1. Aldi Putra P.
2. Aziz Cahyo S.
3. Bimma Dwy F. M
4. Edi Prabowo
5. Fahma Fajar A.
6. Fiko Redha F.
7. IndriyoTutug P.
8. Meynabel Dimas W.
9. Mohammad Ibnu Hasan
10.
Ocha Nur Wingga
XI-MIA 3
EKONOMI
BUMN
A. Pengertian BUMN
Badan Usaha Milik Negara atau kita kenal dengan BUMN adalah suatu badan
hukum yang berbeda dengan badan hukum lainnya. Perbedaan tersebut dapat kita
lihat dari definisi BUMN menurut Pasal 1 angka 1 UU BUMN. Pasal tersebut
mendefinisikan BUMN sebagai badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan. Modal BUMN berasal dari harta kekayaan negara
yang dipisahkan dan dipergunakan untuk pengelolaan dan pengembangan BUMN.
Perbedaan antara BUMN dengan badan hukum lainnya berdasarkan definisi tersebut
di atas adalah:
a. seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara;
b. melalui penyertaan secara langsung;
c. berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.
B. Maksud dan Tujuan Pendirian BUMN
b.
c.
penyediaan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi
pemenuhan hajat hidup orang banyak;
d.
e.
dalam kepemilikan saham pada badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas,
baik yang sudah berdiri maupun yang akan didirikan.
Perum memperoleh status badan hukum sejak diundangkannya Peraturan
Pemerintah tentang pendiriannya. Berbeda dengan pendirian Persero, dalam
Peraturan Pemerintah tentang pendirian suatu Perum diharuskan memuat
anggaran dasar Perum dan penunjukan menteri selaku wakil pemerintah sebagai
pemilik modal. Peraturan Pemerintah tersebut memuat antara lain:
a. penetapan pendirian Perum;
b. penetapan besarnya kekayaan negara yang dipisahkan;
c. anggaran dasar;
d. penunjukan Menteri selaku wakil pemerintah sebagai pemilik modal.
Organ Perum adalah Menteri, Direksi, dan Dewan Pengawas. Kedudukan
Menteri adalah sebagai organ yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Perum
yang mempunyai segala wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi dan
Dewan Pengawas dalam batas yang ditentukan dalam UU BUMN dan Peraturan
Pemerintah tentang pendiriannya.
Menteri selaku wakil pemerintah sebagai pemilik modal Perum menetapkan
kebijakan pengembangan Perum yang bertujuan menetapkan arah dalam
mencapai tujuan perusahaan baik yang menyangkut kebijakan investasi,
pembiayaan perusahaan, sumber pembiayaannya, penggunaan hasil usaha
perusahaan, dan kebijakan pengembangan lainnya. Mengingat dewan pengawas
akan mengawasi pelaksanaan kebijakan tersebut, usulan Direksi kepada Menteri
harus didahului dengan persetujuan dari Dewan Pengawas. Dalam rangka
memberikan persetujuan atas usul Direksi, Menteri dapat mengadakan
pembicaraan sewaktu-waktu dengan Menteri Teknis untuk membicarakan hal-hal
yang berkaitan dengan kebijakan sektoral.
Mengingat modal Perum pada dasarnya merupakan kekayaan negara yang
telah dipisahkan, pemilik modal hanya bertanggung jawab sebesar nilai
penyertaaan yang disetorkan dan tidak meliputi harta kekayaan negara di luar
modal tersebut.
Pertanyaan :
1.