JUDUL PERCOBAAN
: PROSES
2.2 Sterilisasi
(tabung
reaksi,
kaca
objek,
dan
memberikan salah satu ciri yang khas sehingga dapat dibedakan dari yang lain dan
dapat dipisahkan.
d. Medium pengaya
Medium ini digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme untuk keperluan
tertentu. Dibiakkan dalam medium ini supaya sel-sel mikroorganisme tertentu dapat
berkembang dengan cepat sehingga diperoleh populasi yang tinggi. Komposisi
medium sangat diperlukan dan sangat menguntungkan bagi pertumbuhan sel
mirkoorganisme yang bersangkutan.
(Tim Penyusun, 2014).
III.3 Mikroba
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil
(biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniselular) meskipun beberapa protista
bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel
tidak terlihat mata telanjang. Mikroorganisme biasanya mencakup semua prokariota,
protista
dan
membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang
tidak menyepakatinya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap
mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam
cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri
secara mitosis (Adelia, dkk., 2010).
Mikroba yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat
yang khas. Mikroba berukuran sangat kecil, sehingga diperlukan alat bantu untuk
mengamatinya. Namun demikian, penggunaan alat bantu tersebut hanya untuk
mengamati
morfologisnya.
Masih
diperlukan
metode
lain
untuk
mampu
III.4 Aplikasi dalam Industri Penggunaan Komposisi Media Dasar dan BAP
Untuk Induksi Organogenesis Anthurium Wave of
Love (Anthurium
Mulai
Distrilisasi media dengan autoklaf pada suhu 120 oC dengan tekanan 1 atm selama
28 menit
Selesai
Gambar 3.2 Flowchart Sterilisasi Alat dan Media Untuk Induksi Organogenesis
Anthurium Wave of Love (Anthurium plowmanii) Secara In Vitro
(Siringo-Ringo, 2009)
1. Mikroskop
Fungsi : sebagai alat untuk melihat jelas jenis mikroba.
2. Kaca Objek
Fungsi : sebagai tempat atau wadah dari mikroba yang diamati.
3. Kawat Inokulasi
Fungsi : sebagai alat untuk menggoreskan mikroba pada kaca objek
4. Cawan Petri
Fungsi : sebagai wadah pada media pertumbuhan mikroba
5. Tabung Reaksi
Fungsi : sebagai wadah atau media pertumbuhan mikroba.
6. Panci
Fungsi : sebagai wadah campuran untuk dipanaskan.
7. Kompor
Fungsi : sebagai alat pemanas.
8. Inkubator
Fungsi : sebagai tempat penyimpanan sampel dan alat yang telah
disterilkan.
9.
11.
Lilin
Fungsi : sebagai sumber panas untuk kawat inokulasi.
10. Mancis
Fungsi : sebagai alat untuk menyalakan lilin.
Steril Kabinet
Fungsi : penyimpanan alat yang telah disterilkan.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
5.1 Sterilisasi
1.
Kompor dihidupkan dan dandang yang berisi air diletakkan di atasnya.
2.
Alat alat yang akan disterilkan (tabung reaksi, kaca objek, erlemmeyer dan
cawan petri) dicuci hingga bersih dan dikeringkan, lalu dibungkus dengan
3.
tisu gulung.
Kemudian alat alat tersebut dimasukkan kedalam dandang dan dipanaskan
4.
dan
kemudian
dan
kemudian
dan
kemudian
sambil diaduk.
Setelah mendidih, bubuk agar ditambahkan ke dalam campuran dan
4.
5.
6
dan
kemudian
selama 1 x 24 jam.
Digoreskan mikroba dari media cawan petri dan ditusukkan ke dalam
Dipanaskan alat-alat dalam dandang sampai 100 oC dan didiamkan selama 15 menit setelah men
Dimatikan kompor
Dimasukkan alat-alat ke dalam steril kabinet
Selesai
Selesai
Diamati media dengan mikroskop dan digambar bentuk koloninya
Gambar 5.2 Flowchart Pembuatan
Media Adukan
Media
Adukan
Air Parit
Gambar Media
Nama Mikroba
Vibrio cholera
Tegak
Vibrio cholera
Laboratorium
Miring
PIK
Vibrio cholera
Tusuk
Air
Rendaman
Kaos Kaki
Adukan
Vibrio cholera
Vibrio
cholera
Vibrio
Tegak
cholera
Vibrio
Miring
cholera
Vibrio
Tusuk
cholera
6.2 Pembahasan
6.2.1 Sterilisasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi. Tentu
tidakdiharapkan terjadi kontaminasi dimana mikroorganisme yang tidak diinginkan
tumbuh dan mengganggu proses fermentasi. Pada percobaan ini metode sterilisasi
yang digunakan adalah metode sterilisasi uap basah. Metode ini digunakan untuk
membunuh jenis mikroba yang tidak tahan untuk hidup didalam suhu 100 oC.
Kingdom
: Eubacteria
Filum
: Proteobacteria
Ordo
: Vibrionales
Famili
: Vibrionaceae
Genus
: Vibrio
Spesies
: Vibrio cholerae
(Citizendium, 2014)
Vibrio cholerae adalah salah satu bakteri yang masuk dalam famili
Vibrionaceae selain dari Aeromonas dan Pleisomonas, dan merupakan bagian dari
genus Vibrio. Vibrio cholera banyak ditemui di permukaan air yang terkontaminasi
dengan feces yang mengandung kuman tersebut. Vibrio cholerae termasuk bakteri
gram negatif, berbentuk batang bengkok seperti koma dengan ukuran panjang 2 4
m. Pada isolasi, Koch menamakannya kommabacillus. Tapi, bila biakan
diperpanjang, kuman ini bisa menjadi batang yang lurus yang mirip dengan bakteri
enterik gram negatif. Kuman ini dapat bergerak sangat aktif karena mempunyai satu
buah flagella polar yang halus (monotrikh). Kuman ini tidak membentuk spora.
V. cholerae tidak bersifat invasif, kuman ini tidak masuk ke dalam aliran darah
tetapi tetap berada di saluran usus. V.cholerae yang virulen harus menempel pada
mikrovili permukaan sel epitelial usus baru menimbulkan keadaan patogen. Di sana
mereka melepaskan toksin kolera (enterotoksin). Toksin kolera diserap di permukaan
gangliosida sel epitel dan merangsang hipersekresi air dan klorida dan menghambat
absorpsi natrium. Akibatnya, kehilangan banyak cairan dan elektrolit. Secara
histologi, usus tetap normal (Amelia, 2005).
7.2 Saran
Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Pada saat sterilisasi di dalam dandang, alat-alat sebaiknya dibungkus
dengan tisu sampai tidak ada celah yang terbuka sehingga alat-alat tersebut
dapat tetap kering dan steril.
2. Sebaiknya media yang digunakan benar-benar aseptik agar tidak
terkontaminasi mikroba lain.
3. Sebaiknya nutrisi yang diberikan pada media sesuai dengan kadarnya
sehingga bakteri dapat tumbuh dengan baik.
4. Sebaiknya pada saat penggoresan sumber mikroba, media tidak terbuka
dalam waktu yang lama untuk mencegah kemungkinan kontaminasi
mikroba dari lingkungan sekitarnya.
5. Sebaiknya perbesaran mikroskop yang digunakan lebih besar agar dapat
diidentifikasi jenis bakteri dengan tepat.
LAMPIRAN A
FOTO PENGAMBILAN SAMPEL
LA.1 Foto Pengambilan Sampel Air Parit Laboratorium PIK
DAFTAR PUSTAKA
Adelia., Dadan Khusnudzan., Novita Silvi A., dan Dimas Rendra G. 2010. Makalah
Identifikasi Mikroba Berdasarkan Sifat Kimiawi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Bandung : Universitas Padjadjaran.
Amelia, Sri. 2005 . Vibrio Cholerae.
Kusmayani, Indriati Sari., Wida Hanayasashi S., dan MA. Faisal Datu Sefa. 2010.
Identifikasi Mikroba Berdasarkan Sifat Kimiawi. Program Studi Ilmu Kelautan.
Fakultas Perikanan dan Imu Kelautan. Bandung : Universitas Padjadjaran.
Nugraha, Linus Seta Adi. 2010. Pencucian dan Sterilisasi Kemasan. Semarang:
Akademi Farmasi Theresiana.
Rao, Sridhar. 2008. Sterilization and Disinfection. Davangere: Dept. of
Microbiology.
Siringo-Ringo, Riyanti Catrina Helena. 2009. Penggunaan Komposisi Media Dasar
dan BAP Untuk Induksi Organogenesis Anthurium Wave Of Love (Anthurium
plowmanii) Secara In Vitro. Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi
Benih. Fakultas Pertanian. Bogor: Intitut Pertanian Bogor.
Tim Asisten Mikrobiologi Dasar. 2013. Buku Panduan Praktikum Mikrobiologi
Dasar. Malang : Universitas Brawijaya.
Tim Penyusun. 2014. Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Jurusan Biologi.
Fakultas Sains dan Teknologi. Malang : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.