinilai kurang menguasai bahan
pembelajaran. Sehingga dalam proses pelaksanaan program
BTQ setiap selesai mengajar guru perlu mengadakan diskusi
terhadap

materi

pembelajaran

serta

saling

bertukar

pengalaman dalam mengajar. Sehingga setiap guru akan


dapat saling mengisi kekurangannya masing-masing.
b. Interaksi guru BTQ dengan peserta didik di dalam kelas
sangat

diperlukan,

diketahui

bahwa

dalam

evaluasi

beberapa

guru

proses
kurang

pelaksanaan
aktif

dalam

mengarahkan siswa saat pembelajaran sedang berlangsung.

Interaksi guru dalam proses sangat menentukan keaktifan


siswa dalam belajar. Evaluasi terhadap proses interaksi ini
menunjukkan bahwa saat pembelajaran berlangsung dari
sekian banyak guru masih kurang yang berinteraksi dengan
siswa dalam berbagai hal.
3. Komponen Hasil (Outcome)
Berdasarkan pengamatan selama proses pelaksanaan diketahui
bahwa pelaksanaan telah berjalan sesuai dengan deskripsi awal,
sedangkan untuk hasil belajar BTQ nantinya diharapkan siswa
mampu mencapai nilai di atas rata-rata standar mutu (KKM)
yang telah ditentukan. Ditambah dengan kemampuan baca tulis
quran yang dapat diukur dan dinilai sebagai kemampuan untuk
menguasai dan menghafal terutama al-quran dengan baik dan
benar sesuai dengan syariat.
C. Matrik Pertimbangan Acuan (Standard)
1. Komponen Masukan (Antecedents)
a. Acuan Belajar BTQ Siswa Kelas 1 sampai dengan Kelas 6
Mengacu pada tujuan dan pengamatan telah diketahui bahwa
kemampuan belajar siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6
dalam mata pelajaran khususnya materi baca tulis quran
masih kurang, dengan demikian diperlukan:
1) Pengukuran terhadap kemampuan membaca al-quran
siswa dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 sebanyak
dengan mengambil sampel secara acak dan dilakukan
pengamatan .
2) Hasil pra test untuk kemampuan baca dan tulis al-quran
yang diambil secara random (acak) dari sekian banyak
siswa mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 yaitu
sebanyak 31 siswa didapatkan bahwa nilai rata-rata
kurang dari standar mutu yang berlaku (kkm).
Dengan demikian penjelasan untuk masukan dari evaluasi ini
sebagaimana dinyatakan dalam hasil observasi tersebut,
maka program BTQ memang berdampak pada peningkatan
hasil,

namun

pelaksanaan

program

ini

sendiri

perlu

ditingkatkan dikemudian hari dalam berbagai aspek dan


terutama pada metode pengajarannya.
b. Kompetensi Guru BTQ
Guna meningkatkan tingkat keberhasilan

pembelajaran,

maka sangat diperlukan guru yang berkompeten dalam


pelaksanaan program BTQ. Hasil evaluasi ini menunjukkan
kompetensi sebagaimana yang telah disebutkan dalam
kriteria

yaitu:

kompetensi

pedagogik,

kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.


Adapun hasil evaluasi berdasarkan observasi sebagai berikut:
1) Berdasarkan
kompetensi
pedagogis
guru
telah
menunjukkan kemampuannya dalam proses pembelajaran
BTQ, guru mampu memahami karakteristik peserta didik,
dan mengetahui batas-batas dari kemampuan peserta
didik.
2) Berdasarkan

kompetensi

kepribadian

guru

dari

pengamatan diketahui memiliki berkepribadian dewasa,


mereka juga mampu dalam mengambil tindakan serta
sikap yang arif serta mempunyai kewibawaan yang lebih
dibanding teman sejawat lainnya.
3) Berdasarkan kompetensi sosial para guru baca tulis al
quran guru telah melaksanakan tugasnya dengna baik,
namun belum mempunyai kemampuan berkomunikasi
dan bergaul yang efektif kepada peserta didik, dan juga
memiliki

kemampuan

berkomunikasi

dengan

sesama

peserta didik yang efektif. Hal ini dikarenakan ukuran


efektifitas itu sendiri belum digunakan standar mutu dan
acuan

untuk

mengetahui

dengan siswa efektif.


4) Berdasarkan
kompetensi

bagaimana
profesional,

interaksi

guru

guru

telah

memperlihatkan kemampuannya dalam mengajar baca


tulis quran kepada siswa. Selain itu dalam ketrampilan
mengajar guru telah memenuhi ketentuan yang ada,
sedangkan dalam hal penilaian kompetensi guru dalam
penulisan

ini

belum

diketahui

ukuran

dan

proporsi

kompeten seperti apa, karena keterbatasan metodologi


sehingga

tidak

ada

ukuran

operasional

dalam

pengamatan untuk menilai kompetensi guru yang ada.


c. Sarana dan Prasarana Program BTQ
Sarana dan prasarana program pelaksanaan BTQ standar.
Artinya penggunaan bahan ajar, baik berupa media, materi
maupun prasarana yaitu tempat dilakukannya pengajaran
dilakukan di kelas. Kelas memiliki keterbatasan dalam hal
pengajaran dengan metode membaca, karena ilmu baca tulis
quran berbeda dengan ilmu-ilmu sain pada umumnya.
Sehingga diperlukan pertimbangan-pertimbangan lebih jauh
lagi dalam hal memilih dan menggunakan ruangan sebagai
tempat pengajaran.
2. Komponen Proses (Transaction)
Pelaksanaan program BTQ dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu. Berdasarkan pengamatan penulis evaluasi dalam
pelaksanaan program BTQ meliputi:
a. Evaluasi
pelaksanaan
terhadap

penguasaan

materi

pembelajaran oleh guru dalam program BTQ dari kelas 1


sampai dengan kelas 6 diketahui bahwa dari sekian banyak
guru yang terlibat dalam program pembelajaran BTQ hanya
sebagian kecil guru yang dinilai kurang menguasai bahan
pembelajaran. Sehingga dalam proses pelaksanaan program
BTQ setiap selesai mengajar guru perlu mengadakan diskusi
terhadap

materi

pembelajaran

serta

saling

bertukar

pengalaman dalam mengajar. Sehingga setiap guru akan


dapat saling mengisi kekurangannya masing-masing.
b. Interaksi guru BTQ dengan peserta didik di dalam kelas
sangat

diperlukan,

diketahui

bahwa

dalam

evaluasi

beberapa

guru

proses
kurang

pelaksanaan
aktif

dalam

mengarahkan siswa saat pembelajaran sedang berlangsung.


Interaksi guru dalam proses sangat menentukan keaktifan
siswa dalam belajar. Evaluasi terhadap proses interaksi ini
menunjukkan bahwa saat pembelajaran berlangsung dari
sekian banyak guru masih kurang yang berinteraksi dengan
siswa dalam berbagai hal.

c. Proses belajar BTQ peserta didik sangat menyenangkan.


Karena

setiap

peserta

didik

terbagi

menjadi

beberapa

kelompok yang dimulai dari kelompok yang paling awal


belajar baca tulis quran, hingga yang memiliki tingkat ratarata.

Namun,

secara

keseluruhan

proses

belajar

ini

memerlukan jadwal dan waktu untuk masing-masing tingkat


pemahaman yang diperlukan dalam mempelajari materi BTQ.
Sebagai

tujuan/maksud

dari

belajar

BTQ

adalah

meningkatkan kemampuan baca tulis quran dengan lebih


baik yang mampu menguasai pemahaman hingga tingkat
tertentu yang bisa dikatakan mahir.
d. Komponen Hasil (Outcome)
Masukan untuk hasil belajar BTQ nantinya diharapkan siswa
mampu mencapai nilai di atas rata-rata standar mutu (KKM) yang
telah ditentukan. Ditambah dengan kemampuan baca tulis
quran yang dapat diukur dan dinilai sebagai kemampuan untuk
menguasai dan menghafal terutama al-quran dengan baik dan
benar sesuai dengan syariat.

Anda mungkin juga menyukai