Anda di halaman 1dari 3

Tabel periodik tentang elemet yang dibuat oleh deChancourtois, Mayer, dan Mendeleev (Farber,

1969, Courtney, 1999) telah memberikan penjelasan sangat baik dan memperediksi hubungan dalam
kimia. Namun masih kurang menjelaskan tentang ilmu kebumian, seperti tidak mengatur tentang
elemen litophile, siderophile, dan chalcophile menjadi grup yang berbeda, lalu juga tidak ada
kelompok set unsur yang terbentuk secara alami (seperti elemen yang terkonsentrasi di mantel, air laut,
dan tanah), sehingga table periodic konvensional ini masih susah untuk memahami kimia bumi dan
perkembangannya. Oleh karenanya table periodic konvensional ini sudah tidak bermanfaat lagi untuk
memahami bumi, karena kebanyakan massa yang ada di permukaan maupun di dalam bumi ini tidak
berbentuk elemen saja. Paper An Earth Scientists Periodic Table of Elements and Their Ions
membahas tentang pengelompokan dan tren geokimia, kimia laut, dan kimia nutrient, sehingga
hasilnya dapat diaplikasikan mulai dari geokimia mantel hingga tanah.
Terdapat perbedaan antara table periodic yang konvensional dan yang baru, dimana pada table ini
akan ada beberapa unsure yang muncul lebih dari 1 kali karena perbedaan kondisi alami yang
menyebabkan tiap unsure punya nilai yang berbeda, seperti P dan U yang muncul 2 kali, V,Fe, C, dan N
yang muncul 3 kali. Table ini dibagi dari kiri ke kanan menjadi gas mulia, tipe A kation (tidak punya
kulit terluar electron), intermediate-soft atau tipe B kation (punya beberapa kulit terluar electron),
bentuk elemental, anion, dan gas mulia lagi. Perbedaan tiap divisi ini karena adanya ikatan yang kuat
kation dengan F- dan O2-, tapi tidak untuk S2-, sementara untuk tipe B kuat berikatan dengan S 2- dan
halide (Br2- dan I-) (Stumm dan Morgan, 1996). Perbedaan antara hard dan soft kation adalah suhu leleh
dari oksida pada potensial ion intermediate menurun dari hard ke intermediate hingga soft. Pada inset 8
menunjukkan kelarutan relative dari ikatan halide bisa diprediksi dan divisi kation hard dan soft,
dimana kelarutan halide bertambah dari F- ke I-, sedangkan kelarutan halide kation soft bertambah dari
F- ke I-. Perbedaan lain adalah adanya pembentukan aktinida secara alami dengan hard cation. Table
juga menunjukkan nomer atom, massa atom, pembentukan isotop alami, dan pembentukan peluruhan
unsure lain. Ukuran symbol juga menunjukkan kelimpahannya di kerak bumi.
Symbol pada tabel menunjukkan pembentukan alami dan pengkayaan pada mineral, air, tanah dan
sedimen, batuan beku, mantel, dan atmosfer, serta nutrient kristis. Symbol ini mengikuti pola kontur
yang memotong tabelyang menyebabkan perbedaan pola geokimia yang tidak muncul pada tabel
konvensional. Contohnya potensial ion antara 3-10 membentuk mineral oksida yang terkonsentrasi di
tanah dan nodule ferromagnesian, masuk membentuk batuan beku, dan ter di mantel. Sehingga
membentuk zona yang diwakili warna merah dan coklat pada tabel. Pola yang sama juga terbentuk
pada oksida dengan titik leleh yang tinggi, kelarutan terendah, kekerasan yang paling baik, dan
modulus yang paling baik(1-4 dan 6). Namun untuk hard cation dengan potensial ion <4 yang
membentuk mineral fluorindan tersebar di sungai dan air laut akan diwakili oleh warna biru dan hijau.
Pola ini tersebar dari hard cation ke intermediate hingga soft cation. Kontur dari potensial ionic
berlanjut dari hard cation ke intermediate cation (seperti Mn4+ dan Fe3+). Coinage metal (Cu, Ag, dan
Au) beserta asosiasinya ditunjukkan pada sayatan dari tabel. Symbol dan warna menunjukkan suatu
kepaduan. Missal unsur-unsur yang berpaduan dengan Fe membentuk kelompok yang saling tumpang
tindih dengan elemen paduan dengan Cu danAu.
Di kanan tabel akan memiliki pola yang sama dengan yang ada di kiri tabel. Dari atas ke bawah
merupakan transisi antara anion dengan hard cation. Dari kanan ke kiri atau dari Cl- dan F- ke O2- ke

C4-merupakan daerah transisi dari anion yang membentuk mineral dengan hard cation dengan potensial
ionic yang rendah untuk membuat mineral dengan hard cation yang punya potensial ionic yang lebih
besar. Spesiasi kation pada laturan air juga mengikuti tren yang dikenali pada tabel. Dari kiri ke kanan
atas melintasi hard cation, spesiasi berlangsung dari hidrasi (misalnya, K1) ke hidrokso kompleks
[misalnya, Al (OH) 3n-n dan Si (OH) 04] untuk oxo-hidrokso kompleks (misalnya, COOOH2 dan
POOOOH2, lebih akrab sebagai HCO32 dan HPO242) ke kompleks okso (misalnya, CO232, No32,
dan SO422) (Stumm dan Morgan, 1996;. Syok et al, 1997). Banyak dari pola ini dapat dijelaskan
dengan pertimbangan kekuatan ikatan dan shield of charge pada struktur mineral. Kation dari
intermediate potensial ionic akan membentuk ikatan yang kuat dengan O2- dan membentuk gugus
tetrahedral hingga kubik sehingga memungkinkan pergantion kation positif. Kemudian akan
membentuk oksida dan hidroksida yang stabil pada lingkungan oksidatif, dan banyak membentuk
ikatan pada mineral batuan beku pada suhu tnggi dan kemudian mengalami kristalisasi. Kation dengan
potensial ionic yang tinggi ( P5+, N5+, S6+) akan membentuk ikatan yang kuat dengan O2- di radikal,
namun konsentrasi intens mereka tidak lengkap terlindung muatan positif, sehingga seperti kation
potensi ionik rendah, mereka larut dalam air solusi, melimpah di perairan alami, dan sel lintas
membran dan selubung akar sebagai nutrisi
Yang paling tampak pada table yang baru adalah kimia hasil pelapukan pada permukaan bumi dan
evolusi bumi untuk memisahkan mantel dan kerak bumi yang secara geokimia memiliki proses yang
sama: pemisahan hard dan intermediate kation dari potensial ionic rendah dan tinggi dari potensial
ionic menengah. Hasilnya adalah 1) konsentrasi dari kation dari potensial ionic menegah pada mantel
dan di permukaan bumi, serta tanah (terpetakan pada warna merah dan coklat) dan 2) penghilangan
dari ion yang punya potensial ionic tinggi hingga rendah proses nya berlangsung di samudra
(terpetakan warna biru pada table).
Contoh penggunaan table periodic dalam ilmu kebumian yaitu Aplikasi Fe, Mn, dan Ce sebagai
indicator paleoredoks. Evaluasi pada indicator paleoredoks ini menggunakan potensial ion dan
separasi dari kation. Contohnya Fe dan Mn yang pernah digunakan dalam studi geokimia pada proses
reduksi dan oksidasi (e.g. Hem, 1992) karena memiliki jumlah yang banyak dan dapat mengalami
proses oksidasi(Fe 2+ dan 3+). Pada kondisi oksidasi, akan lebih sedikit ion kecil yang terlarut (=3+)
karena potensialionik yang tinggi dan hasil pembentukan dari hidroksida. Pada kondisi reduksi, Fe dan
Mn akan lebih sedikit yang terlarut (2+) dan ionnya lebih bear karena memiliki potensial ion yang
rendah dan terlarut. Ce sendiri lebih sedikit kehadirannya dibandingkan Fe dan Mn, namun lebih
mudah terpresipitasi saat teroksidasi menjadi Ce4+, namun lebih mudah larut dalam bentuk Ce 3+,
sehingga dapat digunakan sebagai indicator oksigenasi (de Baaret al., 1988) dan kondisi laut masa
lampau (Wright et al. 1987).
Adanya table yang baru akan mempermudah dalam mengenali tren geokimia yang tidak dijumpai
di table periodic konvensional. Tren ini di mineralogy, geokimia air, petrologi batuan beku, geokimia
mantel, tanah, dan sedimen, serta kimia nutrient yang dikontrol oleh koordinasi kation dengan O 2-.
Sintesa geokimia dari mantel hingga tanah hingga air laut memungkinkan untuk mengetahui system
bumi dan memprediksi hubungan geokimia yang tidak dijelaskan pada table konvensional

KEMENTERIANRISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

TUGAS KIMIA DASAR


RESUME PAPER
AN EARTH SCIENTISTS PERIODIC TABLE OF ELEMENTSAND THEIR IONS

DISUSUN OLEH:
KUKUH GEMA

BRAMASTYA
13/346830/TK/40663
DOSEN PENGAMPU

YOGYAKARTA
OKTOBER
2016

Anda mungkin juga menyukai