Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
pengarangnya
untuk
menyampaikan
sesuatu
kepada
penikmat
akan kita
mengenai gambaran
kehidupan dan belajar untuk menghadapi masalah yang mungkin akan kita alami.
Sebagai karya, novel merupakan hasil ungkapan, ide-ide, gagasan dan pengalaman
pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Sebagai karya imajiner, novel
menawarkan berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan dan
kemudian diungkapkan kembali melalui sarana sastra dengan pandangannya.
Dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari mengandung
banyak pesan moral karena hasil imajinasi kejadian nyata dalam kehidupan manusia.
Novel ini mengisahkan bagaimana terjadinya ketidakadilan, keserakahan, dan korupsi
yang sangat melekat pada masa Orde Baru tahun 1991 dan memiliki keunikan
tersendiri dimata penulis. Novel ini merupakan sebuah karya fiksi yang memiliki
berbagai
permasalahan
manusia
dan
kemanusiaan,
hidup
dan
pandangannya.Dalam
menuangkan
imajinasinya
yang
berdasarkan
lain. Pertemuan antarmanusia yang satu dengan manusia yang lain tidak jarang
menimbulkan konflik, baik konflik antara individu, kelompok maupun anggota
kelompok serta antara anggota kelompok yang satu dan anggotakelompok lain.
Karena sangat kompleksnya, manusia juga sering mengalami konflik dalam dirinya
atau konflik batin sebagai reaksi terhadap situasi sosial di lingkungannya. Dengan
kata lain, manusia selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan hidup. Manusia dalam
menghadapi persoalan hidupnya, tidak terlepas dari jiwa manusia itu sendiri.Jiwa di
sini meliputi pemikiran, pengetahuan, tanggapan, khalayak dan jiwa itu sendiri.
Kejadian atau peristiwa yang terdapat dalam karya sastra dihidupkan oleh
tokoh-tokoh sebagai pemegang peran atau pelaku alur.Melalui perilaku tokoh-tokoh
yang ditampilkan inilah seorang pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan
problem-problem atau konflik-konflik yang dihadapinya, baik konflik dengan orang
lain, konflik dengan lingkungan, maupun konflik dengan dirinya sendiri.
1.5 Tujuan
a. Mendeskripsikan unsur intrinsik dalam novel Orang-orang Proyek.
b. Mendeskripsikan unsure ekstrinsik dalam novel Orang-orang Proyek.
c. Mendeskripsikan yang ditemukan dalam novel Orang-orang Proyek.
1.6 Manfaat
a. Manfaat secara umum, analisis novel ini dapat memberikan wawasan kepada
pembaca maupun penulis makalah mengenai nilai struktural dan nilai sosial yang ada
dalam novel Orang-orang Proyek.
b. Manfaat secara khusus, makalah analisis novel ini merupakan media analisis penulis
dalam memahami hubungan antara nilai struktural dan nilai sosial yang terdapat
dalam novel Orang-orang Proyek.
c. Secara teoritis, analisis ini diharapkan dapat memberikan sumbangasih pemahaman
dan pemikiran bagi pengembangan ilmu sastra.
1.7 Definisi Istilah
a.
Struktural adalah cara berpikir tentang dunia yang terutama berhubungan dengan
tanggapan dan deskripsi unsur dalam suatu karya sastra (cerpen, novel, roman dan
sebagainya).
b. Nilai sosial adalah nilai kemasyakarakatan yang dimiliki seorang individu mengenai
kebijakan, suka menolong, toleransi dan lain-lain.
c.
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
d. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang mendukung karya sastra dari luar.
BAB II
LANDASAN TEORI
Karya sastra merupakan sebuah karya yang memiliki nilai edukasi, etika, dan
estetika.Karya sastra juga memiliki aspek yang sangat penting, yaitu unsur intrinsik
dan unsur ekstrinsik. Kedua aspek tersebut harus dipandang sama, tidak boleh
meletakkan bahwa unsurintrinsik yang lebih penting dari unsur ekstrinsik begitu juga
sebaliknya.
Analisis aspek intrinsik karya sastra ialah analisis mengenai karya sastra itu sendiri
tanpa melihat kaitannya dengan data di luar cipta sastra sastra tersebut, aspek
ekstrinsik hanyalah dalam hubungan menetapkan nilai isinya (Sugiarti,2007:25).
Aspek intrinsik terdiri dari sebagai berikut:
1. Tema
Tema merupakan ide yang mendasari suatu cerita yang terbentuk dalam sejumlah ide,
tendens, motif, atau amanat yang sama, yang tidak bertentangan satu dengan yang
lainnya (Sugiarti,2007:37).
Perwatakan merupakan pemberian sifat baik lahir maupun batin pada seorang pelaku
atau tokoh yang terdapat pada cerita (Sugiarti, 2007: 94).
Analisis aspek unsur ekstrinsik ialah analisis karya sastra itu sendiri dari segi
isinya, dan sepanjang mungkin melihat kaitannya dengan kenyataan-kenyataan di luar
karya sastra itu sendiri (Sugiarti, 2007: 22).Aspek ekstrinsik terdiri dari aspek sosial,
budaya, ekonomi, agama, maupun pendidikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dengan kata lain proses reduksi data
ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk
Bukti yang menunjukkan bahwa tokoh Kabul merupakan tokoh utama yaitu karena
Kabul merupakan tokoh yang sering muncul. Walaupun dalam awal narasi cerita Pak
Tarya yang pertama muncul dimana sedang bermain suling dipinggir sungai Cibawor,
tapi disetiap bagian dalam novel tersebut tokoh ini selalu berdialog dengan tokohtokoh yang ada.
Pada saat ini menunjukkan dimana tokoh Kabul dimunculkan pada awal dialog, yang
mengindikasikan tokoh Kabul adalah tokoh utama.
Wah, bagus sekali.Tak tahunya Pak Tarya pandai main suling?(Orang-orang
Proyek, 2007: 8)
Cupklikan dari dialog antara Kabul dan Pak Tarya ini menceritakan bagaimana awal
Kabul mendengarkan suara suling seorang pak tua yaitu Pak Tarya yang merdu, dan
membuat Kabul terasa senang dan sejuk hatinya, sehingga Kabul memuji dengan
ucapan Wah, bagus sekali.
Pada saat ini Kabul sebagai tokoh utama selalu berada dalam semua situasi dalam
cerita, dan ini juga mengindikasikan juga kalau tokoh Kabul merupakan tokoh utama.
Eh Kades, keluh Kabul.Sayur asemnya bukan main.Ayo, santap dulu sebelum
dingin.hargailah prestasi istrimu. Khotbahmu bisa dilanjutkan lain waktu.
(Orang-orang proyek, 2007: 40)
Pada saat ini tokoh Kabul mengalami konflik-konflik yang mengindikasikan juga
bahwa ia adalah tokoh utama.
Maaf, Wat, aku memutuskan berhenti karena prinsip yang harus ku bela. Aku harus
pergi, namun aku minta kamu tetap bekerja sampai proyek ini selesai.Atau dianggap
selesai menjelang HUT GLM, kira-kira sebulan lagi. (Orang-orang Proyek, 2007:
201)
Pada bagian ini menceritakan, dimana Kabul memberitahukan kepada Wati, bahwa ia
tidak bisa bekerja lagi sampai proyek ini selesai. Dan disini Wati merasakan gejolak
hatinya tersakiti, karena Kabul dengan begitu saja pergi darinya.
2) Tokoh Sentral: Wati
Hal ini dikarenakan Wati menjadi pusat perhatian semua tokoh dan dibicarakan oleh
semua tokoh, yang dibuktikan dengan kutipan berikut:
Atau menerima Wati juga tidak salah (Orang-orang Proyek, 2007: 24).
Kutipan tersebut merupakan narasi bahwa Kabul merasa senang dengan kehadiran
Wati karena dapat menjadi penyeimbang di proyek pembangunan jembatan yang
didominasi oleh lelaki. Kabul juga merasa, bahwa Wati memang teman kerja yang
patut diandalkan dan tepat untuk ia pertahankan.
Memang, Pak Insinyur. Tapi yah, yang namanya manusia. Dan andaikata aku jadi
Wati, jangan-jangan aku pun akan berbuat sama. (Orang-orang Proyek, 2007: 47).
Kutipan tersebut merupakan potongan kutipan antara Mak Sumeh dan Kabul saat
membicarakan Wati.Dimana Mak Sumah meyakinkan hati Kabul, bahwa Wati benarbenar menyukainya. Disini hati Kabul merasa bingung, dan tidak apa yang harus
dilakukannya lagi.
Tapi nak Wati kelihatan tak bergairah (Orang-orang Proyek, 2007: 77).
Kutipan ini merupakan pembicaraan istri Pak Tarya ketika Wati dan Kabul makan
bersama di rumah mereka, yang menunjukkan bahwa terlihatnya suasana hati Wati
yang tidak bergairah.Karena perasaannya yang begitu besar, tidak pernah direspon
oleh Kabul. Sehingga ia bungkam seribu bahasa.
3)
Tokoh Pembantu: Pak Tarya, Basar, Mak Sumeh, Tante Ana, Dalkijo, Kang
Dimana dalam kutipan ini tokoh Kabul, Pak Tarya dan Basar sedang berbincang
mengenai masalah religi yang dikaitkan dengan bagaimana keadaan system
pendidikan yang ada.Sehingga masalah kurangnya akhlak atau budi luhur yang
dimasyarakat bisa disempurnakan.
c) Mak Sumeh:
Eh, Pak Insinyur. Masa Iya, diminta makan bareng saja tak mau, sela Mak Sumeh
langsung memanggil Sonah agar menyiapkan hidangan (Orang-orang Proyek. 2007:
54).
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Mak Sumeh menyuruh Kabul agar mau diajak
makan bersama Wati. Dalam hal ini, Mak Sumeh bisa dikatakan mak comblang
dalam proses kedekatan antara Wati dan Kabul.
d) Tante Ana:
.Maka malam mini Kabul menyilakan Tante Ana mbarang sepuasnya dihalaman
kantor proyek(Orang-orang Proyek. 2007: 58).
Dari cuplikan narasi tersebut, dapat dilihat bahwa Tante Ana hanyalah pengamen
banci yang biasanya menghibur para pekerja proyek. Tokoh ini merupakan tokoh
yang paling disenangi oleh pekerja proyek, sebagaimana ia disanjung, dipuji dan
orang-orang tidak pernah mengejeknya.
e) Dalkijo:
Ya.Keputusan itu ku ambil tadi malam setelah aku berbicara dengan pemilik proyek,
tokoh-tokoh partai, dan khususnya jajaran GLM.Mereka telah setuju kebijakan yang
ku ambil.Dan itu pula keputusan yang ku bawa saat ini. (Orang-orang Proyek, 2007:
198)
Dari cuplikan narasi ini, dimana Dalkijo menghasut Kabul untuk menggunakan pasir
yang tidak bermutu, dan semua bahan bangunan yang tidak sesuai standar
pembangunan.Disini juga menunjukkan penggambaran bagaimana tokoh Dalkijo
yang serakah, tidak mau berbagi, ingin menang sendiri, egois dan lain-lain.
f)
Kang Martasatang:
Pak Kabul, saya ingin sampeyan menjawab pertanyaan saya. Sebenarnya, ada
kegiatan apa di proyek ini pada malam selasa kemarin? (Orang-orang Proyek, 2007:
128)
Dari kutipan ini, dimana Kang Martasatang menemui Kabul dengan wajah dan
bahasa yang kaku, dan menuduh Kabul menjadikan anaknya Sawin sebagai tumbal
pembanguan jembatan.Disni terlihat jelas, bawha masyarakat masih menganut
animisme atau hal-hal yang mistik. Sehingga apa bila terjadi kejanggalan sedikit saja
dilingkungan mereka, langsung dinyatakan bahwa itu adalah hal-hal yang ghoib.
g) Biyung:
.terasa betul Biyung tetap memandangnya sebagai anak yang masih kanakkanak. (Orang-orang Proyek. 2007: 207).
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Biyung merupakan ibu dari Kabul yang
munculnya hanya sekilas dan mendukung tokoh pertama, yaitu Kabul. Dimana tokoh
biyung ini merupakan tokoh yang paling berjasa buat tokoh utama (Kabul), dan
sampai Kabul dewasa, ia masih memandang tokoh Kabul sebagai anak yang masih
kanak-kanak.
b. Tema
Tema dalam novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari, yaitu mengenai
maraknya korupsi dan ketidak adilan yang dilakukan oleh para pejabat partai politik
maupun
non
partai
politik
dalam
pembangunan
proyek
jembatan.Dan
Alur
Alur yang ada dalam novel Orang-orang Proyek, yaitu alur maju. Hal ini
Obrolan Kabul dengan Wati untuk berterimakasih, namun terkesan malu-malu. Hal
ini dibuktikan oleh kutipan berikut:
Wat, terima kasih atas kebaikanmu kemarin, ujar Kabul (Orang-orang Proyek,
2007: 48).
Disini Kabul bertemu dengan Wati dan mengucapkan rasa terimakasihnya, dengan
sikap yang malu-malu.
Hal ini juga dipertegas oleh keluhan Kabul atas kondisi jembatan yang memakan
anggaran semakin membengkak, padahal pembangunannya belum selesai total.
.Kabul mengeluh atas tingginya angka kebocoran yang berarti tambahan cukup
besar yang harus dipikul oleh anggaran proyek. (Orang-orang Proyek. 2007: 26).
Selain itu, keberanian Mak Sumeh untuk menyatakan kepada Kabul bahwa Wati
menyukai Kabul. Hal ini dibuktikan oleh kutipan berikut:
Anu.Tapi sebelumnya aku minta maaf. Apa Pak Insinyur belum tahu Watianu
suka sama Pak Insinyur? (Orang-orang Proyek. 2007: 46).
3) Titik Puncak Cerita
Titik puncak cerita didukung oleh perkataan Mak Sumeh yang memojokkan Kabul
sehingga Kabul tersenyum samar. Hal ini dibuktikan melalui kutipan berikut:
Pak Insinyur tahu, kepergian berdua dengan Wati kali ini jadi perhatian orang?
Soalnya, Pak Insinyur berdua dengan Wati naik sepeda motor. Dan cara Wati
menempel di punggung Pak Insinyur ituwah. (Orang-orang Proyek, 2007: 46)
Pada bagian ini Mak Sumeh menyampaikan kalau Kabul dengan Wati sedang
diperbincangkan oleh orang banyak.Mak Sumeh menceritakan kalau pada saat
mereka berdua naik motor, orang-orang menganggap bahwa Kabul dan Wati sudah
beropacara, sehingga membuat heboh orang-orang dilungkungan proyek.
Puncak permasalahan juga dilakukan Martasatang yang menuduh Kabul telah
menjadikan anaknya tumbal dalam pengecoran jembatan. Hal ini dibuktikan oleh
kutipan berikut:
Anak saya, Sawin, hilang karena telah dijadikan tumbal proyek ini dan jasadnya ikut
dicor jadi bagian tiang jembatan. Sekarang jawab: Iya apa tidak? (Orang-orang
Proyek, 2007: 129).
Disini terlihat jelas, begitu tingginya kadar animisme masyarakat, yang masih
percaya dengan hal-hal yang diluar akal atau ghoip, dan percaya kalau anaknya Sawin
dijadikan tumbal pada pembangunan jembatan.
Adanya pemaksaan yang dilakukan Dalkijo untuk tetap menggunakan besi bekas
membuat Kabul mengancam untuk mengundurkan diri karena khawatir akan kondisi
jembatan.
Ya, saya tahu.Meskipun begitu saya tidak mau menggunakan besi bekas itu.Bila
dipanaskan, lebih baik saya mengundurkan diri. (Orang-orang Proyek. 2007:182).
4) Resolusi
Resolusi dalam novel ini yaitu dimulai pada saat Kabul merasa tidak tahan dengan
sikap keserahan dan kekonyolan atasannya Dalkijo dan tidak ingin tdrlalu lama
terlibat dalam korupsi yang dilakukan Dalkijo, akhirnya Kabul memilih keluar dari
proyek tersebut.
Maaf Pak. Keputusan saya tak bisa ditarik lagi.Saya keluar! (Orang-orang Proyek.
2007: 200).
Karena pada saat ini, Kabul merasa bahwa dengan keluar dari pekerjaannya itu, ia
terbebas dari tindak kecurangan yang dilakukan oleh atasannya Dalkijo.
Ketika Kabul keluar dari proyek, Wati merengut agar Kabul memikirkan kedua kali
keputusannya itu. Saat itu Wati sangat kecewa, namun ia berjanji akan tetap
menghubungi Wati. Beberapa waktu kemudian mereka berpacaran dan Wati diajak
Kabul menemui Biyungnya karena mereka telah resmi pacaran.
Kapan-kapan Wati kujemput, dan kuajak menemui Biyung, emakku.Kamu mau,
Wat? (Orang-orang Proyek. 2007:202).
5) Keputusan
Pada akhirnya, Kabul memutuskan keluar dari proyek jembatan sungai cibawor dania
istirahat sebentar dari hiruk-pikuk proyek di rumah Biyungnya. Selain itu, ia juga
sebenarnya ingin kembali ke kampus. Hal ini dibuktikan oleh kutipan berikut:
Sebenarnya aku ingin kembali ke kampus, sebab bekerja di lapangan ternyata berat
buatku.Tapi entahlah bila aku bekerja di proyek milik swasta. (Orang-orang Proyek.
2007: 201).
d. Penokohan
Mengenai sifat-sifat tokoh yang ada dalam novel, yaitu sebagai berikut:
1) Tokoh Utama: Kabulsifatnya kritis, idealis, optimis, dan perhatian.
Sifat idealis Kabul ditunjukkan oleh kutipan berikut:
Pak Dalkijo, saya ingatkan ada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1990, pemborong
wajib menjamin bangunan yang dikerjakan bisa dimanfaatkan
setidaknya
Baik!Tapi jangan salahkan aku bila Dik Kabul harus menghadapi interogasi aparat
keamanan.Dan ini, Dik Kabul. Idealisme tidak akan membuatmu jadi pahlawan.
Kecuali Donkisot! (Orang-orang Proyek, 2007: 200).
Pada saat ini, Dalkijo memarahi Kabul karena terus membangkan apa yang telah
diperintahkannya. Sehingga ia menunjukkan sifat-sifat jeleknya.
e. Setting
1) Setting tempat
a) Sungai: Tapi sampai di pinggir kali ini ternyata air masih keruh (Orang-orang
Proyek, 2007: 8).
Disini dijelaskan bagaimana suasana tempat pada sungai Cibawor yang kotor dan
b)
keadaan air yang keruh, dan menimbulkan ketidak nyamanan orang yang melihatnya.
Warung Mak Sumeh: Kabul masuk warung Mak Sumeh, menarik kursi sambil
minta minuman kesukaannnya (Orang-orang Proyek. 2007: 95).
Pada cuplikan ini, Kabul masuk warung Mak Sumeh dengan langsung mengambil
minuman kesukaannya.
c) Rumah Pak Tarya: Kamu mimpi apa tadi malam, Bu, kok sekarang kita menerima
tamu orang penting?... (Orang-orang Proyek. 2007: 77).
Pada cuplikan ini, dimana pak Tarya berdialog dengan istrinya bahwa ada tamu
penting yang datang kerumahnya.
d) Rumah Wati: Di pintu Kabul disambut oleh ibu Wati (Orang-orang Proyek.
2007: 116).
Pada cuplikan ini, menunjukkan suasana di rumah Wati, dimana Kabul mengunjungi
e)
2) Setting waktu
a) Malam hari
mala mini Tante Ana muncul di proyek (Orang-orang Proyek. 2007: 58).
Padahal udara malam kemarau terasa dingin dan kering
(Orang-orang Proyek. 2007: 61).
Selarut ini Pak Tarya mau mincing? (Orang-orang Proyek. 2007: 62).
Malam ini Basar, kades, menerima tiga tamu lelaki
(Orang-orang Proyek. 2007: 79).
b) Pagi hari
Basar hamper terlambat Salat Subuh karena bangun kesiangan
(Orang-orang Proyek. 2007: 89).
c) Siang hari
Bila sudah panas, berteduh dulu (Orang-orang Proyek. 2007: 95).
Makan siang yuk. Mas sudah lapar, kan?... (Orang-orang Proyek. 2007: 97).
d) Malam minggu
Namun setidaknya Kabul bisa menahan diri ketika malam minggu kemarin Wati
mengajaknya nonton film ke kota. (Orang-orang Proyek. 2007: 99).
e) Sore hari
Tapi, tadi sore Wircumplung datang lagi (Orang-orang Proyek. 2007: 121).
Namun ketika pergi memancing sore ini Pak Tarya tidak singgah ke warung Mak
Sumeh (Orang-orang Proyek. 2007: 17).
3) Setting suasana
a) Sepi, dibuktikan dengan kutipan narasi berikut:
Sepi. Sehingga terdengar desis air yang menembus celah-celah batu tempat Kabul
dan Pak Tarya duduk.. (Orang-orang Proyek. 2007: 11).
Jawabannya ada di warung Mak Sumeh dan warung-warung lain yang sepi..
(Orang-orang Proyek. 2007: 101).
b) Rindang, dibuktikan dengan kutipan berikut:
Sekali lagi batu-batu besar di pinggir Cibawor yang dipayungi kerindangan pohon
mbulu... (Orang-orang Proyek. 2007: 17).
c) Gelisah, dibuktikan dengan kutipan berikut ini:
Kegelisahan.Rasanya sampeyan mulai tidak kerasan di proyek ini? (Orang-orang
Proyek. 2007: 78).
d) Emosi, keadaan ini ditunjukkan oleh beberapa kutipan berikut:
Kegaduhan itu mengundang para pekerja datang. Cak Mun, Kang Acep, Bejo, semua
datang. Mereka membujuk Kang Martasatang dan Wircumplung menghentikan
amukan (Orang-orang Proyek. 2007: 129).
Dalkijo menarik kedua kakinya dari atas meja dan membantingnya ke lantai
(Orang-orang Proyek. 2007: 200).
f.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam novel tersebut, yaitu sudut
pandang orang ketiga maha tahu. Hal ini dibuktikan oleh pengarang yang selalu
menyebut nama tokoh-tokoh pemeran dalam novel tersebut, di mana seakan-akan
pengarang begitu mengerti mengenai perasaan yang dialami tokoh dalam cerita.
Kabul menyalami Pak Tarya dengan kata-kata singkat namun disertai perasaan yang
dalam dan berat (Orang-orang Proyek. 2007: 215).
Bagi Pak Tarya impotensi ternyata bisa juga dinikmati.. (Orang-orang Proyek.
2007: 17).
g. Gaya Bahasa
1) Gaya simbolik
Lelaki itu telah lama menjadikan kerindangan pohon mbulu di tepi Sungai
Cibawor(Orang-orang Proyek. 2007: 6).
Cuplikan ini menandakan sungai Cibawor dengan pepohonannya yang rindang.
Basar mengangguk tanda mengerti..(Orang-orang proyek. 2007: 102).
Dari cuplikan ini menggambarkan dimana Basar mengangguk pada saat mereka
berbincang, ini menandakan bahwa Basar tekah mengerti.
2) Gaya Personifikasi
pemancing tua itu merasa dirinya benar-benar hadir dan ikut berdenyut dengan
alam di sekitarnya (Orang-orang Proyek. 2007: 6).
Ketika ujung-ujung ranting yang menggantung itu mulai bergoyang oleh sentuhan
angin (Orang-orang Proyek. 2007: 7).
3) Gaya hiperbola
Dibawah ini akan dipaparkan cuplikan dari novel yang mengandung gaya hiperbola
yaitu sebagai berikut:
Mungkin karena benar-benar larut dalam perjalanan batin yang sangat mengasyikan,
dia tak menyadari ada orang lain hadir hanya beberapa langkahdi sampingnya
(Orang-orang Proyek. 2007: 9).
Mata kedua tamunya sudah tampak berkobar (Orang-orang Proyek. 2007:
129).
hatinya serasa tertusuk (Orang-orang Proyek. 2007: 11).
4) Gaya antiklimak
Bersamaan dengan tarikan napasnya yang kian melambat, matanya pun mulai
terpejam. Lelaki tua itu tertidur sambil duduk (Orang-orang Proyek. 2007: 123).
4.2 Unsur Ekstrinsik dalam Novel Orang-orang Proyek
a. Sosial
Negeri ini dihuni oleh masyarakat korup, terutama dikalangan birokrat sipil maupun
militer, juga orang awamnya.Malah Kabul melihat jenis korupsi baru yang tersamar
namun bisa sangat parah akibat yang ditimbulkannya. Yakni korupsi melalui
manipulasi gelar kesarjanaan (Orang-orang Proyek. 2007: 53)
Dalam kutipan narasi ini terlihat bahwa dimana nilai-nilai sosial tidak ada lagi
dilubuk hati para pejabat, yang serakah tidak memikirkan keadaan rakyatnya yang
payah.Kutipan ini juga mengindikasikan kentalnya korupsi yang ada dimasyarakat.
b. Budaya
Tiba-tiba kecrek berhenti.Semua ikut berhenti.Bejo, Karpan, Kasimin bersungut
karena harus menghabisi joget ketika semangat mereka masih penuh (Orang-orang
Proyek. 2007: 59).
Disini menunjukkan budaya masyarakat Indonesia, membuang kepenatan dalam
kerjanya dengan kebersamaan dan berjoget ria.
.DPRD sering dicap hanya menjadi tukang setempel atau aksesori Pemerintah
Orde
Baru.
Rakyat
jadi
pemilih
sangat
naif
yang
hanya
dipinjam
Agama
Yah, kita telah disadarkan bahwa ternyata kadar animisme ditengah masyarakat kita
masih lumayan tinggi. Dengarkan, Mas Kabul, orang sini percaya misalnya, mayat
yang hanyut disungai bisa mencegah klongsoran tebing.
Dari cuplikan dialog Pak Tarya dengan Kabul ini, menggambarkan bahwa masyarakat
dulu sampai sekarang kadar animismenya sangat tinggi, sehingga apa bila ada hal-hal
yang sedikit berbeda dengan biasanya, pasti dikaitkan langsung dengan sesuatu yang
mistis.
d. Ekonomi
Pak Insinyur, bila ada proyek baru, ajaklah aku. Aku senang buka warung di proyek
yang dipimpin Pak Insinyur (Orang-orang Proyek. 2007: 215).
Disini menggambarkan bahwa pak Tarya membutuhkan pekerjaan, untuk membiayai
anak dan istrinya. Sehingga ia menanyakan lowongan perkjaan kepada Kabul.
4.3 Temuan yang didapatkan dalam Novel Orang-orang Proyek
a. Disini penulis menemukan bahwa, orang proyek identik dengan kecurangan, korupsi,
kesrakahan. Terkadang bahan dari proyek itu yang berkualitas rendah dan bisa
dibilang tidak pantas untuk dijadikan sebuah bangunan.
b. Pungutan liar terjadi dan dijadikan budaya.
c. DPR/DPRD sering dicap hanya menjadi tukang setempel atau aksesori Pemerintah
Orde Baru. Rakyat jadi pemilih sangat naif yang hanya dipinjam namanya.
Keterwakilan mereka di lembaga legislatif sangat rendah. Amanat rakyat pemilih
kurang tersalur dan lebih banyak menjadi bahan retorika para politikus.
d. Selain itu, penulis juga menemukan bahwa Animisme atau kepercayaan kepada ilmu
ghaib masih tetap melekat di kalangan masyarakat.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Sebuah karya fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan
kemanusiaan, hidup dan kehidupan.Pengarang menghayati berbagai permasalahan
tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkannya kembali
melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya, yang sangat menarik untuk
dianalisis, yaitu dengan analisis aspek intrinsik dan ekstrinsik.
Analisis aspek intrinsik karya sastra ialah analisis mengenai karya sastra itu
sendiri tanpa melihat kaitannya dengan data di luar cipta sastra sastra tersebut, aspek
ekstrinsik
hanyalah
dalam
hubungan
menetapkan
nilai
isinya
Saran
Semoga apa yang dianalisis oleh penulis melalui novel Orang-orang Proyek
karya Ahmad Tohari ini bisa bermanfaat dengan nilai-nilai yang terkandung
didalamnya, dan dapat digunakan sebagai referensi maupun contoh untuk
menganalisis novel lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anisa.Menganalisis
unsure-unsur
intrinsik
dan
ekstrinsik
novel
Indonesia/terjemahan.
(Online).http://natalidopengasih.wordpress.com/2010/05/19/menganalisis-unsurunsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-novel-indonesia-terjemahan/(Diakses tanggal 03 Juni
2012)
Nuzulia Dian.Strukturalisme.(Online)
http://arerariena.wordpress.com/2011/02/02/strukturalisme/ (diakses tanggal 01 Juni
2012)
Sugiarti. 2002. Pengantar dan Pengkajian Prosa Fiksi. Malang: UMM Press.