Anda di halaman 1dari 7

1.

STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH


ALIYAH
a. Kompetensi inti
Menurut Widyastono (2014:136) Kompetensi inti diibaratkan
merupakan suatu anak tangga yang harus dilewati oleh peserta didik untuk
sampai pada kompetensi lulusan jenjang pendidikan tertentu. Setiap
jenjang pendidikan memiliki kompetensi inti yang berbeda, hal tersebut
akan meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta didik yang
dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Kompetensi inti bukan untuk
diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran pada mata
pelajaran yang relevan.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual (sikap
terhadap tuhan yang maha esa)
b) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial (sikap
terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, dan terhadap lingkungan)
c) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan
d) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan
Uraian tentang kompetensi inti untuk jenjang sekolah menengah atas/madrasah
aliyahpada tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
Kompetensi inti kelas X
1. Menghargai dan
menghayati ajaran agama
yang dianut
2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, (gotong
royong, kerja sama,
toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif
dan menunjukkan sebagai
bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara

Kompetensi inti kelas XI


1. Menghargai dan
menghayati ajaran
agama yang dianut
2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, (gotong
royong, kerja sama,
toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif
dan menunjukkan
sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
permasalahan dalam

Kompetensi inti kelas XII


1. Menghargai dan
menghayati ajaran
agama yang dianut
2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, (gotong
royong, kerja sama,
toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif
dan menunjukkan
sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
permasalahan dalam

efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam, serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan,
menganalisis
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dan
humaniora, dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan
dan peradaban terkait
penyebab fenomenadan
kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang
kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk
memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar dan


menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak
terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah
secara mandiri mampu

berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam, serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural ,
dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dan
humaniora, dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan
dan peradaban terkait
penyebab fenomenadan
kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar dan
menyaji dalam ranah
konkret dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari
yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri,

berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam, serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami,
menerapkan,
menganalisis dan
mengevaluasi
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural ,
dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dan
humaniora, dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan
dan peradaban terkait
penyebab fenomenadan
kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar dan
menyaji dan mencipta
dalam ranah konkret
dan ranah abstrak
terkait dengan
pengembangan dari
yang dipelajarinya di

menggunakan metode
sesuai dengan kaidah
keilmuan

bertindak secara efektif


dan kreatif, serta
mampu menggunakan
metode sesuai dengan
kaidah keilmuan

sekolah secara mandiri,


bertindak secara efektif
dan kreatif, serta
mampu menggunakan
metode sesuai dengan
kaidah keilmuan

(Sumber: Widyastono, 2015:151-152)


b. Mata pelajaran
a) Struktur kurikulum pendidikan menengah
Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara SMA/MA
dengan SMK/MAK maka dikembangkan struktur kurikulum
pendidikan menengah terdiri atas kelompok mata pelajaran wajib dan
mata pelajaran pilihan. Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan
akademik untuk SMA/MA serta pilihan akademik dan vokasional
untuk SMK/MAK. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta
didik merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk
memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya. Uraian tentang mata
pelajaran dengan alokasi waktu pada SMA/MA dijelaskan pada tabel
2.2 berikut:
Tabel 2.2 Mata Pelajaran Pendidikan Menengah Atas
Mata pelajaran
Kelompok A (Wajib)
1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3
Bahasa Indonesia
4
Matematika
5
Sejarah Indonesia
6
Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7
Seni Budaya
8
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan
9
Prakarya dan Kewirausahaan
Jumlah jam pelajaran kelompok A dan B
perminggu

Alokasi waktu
per minggu
X
XI XII
3
2
4
4
2
2

3
2
4
4
2
2

3
2
4
4
2
2

24

24

24

Kelompok C (Peminatan)
Mata pelajaran peminatan akademik (sekolah
18
20
20
menengah atas/ madrasah aliyah)
Mata pelajaran peminatan akademik vokasi
24
24
24
(sekolah menengah atas/ madrasah aliyah)
Jumlah jam pelajaran yang harus ditempuh per
minggu (sekolah menengah atas/ madrasah
42
44
44
aliyah)
Julah jam pelajaran yang harus ditempuh per
minggu (sekolah menengah kejuruan/ madrasah
48
48
48
kejuruan)
(Sumber: Widyatono, 2015:153)
b) Struktur kurikulum sekolah menengah atas/ madrasah aliyah
1. Kelompok mata pelajaran wajib
Kelompok mata pelajaran wajib merupakan bagian dari
pendidikan umum, yaitu pendidikan bagi semua warga negara,
yang bertujuan memberikan pengetahuan tentang bangsa, sikap
sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan
kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa.
2. Kelompok mata pelajaran peminatan
Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan untuk:
Memberikan kesempatan pada peserta didik
mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata
pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan

tinggi
Mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu
atau keterampilan tertentu

Uraian tentang mata pelajaran peminatan kurikulum dengan


alokasi waktu pada SMA/MA dijelaskan pada tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3 Mata Pelajaran Peminatan Kurikulum SMA/MA
Mata pelajaran
Kelompok A (Wajib)
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam
I 1 Matematika

Alokasi waktu per


minggu
X
XI
XII
24
24
24
3

2 Biologi
3 Fisika
4 Kimia
Peminatan ilmu-ilmu Sosial
1 Geografi
2 Sejarah
II
3 Sosiologi
4 Ekonomi
Peminatan ilmu bahasa dan budaya
1 Bahasa dan sastra indonesia
2 Bahasa dan sastra inggris
III 3 Bahasa asing lainnya (arab, mandarin, jeoang,
korea, jerman, perancis)
4 Antropologi
Mata pelajaran pilihan
Pilihan lintas kelompok peminatan dan/atau pendalaman
minat
Jumlah alokasi waktu per minggu
(Sumber: Widyatono, 2015:157)

3
3
3

4
4
4

4
4
4

3
3
3
3

4
4
4
4

4
4
4
4

3
3

4
4

4
4

42

44

44

3. Pilihan kelompok peminatan dan pilihan mata pelajaran lintas


kelompok peminatan dan/atau pendalaman minat
Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat
mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik untuk
melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan dan
pilihan mata pelajaran antar kelompok.
Pemilihan kelompok peminatan didasarkan pada nilai rapor
SMP/MTs, nilai ujian nasional SMP/MTs, rekomendasi guru BK di
SMP, hasil tes penempatan (plecement test) ketika mendaftar di
SMA, dan tes bakat minat oleh psikolog.
c) Beban belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti
peserta didik dalam satu minggu, satu semester dan satu tahun
pembelajaran.
a. Beban belajar di SMA/MA dinyatakan dalam jam pembelajaran
per minggu

Beban belajar satu minggu kelas X adalah 42 jam

pembelajaran.
Beban belajar satu minggu kelas XI dan XII adalah 44 jam

pembelajaran
b. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit
c. Beban belajar di kelas X, XI dan XII dalam satu semester paling
sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu
d. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu
e. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14
minggu dan paling banyak 16 minggu
f. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu
dan paling banyak 40 minggu
3. PERAN GURU DALAM KURIKULUM 2013
Guru sebagai salah satu pioner masyarakat luas, berkaitan dengan peran guru
tidak sebatas memberikan pengetahuan kepada siswa namun guru berperan sebagai
agen perubahan sosial. Tujuan dari pembelajaran salah satunya adalah
mempersiapkan siswa/peserta didik untuk siap dan establist dalam lingkungan sosial.
Oleh karena itu konstruksi guru sejarah sebagai pengejewantahan nilai-nilai yang
terkandung dalam masyarakat.
Hubungan antara guru dengan kurikulum tidak bisa dipisahkan, kurikulum
yang baik akan melahirkan kondisi pembelajaran yang baik pula. Keberadaan
kurikulum menjadi tuntutan bagi seorang guru untuk mempersiapkan peserta didik
siap berinteraksi dengan masyarakat.
Secara umum peran dan fungsi guru yakni mengajar dan mendidik, dengan
demikian guru memegang peran yang signifikan. Ada beberapa hal yang diperankan
oleh guru. Mulyasa (2013) peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan
pendidikan di sekolah yakni 1) sebagai pendidik pengajar 2) anggota masyarakat 3)
pemimpin 4) administrator 5) pengelolahan pembelajaran.
Peran guru dalam implementasi kurikulum 2013 yakni mewujudkan tujuan
dari standar yang ditentukan oleh tim pengembang/pemerintah. Uraian ini

menjelaskan bahwa guru memegang peran strategis untuk mengaktualisasikannya.


Abidin (2014) menjelaskan bahwa pemberlakuan kurikulum 2013 akan menghadapi
sejumlah tantangan, minimal tantangan tersebut berkenaan dengan guru, waktu, TIK,
bahan ajar, penilaian dan strategi pembelajaran. Dengan demikian tantangan
sangatlah kompleks , disamping ingin mewujudkan substansi pembelajaran seperti
membangun keseimbangan antara kognitif, psikomotor dan efektif dengan
pendekatan saintifik. Dalam pendekatan ini guru dapat melakukan pembelajaran
dengan menciptakan suasana belajar yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
Jika pada kurikulum sebelumnya guru guru memiliki peran utama sebagai
sumber belajar, namun pada kurikulum 2013 guru berperan sebagai dinamisator,
motivator dan fasilitator. Dengan demikian guru dituntut memiliki kompetensi dalam
mengelola pembelajaran, mulai tahapan perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.
Menurut Kemdikbud (2015:2) guru pengampu mata pelajaran sejarah dituntut
memiliki kompetensi di bidang sejarah, mampu memberikan pemahaman pada siswa
tentang pentingnya pelajaran sejarah sebagai instrumen pendidikan karakter bangsa
yang mampu membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Untuk
mencapai itu guru sejarah dituntut memiliki perspektif kebangsaan, dan
mengembangkan historical thingking (cara berfikir sejarah) untuk ditransformasikan
kepada siswa dalam kehidupan keseharian. Disisi lain aspek moral dan keteladanan
seorang guru juga menjadi hal yang amat penting dalam pembelajaran sejarah. Oleh
karena itu agar indikator pembelajaran sejarah bisa tercapai guru harus memahami
karakteristik mata pelajaran sejarah.
Abidin, Y. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: Rafika Aditama.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Wodyastono, Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum di EraOtonomi Daerah Dari
Kurikulum 2004, 2006, ke Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kemdikbud.2015. Buku Guru Sejarah Indonesia. Jakarta: kemdikbud

Anda mungkin juga menyukai