Anda di halaman 1dari 11

RESUME JURNAL

Disusun oleh:
Rifka Indi
NIM. 1113081000014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

Judul : Day-of-the-Week Effect in Post-Communist East European Stock Markets


Penulis: Drago tefan OPREA dan Elena Valentina ILIC
International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management
Sciences (Vol. 4, No.3, July 2014, pp. 119129)

Abstrak
Studi ini bertujuan untuk menguji pengaruh the day of the week pada 18 Post-Communist
East European Stock Markets: Bosnia, Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, Estonia,
Yugoslavia, Hungaria, Kazakhstan, Latvia, Lithuania, Montenegro, Polandia, Romania,
Rusia, Serbia, Slovakia, Slovenia dan Ukraina, pada periode January 2005 sampai Maret
2014. Hasil penelitian menunjukkan kehadiran the day of the week hanya berpengaruh di
Bosnia, Kroasia, Latvia, Serbia, dan Slovenia.
Pendahuluan
Pada hipotesis pasar efisien yang diperkenalkan oleh Fama (1970) dinyatakan bahwa
harga aset di pasar mencerminkan seluruh informasi yang tersedia. Akan tetapi adanya efek
kalender atau anomali kalender menyebabkan abnormal return dapat dengan mudah
diperoleh dengan mengetahi pola return saham dan hal ini bertentangan dengan hipotesis
pasar efisien.
Terdapat beberapa bentuk efek kalender yang diteliti dalam literatur, di mana return
harian musiman pada aset finansial yang paling banyak diteliti. Ada tiga variasi return harian
musiman (Doyle dan Chen, 2009). Pertama, Monday effects yang menyatakan return pada
hari Senin pada umumnya negatif dan lebih rendah dibandingkan pada hari Selasa sampai
Jumat. Kedua, Weekend effect yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara
return hari Senin dan hari Jumat. Terakhir, the day of the week effect menyatakan return pada
beberapa hari berbeda dengan return pada hari yang lain (Brooks dan Persand, 2001).
Tulisan ini berfokus untuk menginvestigasi pengaruh kehadiran the day of the week
effect pada beberapa negara Post-Communist East European: Bosnia, Bulgaria, Kroasia,
Republik Czech, Estonia, Yugoslavia, Hungaria, Kazakhstan, Latvia, Lithuania, Montenegro,
Polandia, Romania, Rusia, Serbia, Slovakia, Slovenia dan Ukraina.

Kajian Literatur
The day of the week effect merupakan subjek dari banyak penelitian yang
berhubungan dengan perkembangan harga pada pasar keuangan yang telah dimulai dari tahun
1980. Keim dan Stambaugh (1984) meneliti Monday effects di pasar US melalui S&P
Composite Index untuk periode selama 55 tahun. Hasilnya ditemukan bahwa terdapat return
yang negatif pada hari Senin untuk seluruh periode.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Apolinario et al. (2006) ditemukan bahwa
tidak terdapat the day of the week effect pada pasar Czech. Pada penelitian yang dilakukan
Alagidede (2008) terhadap tujuh pasar modal di Afrika ditemukan hanya negara Nigeria,
Afrika Selatan, dan Zimbabwe yang mengalami the day of the week effect.
Brooks dan Persand (2001) menganalisis lima pasar modal pada negara-negara di
Asia untuk periode 31 Desember 1989-19 Januari 1996. Ditemukan bahwa the day of the
week effect hanya terjadi di Thailand, Malaysia, dan Taiwan.
Selain itu, penelitian Yalcin and Yucel (2006) mempelajari 20 emerging countries,
termasuk Republik Czech, Estonia, Hungaria, Lituania, Polandia, Rusia, dan Slovenia. Dari
hasilnya ditemukan return yang tinggi di hari Jumat dengan volatilitas yang tinggi pula
dibandingkan return di hari Jumat serta return yang rendah di hari Selasa dengan volatilitas
yang rendah dengan hari Jumat.
Terakhir penelitian Georgantopoulos et al. (2011) menguji the day of the week effect
the day of the week effect di lima pasar modal (Bulgaria, Kroasia, Yunani, Rumania and
Turki) pada periode 2000-2008. Hasilnya ditemukan terjadi the day of the week effect di
Bulgaria, Kroasia, dan Rumania. Selai itu, terjadi return negatif di hari Senin dan return
positif di hari Jumat pada negara Yunani dan Turki.
Metodologi Penelitian

Untuk menguji apakah the day of the week effect terjadi pada of Post-Communist East
European stock markets, peneliti menggunakan regresi:
5

Rit = a ji D jt +U it
j=1

Di mana Rit adalah return pada saham i pada hari t, D1t sampai D5t adalah variabel
dummy contohnya jika hari Senin maka D1t = 1, jika hari Selasa maka D2t = 2 dan seterusnya.

a1 i

sampai

a5 i

menunjukkan rata-rata return saham dari hari Senin sampai hari Jumat.

Sedangkan Uit merupakan error term.


Database
Untuk mendukung analisis, penulis menggunakan data penutupan harian dari 18
indeks saham pada periode Januari 2005-Maret 2014. Data tersebut didapatkan dari Thomson
Reuters Database. Indeks saham pada suatu negara digunakan untuk memperhitungkan return
pasar saham nasional.
Untuk menghitung return dari setiap indeks digunakan rumus:
Rit =ln

Di mana

Rit

Pit
Pit1

( )
adalah return dari indeks saham i pada hari t, Pit adalah penutupan indeks

saham i pada hari t dan Pit-1 adalah penutupan indeks indeks saham i pada hari t-1.
Hasil Penelitian
Day of the week effect

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa Republik Ceko, Estonia, Yugoslavia,


Hungaria, Kazakhstan, Lithuania, Montenegro, Polandia, Romania, Rusia, Slovakia, dan
Ukraina tidak siginifikan terhadap the day of the week effect. Hasil ini didapatkan dengan melihat
estimated coefficients yang estimated coefficients yang merepresentasikan rata-rata return harian
tersebut . Hal ini berarti, pasar modal di negara tersebut termasuk sebagai pasar efisien.
Di lain sisi, Bosnia, Bulgaria, Kroasia, Latvia, Serbia, dan Slovenia menunjukkan the day of the

week effect. Bosnia, Kroasia, dan Latvia memiliki return yang negatif signifikan pada hari Jumat.
Selain itu, Bulgaria, Serbia, dan Slovania memiliki return yang negatif signifikan pada hari Senin.
Sedangkan Slovenia memiliki rata-rata return yang positif signifikan pada hari kamis. Hasil ini
menunjukkan bahwa pasar modal tersebut termasuk dalam pasar anomali dan memiliki tingkatan yang
rendah dalam pasar yang efisien, sehingga memberikan peluang bagi investor untuk meningkatkan
keuntungan dengan menggunakan strategi perdagangan.

Judul

: Anomali Pasar Pada Return Saham Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia:


Fenomena The Day Of Week Effect, Week Four Effect, Rogalsky Effect, Dan
January Effect

Penulis : Reza Widhar Pahlevi


JRAK, Volume 12, No 1 Februari 2016
PENDAHULUAN
Pasar modal berfungsi sebagai perantara yang mempertemukan antara pihak yang
kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Sebagai pihak yang memiliki dana atau
disebut juga dengan investor berharap mendapatkan keuntungan yang sebanding dengan
risiko yang diterima atas investasi yang dilakukan. Guna mendapatkan keuntungan yang
tinggi, banyak di antara mereka yang mengamati perubahan harga saham harian agar dapat
mengetahui pola pergerakan saham (Harjito, 2009).
Menurut Sun and Tong (2002) suatu pasar dikatakan efisien apabila harga suatu
saham mencerminkan informasi yang tersedia. Sehingga tidak seorangpun, baik investor
individu maupun investor institusi akan mampu memperoleh return yang tidak normal atau
disebut abnormal return. Sedangkan pada kenyataannya, terdapat beberapa fenomena yang
tidak sesuai dengan hipotesis pasar efisien tersebut. Di mana terjadi adanya abnormal return
karena peristiwa-peristiwa tertentu di luar pasar saham. Kondisi ini disebabkan karena adanya
penyimpangan atau ketidakteraturan yang disebut sebagai pasar anomali.
Dari hasil penelitian di luar negeri ataupun dalam negeri ditunjukkan bahwa hari
perdagangan mempengaruhi perbedaan return saham (Choudry, 2000). Kemudian faktor
mood investor yang cenderung lebih senang menjual saham dibandingkan membeli saham
pada hari setelah hari libur juga membuat harga dan return saham mengalami penurunan.
Selain itu, penundaan bad news di hari jumat menyebabkan return negatif pada hari senin
(Campolieti and Hyatt, 2006). Berdasarkan beberapa hasil yang telah ditemukan di atas,
penulis ingin melakukan penelitian mengenai apakah terjadi fenomena the day of the week
effect, week four effect, rogalsky effect serta january effect pada saham LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia.
KAJIAN LITERATUR, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Fenomena The Day Of The Week Effect pada return saham

The day of the week effect merupakan perbedaan return antara hari perdagangan yang
satu dengan hari-hari lainnya. Biasanya return yang signifikan negatif terjadi pada hari Senin,
sedangkan return positif terjadi pada hari-hari lainnya.
H1: Ada fenomena The Day of The Week Effect pada return saham
Fenomena Week Four Effect pada return saham
Week four effect merupakan suatu fenomena yang mengungkapkan bahwa Monday
effect hanya terjadi pada minggu keempat untuk setiap bulannya. Sedangkan return hari
Senin pada minggu pertama sampai minggu ketiga dianggap tidak signifikan negatif atau
sama dengan nol (Ambarwati, 2009).
H2: Ada fenomena Week Four Effect pada return saham
Fenomena Rogalski Effect pada return saham
Rogalski Effect artinya return negatif yang biasa terjadi pada hari Senin (Monday
Effect) menghilang pada bulan tertentu. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan return
yang lebih tinggi pada bulan tersebut dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya.
Beberapa penelitian yang dilakukan pada Bursa Efek Indonesia menyimpulkan bahwa return
pada bulan April lebih tinggi dibandingkan dengan bulan lainnya atau lebih dikenal dengan
sebutan April Effect.
H3: Ada fenomena Rogalski effect pada return saham
Fenomena January Effect pada return saham
January Effect merupakan kecenderungan terjadinya kenaikan harga saham pekan
pertama bulan Januari. Di mana permintaan investor terhadap saham biasanya meningkat di
awal tahun sehingga menyebabkan kenaikan harga. Kenaikan permintaan ini didorong oleh
ekspektasi investor yang positif (Werastuti, 2012).
H4: Ada fenomena January effect pada return saham
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah perusahaan-perusahaan
yang listing atau terdaftar di BEI sebagai saham LQ-45 dari tahun 2014 hingga 2015. Adapun
sampel yang digunakan adalah perusahan yang selalu aktif dan tetap dalam Indeks LQ-45
selama 2 periode yaitu selama Januari 2014 - Desember 2015.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Return Saham

P
( t Pt 1 )
Pt 1
R it =

Dimana:
Rt = Return harian saham pada hari t
Pt = Harga Saham Individu penutup harian pada hari ke t
Pt-1 = Harga Saham Individu penutup harian pada hari ke t-1
Efek Hari Perdagangan (The Day of The Week Effect)
1. Menghitung return saham harian dari jumlah sampel perusahaan selama tahun 20142015:
P
P

t
kamisP
(
t rabu )
Pt rabu

t
seninP
(
t jumat )
Rkamis =
Pt jumat
R senin =
P
P
( t jumat P t kamis )
Pt kamis
( t selasaPt senin )
R jumat=
Pt senin
Rselasa =
P

t
rabuP
(
t selasa )
Pt selasa
Rrabu =
2. Return saham ang diperoleh kemudian dirata-ratakan setiap harinya sehingga diperoleh
nilai return saham harian selama satu tahun.
Efek Minggu Keempat (Week Four Effect)
1. Menghitung return saham hari senin setiap minggunya selama periode tahun 2014-2015.

2. Return saham hari Senin yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu return saham pada minggu pertama sampai minggu ketiga (awal) dan
return saham pada minggu keempat (akhir).
P
( t seninP t jumat )
P t jumat
Rsenin (Minggu 4)=
P
( t seninPt jumat )
Pt jumat
Rsenin ( Minggu 13)=

Rogalsky Effect
1. Menghitung return saham setiap hari Senin selama tahun 2014-2015.

2. Return saham yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi dua yaitu return
saham hari Senin pada bulan April dan return saham hari Senin selain bulan April.
P
( t seninPt jumat )
Pt jumat
R senin ( April)=

P
( t seninPt jumat )
Pt jumat
Rsenin (NonApril)=

Efek Bulan Januari (January Effect)


1. Menghitung return saham setiap bulannya yang diperoleh dari return saham harian
yang dirata-ratakan setiap bulannya.
RJan Des 2014 = Rsenin - jumat ( rata rata )
RJan Des 2015 = Rsenin - jumat. ( rata rata )
2. Return saham yang diperoleh kemudian dibagi berdasarkan bulan masing-masing.
Metode Analisis Data

Pengujian terhadap hipotesis pertama (the day of the week effect) digunakan uji ANOVA.
Hipotesis statistik pengujiannya adalah:
H0 : sn = sl = rb = km = jm = 0 (Tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara
rata-rata return hari senin, selasa, rabu, kamis, dan jumat).

H1 : sn sl rb km jm 0 (Terdapat perbedaan yang signifikan secara


simultan antara rata-rata return hari senin, selasa, rabu, kamis, dan jumat).

Pengujian terhadap hipotesis kedua (week - four effect) digunakan alat uji independen
sample t test. Perumusan hipotesis statistik untuk pengujian ini adalah:
H0 : senin akhir 0 (Return hari Senin minggu akhir lebih besar atau sama dengan nol).
H1 : senin akhir < 0 (Return hari Senin minggu akhir lebih kecil dari nol).

Pengujian terhadap hipotesis ketiga (rogalski effect) dilakukan uji independen sample t
test. Perumusan hipotesis untuk pengujian tersebut adalah:
H0 : 1 2 (Return hari Senin pada bulan April lebih kecil atau sama dengan return
hari Senin pada bulan non April).
H1 : 1 > 2 (Return hari Senin pada bulan April lebih besar dari return hari Senin pada
bulan non April).

Pengujian terhadap hipotesis ke empat (january effect) dilakukan dengan pengujian


ANOVA. Hipotesis statistiknya adalah:
H0 : 1 2 (Return pada bulan Januari lebih kecil atau sama dengan return selain bulan
Januari).
H1 : 1 2 (Return pada bulan Januari lebih besar dari return selain bulan Januari).

HASIL PENELITIAN
The Day of The Week Effect
Diketahui bahwa nilai Signifikansi < 0,05 maka berarti Ha diterima. Artinya terjadi
fenomena the day of week effect pada saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2014-2015. Sehingga terbukti bahwa return pada hari senin berbeda dengan return pada hari
lainnya. Sehingga informasi ini dapat dimanfaatkan investor untuk mendapatkan abnormal
return. Monday effect ini disebabkan karena adanya informasi buruk yang diterima investor di
akhir pekan dan menjadi bahan pertimbangan investor dalam mengevaluasi kinerja investor
hingga hari perdagangan berikutnya.
Week Four Effect
Bedasarkan hasil pengujian Independent Sample Test, dengan menggunakan equal
variance not assumed diketahui nilai sig t test < 0,05 maka berarti Ha diterima. Sehingga
terjadi fenomena week four effect pada saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode 20142015. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kebutuhan perusahaan di awal bulan, sehingga

banyak investor yang menjual sahamnya di akhir bulan. Akibatkan harga saham menurun
karena tingkat penawaran yang tingggi.
Rogalski Effect
Berdasarkan hasil pengujian Independent Samples Test, nilai uji t test menggunakan
equal variance not assumed, didapatkan nilai signifikansi > 0,05. Sehingga tidak terjadi
fenomena rogalski effect pada saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2015. Hal
ini disebabkan karena adanya pengaruh ekonomi dari dalam dan luar negeri selama bulan
April.
January Effect
Diketahui nilai Signifikansi > 0,05 maka berarti Ha ditolak. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terjadi fenomena January effect pada saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2014-2015.

Anda mungkin juga menyukai