Anda di halaman 1dari 4

-Tugas KelompokAntenna Azimuth Position Control

Anggota
: 1. Muhammad Taufik Hidayatulah (2212162036)
2. Taufan Irawan (2212162035)
Mata Kuliah
: Sistem Kendali
Program Studi
: Teknik Telekomunikasi dan Informatika (TTI)
1. Gambar Sistem Antenna Azimuth Position Control

Cara Kerja Sistem :


Operator akan memutar knob potensiometer untuk azimuth
tertentu, batas pemutaran knob pada sistem ini adalah untuk azhimut
0o-180o. Potensiometer akan merubah sudut input menjadi besaran
tegangan, Potensiometer input dan dan potensiometer sensor yang
digunakan bernilai 10k, dengan Tegangan input ketika azhimut 180 o
sebesar 10VDC. Sehingga untuk setiap perubahan setiap 1 o pada
potensiometer bernilai 55mV. Contoh kita akan merubah posisi azimuth
antena yang mempunyai posisi awal 0o menjadi 20o (Set Point = 20o).
Maka Knob poteniometer akan diputar 20 o kemudian nilai sudut
dikonversi ke tegangan sebesar 1,11VDC. Perbedaan tegangan dari
sumber dan posisi baru kemudian diukur. Sinyal tegangan baru akan
dikirim ke preamplifier. preamplifier akan memperkuat sinyal dengan
penguatan "K". Kemudian hasilnya akan dikirim ke power amplifier.
power amplifier ini didukung oleh tegangan yang jauh lebih besar dan

menghasilkan penguatan yang signifikan. Sehingga output dari


preamplifier akan diperkuat oleh power amplifier dan hasilnya akan
dikirim ke motor. Motor dc ini berfungsi mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Tegangan yang dihasilkan berasal dari driver
motor yang akan menggerakkan motor sesuai dengan polaritasnya
Motor terhubung ke poros dan gear 1. Gear 1 terhubung ke gear 2
yang lebih besar. Gear 2 terhubung langsung ke poros antena. Gear 1
yang terpasang pada motor akan mulai memutar gear antena. Gear
Antena terhubung juga ke Gear 3 yang dihubungkan dengan
potensiometer output. Gear 3 dan gear 2 memiliki rasio yang sama.
Potensiometer output terhubung ke sumber tegangan yang sama
dengan potensiometer input. Perbedaan antara potensiometer denga
sumber tegangan kemudian diumpan balikan ke preamplifier.
Kemudian preamplifier akan mengambil perbedaan antara dua sinyal
tegangan dan output yang dihasilkan ke power amplifier. Kemudian
tegangan dari power amplifier akan menjalankan motor untuk
menggerakkan antena. Proses ini akan terus berulang selama ada
perbedaan tegangan antara dua potensiometer dalam sistem. Umpan
balik ini sangat penting dalam menentukan apakah antena berada di
posisi yang benar atau tidak.
2. Blok Diagram Sistem
3. Blok Diagram Sistem Kendali

4. Grafik Aliran Sinyal


R(S)

G1(S)

G2(S)

G3(S)

C(S)

H1(S)

5. Fungsi Transfer Sistem

E(s) = R(s)

G1(s) - B(s)

B(s) = C(s)

H1(s)

C(s) = G(s)

E(s)

G(s) = G2(s)

G3(s)

C(s) = G(s)

E(s)

C(s) = G(s)

(R(s)

C(s) = ( G(s)
C(s) = (G(s)
(1 + G(s)

R(s)
R(s)

G1(s) - B(s))
G1(s) ) - ( G(s)
G1(s)) - ( G(s)

H1(s)) C(s) = ( G(s)

B(s) )
(C(s)

R(s)

H1(s)) )

G1(s) )

Anda mungkin juga menyukai