Bahkan ketika menjelang wafat, Rasullah meminta izin kepada isri-istrinya yang
lain untuk beristirahat di rumah Aisyah selama sakitnya. Bagi Aisyah, menetapnya
Rasulullah di rumahnya selama sakit merupakan suatu kehormatan karena dengan
begitu Aisyah dapat merawat Rasulullah hingga akhir hayatnya. Setelah
Rasulullah meninggalpun akhirnya beliau dikuburkan di kama Aisyah, tepat di
tempat beliau meninggal.
Ketika masa pemerintahan Umar bin Kathab, Aisyah menduduki posisi ummul
mukminin atau ibu utama di seluruh wilayah Islam. Hal ini disebabkan karena
beliau begitu termasyhur akan sifat luhur, keshalihan, kebijaksanaan,
kesederhanaan, kemurahan hati, serta keteguhannya dalam menjaga kemurnian
riwayat Rasulullah. Aisyah begitu kuat peranannya dalam menyebarkan ajaran
Rasulullah, beliau begitu banyak menghafalkan hadist Rasulullah sehingga para
ahli hadist menempatkannya pada posisi kelima dari para penghafal hadist, setelah
Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik, dan Ibnu Abbas. Aisyah kemudian
meninggal tahun 58 H pada usia 66 tahun.