Anda di halaman 1dari 7

Mumps (Parotitis)

I. Definisi
Mumps atau yang lebih dikenal dengan parotitis ialah penyakit virus akut yang
disebabkan oleh paramyxovirus dan biasanya menyerang kelenjar ludah terutama
kelenjar parotis. Gejala khas yang biasa terjadi yaitu pembesaran kelenjar ludah
terutama kelenjar parotis. Pada saluran kelenjar ludah terjadi kelainan berupa
pembengkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran. Menyerang pada
anak dibawah usia 2-15 tahun (sekitar 85% kasus). Pada kasus lain bisa terjadi
infeksi mumps yang asimptomatis.
Parotitis

II. Etiologi
Agen penyebab parotitis adalah anggota dari group paramyxovirus, yang juga
termasuk didalamnya virus parainfluenza, measles, dan virus newcastle disease.
Ukuran dari partikel paramyxovirus sebesar 90 300 m. Virus ini mempunyai dua
komponen yang sanggup memfiksasi, yaitu : antigen S atau yang dapat larut
(soluble) yang berasal dari nukleokapsid dan antigen V yang berasal dari
hemaglutinin permukaan.

Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering tapi virus ini hanya dapat bertahan
selama 4 hari pada suhu ruangan. Paramyxovirus dapat hancur pada suhu <4 C,
oleh formalin, eter, serta pemaparan cahaya ultraviolet selama 30 detik.

III. Epidemiologi
Parotitis merupakan penyakit endemik pada populasi penduduk urban. Virus
menyebar melalui kontak langsung, air ludah, muntah yang bercampur dengan
saliva, dan urin. Epidemi tampaknya terkait dengan tidak adanya imunisasi, bukan
pada menyusutnya imunitas. Parotitis merupakan penyakit endemik pada
komunitas besar, dan menjadi endemik setiap kurang lebih 7 tahun. Relatif jarang
terjadi epidemi, terbatas pada kelompok yang berhubungan erat , yang hidup dalam
rumah, perkemahan, barak-barak tentara, atau sekolah.

IV. Patogenesis
Masa inkubasi 12 sampai 24 hari dengan rata-rata 17-18 hari, kemudian virus
bereplikasi di dalam traktus respiratorius atas dan nodus limfatikus servikalis, dari
sini virus menyebar melalui aliran darah ke organ-organ lain, termasuk selaput otak,
gonad, pankreas, payudara, thyroidea, jantung, hati, ginjal, dan saraf otak.

Setelah masuk melalui saluran respirasi, virus mulai melakukan multiplikasi atau
memperbanyak diri dalam sel epithel saluran nafas. Virus kemudian menuju ke
banyak jaringan serta menuju kekelenjar ludah dan parotis.

Bila testis terkena maka terdapat perdarahan kecil dan nekrosis sel epitel tubuli
seminiferus. Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis
jaringan.

V. Manifestasi klinik
Masa inkubasi berkisar antara 14 - 24 hari, dengan puncak pada 17 - 18 hari dan
rata-rata selama 18 hari. Batasan paling lama untuk masa inkubasi yaitu 8 sampi 30
hari. Pada anak, manifestasi prodormal jarang tetapi mungkin bersama dengan
demam, nyeri otot (terutama pada leher), nyeri kepala, anorexia, dan malaise.

Suhu tubuh biasanya naik sampai 38,5 39,5 C, kemudian timbul pembengkakan
kelenjar parotitis yang mula-mula unilateral tetapi kemudian bilateral.(2,4).
Pembengkakan tersebut terasa nyeri baik spontan maupun pada perabaan, terlebihlebih jika penderita makan atau minum sesuatu yang asam, ini merupakan gejala
khas untuk penyakit parotitis epidemika. Ciri khas lain adalah kelenjar parotitis
membengkak sampai kebelakang.

VI. Diagnosis
1. Anamnesis
Pada anamnesis didapatkan keluhan yaitu demam, nafsu makan turun, sakit kepala,
muntah, sakit waktu menelan dan nyeri otot. Kadang dengan keluhan

pembengkakan pada bagian pipi yang terasa nyeri baik spontan maupun dengan
perabaan , terlebih bila penderita makan atau minum sesuatu yang asam.

2. Klinik
Panas ringan sampai tinggi (38,5 39,5)C
Keluhan nyeri didaerah parotis satu atau dikedua belah fihak disertai pembesaran
Keluhan nyeri otot terutama leher, sakit kepala, muntah, anoreksia dan rasa malas.
Kontak dengan penderita kurang lebih 2-3 minggu sebelumnya (masa inkubasi 1424 hari).
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum anak bervariasi dari tampak aktif sampai
sakit berat.
Pembengkakan parotis (daerah zygoma; belakang mandibula di depan mastoid)
3. Laboratorium
Karena diagnosis parotitis mudah dibuat, pemeriksaan laboratorium jarang
dilakukan.
Amylase serum meningkat walaupun tidak ada tanda pankreatitis
CBC / DL: gambaran infeksi virus biasa
Pleiositiosis mononuklear (limfosit) pada liquor spinalis (bisa asimptomatik)6
Pada darah rutin disamping leucopenia dengan limfosiotsis relative, didapatkan pula
kenaikan kadar amylase dengan serum yang mencapai puncaknya setelah satu
minggu dan kemudian menjadi normal kembali dalam dua minggu.

Jika penderita tidak menampakkan pembengkakan kelenjar dibawah telinga, namun


tanda dan gejala lainnya mengarah ke penyakit gondongan sehingga meragukan
diagnosa. Dokter akan memberikan order untuk dilakukannya pemeriksaan lebih
lanjut seperti serum darah. Sekurang-kurang ada 3 uji serum (serologic) untuk
membuktikan spesifik mumps antibodies: Complement fixation antibodies (CF),
Hemagglutination inhibitor antibodies (HI), Virus neutralizing antibodies (NT).

VII. Komplikasi

1. Meningoensepalitis
Dapat terjadi sebelum dan sesudah atau tanpa pembengkakan kelenjar parotis.
Penderita mula-mula menunjukan gejala nyeri kepala ringan, yang kemudian disusul
oleh muntah-muntah, gelisah dan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksia).

Komplikasi ini merupakan komplikasi yang sering pada anak-anak. Insiden yang
sebenarnya sukar diperkirakan karena infeksi subklinis sistem syaraf sentral.
Manifestasi klinis terjadi pada lebih dari 10% penderita patogenesis
meningoensefalitis parotitis diuraikan sebagai berikut:
a. Infeksi primer neuron : parotitis sering muncul bersamaan atau menyertai
encephalitis
b. Ensefalitis pasca infeksi dengan demielinasi. Ensefalitis menyertai parotitis pada
sekitar 10 hari.

Meningoencepalitis parotitis secara klinis tidak dapat dibedakan dengan meningitis


sebab lain, ada kekakuan leher sedang, tetapi pemeriksaan lain biasanya normal.
Pemeriksaan pungsi lumbal menunjukan tekanan yang meninggi, pemeriksaan
Nonne dan Pandy positif, jumlah sel terutama limfosit meningkat, kadar protein
meninggi, glukosa dan Cairan cerebrospinal baisanya berisi sel kurang dari 500
sel/mm walaupun kadang-kadang jumlah sel dapat melebihi 2.000. Selnya hampir
selalu limfosit, berbeda dengan meningitis aseptik enterovirus dimana leukosit
polimorfonuklear sering mendominasi pada awal penyakit.

2. Orkitis
Komplikasi dari parotitis dapat berupa orkitis yang dapat terjadi pada masa setelah
puber dengan gejala demam tinggi mendadak, menggigil mual, nyeri perut bagian
bawah, gejala sistemik, dan sakit pada testis. Testis paling sering terinfeksi dengan
atau tanpa epidedimitis. Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan kecil.
Orkitis biasanya menyertai parotitis dalam 8 hari setelah parotitis. Keadaan ini
dapat berlangsung dalam 3 14 hari.(1) Testis yang terkena menjadi nyeri dan
bengkak dan kulit sekitarnya bengkak dan merah. Rata-rata lamanya 4 hari. Sekitar
30-40% testis yang terkena menjadi atrofi. Gangguan fertilitas diperkirakan sekitar
13%. Tetapi infertilitas absolut jarang terjadi.

3. Pankreatitis

Nyeri perut sering ringan sampai sedang muncul tiba-tiba pada parotitis. Biasanya
gejala nyeri epigastrik disertai dengan pusing, mual, muntah, demam tinggi,
menggigil, lesu, merupakan tanda adanya pankreatitis akibat mumps. Manifestasi
klinisnya sering menyerupai gejala-gejala gastroenteritis sehingga kadang diagnosis
dikelirukan dengan gastroenteritis. Pankreatitis ringan dan asimptomatik mungkin
terdapat lebih sering (sampai 40% kasus), terjadi pada akhir minggu pertama.

4. Nefritis
Kadang-kadang kelainan fungsi ginjal terjadi pada setiap penderita dan viruria
terdeteksi pada 75%. Frekuensi keterlibatan ginjal pada anak-anak belum diketahui.
Nefritis yang mematikan, terjadi 10-14 hari sesudah parotitis. Nefritis ringan dapat
terjadi namun jarang. Dapat sembuh sempurna tanpa meninggalkan kelainan pada
ginjal.

5. Miokarditis
Manifestasi jantung yang serius sangat jarang terjadi, tetapi infeksi ringan
miokardium mungkin lebih sering dari pada yang diketahui. Miokarditis ringan dapat
terjadi dan muncul 5 10 hari pada parotitis. Gambaran elektrokardiografi dari
miokarditis seperti depresi segmen S-T, flattening atau inversi gelombang T. Dapat
disetai dengan takikardi, pembesaran jantung dan bising sistolik.

6. Artritis
Jarang ditemukan pada anak-anak. Atralgia yang disertai dengan pembengkakan
dan kemerahan sendi biasanya penyembuhannya sempurna. Manifestasi lain yang
jarang tapi menarik pada parotitis adalah poliarteritis yang sering kali berpindahpindah. Gejala sendi mulai 1 sampai 2 minggu setelah berkurangnya parotitis.
Biasanya yang terkena adalah sendi besar khususnya paha atau lutut. Penyakit ini
berakhir 1 sampai 12 minggu dan sembuh sempurna.

VIII. Tatalaksana
Parotitis merupakan penyakit yang bersifat self-limited (sembuh/hilang sendiri) yang
berlangsung kurang lebih dalam satu minggu. Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi
virus Mumps oleh karena itu pengobatan parotitis seluruhnya simptomatis dan
suportif.

1. Penderita rawat jalan.


Penderita baru dapat dirawat jalan bila : tidak ada komplikasi, keadaan umum cukup
baik.
a. Istirahat yang cukup
b. Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup
c. Medikamentosa
Analgetik-antipiretik bila perlu
- metampiron : anak > 6 bulan 250 500 mg/hari maksimum 2 g/hari
- parasetamol : 7,5 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
2. Penderita rawat inap.
Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum lemah, nyeri kepala hebat, gejala
saraf perlu rawat inap di ruang isolasi
a. Diit lunak, cair dan TKTP
b. Analgetik-antipiretik
c. Penanganan komplikasi tergantung jenis komplikasinya.
3. Tatalaksana untuk komplikasi yang terjadi
a. Encephalitis
- simptomatik untuk encephalitisnya. Lumbal pungsi berguna untuk mengurangi
sakit kepala.
b. Orkhitis
- istrahat yang cukup
- pemberian analgetik
- sistemik kortikosteroid (hidrokortison, 10mg /kg/24 jam, peroral, selama 2-4 hari.
(1,4,6,8)
c. Pankreatitis dan ooporitis
- Simptomatik saja.

IX. Pencegahan

Pencegahan terhadap parotitis epidemika dapat dilakukan secara imunisasi aktif.


Dilakukan dengan memberikan vaksinasi dengan virus parotitis epidemika yang
hidup tapi telah dirubah sifatnya (Mumpsvax-merck, sharp and dohme) diberikan
subkutan pada anak berumur 15 bulan. Vaksin ini tidak menyebabkan panas atau
reaksi lain dan tidak menyebabkan ekskresi virus dan tidak menular. Menyebabkan
imunitas yang lama dan dapat diberikan bersama vaksin campak dan rubella.

Pemberian vaksinasi dengan virus mumps, sangat efektif dalam menimbulkan


peningkatan bermakna dalam antibodi mumps pada individu yang seronegatif
sebelum vaksinasi dan telah memberikan proteksi 15 sampai 95 %. Proteksi yang
baik sekurang-kurangnya selama 12 tahun dan tidak mengganggu vaksin terhadap
morbili, rubella, dan poliomielitis atau vaksinasi variola yang diberikan serentak.

Kontraindikasi: Bayi dibawah usia 1 tahun karena efek antibodi maternal; Individu
dengan riwayat hipersensitivitas terhadap komponen vaksin; demam akut; selama
kehamilan; leukimia dan keganasan; limfoma; sedang diberi obat-obat
imunosupresif, alkilasi dan anti metabolit; sedang mendapat radiasi.

X. Prognosis
Parotitis merupakan penyakit self-limited, dapat sembuh sendiri. Prognosis parotitis
adalah baik, dapat sembuh spontan dan komplit serta jarang berlanjut menjadi
kronis.(1,3,4,6) Sterilitas karena orkhitis jarang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai