Anda di halaman 1dari 6

GOOD MINING PRACTICE

Konsep pada industri pertambangan umum, yaitu industri pertambangan mineral yang
menghasilkan logam, bahan galian industri (non-logam), dan energi (batubara) serta panas
bumi. Mempunyai titik berat pada isu demokrasi, keadilan, dan pemerataan yang harus
melibatkan antar dan inter generasi.konsep ini hanya dapat terlaksana dengan baik jika
melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholder) secara optimal dalam bentuk
kemitraan. social, equity, and justice, kependekan holistik, komprehensif, terpadu,
menghargai keanekaragaman atau pluralisme serta berwawasan jangka panjang.
Dari uraian diatas dapat didefinisikan paradigma praktek/pengelolaan kegiatan usaha
pertambangan yang baik dan benar / good mining practice (gambar 1.1 ) yang membangun
peradaban sebagai suatu kegiatan usaha pertambangan yang memenuhi ketentuan-ketentuan,
kriteria, kaidah, dan norma-norma yang tepat sehingga pemanfaatan sumberdaya mineral
memberikan hasil yang optimal dan dampak buruk yang minimal. Hal ini meliputi perizinan,
teknik pertambangan, keselamatan dan kesehatan kerja (k3), lingkungan, keterkaitan huluhilir/konservasi/nilai tambah dan pengembangan masyarakat/ wilayah di sekitar lokasi
kegiatan dan mempersiapkan penutupan dan pasca tambang., dalam bingkai kaidah
perundangan dan standara yang berlaku, sesuai tahap-tahap kegiatan pertambangan.

Gambar 1.1 paradigma pengelolaan pertambangan yang baik dan benar (Good Mining
Practice)

1.1. Lingkup Pertambangan Umum


1.1.1 Mineral dan Batubara
Mineral dan batubara serta panas bumi merupakan obyek utama kegiatan
pertambangan umum.
Hakikat kegiatan pertambangan umum adalah untuk mencari dan mempelajari
kelayakannya sampai dengan pemanfaatan mineral dan batubara.
Tahapan prosesnya diabgai menjadi :
- Penyelidikan umum
- Eksplorasi
- Studi Kelayakan
- Konstruksi
- Eksploitasi/produksi
- Penutupan tambang

1.1.2

- Pasca tambang
Manusia dan Peralatan
Dalam melaksanakan kegiatan pertambangan sangat tergantung pada kualitas dan
kuantitas manusia serta dibantu dengan segala peralatan yang diperlukan. Oleh
karena itu pemeliharaan K3 dalam kegiatan pertambangan menjadi perhatian

1.1.3

sangat penting bagi perusahaan maupun instansi.


Lingkungan Pertambangan
Dalam melaksanakan kegiatan pertambangan

harus

memenuhi

kaidah

pertambangan yang baik antara lain dengan memperhatikan hal-hal berikut.


1.1 Lingkungan fisik dan kimia;
1.2 Lingkungan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar;
1.3 Lingkungan pasca tambang.

1.2. Pengelolaan Pertambangan yang Baik dan Benar


Melalui penerapan tata cara pertambangan yang baik dan benar, maka dapat dihindari
terjadinya pemborosan sumber daya mineral dan batubara, tercapainya optimalisasi
sumberdaya, terlindungi fungsi-fungsi lingkungan, serta terlindunginya kesehatan dan
keselamatan para pekerja.
1.2.1 Penerapan Teknik Pertambangan yang Tepat
Teknik Pertambangan ini diterapkan sejak awal kegiatan pertambangan dan
meliputi :
1.2.1.1 Penetapan Cadangan Mineral dan Batubara yang Akan Ditambang.
Kegiatan ini meliputi penyelidikan umum dan eksplorasi.
Adapun beberapa hal yang harus dilakukan pada tahapan ini yaitu :
-

Melaksanakan kegiatan sesuai dengan tahapan dan metode yang benar


Memanfaatkan seoptimal mungkin informasi yang telah tersedia
Mengoptimalkan pengambilan dan penggunaan data lapangan untuk

keperluan eksplorasi maupun persiapan pertambangan


Perhitungan nilai cadangan bahan galian dengan mempertimbangkan
seluruh nlai mineral ikutan yang mungkin juga akan tertambang.

1.2.1.2 Studi Kelayakan


Merupakan tahap evaluasi atas hasil kegiatan penyelidikan umum dan
eksplorasi

dengan

memperhitungkan

nilai-nilai

ekonomisnya,

berdasarkan aspek-aspek teknis pertambangan, lingkungan, K3, nilai


tambah, konservasi bahan galian, aspek pengembangan wilayah dan
masyarakat, serta perencanaan awal penutupan dan pasca tambang.
1.2.1.3 Konstruksi

Tahapan pertambangan yang kegiatannya meliputi penyediaan/penyiapan


sarana dan prasarana kegaiatan pertambangan (jalan, kantor, pelabuhan,
dkk)
1.2.1.4 Penambangan, pengolahan dan pengangkutan
Penyampaian Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang berisi
pembahasan secara intensif terhadap segala aspek pertambangan dari
perusahaan kepada pemerintah yang hasilnya berupa rekomendasi
ataupun persetujuan dari pemerintah.
1.2.1.5 Penutupan tambang dan pasca tambang
Karena kegiatan pertambangan mengakibatkan perubahan bentang alam
dan sekaligus nilai-nilai sosial budaya dan ekonomi terutama kepada
masyarakat di sekitar pertambangan, maka perencanaan penutupan dan
pasca tambang perlu disusun, sehingga tidak menimbulkan gejolak yang
berdakpak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
1.2.2 Peduli Lingkungan
Salah satu tujuan adanya kegiatan pertambangan adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.sehubungan dengan hal itu segala
kegiatan yang dapat menyebabkan keresahan masyarakat, termasuk kerusakan
lingkungan sudah selayaknya dicegah atau ditanggulangi.
Kewajiban perusahaan:
-

Dokumen AMDAL (RKL dan RPL)


Rencana Tahunan tentang Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

(RTPPL)
Menyerahkan Jaminan Reklamasi

1.2.3 peduli keselamatan dan kesehatan kerja


Dalam rangka peningkatan efisiensi dan produktivitas kegiatan usaha
pertambangan, diperlukan suatu jaminan/kondisi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja dan peralatan, dimana jaminan tersebut dapat diacapai dengan
melaksanakan program K3, melakukan pengawasan yang baik dan rutin dibidang
K3 serta menaati peraturan perundangan K3.

Untuk mencapai kondisi tersebut di atas, pengawasan sangat diperlukan.


Disinilah peran Insektur Tambang (IT) yang tugas dan fungsinya melaksanakan
pengawasan menjadi sangat penting.
Kemampuan IT dan peraturan perundang-undangan yang mendasarinya menjadi
modal utama untuk mencapai suatu hasil pengawasan yang optimal.
Elemen pengawasan K3 terdiri dari :
-

Kepala Inspektur Tambang (KAIT)


Inspektur Tambang (IT)
Kepala Teknik Tambang (KTT)
Buku Tambang
Organisasi K3
Program K3
Pengawas Teknis dan Pengawas Operasional
Komite K3

Adapun bentuk pengawasannya terdiri dari dua macam :


-

Pengawasan administrasi struktural K3


Pengawas operasional fungsional K3
Program Pembinaan Safety Award

1.2.4 Penerapan Prinsip Konservasi


Untuk mencegah dan menghindari segala bentuk pemborosan sumberdaya
mineral dan batubara.
Contoh penerapan prinsip konservasi :
1. Mengoptimalkan produksi penambangan, dengan cara antara lain :
- Menerapkan teknik pertambangan dan peralatan yang tepat
- Memaksimalkan cut of grade (untuk bijih) dan cut off thicness (untuk
batubara)
- Mencegah ceceran dalam penggalian dan pengangkutan
- Menghindari dilution
- Megoptimalkan recovery
2. Mengoptimalkan pengolahan
- Menerapkan teknik pengolahan dan penerapan yang tepat
- Memksimalkan head grade antara lain dengan cara bleding
- Memproduksi beberapa macam jenis dan kualitas produk
- Memaksimalkan recovery baik mineral utama maupun mineral ikutan
- Menempatakan dan mendata jumlah dan kualitas tailing dengan baik
3. Memperlakuka mineral dan batubara kadar marjinal dengan baik
- Menempatkan dan mendata jumlah dan kualitas dengan baik
- Tidak mencampurnya dengan waste
- Mengupayakan agar mudah untuk dapat dimanfaatkan apabila
diperlukan
4. Mengoptimalkan pemanfaatan mineral lain yang mungkin ikut tergali

1.2.5 Punya Nilai Tambah


Strategi peningkatan nilai tambah antara lain sebagai berikut :
1.2.5.1 Pengembangan teknologi dan inovasi
Hasil studi perusahaan diharapkan dapat dimanfaatkan juga bagi
pengembangan teknologi masyarakat. Serta diharapakan studi tersebut
dilakukan bersama dengan Perguruan tinggi di dalam negeri.
1.2.5.2 Peningkatan hubungan kerjasama dengan pihak luar negeri
Contoh : kerjasama pemasaran, penelitian, teknologi, maupun investasi
1.2.5.3 Peningkatan pemakaian produk dalam negeri
1.2.5.4 Upaya melakukan pengolahan di dalam negeri
Menghasilakn efek ganda yang besar, antara lain penciptaan lapangan
kerja, alih teknologi dan perolehan unsur-unsur lain yang mungkin
terdapat dalam bijih serta tumbuhnya sektor ekonomi di sekitar lokasi
pengolahan
1.2.6 Optimalisasi Manfaat Bagi Masyarakat
Program optimalisasi manfaat bagi masyarakat direalisasikan dapat dilaksanakan
antara lain adalah sebagai berikut :
1.2.6.1 Pengembangan sumberdaya manusia
Cara yang dapat dilakukan: pelatiha ketrampilan, pemagangan atau
bahkan melalui pengiriman berbakat ke berbagai perguruan tinggi.
1.2.6.2 Pengembangan pertumbuhan ekonomi
Dapat berupa bantuan data, kemitraan, dan fasilitas untuk menumbuhkan
industri, perdagangan, pariwisata, pertanian,perkebunan, dan perikanan.
Dapat juga berupa pembangunan sarana prasarana yang diperlukan.
1.2.6.3 Pengembangan sosial budaya dan kesehatan masyarakat
Pembangunan tempat idabah, poliklinik, balai pertemuan, sarana olahraga,
serta hubungan yang harmonis antara karyawan dan keluarga dengan
masyarakat asli disekitar lokasi tambang.
1.2.7 Stadardisasi Pertambangan
Tujuan standardisasi pertambangan antara lain dalam rangka meningkatkan
efisiensi, perlindungan konsumen, tenaga kerja dan masyarakat lain baik dari

aspek keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan


hidup. Untuk merealisasi kebutuhan tesebut, Departemen Energi dan Sumberdaya
Mineral c.q. Direktorat Jenderal Energi dan Sumberdaya Mineral membentuk
Panitia Teknis Perumusan SNI bidang Pertambangan yang terdiri dari: sub Panitia
Teknis

Penambangan

an

Pengolahan;

Komoditas

Tambang

dan

Uji

Minerl/Logam, Standar Istilah Pertambangan dan Standar Keselamatan


Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup/Tambang.
Tersedianya SNI Pertambangan yang dibutuhhkan pasar dan selaras dengan
standar internasional harus didukung dengan penyediaan sistem peniaian
kesesuaian yang dapat memberikan jaminan mutu dan keterimaan pasar produk
unggulan berpotensi ekspor serta mewujudkan persaingan usaha yang sehat
dalam pengusahaan mineral dan batubara dengan sasaran utama untuk
menjadikan SNI Pertambangan sebagai sarana kompetisi nasional dalam
perdagangan global.

Anda mungkin juga menyukai