BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini
karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai
faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan
makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta
gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan
terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat
juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator
bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan
penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka
kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah
sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik
lebih besar atau sama dengan 90 mmHg(Anindya,2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua
orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi
juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak,
jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu
memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit
seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa
dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas
memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini
yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu
check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi hipertensi ?
2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?
3. Apakah manifestasi klinis hipertensi ?
4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?
5. Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?
6. Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA
2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Bailon dan Maglaya ( 1978 )
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan
satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial :
suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi,
televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak
dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri
(marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa
telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan
saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung
jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara,
pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
2.5 Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199:
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masingmasing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama
dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah
bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam
keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada
saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut
jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan
naiknya tekanan.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal
ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah
garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan
darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan
banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih
kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti
umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan
riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang
tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada
penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan
ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga,
merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh
terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga
melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten
(tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap
tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan
lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh
stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan
dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi
dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi
esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume
darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang
mempunyai berat badan normal.
2.3 Manifestasi Klinis Hipertensi
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah,
sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal,dan lainlain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan
pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.
2.4 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
2.5 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau
pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan
diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi
rennin angitensin.
2.6 Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal,
pecahnya pembuluh darah otak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Contoh Kasus
Ny.S (45th) istri dari Tn.A (50th) mempunyai dua orang anak An. Z (13 th) seorang
laki-laki bersekolah di SMP dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki, bersekolah di SD. Dalam
keluarga Tn.A salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.S istri Tn.A menderita penyakit
Hipertensi pasien nampak lemas dan mengeluh pusing.2 tahun yang lalu asien pernah MRS
karena pingsan dan di diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki riwayat
penyakit yang sama. Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya membiarkan
saja di rumah karena menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga merawat Ny.S
sendiri dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi
aktifitas sehari-hari Ny.S keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan
kesehatan, meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang
sangat berbahaya dan keluarga Tn.A juga jarang memeriksakan tekanan darah Ny.S meskipun
pernah ada riwayat MRS karena Hipertensi sebelumnya.
Data Umum :
: Tn. A
: Tuban
: pedagang toko
: SMP
5. Komposisi Keluarga
No Nama
Jenis
Hubungan
Kelamin dengan KK
Umur
Pendidikan
1.
Tn. A
Suami
50 th
SMA
2.
Ny. S
Istri
45 th
SMP
3.
Nn. Z
Anak
13 th
SMP
4.
An. D
Anak
6 th
SD
Genogram :
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal Laki-laki
: Hub. Perkawinan
: Menikah
____ : Garis Keturunan
: Meninggal Perempuan
Ny.S mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi karenaayah
Ny.S juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan yang telah meninggal 4
tahun yang lalu. Ny.S juga pernah MRS karena kolestrol yang tinggi sekitar 2 th yang lalu,
sedangkan Tn.A dan kedua anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah. (sembuh
dengan obat yang dibeli di toko).
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:
Imunisasi
BB
No
Nama
Umur
Kg
Keadaan
Kesehatan
(BCG/Polio/
DPT/HB/
Campak
60
50 th
Lengkap
48
Baik
45 th
Tn. A
Lengkap
27
Sakit
25
Baik
13 th
Ny. S
Lengkap
6 th
An.Z
An. D
Lengkap
Baik
Tindakan
Masalah
kesehatan
Yang telah
dilakukan
Gangguan
nutrisi
-
1.
2.
3.
4.
Membantu
pemenuhan
nutrisi Ny.S
tanpa
membawa ke
pelayanan
kesehatan
-
Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu ruang
tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar mandi,satu dapur dan gudang
tempat penyimpanan roti dan motor box untuk menjual Roti,merupakan rumah permanent
dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi
udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik
sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk
pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan dengan
septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Ny.S bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri sipil.
Semua tetangga Ny.S beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal dari berbagai
daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga mereka
biasanya sholat bersama ke musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup
baik.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.A tidak pernah bepindah-pindah tempat,
saat Ny.S sakit Tn.A jarang berjualan roti karena anak-anaknya beraktivitas dan bersekolah
pada pagi sampai siang hari sehingga hanya saat anaknya pulang dari sekolah Tn.A dapat
berjualan roti keliling.
4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Tn. A tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah dan
kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan
baik. Keluarga Ny.S aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.S aktif
dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali. Sedangkan kedua
anknya setiap sore mengaji di mushola dekat rumah.
5. Sistem pendukung keluarga :
Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadangkadang Tn.A harus meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar rotisehingga
pemasukan keuangan keluarga berkurang. Ny.S dan Tn.A mempunyai tabungan yang
digunakan untuk keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga ketika
Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan saling
menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anakanak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.
2. Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan
meskipun tidak mengikuti organisasi.
Pemeriksaan Fisik.
Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing.
No
Pemeriksaan
Tn. A
Ny.S
An. Z
An. D
Fisik
1
Kepala
Simetris, rambut
berwarna hitam,
tidak ada
ketombe.
Simetris,tidak ada
ketombe,Rambut
sedikit kusut
Simetris, rambut
berwarna hitam,
tidak ada
ketombe.
Simetris, rambut
berwarna hitam,
tidak ada ketombe.
2.
Leher
leher tidak
nampak adanya
peningkatan
tekanan vena
jugularis dan
arteri carotis,
tidak teraba
adanya
pembesaran
kelenjar tiroid
(struma).
leher tidak
nampak adanya
peningkatan
tekanan vena
jugularis dan
arteri carotis,
tidak teraba
adanya
pembesaran
kelenjar tiroid
(struma).
3.
Mata
Konjungtiva
tidak terlihat
anemis, tidak ada
katarak,
penglihatan jelas
Konjungtiva tidak
terlihat anemis,
tidak ada katarak,
penglihatan jelas
Konjungtiva
tidak terlihat
anemis, tidak ada
katarak,
penglihatan jelas
Konjungtiva tidak
terlihat anemis,
tidak ada katarak,
penglihatan jelas
4.
Telinga
Simetris,
keadaan
bersih,Fungsi
pendengaran
baik
Simetris, keadaan
bersih,Fungsi
pendengaran baik
Simetris,
keadaan
bersih,Fungsi
pendengaran
baik
Simetris, keadaan
bersih,Fungsi
pendengaran baik
5.
Hidung
Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada
kelainan yang
ditemukan
Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada
kelainan yang
ditemukan
Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada
kelainan yang
ditemukan
Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada
kelainan yang
ditemukan
6.
Mulut
Mukosa mulut
lembab,keadaan
bersih,Tidak ada
kelainan
Mukosa mulut
agak sedikit
kering,Mulut
sedikit kotor,
makan 1x/hari
Mukosa mulut
lembab,keadaan
bersih,Tidak ada
kelainan
Mukosa mulut
lemb,keadaan
bersih,Tidak ada
kelainan
porsi habis .
7.
Dada
Pergerakan dada
terlihat simetris,
suara jantung S1
dan S2
tunggal,tidak
terdapat
palpitasi, suara
mur-mur (-),
ronchi (-),
wheezing (-)
Pergerakan dada
terlihat simetris,
suara jantung S1
dan S2
tunggal,tidak
terdapat palpitasi,
suara mur-mur (-),
ronchi (-),
wheezing (-)
Pergerakan dada
terlihat simetris,
suara jantung S1
dan S2
tunggal,tidak
terdapat
palpitasi, suara
mur-mur (-),
ronchi (-),
wheezing (-)
Pergerakan dada
terlihat simetris,
suara jantung S1
dan S2
tunggal,tidak
terdapat palpitasi,
suara mur-mur (-),
ronchi (-),
wheezing (-)
8.
Abdomen
Pada
pemeriksaan
abdomen tidak
didapatkan
adanya
pembesaran
hepar, tidak
kembung,
pergerakan
peristaltik usus
35x/mnt, tidak
ada bekas luka
operasi
Pada pemeriksaan
abdomen tidak
didapatkan adanya
pembesaran hepar,
tidak kembung,
pergerakan
peristaltik usus
35x/mnt, tidak ada
bekas luka operasi
Pada
pemeriksaan
abdomen tidak
didapatkan
adanya
pembesaran
hepar, tidak
kembung,
pergerakan
peristaltik usus
35x/mnt, tidak
ada bekas luka
operasi
Pada pemeriksaan
abdomen tidak
didapatkan adanya
pembesaran hepar,
tidak kembung,
pergerakan
peristaltik usus
35x/mnt, tidak ada
bekas luka operasi
9.
TTV dan
ekstremitas
TD : 120/80
mmHg,
TD :
160/100mmHg, N
: 100x/m, S :
36,50C
TD: 110/80
mmHg
R: 20x/m
N: 84 x/mnt
N : 74x/m,
R: 18 x/mnt
R: 18 x/mnt
N: 72 x/mnt
S : 360C
S: 370C
S: 37,2OC
R: 20x/m
4
5
5 5
5 5
5
5
5 5
5 5
5 5
Perawat
NIM.
VIII.
Harapan Keluarga.
Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi
pelayanan kesehatan dengan baik.
Etiologi
Masalah
DS:
Ny.S mengatakan
mual,muntah,lemas, nafsu
makan menurun.
Kompensasi tubuh
DO:
Gangguan
pemenuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh.
(pusing)
mempengaruhi
hipothalamus
Kurang nutrisi
DS:
Pasien mengatakan
pusing dan lemas.
Ny.S mengatakan
menderita penyakit
hipertensi sejak 2 th yang
lalu dan sempat MRS d
RSUD selama 3 hari.
Karena merasa sudah
sehat Ny.S jarang lagi
periksa ke dokter meskipun
hanya sekedar periksa.
Ny.S bekerja berdagang
di pasar dari pagi sampai
hampir sore sehingga
Penumpukan kolesterol
dalam pemb.darah
Vasokontriksi vaskular
Hipertensi
kurang istirah
Ny.S mengatakan
jarang berolah raga
Ny.S suka
mengkonsumsi makanan
berlemak, seperti gorengan
dan bumbu santan.
Tn.A mengatakan
bahwa ibu sudah biasa
seperti ini.
DO:
Ny.S tampak lemas dan
berbaring di tempat tidur.
TD : 160/100mmH, N :
100x/m, S : 36,50C
R: 20x/m
Kekuatan otot:
4
5
Diagnosa keperawatan.
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga
yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.
B. Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan keluargaTn.
A terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai berikut :
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A
b.dkekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota keluarga yang sakit.
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenahan
1.
Sifat masalah
3/3 x 1
1/2x 2
3/3 x 1
3/3
1.aktual (3)
2. resiko tinggi (2)
3. potensial (1)
2.
3.
masalah
1. Mudah (3)
2.
Cukup (2)
Menonjolnya masalah
2/2 x 1
3/3
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenahan
1.
Sifat masalah
3/3 x 1
1/2 x 2
1. Actual (3)
2. Resiko tinggi (2)
3. Potensial (1)
2.
2. Sedang (1)
3. Rendah (0)
3.
2/3 x 1
2/3
2/2 x 1
1. Mudah (3)
2. Cukup (2)
3. Tidak dapat (1)
4.
Menonjolnya masalah
1. Masalah dirasakan dan
perlu penanganan segera (2)
2. Masalah dirasakan, tidak
perlu di tangani segera (2)
3. Masalah tidak di rasakan
(0)
Total Skor
3 2/3
Diagnosis Kep.
Keluarga
Tujuan
Umum
Gangguan
pemenuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuhpada Ny.S
keluarga Tn.A
b.dkekurangefektifan
keluarga dalam
membantu
memenuhi
kebutuhan nutrisi
keluarga yang sakit.
Kriteria Evaluasi
Khusus
Setelah di lakukan
Setelah di
tindakandiharapkankebutuhannutrisinya lakukan
pasien terpenuhi secara sembang
kunjungan
sampai 1 hari
selama 30
menit
diharapkan
pasien dan
keluarga
.
mampu
memahami
tentang
pentingnya
nutrisi.
Setelah di
lakukan
kunjungan
sampai 1-2
hari selama 30
menit
diharapkan
pasien mampu
makan 3x/hari
porsi
habis dan
minum 8 gelas
air / hari.
Kriteria
Standart
Verbal
Mengetahui
tentang pentingny
nutrisi bagi tubuh
Pasien dan
keluarga bisa
memahami
materi yang di
berikan.
Perilaku
Pasien mampu
makan dan
minum
Secara
seimbang
Megetahui
komposisi nutrisi
seimbang.
Makan 3x
sehariporsi habis
bantuan
Minum air p
gelas perhari tanp
bantuan
2.
1. setelah
dilakukan
kunjungan 2-3
hari selama 30
menit
Keluarga dapat
mengenal karakteristik penyakithipertensi
Verbal Pasien
dapat
menyebutkan
dengan jelas
dan benar
a. Pengertianhipe
i
b. Penyebab :
Keturunan
Kelelahan
Kurang olah r
Penyakit tekan
darah tinggi
Menjawab pertan
dengan baik dan
2. setelah
dilakukan
kunjungan 2-3
hari selama
30menit
Keluarga dapat
membuat
kepu-tusan
yang tepat
tentang upaya
pengobatan
Ny.S ke sarana
kesehatan dan
bersedia
memberikan
perawatan
yang baik dan
benar.
Verbal
Pasien
memperhatika
n dengan baik
Keputusan yang
keluarga dan Ny.
sendiri
3. pada akhir
pertemuan
Keluarga
sepakat jika
diadakan
evaluasi
sewaktuwaktu.
Perilaku
- melakukan olah
yang cukup
Pasien
melaksanakn
- makan teratur
apa yang sudah
di ajarkan
- meluangkan wa
dengan baik
untuk istirahat da
refreshing.
EVALUASI
No
Diagnosa
Implementasi
Evaluasi
Waktu
Gangguan
pemenuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
pada Ny.S
keluarga Tn.A b.d
kekurangefektifan
keluarga dalam
membantu
memenuhi
kebutuhan nutrisi
keluarga yang
sakit.
S:
Mengucapkan salam
Memvalidasi keadaan
keluarga
Mengingatkan kontrak
Menjelaskan tujuan
TUK
1. Memberitahu kepada
pasien dan keluarga betapa
pentingnya menjaga
keseimbangan nutrisi
walaupun saat sakit.
2. Memberitahu pasien
dan keluarga tentang
komposisi nutrisi yang
seimbang.
3. Memberikan
kesempatan pada keluarga
untuk bertanya dan
mengulangi penjelasan apa
yang sudah kita ajarkan.
Keluarga menjawab
salam
Tn.A mengatakan
Ny.S masih mual, pahit di
mulut, dan belum bisa
sepenuhnya
menghabiskan porsi
makannya.
Keluarga menyetujui
pertemuan saat ini selama
30 menit tentang
pentingnya pemenuhan
nutrisi dan komposisi
seimbangnya.
Keluarga mengatakan
sudah faham tentang
proses membantu
pemenuhan nutrisi Ny.S.
O:
Keluarga kooperatif
dan aktif saat dijelaskan.
Keluarga
mendengarkan penjelasan
yang diberikan.
4. Memberitahu keluarga
untuk lebih aktif dalam
membantu pemenuhan
kebutuhan nutrisi secara
parsial.
Keluarga membantu
proses pemenuhan
kebutuhan nutrisi Ny.S
sampai akhirnya bisa
makan dan minum.
5. Memberikan motivasi
pasien dan membantu
anggota keluarga untuk
Ny.S belum
menghabiskan seluruh
porsi, tapi 2/3 porsi dan
Sampai
Tgl. 1204-2012
jam 08.3009.00
A:
Hipertensi pada
Ny.S keluarga
Tn.A berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga mengenal
karakteristik
penyakit dan
perawatannya
Mengucapkan salam
Memvalidasi keadaan
keluarga
Mengingatkan kontrak
Menjelaskan tujuan
TUK
1. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang Hipertensi yang
meliputi:
-
Pengertian hipertensi
- Penyebab dan
pencegahan
2. Memeberikan
masukan /saran kepada
keluarga untuk membawa
Ny.S untuk berobat ke
pelayan kesehatan sebagai
keputusan yang baik.
3. Mengajukan kontrak
S:
Keluarga menjawab
salam
Tn.A mengatakan
Ny.S masih sedikit pusing
dan belum bisa
sepenuhnya melakukan
aktifitas.
Keluarga menyetujui
pertemuan saat ini selama
30 menit tentang
pentingnya aktifitas
sehari-hari.
Keluarga dan pasien
mengatakan belum
sepenuhnya memahami
apa itu yang berkaitan
dengan hipertensi.
Keluarga sudah
membawa Ny.S ke dokter
yang biasa di kunjungi.
O:
Keluarga kooperatif
dan aktif saat dijelaskan.
Keluarga
mendengarkan penjelasan
yang diberikan.
Ny.S masih terlihat
sedikit lemas , tapi sudah
agak lebih baik.
TD: 130/90mmHg
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang
abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak
faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan
hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari
langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami
hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat
diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
4.2 Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya
melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup
sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC