Catatan Oil and Gas Korosi
Catatan Oil and Gas Korosi
yang terjadi saat proses pengeboran sampai pada proses distribusi. Material
korosif yang dimaksud diantaranya adalah: air laut, kandungan asam dan
variasinya (naphtanic, acetate, sulfur), gas CO2, gas H2S, merkuri. Bentuk dan
mekanisme seranga korosi akibat material ini akan menjadi Sangat bervariasi
tergantung beberapa factor; sifat thermo dan dinamka sistem, kebocoran
oksigen, mikroba, kondisi operasi, dimensi dan material peralatan, serta sejarah
dan sifat phisik sumber minyak itu sendiri.
Selanjutnya keberadaan Asam asetat yang ada dalam minyak bumi mulai diteliti
karena asam ini bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium,
dan seng, membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam
asetat). Asam asetat akan menjadi sumber ion hydrogen jika asam ini berada
bersamaan dengan asam karbonat dalam jumlah yang sama. Ion asetat akan
bereaksi dengan ion besi membentuk besi asetat.
Jika minyak bumi mengandung gas H2S, lingkungan demikian disebut lingkungan
sour. Di lingkungan ini, elemen sulfur, polysurfida, gas CO2 dan air berada
bersama gas H2S. Elemen sulfur tersebut dapat larut dalam minyak dan air yang
mengakibatkan minyak dan air menjadi asam. Setelah bereaksi dengan baja
karbon, hasil reaksi yang biasanya terbentuk di permukaan logam yaitu: FeS,
FeS2, pyrrhottite, and machniawite. Pada kondisi tekanan yang rendah dan
temperatur yang lebih dingin reaksi akan membalik dan cenderung membentuk
gas H2S dan sulfur dalam sistem larutan. Jumlah ion hydrogen yang berlebihan
di permukaan logam dikawatirkan mengakibatkan berbagai macam jenis
kerusakan hydrogen yang sangat bervariasi.