Nama
NIM
: P1337420615026
Kelompok : 8
Asisten
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMETERIAN KESEHATAN SEMARANG
2016
Lembar Pengesahan
Asisten
Praktikan
NIM. 24020113120005
NIM. P1337420615026
ACARA I
ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT
I.
Tujuan
Mengidentifikasi karbohidrat baik secara umum maupun untuk
karbohidrat yang memiliki gugus pereduksi dengan reaksi warna.
II.
Tinjauan Pustaka
2.1 Karbohidrat
Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama
2.1.2 Klasifikasi
Terdapat
tiga
golongan
utama
karbohidrat:
monosakarida,
unit
monosakarida.
Beberapa
polisakarida,
seperti
selulosa,
tanaman, yaitu pati dan selulosa, terdiri dari unit berulang D-glukosa, tetapi
senyawa-senyawa ini berbeda dalam unit D-glukosa dikaitkan satu dengan
yang lain. Nama semua monosakarida dan disakarida yang umum dikenal
berakhir dengan akhiran-osa (Lehninger, 1982).
II.2Sifat Karbohidrat
Karbohidrat bertindak sebagai cadangan energi, juga menyimpan
bahan bakar, dan zat antara metabolisme. Ribosa dan gula deoksiribosa
membentuk kerangka struktural darimateri genetik, RNA dan DNA
.Polisakarida seperti selulosa adalah elemen struktural dalam dinding sel
bakteri dan tumbuhan. Karbohidrat terkait dengan protein dan lipid yang
memainkan peran penting dalam interaksi sel.Karbohidrat adalah
senyawa organik, mereka adalah aldehida atauketon dengan banyak
gugus hidroksil (Budisma, 2015).
2.2.1 Sifat Kimia Karbohidrat
Sifat-sifat kimia karbohidrat menurut (Noorhidayati dan Hardiansyah,
2010) antara lain:
1. Banyaknya isomer ruang suatu karbohidrat adalah 2n dengan n
menyatakan jumlah atom C simetri.
2. Karbohidrat dapat mereduksi hidroksida-hidroksida
logam
dan
yang
terlarut
dalam
etanol.
Setelah
pencampuran
atau
pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam
gugus
apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%,
endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan (Rahayu Anny et all, 2005).
2.3.4 Uji Osazon
Uji Osazon bertujuan membedakan bermacam-macam karbohidrat
dari gambar kristalnya. Dasar teorinya adalah semua karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau
osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi
mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari
disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali jika didinginkan.
Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton
yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon dari
monosakarida tidak larut dalam air mendidih (Sumardjo Damin, 2006).
2.3.5 Uji Selliwanoff
Uji seliwanoff atau tes seliwanoff digunakan untuk membedakan gula
(karbohidrat) yang diuji masuk kategori ketosa atau aldosa. Gula aldosa
memiliki gugus aldehida, sedangkan ketosa memiliki gugus keton. Dasar dari
uji ini adalah bahwa ketosa lebih cepat terdehidrasi dibandingkan aldosa saat
dipanaskan. HCl dalam reagen seliwanof akan mendehidrasi gula menjadi
furfural yang akan bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa berwarna
merah ceri (Sumardjo Damin, 2006).
Dengan uji ini, gula ketosa seperti fruktosa akan menghasilkan warna
merah ceri, sedangkan gula aldosa seperti glukosa akan memberikan hasil
negatif dengan tidak muncul warna merah pada larutan. Namun apabila
pemanasan tidak sesuai dengan prosedur (lebih dari 5 menit), gula aldosa
kadang akan menghasilkan warna merah muda. Sedangkan sukrosa
(gabungan antara fruktosa dan glukosa) akan menghasilkan warna merah ceri
karena adanya fruktosa di dalamnya (Sumardjo Damin, 2006).
III.
Metode
3.1 Alat dan Bahan Uji Molisch
3.1.1 Alat
1. Tabung Reaksi
2. Pipet Tetes
3. Rak Tabung Reaksi
3.1.2
1.
2.
3.
Bahan
Sukrosa
Reagen Molisch
Asam Sulfat Pekat
4.
5.
6.
tanpa pencampuran.
Perubahan warna dan terjadinya endapan diamati.
Hasilnya ditulis dalam buku laporan sementara.
10
diamati
menggunakan mikroskop.
9. Hasil pengamatan dicatatat dalam buku laporan sementara.
3.9 Alat dan Bahan Uji Seliwanoff
3.9.1 Alat
1. Tabung Reaksi
2. Rak Tabung
3. Alat Pemanas
4. Penjepit
3.9.2 Bahan
1. Larutan Fruktosa 20%
2. Reagen Selliwanoff (0,5%resorsinol dalam N HCl).
3.10
Cara Kerja
3.11
Identifikasi Khusus untuk Fruktosa
1. Uji Seliwanoff
1. Tabung reaksi disiapkan.
2. 1 cc reagen Selliwanoff ditambahkan.
3. 1 cc larutan sampel ditambahkan.
4. Tabung reaksi dipanaskan diatas pemanas
5. Didihkan selama 30 detik, jika reaksi positif akan terbentuk
perubahan warna merah.
6. Hasil pengamatan dicatatat dalam buku laporan sementara.
IV.
Hasil Pengamatan
4.1 Hasil
11
N
O
1
PERCOBAAN
Uji Molisch
1 cc sukrosa
HASIL
a. Tabung
FOTO
1
cc
sukrosa ditambah 2
tetes
Molisch
berubah
2 tetes Molisch
warna
tabung
dicampur ke tabung
Tabung 2 ( 1cc
hasil
H2SO4)
endapan
berwarna
membentuk
Pengamatan
2
Uji Benedict
0,5 cc glukosa
seperti
cincin.
d. Reaksi positif.
a. 0,5
cc
glukosa
ditambah
1 cc Benedict
cc
Benedict
warna
awalnya
biru
kemudian
menjadi
Pemanasan 1 menit
ungu
berubah
merah
kecoklatan.
b. Hasil reaksi positif.
Pengamatan
12
Uji Fehling
0,5 cc glukosa,
a. Laktosa
warna
maltosa, laktosa
1 cc Fehling A
putih
berubah
1 cc Fehling B
biru
menjadi
orange.
c. Maltosa
awal
putih
warna
biru
Pengamatan
yang ada.
e. Hasil reaksi maltosa
negatif.
Uji Osazon
Tabung
a. Glukosa
- Terdapat
butiran/partikel
naik-turun
1 cc larutan gula
(glukosa dan
fruktosa)
saat
dipanaskan.
Warnanya
berubah menjadi
kuning bening.
Hasilnya positif..
Hasil
pengamatan
13
glasial
dimikroskop
tidak ditemukan
serabut-serabut
2 tetes fenilhidrazin
pada
sampel
glukosa, adanya
0,1 gram Na-Asetat
gelembung air.
b. Fruktosa
- Terdapat
padat
butiran/partikel
naik-turun
Dipanaskan sampai
mendidih
saat
dipanaskan.
Warnanya
berubah menjadi
Didinginkan
Amati endapan
kuning keruh.
Hasilnya positif,
karena
sesuai
dengan
teori
yang ada.
Hasil
pengamatan
dimikroskop
dimikroskop
ditemukan
serabut-serabut
pada
fruktosa.
14
Pengamatan Fruktosa di
sampel
Uji Selliwanoff
Tabung
1 cc reagen
menjadi
orange.
b. Hasil reaksi negatif,
karena tidak terjadi
Selliwanoff
perubahan warna.
Glukosa (Safitri, 2016).
1 cc larutan sampel
Dipanaskan
Dididihkan 30 detik
Pengamatan
V.
Pembahasan
Praktikum Acara I Analisa Kualitatif Karbohidrat dilaksanakan pada
tanggal 18 April 2016, pukul 10.00-12.00 WIB, di Laboratorium Biokimia,
Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro. Pertama dilakukan
uji Molisch dengan alat yang digunakan antara lain tabung reaksi, pipet tetes,
rak tabung. Bahan yang digunakan uji Molisch antara lain sukrosa, reagen
Molisch, asam sulfat pekat. Kedua, uji Benedict alat yang digunakan tabung
reaksi, pipet tetes, rak tabung, bunsen, dan korek api. Bahan yang digunakan
glukosa, reagen Benedict. Ketiga uji Fehling, alat dan bahan yang digunakan
antara lain tabung reaksi, alat pemanas, penjepit, glukosa, maltosa, laktosa,
reagen Fehling A dan B. Keempat uji Osazon, alat dan bahan yang digunakan
tabung reaksi, alat pemanas, larutan gula (glukosa, fruktosa), asam asetat
15
glasial, fenilhidrazin, dan Na-asetat padat. Kelima uji Seliwanoff, alat dan
bahan yang digunakan tabung reaksi, rak tabung alat pemanas, penjepit
larutan fruktosa 20%, reagen selliwanoff (0,5% resorsinol dalam N HCl).
5.1 Uji Molisch
Tujuan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat pada larutan
sukrosa (Winarno, 2004).
Prinsipnya bahan yang mengandung monosakarida bila direaksikan dengan
H2SO4 pekat akan terhidrolisis membentuk furfural. Senyawa furfural ini
akan membentuk persenyawaan dengan naftol ditandai dengan terbentuknya
warna violet (cincin). Oleh karena H2SO4 dapat menghidrolisis oligosakarida
dan polisakarida (Sumardjo, 2008).
Cara Kerja teteskan 1 cc (16 tetes) sukrosa kemudian tambahkan 2
tetes Molisch pada tabung pertama dan tabung kedua ditetesi dengan H 2SO4
kemudian diamati sampai terjadi perubahan warna.
Fungsi Bahan antara lain sukrosa merupakan golongan oligosakarida
yang berfungsi sebagai sampel atau zat yang akan diidentifikasi adanya
kandungan karbohidrat pada larutan gula tersebut. Reagen Molisch berfungsi
untuk membentuk senyawa kompleks berwarna. Asam sulfat pekat
ditambahkan pada uji Molisch berfungsi untuk menghidrolisis ikatan ikatan
pada sakarida agar menghasilkan senyawa furfural (Sumardjo, 2008).
Fungsi Perlakuan tabung reaksi yang berisi larutan sukrosa dan
reagen Molisch dimiringkan 45o berfungsi untuk mempercepat terjadinya
endapan berbentuk cincin dan perubahan warna menjadi ungu.
Hasilnya positif karena terdapat endapan berwarna ungu membentuk
seperti cincin .
Reaksi pada percobaan uji Molisch menurut (Sumardjo, 2006)
menyatakan bahwa reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk
cincin furfural yang berwarna ungu. Apabila suatu larutan uji menunjukkan
adanya cincin berwarna ungu, maka larutan uji tersebut positif mengandung
karbohidrat. Warna ungu kemerah-merahan menyatakan reaksi positif,
sedangka warna hijau adalah negatif.
5.2 Uji Benedict
16
Cara Kerja tambahkan larutan gula (glukosa, maltosa, dan laktosa) 0,5
cc pada 3 tabung reaksi yang berbeda. Tambahkan 1 cc Fehling A dan
Fehling B pada 3 tabung reaksi yang berbeda. Kemudian 3 tabung reaksi
dipanaskan secara bergantian. Amati 3 tabung reaksi tersebut sampai terjadi
perubahan warna.
Fungsi Bahan larutan gula (glukosa, maltosa, dan laktosa) adalah
sebagai sampel atau zat yang akan diidentifikasi adanya kandungan
karbohidrat pada larutan gula tersebut. Glukosa merupakan golongan
monosakarida, maltosa dan laktosa merupakan golongan oligosakarida
(Lehninger, 1982). Fungsi dari Fehling A (larutan gula dan reagen fehling A)
dan B (larutan gula dan fehling B) adalah sebagai pereaksi dalam uji Fehling
dengan
mengidentifikasi
adanya
sifat
pereduksi
dalam
karbohidrat
(Sudarmadji, 1986).
Fungsi Perlakuan abung reaksi yang berisi larutan gula (glukosa,
maltosa, dan laktosa) dipanaskan (Rahayu, 2012) dan digoyang-goyangkan
berfungsi untuk mempercepat terjadinya perubahan laju reaksi dalam sampel
larutan gula (glukosa, maltosa, dan laktosa) jika terdapat kandungan
karbohidrat dengan ditandai terjadinya perubahan warna menjadi merah bata
(Sudarmadji, 1986).
Hasil pada uji Fehling positif pada larutan glukosa dan laktosa,
didapatkan hasil perubahan warna. Pada laktosa warna semula putih atasnya
berwarna biru menjadi merah bata. Pada glukosa warna semula putih biru
berubah menjadi orange. Pada maltosa warna awal biru menjadi biru tosca.
Hasilnya negatif pada larutan maltosa. Seharusnya pada uji Fehling, maltosa
berubah warna menjadi merah bata atau orange. Pada percobaan ini, mungkin
terjadi kesalahan pada saat meneteskan larutan gula (maltosa) dengan Fehling
A dan B. Penggunaan pipet yang kurang tepat saat menenteskan maltosa dan
fehling yang terlalu sedikit menyebabkan tidak mendapatkan hasil perubahan
warna yang seharusnya merah bata atau orange didapatkan hasil perubahan
warna biru tosca.
Reaksi dari percobaan yang diperoleh glukosa dan laktosa
memberikan reaksi positif, karena glukosa memberikan reaksi positif ditandai
18
19
Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan uji karbohidrat (molisch, benedict,
osazon, fehling dan seliwanoff) dapat disimpulkan bahwa uji Molisch terjadi
perubahan warna menjadi ungu dan senyawa membentuk seperti cincin dan
hasilnya positif. Uji Benedict terjadi perubahan warna menjadi merah
21
22