Laporan Kasus I Cerebro Vaskular Disease
Laporan Kasus I Cerebro Vaskular Disease
Pembimbing :
dr. Irfan Taufik, Sp.S
Disusun oleh:
Hamal Hadyan Herianto
27.02.2012730048
BAB I
STATUS PASIEN
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. S
Umur
: 60 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Kp. Jembatan RT.07/RW.014 Kel. Penggilingan,
Cakung, Jakarta Timur
Pekerjaan
II.
: IRT
ANAMNESIS
Keluhan utama
Tangan dan kaki sebelah kanan terasa baal.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan kaki dan tangan bagian kanan terasa
lemas, kesemutan dan baal, sejak pagi hari jumat tanggal 11
november, pasien mengaku tangan dan kaki sebelah kanan terasa
lemas dan tidak kuat untuk berjalan setelah pasien mencuci dan
memasak. Pasien mengeluh nyeri di ulu hati (+) mual dan muntah (-),
bicara cadel atau pelo(+)
Riwayat penyakit dahulu
Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat
diabetes (+) dan tidak terkontrol, riwayat hipertensi (+) terkontrol,
riwayat
jantung
dan
asma
disangkal.
Pasien
ada
mengatakan
Riwayat alergi
Pasien tidak memiliki alergi obat.
Riwayat pengobatan
Pasien mengaku tidak meminum obat sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat psikososial
Aktifitas pasien sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga di
rumah terutama memasak dan bersih-bersih rumah dan jarang
berolahraga.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran
: compos mentis
GCS: E: 4 M: 6 V: afasia
Status gizi:
BB sebelum sakit
: 65 kg
BB ketika sakit : 65 kg
TB
: 155 cm
Kesimpulan
: Overweight
Tanda-tanda vital
TD : 140/90 mmHg
Nadi: 80 x/menit
RR :21 x/menit
Suhu : 360C
Status generalis
Mata
: Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), refleks pupil / diameter
III.
IV.
STATUS NEUROLOGIS
Rangsang Meningeal
Kaku Kuduk
Lasegue sign
Kernig sign
Brudzinski I
Brudzinski II
:
:
:
:
:
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Saraf Kranial
Kanan
Kiri
Daya penghidu
N. II (Optikus)
Dbn
Dbn
Visus
Dbn
Dbn
Lapang Pandang
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
N. I (Olfaktorius)
Funduskopi
A. Arteri : vena
B. Papil
N. III (Okulomotoris),
N.
IV
(Throklearis),
dan N. VI (Abdusens)
Ptosis
Gerakan bola mata
a. Atas
b. Bawah
c. Medial
Keadaan bola mata
Pupil
a.
b.
c.
d.
Bentuk
Diameter
Akomodasi
Reflex Cahaya
Direk
Indirek
Nistagmus
Diplopia
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Merapatkan gigi
Dbn
Dbn
Membuka mulut
Dbn
Dbn
Menggigit
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Mengerutkan dahi
Dbn
Dbn
Bersiul
Dbn
Dbn
Mengedip
Dbn
Dbn
Meringis
Dbn
Dbn
Menutup mata
Dbn
Dbn
Tertawa
Dbn
Dbn
Sensorik:
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
N. V (Trigeminus)
Motorik:
Sensorik:
Sensibilitas muka:
a. Oftalmikus
b. Maksilaris
c. Mandibularis
Reflex kornea
Reflex bersin
Reflex jaw
N. VII (Facial)
Motorik:
(Vestibulokoklearis)
Auditorius
a. Tes bisik
b. Tes rinne
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
5
c. Tes weber
d. Tes shwabach
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
N. X (Vagus)
Dbn
Dbn
Pallatum molle
Dbn
Dbn
Uvula
Dbn
Dbn
Disfagia
Dbn
Dbn
Disartria
Dbn
Dbn
Disfonia
Dbn
Dbn
Reflex muntah
Dbn
Dbn
Memalingkan kepala
Dbn
Dbn
Mengangkat bahu
N. XII (Hypoglosus)
Dbn
Dbn
Posisi lidah
Dbn
Deviasi sinistra
Tremor lidah
Dbn
Dbn
Atrofi lidah
Dbn
Dbn
Fasikulasi lidah
Dbn
Dbn
Parese lidah
Dbn
Dbn
Vestibularis
a.
b.
c.
d.
Tes kalori
Test Romberg
Stepping test
Past pointing
N.
IX
(Glosofaringeus) dan
Pengecapan
1/3
lidah
belakang
N. XI (Assesorius)
Motorik
Bentuk
Normal
Normal
Normal
Normal
3
3
Normal
Normal
Normal
Normal
4
4
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Bisep
Trisep
Brachioradialis
Patella/kuadrisep
+
+
+
+
+
+
+
+
femoris
Achilles
Tonus
Kekuatan
Sensorik
Taktil
Nyeri
Termis
Reflek Fisiologis
Reflek Patologis
Babinski
Chaddock
Open heim
Gordon
Schaeffer
Hoffman-Tromner
Gonda
Klonus otot
Klonus kaki
Tes Provokasi
Fungsi Vegetatif
V.
Miksi
: baik
Defekasi : baik
Keringat
: baik
STATUS LOKALIS
Leher dan Bahu
Deformitas
Trofi
Tanda radang
Nyeri tekan
Spasme
Nyeri saat gerak
Appley scratch test
Appley scratch test
Kanan
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Kiri
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
bawah
VI.
VII.
ANJURAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan laboratorium: darah lengkap
Pemeriksaan radiologis: CT Scan Kepala, MRI, EKG
VIII.
DIAGNOSA
Diagnosa
IX.
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
IVFD RL
Ranitidin 3 x 1 amp
Piracetam 3 x 1 gr IV
Citicolin 2 x 500 mg
Candesartan 8 mg 1 x 1
Nonmedikamentosa
Bed Rest
X.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Qou ad sanantionam
: dubia at bonam
: dubia at bonam
: dubia at bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Cerebrovaskular Disease/CVD/Stroke merupakan penyakit yang menyebabkan hilangnya fungsifungsi otak dengan cepat karena kurang nya aliran darah ke otak (iskemia) atau tersumbat nya
pembulu darah (thrombosis, arterial embolism) yang mengalir ke otak, atau adanya perdarahan di
otak (haemorrhage).
EPIDEMIOLOGI
Stroke iskemik yang biasanya disebabkan oleh diabetes menjadi mayoritas pada penderita stroke
dan bisa mencapai 85 persen, sedangkan stroke pendarahan hanya 15 persen, tetapi stroke
pendarahan dapat menyebabkan kematian pada 40 persen pasiennya. Yang perlu diperhatikan
juga adalah stroke iskemik ringan yang gejalanya mirip stroke, tetapi akan hilang dengan
sendirinya dalam 24 jam (transient ischemic attacks (TIA)). Hal ini terjadi karena penyumbatan
pembuluh darah hanya terjadi sementara. Tetapi bagaimanapun, jika hal ini terjadi, maka
kemungkinan terjadinya stroke berikutnya yang lebih berat dapat terjadi. Di Indonesia, stroke
terjadi pada 12 dari 1.000 orang dan satu dari 7 pasien yang mengalami stroke akan meninggal.
Trombosis
Emboli
Perdarahan (Perdarahan Intraserebral dan Perdarahan Subarahnoid)
Faktor Resiko
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko CVD:
Gaya hidup
- Konsumsi alkohol
- Merokok
- Obesitas
10
GAMBARAN KLINIS
Gejala utamanya adalah timbulnya defisit neurologis secara mendadak atau subakut, didahului
gejala prodromal, terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya
tak menurun, kecuali bila embolus cukup besar. Biasanya terjadi pada usia >50 tahun.
11
Defisit neurologis
o Disatria
o Hemiparese
Gangguan Prodromal
o Kesadaran menurun
o Halusinasi
o Tremor berat
Sakit kepala
Hipertensi
Kelemahan pada bagian wajah, tangan atau tungkai. Kejadiannya paling sering pada satu
sisi. Istilah ini dikenal dengan hemiparesis, monoparesis, atau yang jarang terjadi adalah
tetraparesis
Kesulitan dalam hal berbicara. Lidah terasa lemah dan kaku, afasia.
Penurunan fungsi penglihatan, menjadi kabur, gangguan lapangan pandang, diplopia.
Merasa pusing atau hilang keseimbangan dan koordinasi, vertigo atau ataxia
DIAGNOSA
o
ANAMNESIS
Tanyakan apakah terjadi penurunan kesadaran?
Apakah ada kelemahan ditubuh? Tubuh bagian kanan/kiri/kedua sisi terasa lemah?
:0
Somnolen
:1
Koma
:2
12
:0
Muntah
:1
H: Nyeri Kepala
Tidak Nyeri
:0
Nyeri kepala
:1
D: Diastolik
A: Arteroma (DM, penyakit Jantung)
Tidak ada DM dan jantung
:0
13
o
o
o
o
PENATALAKSANAAN
1. Pengelolaan umum pedoman 5 B
o Breathing dilihat apakah jalan nafas terbuka lega tidak ada lendir atau lidah yang
jatuh agar tidak kekurangan oksigen
o Blood dilihat tekanan darah nya, jika pada stroke iskemik >220/120 mmHg dan
pada stroke hemoragik >180/100 mmHg harus diturunkan maksimal 20 % disertai
dengan pengawasan keseimbangan cairan dan elektrolit
o Brain dilihat apakah ada kenaikan TIK dengan tanda nyeri kepala, muntah
proyektil dan bradikardi, diberi obat manitol 20% 1-1,5 gr/kgBB dilanjutkan
dengan 6x100 cc (0,5 gr/kgBB) dalam 15-20 menit dengan pemantauan
osmolalitas antara 300-320 mOsm.
o Bladder menghindari infeksi saluran kemih dipasang kateter
o Bowel pasang NGT jika pasien didapatkan kesulitan menelan makan atau
penurunan kesadaran
2. Pengelolaan berdasarkan penyebabnya
o Stroke iskemik
Memperbaiki aliran darak ke otak (reperfusi)
Rt-Pa (recombinan tissue plasminogen activator) dengan dosis 0,9
mg/kg BB mask 90 mg (10 % diberikan bolus dan sisanya infus
koagulan oral
Aspirin dengan dosis 80 1200 mg/hari sebagai menghambat jalur
siklooksigenase
Protekso neuronal/sitoproteksi
Piracetam untuk memperbaiki fluiditas membran dan
o Hemoragik
Pengelolaan konservatif
Perdarahan intra serebral
Perdarahan sub arachnoid
Pengelolaan operatif
3. Pencegahan serangan ulang
Untuk stroke infark diberikan:
Obat-obat anti platelet aggregasi
Obat-obat untuk perbaikan fungsi jantung
Faktor resiko seperti HT, DM, rokok dll. Dikurangi seminimal mungkin
4. Rehabilitasi
Dilakukan dengan mempertimbangkan keadaan jantung, perkembangan penyakitnya dan
dilaksanakan sedini mungkin dengan tujuan:
Memperbaiki fungsi motorik
Mencegah kontraktur sendi
Rehabilitasi sosial agak pasien tidak depresi
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Kelompok
studi
serebrovaskuler
dan
neurogeriatri,
PERDOSISI
dan