Airway
Airway
PENUTUP
Airwaymerupakan komponen terpenting dalam menjaga keadaan vital pasien,
sehingga dalam keadaaan gawat darurat komponen inilah yang pertama kali
dipertahankan. Pengelolaan jalannafas ialahmemastikanjalan napas terbuka,
sementara itu, tindakan paling penting untuk keberhasilan resusitasi adalah segera
melapangkan saluran pernapasan. Terdapat 2 cara untuk mengelola jalan nafas,
yaitu:
Pengelolaan jalan nafas tanpa alat
Adalah tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan napas dengan
tetap memperhatikan kontrol servikal. Terlebih dahulu pernafasan dinilai dengan
cara look, listen, and feel. Selanjutnya, tindakan yang dapat dilakukan adalah:
1. Membuka jalan nafas dengan proteksi servikal dengan cara chin lift, head
tilt, maupun jaw thrust.
2. Membersihkan jalan nafas dengan sapuan jari (finger sweep)
3. Mengatasi sumbatan nafas parsial denganteknik manual, yaitu dengan
abdominal thrust (manuver Heimlich), back blow (untuk bayi), chest thrust
(untuk bayi, anak yang gemuk, dan wanita hamil)
Adapun tanda-tanda adanya sumbatan (ditandai adanya suara nafas
tambahan), yaitu:
1. Mendengkur (snoring), berasal dari sumbatan pangkal lidah. Cara
mengatasi:
chinlift,jaw thrust,pemasangan
pipaorofaring/nasofaring,
36
PelatihanmanajemennasionalkegawatdaruratanjalannafasUS
mencanangkan
L= Look externally
E= Evaluate the 3-3-2 rule
M= Mallampati
O= Obstruction
N= Neck mobility
sertakontraindikasi
untuk
memperkecilkemungkinanterjadinya
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Adams L George, boies L, dkk. Boies Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 .
PenerbitBukuKedokteran EGC. Jakarta 1997
2. Longnecker D,BrwonD, Newman M, Zapol W. Anesthesiology.
USA.TheMcGraw-Hill Companies. 2008
3. Dorland, Newman. 2002.
29,Jakarta:EGC,1765.
Kamus
Kedokteran
Dorland.
Edisi
Available
38
39