Anda di halaman 1dari 2

Lewat caranya yang misterius dia membawaku ke dunia lain.

Tempat antah berantah


yang selalu kukagumi. Di sana hanya ada tawa-tawa lepas, bercanda sesuka hati aku
dengannya, nyaring terbahak tak perlu khawatir dengan telinga-telinga yang jika mendengar
akan merasa risih.
Di sana jika gelap datang saat mentari tenggelam di ufuk barat langit akan terhias
garis-garis bintang jatuh, seperti hujan namun tinggi di langit, garis yang berpendar sebentar
lalu musnah. Magis sekali. Dan aku akan tersenyum. Di sana jika fajar datang formasi awan
akan tersusun sedemikian rupa hingga pagi menyambut di ufuk timur saat garis-garis gelap
terang saling beardu, saat kemilau oranye dari matahari yang malu-malu akan membentuk
lukisan angkasa nan indah. Dan sekali lagi aku tersenyum.
Hingga semua berakhir kala ia berkata, istirahatlah, esok jika sempat aku akan
kembali mengajakmu.
Setelahnya bagai ruangan yang tiba-tiba padam lampu, gelap seketika. Yang kutahu
itulah waktu istirahat bagiku. Perlahan aku terlupa, mungkin terlelap dalam gelap.
Juga saat dia tiba-tiba mengajakku ke dunia itu, yang kutahu suara selentikan jari
yang terdengar membangunkanku. Bagai tersadar dari tidur panjang. Seketika kudapati diri
berada di tengah padang rumput nan luas, atau di antara bukit berbunga yang jika sesekali
angin kencang bertiup bunga-bunga itu akan bertaburan ke angkasa, jauh tinggi. Atau
kudapati diri di pinggiran telaga dengan ia memegang tanganku sambil tersenyum.
Pada dunia itu sehari semalam kami akan berbincang. Apa saja. Bercanda yang juga
apa saja. Melewati malam hingga pagi, bersama memandang lukisan angkasa dari ujung
timur dunia ini. Sampai ia akan kembali berkata, istirahatlah, esok jika sempat aku akan
kembali mengajakmu.
*****
Bagaiamana keadaannya?
Belum ada kemajuan, Dok. Sama seperti sebelumnya.
Tapi alat vitalnya stabil?
Stabil dok.

Setelahnya dokter keluar ruangan, meninggalkan tubuh laki-laki yang terbaring dalam
kamar VVIP rumah sakit paling maju di kota ini.
*****
Aku sendiri sebenarnya tak mengerti. Tak terlalu paham benar sabab musabab
pertemuanku denganya, juga tentang diri yang tiba-tiba tersadar pada dunia ini. Yang aku
tahu tempat di mana aku menghabiskan waktu sehari semalam dengannya bukanlah duna
yang sebagaimana biasa.
Seingatku dunia yang satunya tidak sesejuk tempat ini, tidak pula ada taman bunga
sejauh mata memandang dengan wangi semerbak yang bertebaran di mana-mana, juga tidak
senyaman dan sedamai saat kudapati diri terjadar pada salah satu pinggiran telaga.

Anda mungkin juga menyukai