Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
: Rabianti
Nim
: 1513140006
Kelas
: Kimia Sains
Kelompok : V (lima)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan
diterima.
Asisten
Asriadi
Achmad Amiruddin
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Hardin,S.Si,S.Pd,M.Pd
Nip. 19870807 201504 1004
A. JUDUL PERCOBAAN
Teknik Pemurnian
B. TUJUAN PERCOBAAN
Pada akhir percobaan mahasiswa diharapkan memahami dan terampil dalam:
1. Melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian
2. Mengkalibrasi dan mengoreksi pembacaan thermometer
3. Merangaki peralatan destilasi terfraksi dan destilasi vakum
4. Memisahkan campuran azeotrop
5. Melakukan rekristalisasi dengan baik
6. Memilih pelarut yang sesuai untuk reskristalisasi
7. Menjernihkan dan menghilangkan warna larutan
8. Menguasai teknik penentuan titik leleh
9. Memebaca titik leleh pada thermometer
10. Membedahkan campuran dari senyawa murni dari titik lelehnya
C. LANDASAN TEORI
Praktikum kimia sering kali berbagai campuran zat harus dipisahkan menjadi
zat murni. Cara pemisahan tersebut dapat berupa penyaringan, dekantasi,
penguapan, kristalisasi, kromatografi dan destilasi. Dasar pemisahan dengan
metode destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu (Tim
dosen, 2015: 13). Didalam suatu cairan selalu terdapat uap walaupun pada suhu
dibawah titik didihnya. Kecenderungan molekul-molekul cairan menguap
merupakan sifat yang tetap pada suhu yang tetap yang disebut tekaan uap.
Tekanan uap suatu cairan berubah dengan adanya zat lain yang larut didalamnya
(sifat koligatif) dan yang terpenting perubahan suhu akan merubah tekanan
uapnya (Tim dosen, 2016: 1). Kesimpulan: untuk memisahkan dalam suatu
campuran pada metode destilasi dengan perbedaan titik didih cairan pada tekanan
uap yang berubah berdasarkan suhu dan zat yang ada didalam suatu campuran zat
cair.
Destilasi dalam praktek menurut salah satu dari dua metode utama. Metode
pertama didasarkan atas pembuatan uap dengan mendidihkan campuran zat cair
yang akan dipisahkan dan mengembunkan (kondensasi) uap tanpa ada zat cair
yang kembali ke dalam benjana didih. Jadi benjana ada yang refluks. Metode
kedua didasarkan atas pengembalian sebagian dari kondensat ke benjana didih
dalam suatu kondisi tertentu sehingga zat cair dikembalikan ini mengalami
kontrak akrab dengan uap yang mengalir keatas menuju kondensor. Masing-
masing metode ini dapat dilaksanakan dalam proses kontinu (sinambung) maupun
dalam proses tumpak (batch) (McCabe, 1993: 24). Destilasi adalah seni
memisahkan dan pemurnian dengan menggunakan perbedaan titik didih destilasi
memiliki sejarah yang panjang dan asl destilasi dapat ditentukan dizaman kuno
untuk mendapatkan ekstrat tumbuhan yang diperkirakan dapat merupakan sumber
kehidupan.
Teknik
distilasi
ditingkatkan
ketika
condenser
(pendingin)
diperkenalkan. Gin dan wbisky, dengan distilasi kondensasi alcohol yang tinggi,
didapatkan dengan teknik yang disempurnakan ini (Takeuchi, 2006: 228).
Kesimpulan: destilasi adalah suatu teknik pemisahan atau pemurnian dengan
metode yang didasarkan atas pembuatan uap dengan mendidihkan untuk
memisahkan berdasrkan titik didh suatu campuran zat cair dengan cara
pendinginan.
Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan diferensial dari suatu
campuaran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan
cara pendinginan dan pengembunan. Beberapa teknik destilasi lebih cocok untuk
pekerjaan-pekerjaan preparative dilaboratorium industri. Sebagai contoh adalah
pemurnian alkohol, pemisahan minyak bumi dengan fraksi-fraksinya, pembuatan
minyak atsiri dan sebagainya. Pemisahan dengan destilasi berbedah dengan
pemisahan dengan cara penguapan. Pada pemisahan dengan cara destilasi semua
komponen yang terdapat didalam campuaran bersifat mudah menguap (Munzil,
2002: 24). Prinsip destilasi adalah proses penguapan dan pengembunan dari suatu
zat cair pada tekanan dan suhu tertentu. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair
pada titik didihnya, dan memisahkan cairan dari zat padat atau memisahkan zat
cair dari campuran zat cair lainnya yang mempunyai titik didih berbedah. Pada
destilasi biasa, tekanan uap diatas cairan adalh tekanan atmosfir (titik didih
normalnya). Dengan demikian, kita dapat menguapkan suatu cairan pada tekanan
rendah, jauh lebih bawah titik didihnya. Inilah prinsip destilasi vacuum dan sangat
berguna untuk destilasi zat cair yang mudah terurai pada suhu tinggi (Tim dosen,
2016: 1-2). Kesimpulan: suatu teknik pemisahan dan pemurnian suatu zat yang
berdasarkan titik didih dengan cara pengembunanan.
Destilasi berarti memisahkan komponen-komponen yang mudah menguap
dari suatu campuran cairan dengan cara menguapkannya, yang diikuti dengan
kondensasi uap yang terbentuk dan menapung kondensat yang dihasilkan. Uap
yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas, kondensat yang jatuh
sebagai destilat dan bagian cairan yang tidak menguap sebagai residu (Bernasconi,
1995: 157). Destilasi adalah operasi pemisahan komponen-komponen cair dari
suatu campuran fase zat cair,khususnya yang mempunyai perbedaan titk didih dan
tekanan uap yang cukup besar. Perbedaan tekanan uap tersebut akan menyebabkan
fase cairnya mempunyai komposisi yang perbedaannya cukup signifikan. Fase
uap mengandung lebih banyak komponen yang memiliki tekanan uap rendah,
sedangkan fase cair lebih banyak mengandung komponen yang memiliki tekanan
uap tinggi (Sumampouw, 2015: 155). Kesimpulan: suatu zat yang yang dipisahkan
dengan komponen-komponennya dari sutu campuran dengan cara destilasi.
Destilasi atau penyulingan larutan, untuk mengurangi volumenya, untuk
meningkatkan konsentrasi zat terlarut, atau untuk mengkristalkan bahan padat
yang larut. Destilasi produk akhir yang diperoleh pada reaksi kimia (Bernasconi,
1995: 142). Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia menjadi komponen-komponen berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (votalitas) dari taip-tiap komponen bahan atau didefinisikan
juga tejnik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih (Sato, 2015:
3). Kesimpulan: penyulinagn suatu larutan
memudahkan menguap dari tiap komponen yang terkandung didalam suatu zat.
Sebagai metoda pemurnian padatan , rekristalisasi memiliki sejarah yang
panjang seperti distilasi. Walaupun beberapa metoda yang lebih rumit telah
dikenalkan, rekristalisasi adalah metoda yang paling penting untuk pemurnian
sebab kemudahannya (tidak peruh alat khusus) dan karena, kreaktifannya.
Kedepannya rekristalisasi akan tetap metode standar untuk memurnikan padatan
(Takeuchi, 2006: 227). Rekristalisasi adalah cara pemurnian zat padat organic
yang paling efektif umumnya dilakukan dengan teknik rekristalisasi, yaitu dengan
melarutkan dalam suatu pelarut yang cocok sekisar titik didihnya, kemudian
disaring selagi panas untuk memisahkan zat padat tersuspensi/ tak larut didalam
larutan (Tim dosen, 2016: 2). Kesimpulan: suatu teknik pemurniaan zat padat
dengan metode standar tidak memerlukan alat khusus.
di
dalam
Kristal-kristal
sebagai
cacat
titik
(vacancy
dan
dengan tingkat pemungutan (yield) yang tinggi pula (Fachry, 2008: 9). Kristalisasi
dari larutan terdiri dari dua phenomena yang berbeda: pembentukan inti
kristal/nukleasi
bahan tertentu
dengan
senyawa A ditambah sedikit senyawa, campuran akan meleleh tajam pada suhu
dibawah 1500C (Tim dosen, 2016: 4-5). Kesimpulan: titik leleh suatu teknik yang
dilakukan untuk mengetahui titik leleh suatu senyawa kimia dengan memanaskan
suatu zat yang digunakan untuk menentukan titik leleh.
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Gelas kimia 1000 ml
1 buah
b. Erlenmeyer 250 ml
1 buah
c. Labu isap
1 buah
2 buah
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Corong biasa
Erlenmeyer 125 ml
Gelas kimia 250 ml
Gelas ukur 50 ml
Batang pengaduk
Statif dan klem
Thermometer 100 0C
Pipa kapiler
Kasa asbes dan kaki tiga
Statif dan klem
Alat tithle
Oven
Labu semprot
Pembakar spritus
Lab kasar dan halus
Bahan
Asam salisilat
Norit (Karbon aktif)
Etanol
Asam sinamat
Urea
Aquades
Es batu
Kertas saring
Tissue
(C6H6O3)
(C2H5OH)
(C9H8O2)
(CO(NH2)2
(H2O)
E. PROSEDUR KERJA
1. Kalibrasi Termometer
a. Titik nol termometer diuji dengan cara termometer dimasukkan dalam
campuran air es yang diaduk homogen sampai mencapai titik 0C.
b. Titik 100 termometer diuji, dengan cara termometer dimasukkan dalam air
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
hingga tertutup
b. Ke dalam tabung kapiler yang berbeda, masing-masing dimasukkan urea dan
asam sinamat dengan perbandingan 1:4, 1:1, dan 4:1
c. Ke dua tabung kapiler tersebut dimasukkan dalam blok logam pada alat
thiele dan trayek leleh ke dua zat tersebut dicatat
d. Zat uknown yang diberikan asisten dimasukkan ke dalam tabung kapiler dan
ditentukan titik lelehnya
F. HASIL PENGAMATAN
1. Rekristalisasi
N
O
1
AKTIVITAS
HASIL PENGAMATAN
Larutan
Berwarna
5.
Kristal disaring
Kristal 1 diopen dan ditimbang
0,4173 gram
0,2568 gram
putih
dipanaskan
Putih
+ Hitam keabu-abuan
Putih (bening) + Kristal
(bening)
Aktivitas
Urea + asam sinamat(1:4)
Hasil pengamatan
Mulai melelah :141 0C
Melelah Keseluruhan :150 0C
2.
3.
4.
G. ANALISIS DATA
1. Rendemen rekristalisasi
Dik: Massa teori
= 1 gram
Massa praktek
= 0,67 gram
Dit: % rendemen
Peny: % rendemen
= ......?
=
Mpraktek
Mteori
x 100% =
0,67 gr
1 gr
x 100% = 67%
--
(Academia, 2016). Titidk didih air adalah 1000C dan titik didih etanol adalah 780C
yang diukur pada tekanan 1 atm. Proses destilasi yang dilakukan yaitu etanol yang
lebih dulu menguap daripada air karena etanol yang memiliki titik didih lebih
rendah dari pada air yaitu 78 0C sedangkan air titik didihnya yaitu 100 0C. Dan
etanol memiliki massa jenis 0,78 g/cm3dan air memiliki massa jenis 1 g/cm3.
3. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah cara pemurnian zat padat organic yang paling efektif
umumnya dilakukan dengan teknik rekristalisasi, yaitu dengan melarutkan dalam
suatu pelarut yang cocok sekisar titik didihnya, kemudian disaring selagi panas
untuk memisahkan zat padat tersuspensi/ tak larut didalam larutan (Tim dosen,
2016: 2).
Kristalisasi merupakan salah satu proses pemurnian dan pengambilan hasil
dalam bentuk padat. Kristalisai adalah suatu pembentukan partikel padatan
didalam sebuah fasa homogen. Pembentukan partikel padatan dapat terjadi difasa
uap, seperti pada proses pembentukan Kristal salju atau sebagai pamadatan suatu
cairan pada titik lelehnya atau sebagai kristalisasi dalam suatu larutan (cair).
Kristalisasi dari suatu larutan merupakan proses yang sangat penting karena ada
berbagai macam bahan yang dipasarkan dalam bentuk kristalin, secara umum
tujuan kristalisasi adalah untuk memperoleh produk dengan kemurnian tinggi dan
dengan tingkat pemungutan (yield) yang tinggi pula (Fachry, dkk. 2008: 9).
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui dan terampil dalam
melakukan rekristalisasi dan terampil memilih pelarut yang sesuai untuk
rekristalisasi. Prinsip dasar dalam percobaan rekristalisasi adalah proses
pemurnian suatu zat berbentuk padat dengan memanfaatkan perbedaan kelarutan
dalam pelarut. Adapun prinsip kerjanya adalah pelarutan, penyaringan, pemanasan
dan pendinginan.
Percobaan ini, Asam salisilat yang ditambahkan dengan air. Air (H2O)
berfungsi untuk melarutkan asam salisilat. Kemudian, dipanaskan hingga
mendidih sambil diaduk. Pengadukan berfungsi agar asam asam tersebut cepat
larut atau bercampur secara homogen. Lalu, ditambahkan lagi air dan norit. Norit
berfungsi untuk mengikat kotoran. Kemudian dituangkan atau disaring pada
corong yang telah dilengkapi kertas saring yang sudah dilipat untuk memisahkan
partikel yang tidak larut. Mendinginkan larutan sehingga terbentuk Kristal.
Setelah menjadi Kristal disaring lagi untuk memisahkan zat terlarut yang
menyertainya dan setelah disaring, kemudian dikeringkan dan ditimbang. Pada
percobaan ini, berat Kristal murni sebelum dikristalisasi adalah 1 g dan setelah
direkristalisasi sebanyak 0,67 g. Rendemen rekristalisasi yang diperoleh yaitu
67%. Hal ini sesuai dengan teori bahwa jumlah Kristal yang diperoleh harus
kurang dari massa Kristal yang direkristalisasi.
4. Penentuan titik leleh
Titik leleh suatu senyawa adalah suhu dimana senyawa tersebut mulai
meleleh sampai seluruhnya meleleh. Senyawa-senyawa murni suhunya hampir
tetap selama meleleh atau disebut titik leleh yang tajam (Tim dosen, 2016: 4).
Percobaan ini akan ditentukan titik leleh suatu larutan yaitu dengan menentukan
suhu yang diperoleh pada saat larutan tersebut mulai meleleh dan meleleh
seluruhnya. Pada percobaa ini, akan dilakukan dua percobaan yaitu zat campuran
dan zat yang tidak diketahui.
Percobaan untuk penentuan titik leleh campuran, urea dan asam sinamat
dicampur dengan perbandingan 1:4, 1:1, dan 4:1. Zat padat campuran tersebut
dimasukkan ke dalam pipa kapiler dengan cara menotolkannya pada zat padat
campuran, kemudian dimasukkan ke dalam thiele dengan melekatkannya pada
termomete,. untuk perbandingan 1 :4 yaitu 141-150C, untuk perbandingan 1:1
yaitu 129-159C , dan untuk perbandingan 4:1 yaitu 130-161 C. Senyawa murni
trayeknya yaitu 0,5-10C. Campuran-campuran di atas dengan perbandingan yang
berbeda-beda, titik lelehnya juga berbeda-beda jaraknya. Campuran tersebut tidak
meleleh dengan tajam karena adanya pengotoran yang menyebabkan penurunan
titik leleh itu mungkin suatu bahan berbentuk resin yang tidak didentifikasi.
Apabila titik leleh campuran sama dengan titik leleh senyawa baku berarti
senyawa yang tidak diketahui itu sama dengan senyawa baku tersebut. Hal ini
berarti campuran-campuran tersebut tidak murni karena suhunya tidak tetap
selama meleleh (titik leleh yang tidak tajam). Penentuan titik leleh dari zat yang
tidak diketahui, yang diberikan oleh asisten zat tersebut mulai meleleh pada suhu
98C dan meleleh seluruhnya pada suhu 110C. Sehingga trayek leleh yang
diperoleh 98-110C. Jadi titik leleh yang diperoleh dari zat unknown yang
diberikan oleh asisten yaitu acetanilida. Secara teori perbandingan titik leleh yaitu
ketika selisih titik leleh keduanya berbeda beberapa derajat maka semua senyawa
sama. Tapi pada percobaan diperoleh perbedaan yang cukup jauh. Perbedaan hasil
percobaan dengan teori diakibatkan kurangnya ketelitian pembacaan suhu pada
termometer.
I. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Destilasi merupakan teknik pemisahan atau pemurnian larutan yang
didasarkan pada perbedaan titik didih.
b. Kalibrasi thermometer dilakukan untuk menentukan titik nol dan titik 100 0C
thermometer
c. Merangkai peralatan destilasi terfraksi dan destilasi vakum
d. Rekristalisasi merupakan teknik pemisahan atau pemurnian zat padat dari
pengotornya.Rekristalisasi adalah pelarutan suatau zat dan pengkristalan.
e. Cara pemilihan pelarut yang cocok untuk direkristalisasi yaitu dengan melihat
sifat pelarut yang mampu melarutkan zat yang akan dimurnikan, yang
memiliki titik didih yang lebih rendah dan tidak bereaksi dengan yang
dilarutkan
f. Menjernihkan
dan
menghilangkan
larutan
dapat
dilakukan
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Bernasconi, dkk. 1995. Teknologi Kimia. Jakarta: PT Pradnya Paramita
Fachry, Rasyid, Juliyadi Tumanggor, Ni Putu Endah Yuni. 2008.
Pengaruh Waktu Kristalisasi dengan Proses Pendinginan
Terhadap Pertumbuhan Kristal Amonium Sulfat dari
Larutannya. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 15. No. 2.
Kartika, Ika Dan Bambang Sriyono.2003 Pengaruh Deformasi Terhadap Suhu
Rekristalisasi Pada Paduan Cu-Mn-Ni .Jurnal Sainsmateri Indonesia
Indonesian Journal Ofmaterials Science.Vol. 4, No. 3
McCabe, Warren, Julian C. Smith, dan Peter Harriot. 1993.
Operasi Teknik Kimia Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Munzil, dkk. 2002. Kimia Analitik II. Malang: Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar
Sato, Abas, Adi Rahardianto, dan Andy Bagoes Santoso. 2015.
Pemurnian Ethanol Secara Destilasi dengan Penambahan
Garam KCl. Jurnal IPTEK. Vol. 19. No. 2.
Setyopratomo, Wahyudi dan Heru. 2003. Study Eksperimental
Pemurnian Garam NaCl Dengan Cara Rekristalisasi, Unitas,
Vol. 11 no.2
JAWABAN PERTANYAAN
1. Grafik
Grafik yang baik untuk titik didih terhadap volume tidak dapat
ditunjukkan karena tidak dilakukannya percobaan
2. Azeotrop biner adalah pemisahan campuran dua atau lebih komponen yang
sulit dipisahkan, biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain
yang
d. Pendinginan filtrat
e. Penyaringan dan pengeringan kristal
6. Prinsip dasar rekristalisasi adalah cara yang paling efektif untuk memurnikan
zat-zat organik dalam bentuk padat.
7. Sebutkan paling sedikit dua alasan mengapa penyaringan dengan diisap lebih
disukai dalam memisahkan kristal dari induk lainnya yaitu:
a. Karena akan menghasilkan kristal murni berbentuk jarum berwarna
b. Agar pengotor tidak akan mengkristal
8. Tabel pengamatan titik leleh
Asam Sinamat:Urea
1:1
1:4
4:1
9.
Titik leleh zat yang diberikan oleh Asisten 110-980C, dan bukan merupakan
campuran murni karena trayek lelehnya sangat jauh atau tidak tajam akibat
adanya zat pengotor.
Zat unknown yang diamati menurut saya adalah urea yang bercampur dengan
acetanilide.
DOKUMENTASI
1
Kalibrasi termometer
Mengetes titik 0o C
2 Rekristalisasi
1 gram asam
salisilat
Penambahan
Aquades
Pemanasan
Campuran
Pendinginan
Penyaringan
Penambahan
Norit
Pengovenan
Penimbangan
Kristal
JURNAL PERCOBAAN
KIMIA ORGANIK I
Judul Percobaan
: Tehnik Pemurnian
Nama Praktikan
: Rabianti
Kelas/ Kelompok
: Kimia Sains
Rekan Kerja
: 1. Ade Putra
2. Nurlaila
3. MeuthiaAuliaFarhaniGaffar
Asisten
: Achmad Amiruddin
A. Tujuan Percobaan
1. Melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian
2. Mengkalibrasi dan mengoreksi pembacaan termometer
3. Merangkai peralatan destilasi terfraksi dan destilasi vakum
4. Memisahkan campuran azeotrop
5. Melakukan rekristalisasi dengan baik
6. Memilih pelarut yang sesuai untuk rekristalisasi
7. Menjernihkan dan menghilangkan warna larutan
8. Menguasai teknik penentuan titik leleh
9. Membaca titik leleh pada termometer
10. Membedakan campuran dari senyawa murni dari titik lelehnya
B.
1.
a.
1)
25 ml air
2 gram norit
4
3
2
4
8
1 1
setiap
+1 ml air
7
8
3
2
9
1
10
asam sinamat
urea
Praktikan
Achmad Amiruddin
Rabianti
LITERATUR