Anda di halaman 1dari 5

FISIKA LINGKUNGAN

Pengaruh Radiasi Sinar Ultraviolet pada Kulit Manusia

Disusun oleh:
Rumaisya Hilmawati
M0213084

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2016

Radiasi mendeskripsikan setiap proses dimana energi bergerak melalui


media ataupun melalui ruang dan akhirnya diserap oleh benda lain. Fenomena
pemancaran energi gelombang elektromagnetik yang bergerak ke luar dari suatu
sumber media material. Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan Maxwell
di deskripsikan sebagai gelombang yang dapat merambat tanpa adanya medium
dan terbentang pada rentang frekuensi yang panjang.
Berdasarkan massanya, radiasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik adalah
radiasi yang tidak memiliki massa, yang meliputi gelombang radio, gelombang
mikro, inframerah, cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik.
Sedangkan, radiasi partikel adalah radiasi yang berupa partikel yang memiliki
massa, misalnya partikel beta (), partikel alfa (), partikel gamma (), sinar-X
dan partikel neutron.
Ultraviolet (UV) merupakan salah satu radiasi elektromagnetik yang
memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada sinar violet (cahaya tampak)
yang berkisar dari 100-400 nanometer. Spektrum sinar UV sendiri dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu UV-A yang memiliki panjang gelombang sekitar
320-400 nm. Sinar UV-A memiliki energi yang lebih sediki dibandingkan dengan
sinar UV-B dan UV-C, tetapi mempunyai identitas sinar lebih banyak sampai ke
permukaan bumi dan akan menyebabkan perubahan warna kulit menjadi coklat
kemerahan. Dan UV-B memiliki panjang gelombang sekitar 280-320 nm. Sinar
UV-B memiliki energi yang lebih besar dibandingkan sinar UV-A, tetapi intensitas
sinar yang sampai ke bumi lebih sedikit dan akan menyebabkan berbagai reaksi di
dalam tubuh. Sedangkan UV-C memiliki panjang gelombang sekitar200-280 nm.
Sinar UV-C secara alamiah telah diabsorbsi oleh lapisan atmosfer, dan snarna lebi
bahaya dibandingkan sinar UV-A dan UV-B.
Salah satu spektrum gelombang elektromagnetik yang terkandung pada
matahari adalah sinar UV. Banyak manfaat dihasilkan oleh sinar UV yang
dipancarkan matahari, namun selain itu terdapat kerugian dan bahaya sinar UV.
Salah satu yang perlu diperhatikan dari bahaya sinar ultraviolet pada matahari
adalah pengaruh sinar ultraviolet pada kulit manusia.

Pada dasarnya, kulit manusia dilengkapi dengan perlindungan alami dari


sinar matahari yaitu pigmen melanin. Kulit gelap menandakan kandungan pigmen
dalam jumlah banyak, begitu juga sebaliknya. Sebuah penelitian, mengatakan
bahwa semakin banyak pigmen, semakin kecil kemungkinan untuk terserang
penyakit kanker kulit karena pigmen berfungsi sebagai penangkal dampak sinar
UV yang dipancarkan oleh matahari. Seringnya manusia melakukan aktivitas
dibawah sinar matahari tanpa pelindung kulit, akan menyebabkan kulit lebih cepat
mengalami penuaan. Kulit jadi cepat berkerut dan timbul bercak-bercak hitam
yang sering dikenal sebagai flek hitam.
Eritma merupakan fenomena kulit merah karena terbakar, hal ini adalah
efek sinar UV yang paling umum terjadi pada kulit manusia normal. Eritma atau
yang biasa disebut dengan sunburn disebabkan oleh sinar UV-B. Sunburn terjadi
karena vasodilatasi pada pembuluh darah. Faktor yang mempengaruhi perubahan
vasodilatasi adalah efek lansung paparan sinar UV dari matahari yang mengenai
kulit manusia secara langsung tanpa pelindung.
Kanker kulit adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh berubahnya
sifat-sifat penyusun sel kulit yang normal menjadi ganas, dimana sel-sel akan
terus membelah menjadi bentuk yang abnormal secara tidak terkontrol akibat
kerusakan DNA. Seiring dengan perubahan pola hidup ke arah yang tidak sehat,
semakin meningkatnya radiasi sinar ultraviolet, akibat-akibat dari toxin tertentu,
dan juga faktor genetik, mengakibatkan sel-sel penyusun kulit mengalami
pertumbuhan yang tidak terkontrol dimana lazim disebut sebagai sel kanker.
Secara alami kulit manusia mempunyai sistem perlindungan terhadap
paparan sinar matahari. Mekanisme pertahanan tersebut adalah dengan penebalan
stratum korneum dan pigmentasi kulit. Selain itu, sediaan tabir surya adalah
sediaan kosmetika yang digunakan untuk membaurkan atau menyerap cahaya
matahari secara efektif, terutama daerah emisi gelombang ultraviolet dan
inframerah, sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya
matahari.

DAFTAR PUSTAKA
Beiser, A. (1983). Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
Hendaria, MP. (2011). Kanker Kulit. Bali: FK Universitas Udayana
Latar, MA. Handbook: Radiasi Elektromagnetik. Universitas Esa Unggul

Anda mungkin juga menyukai