3 Prosedur Percobaan
Pengaruh Ukuran Partikel
1. Menyediakan 2 ukuran partikel yang berbeda, 0,3 mm, dan 0,8 mm, sesuai screen
analysis.
2. Menimbang berat tray lalu mengisi tray secara merata dengan pasir kering lalu
ditimbang. Basahkan pasir dengan semprotan air, lalu ditimbang kembali. Catat hasil
timbangan
3. Mengatur pengontrol kecepatan udara pengering dan temperatur dengan mengeset 2
untuk kecepatan udara dan 1 untuk temperatur
4. Mencatat berat pasir, Twet Tdry pada upstream downstream dan laju udara setiap 3 menit,
selama 15 menit operasi pengeringan.
5. Membuat kurva
a) Kandungan air vs waktu
b) kandungan air vs laju pengeringan
6. Menunjukkan dan memberikan diskusi mengenai:
a) Titik a, b, c, d, dimana proses pengeringan berubah dari regim satu ke regim lain
b) Mekanisme pengeringan
c) Bagaimana/apa/dimana kadar air kesetimbangan dalam kurva tsb.?
7. Membuat tabel dan kurva hasil percobaan.
8. Memberikan diskusi mengenai:
a) Pengaruh ukuran partikel pada kadar air kesetimbangan
b) Pengaruh ukuran partikel pada kandungan air kritis
c) Dapatkah mekanisme kapiler menerangkan perpindahan massa disini atau
mengikuti mekanisme lain?
BAB III
DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1
= 152 g
= 336 g
= 341 g
Ki
Tabel 1. Data primer untuk diameter partikel pasir 0.3 mm
t
(min)
Berat
Partike
l (g)
0
3
6
9
12
15
v (m/s)
v
ratarata
(m/s
)
T
upstream
(oC)
T
downstream
(oC)
dry
wet
dry
wet
Wi
341
0.8
0.9
0.9
0.7
0.8
0.82
29.5
26.5
30
26.5
339
0.7
0.9
1.1
0.9
0.7
0.86
30
28
30
28
338
1.0
1.2
1.2
1.0
1.0
1.08
30
27
30
27
337
1.0
1.1
0.9
1.0
0.9
0.98
30
26.5
30
26.5
336
1.0
1.2
1.0
0.9
1.0
1.02
30
27.5
30
26.5
335
1.0
1.1
1.1
1.0
0.9
1.02
30
26.5
30
26.5
Ws
(g)
184
Wi Wst
Ws
(a)
dengan
Xi
Ws
t (min)
Wi
Wst
Ws
Xi
0
3
6
9
12
15
341
339
338
337
336
335
336
336
336
336
336
336
184
184
184
184
184
184
0.0272
0.0163
0.0109
0.0054
0.0000
-0.0054
Ki
Grafik Kandungan Air vs Waktu
0.03
0.03
0.02
0.02
Kandungan Air [Xi]
d = 0.3 mm
0.01
0.01
0
0
-0.01
10
15
20
-0.01
Waktu
Laju Pengeringan
Laju pengeringan dihitung dengan menggunakan persamaan:
Wi Wi 1 1
W 1
Ri
t As
t i t i 1 As
(b)
dengan,
Ri
= laju pengeringan (g H2O / menit.cm2)
As
= luas permukaan pengeringan (cm2)
t
As
= 27,5 cm x 22 cm = 605 cm2
Tabel 3. Pengolahan Data Laju Pengeringan
t (min)
Wi
Xi
341
0
2
0.0271739
1
0.0163043
5
0.0108695
7
339
338
Ri
0.000
00
0.001
11
0.000
56
Ki
9
337
0.0054347
8
12
336
15
335
0.0054347
8
0.000
56
0.000
56
0.000
56
d = 0.3 mm
0.00060
0.00040
0.00020
0.00000
-0.05
0
0.05
dengan,
m
vi
Ki
Densitas udara dicari dengan menggunakan persamaan gas ideal:
PV nRT
P
m m
RT
M
1 atm 29 gr mol -1
PM
RT
0.0825 L atm mol -1 K -1 283 K
dengan
pembacaan
Tups
(oC)
Vavg
(m/s)
t
(menit)
0.82
29.
5
0.86
1.08
dry wet
Tdowns
(oC)
dry
wet
26.
5
30
26.5
30
28
30
28
30
27
30
27
0.98
30
30
26.5
1.02
12
30
30
26.5
1.02
15
30
30
26.5
26.
5
27.
5
26.
5
Humidity
Hups
0.020
7
0.023
2
0.021
4
0.020
5
0.022
3
0.020
5
Mi
Xi
0.0205
0.000
2
0.00012
3
0.0232
0.0214
0.0205
0.027
2
0.016
3
0.010
9
0.005
4
0.0205
0.001
8
0.00137
7
0.0205
0.005
4
Hdown
s
Ki
Grafik Kandungan Air vs Laju Penguapan
0
0
0
0
d = 0.3 mm
0
0
0
0
0
-0.01
0.01
0.02
0.03
= 152 g
= 385 g
= 395 g
t
(min)
0
3
6
Berat
Partike
l (g)
v (m/s)
v
ratarata
(m/s
)
T
upstream
(oC)
T
downstream
(oC)
dry
wet
dry
wet
Wi
395
1.2
1.2
1.2
1.0
1.0
1.12
30
27
30
26.5
393
392
1.0
1.0
1.2
1.2
0.9
1.3
0.9
1.0
1.0
1.0
1.0
1.1
30
30
27
27
30
30
27
26.5
Ws
(g)
233
Ki
9
12
15
391
1.2
1.3
1.3
1.1
1.2
1.22
30
27
30
27
390
1.2
1.2
1.0
1.1
1.0
1.1
30
27
30
27
389
1.3
1.2
1.1
1.0
1.2
1.16
30
26.5
30
26.5
Wi Wst
Ws
(a)
dengan
Xi
Ws
t (min)
Wi
Wst
Ws
Xi
0
3
6
9
12
15
395
393
392
391
390
389
385
385
385
385
385
385
233
233
233
233
233
233
0.04292
0.03433
0.03004
0.02575
0.02146
0.01717
Ki
Grafik Kandungan Air vs Waktu
0.050
0.040
0.030
Kandungan Air [Xi]
d = 0.8 mm
0.020
0.010
0.000
0
10
12
14
16
Laju Pengeringan
Laju pengeringan dihitung dengan menggunakan persamaan:
Wi Wi 1 1
W 1
Ri
t As
t i t i 1 As
(b)
dengan,
Ri
= laju pengeringan (g H2O / menit.cm2)
As
= luas permukaan pengeringan (cm2)
t
As
= 600 cm2
t (min)
Wi
395
393
0.03433
392
0.03004
Xi
0.04292
Ri
0.000
00
0.001
11
0.000
56
Ki
9
391
0.02575
12
390
0.02146
15
389
0.01717
0.000
56
0.000
56
0.000
56
d = 0.8 mm
0.0002
0.0000
0.000.020.040.06
Kandungan Air [Xi]
dengan,
m
vi
Ki
PV nRT
P
m m
RT
M
1 atm 29 gr mol -1
PM
RT
0.0825 L atm mol -1 K -1 283 K
dengan
pembacaan
Vavg
(m/s)
t
(menit
)
1.12
Tups (oC)
Tdowns (oC)
dry
wet
dry
wet
30
27
30
26.5
1.00
30
27
30
27
1.10
30
27
30
26.5
1.22
30
27
30
27
1.10
12
30
27
30
27
1.16
15
30
26.5
30
26.5
Humidity
Hups
0.021
4
0.021
4
0.021
4
0.021
4
0.021
4
0.020
5
mi
Xi
0.0205
0.0009
0.00075
6
0.04292
0.0214
0.03433
0.0205
0.0009
0.00074
3
0.03004
0.0214
0.02575
0.0214
0.02146
0.0205
0.01717
Hdowns
10
Ki
Grafik Kandungan Air vs Laju Penguapan
0.0008
0.0006
d = 0.8 mm
0.050
BAB IV
ANALISIS
Analisis Percobaan
Pada percobaan pertama variabel yang divariasikan adalah ukurang dari partikel (pasir)
yang akan dikeringkan yaitu 0,3 mm dan 0,8 mm. Pertama-tama tray kosong ditimbang
massanya serta diukur luas permukaan dari tray, luas permukaan tray ini diasumsikan sebagai
luas permukaan pengeringan pada praktikum tray drier. Setelah dikeringkan, tray diisi dengan
partikel (pasir) dan ditimbang untuk mendapatkan berat dari pasir kering yang akan digunakan
untuk pengeringan. Selanjutnya pasir kering di tray tersebut disemprotkan air secara merata ke
permukaan pasir. Kemudian berat dari tray yang sudah disemprot dengan air ditimbang kembali
agar diketahui berapa kandungan air yang ada di dalam tray. Pada percobaan pertama ini skala
kontrol kecepatan udara yang digunakan adalah 2 dan skala temperaturnya yaitu 1.
11
Ki
Proses ini dilakukan selama 15 menit dengan pengambilan data dilakukan setiap 3 menit
selama proses pengeringan berlangsung untuk diameter partikel 0.3 dan 0.8 mm. Pada waktu ke0 data diambil untuk mengetahui kondisi awal percobaan. Data yang diambil pada waktu
tersebut yaitu wet bulb temperature, dry bulb temperature pada posisi upstream dan downstream,
serta laju udara pengering di 5 titik pada alat tersebut dan juga berat pasir. Pencatatan laju alir
dilakukan pada lima titik yang kemudian akan diambil rata-ratanya sebagai laju udara pengering.
Selanjutnya, percobaan dimulai dengan interval waktu 3 menit dan berakhir pada menit ke-15.
Hal ini bertujuan untuk mengamati kenaikan atau penurunan temperatur yang terjadi pada posisi
upstream dan downstream, karena penurunan dan kenaikannya sangat sedikit sehingga
membutuhkan waktu lebih lama agar diperoleh temperatur yang akurat.
Analisis Perhitungan
Grafik kandungan air vs waktu
Berdasarkan teori, ukuran partikel pasir yang kecil yaitu 0,3 mm memiliki luas
permukaan yang besar sehingga memungkinkan untuk mengalami pengeringan jauh lebih besar
dan laju pengeringan menjadi labih cepat. Sedangkan untuk ukuran partikel pasir 0,8 mm
memliki luas permukaan yang kecil sehingga air yang terdapat di dalam partikel pasir tersebut
sukar mengalami pengeringan yang cepat dan laju pengeringan menjadi lebih lambat
dibandingkan dengan laju pengeringan ukuran partikel pasir yang kecil.
Berdasarkan percobaan ini, kami dapat mengetahui seberapa besar laju pengeringan yang
terjadi terhadap variasi ukuran partikel pasir tersebut. Bila berdasarkan teori, seharusnya laju
pengeringan dengan ukuran partikel pasir kecil menghasilkan laju pengeringan yang lebih cepat
dibandingkan dengan laju pengeringan dengan ukuran partikel besar.
12
Ki
Grafik Kandungan Air vs Waktu
0.05
0.04
0.03
Kandungan Air [Xi]
d = 0.3 mm
0.02
d = 0.8 mm
0.01
0
0
-0.01
10
15
20
Waktu
Grafik xx Kandungan Air vs Waktu Percobaan 1 untuk ukuran 0.3 mm dan 0.8 mm
Dari grafik xx dapat dilihat bahwa kandungan air akan semakin berkurang seiring dengan
bertambahnya waktu pengeringan meskipun ada disatu titik tidak terjadi pengurangan kandungan
air lagi. Hal ini membuktikan bahwa dalam percobaaan telah terjadi fenomena perpindahan
massa air dari pasir ke aliran udara kering. Pada prinsipnya air dalam pasir berada pada dua
keadaan, yaitu:
1. Unbounded water atau free moisture, yaitu sejumlah air yang berada di sela-sela padatan
karena adanya tegangan permukaan. Unbounded water memiliki tekanan uap dan panas
laten penguapan yang sama dengan air murni.
2. Bounded water atau air terikat, yaitu air yang berada dalam bahan padat dan mempunyai
interaksi dengan zat padat tersebut. Air terikat memiliki tekanan uap lebih rendah
dibandingkan air murni.
Meskipun tekanan uap bounded water lebih kecil daripada tekanan uap air murni,
letaknya lebih dalam (tertutup oleh unbounded water), juga adanya gaya adhesi antara bounded
water dan partikel pasir, sehingga bounded water akan memerlukan energi lebih besar untuk
mengalami penguapan. Oleh karena itu, pada proses pengeringan yang menguap pertama kali
adalah unbounded water.
13
Ki
Jika ditinjau dari kandungan unbounded water, maka pengeringan akan lebih cepat terjadi
pada partikel dengan ukuran yang kecil karena luas total ruang antar partikel lebih kecil. Hal ini
menyebabkan kandungan air total pada partikel pasir ukuran kecil menjadi lebih sedikit sehingga
waktu untuk mengeringkannya juga akan semakin sedikit. Hal ini juga terlihat pada grafik
kandungan air vs waktu yang diperoleh, dimana jumlah kandungan air untuk diameter partikel
yang lebih kecil lebih cepat berkurang daripada partikel dengan diameter yang lebih besar.
Grafik laju pengeringan vs kandungan air
d = 0.3 mm
0.0006
d = 0.8 mm
0.0004
0.0002
0.0000
-0.05
0
0.05
Pada grafik di atas di dapatkan bentuk grafik laju pengeringan yang sama baik untuk
ukuran partikel 0.3 mm maupun 0.8 mm namun diameter partikel 0.3 mm lebih cepat mengalami
pengeringan. Proses pengeringan akan lebih cepat terjadi untuk ukuran partikel yang lebih kecil.
Hal ini disebabkan pada ukuran partikel yang lebih kecil, kandungan bounded water-nya untuk
setiap partikel lebih sedikit daripada partikel ukuran besar sehingga akan lebih cepat
menguapkan kandungan air yang lebih sedikit tersebut. Namun, pada percobaan ini yang
mengalami penguapan hanya unbounded water karena pasir merupakan partikel yang sangat
padat dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk air masuk ke dalam pori-pori partikel
14
Ki
pasir. Pada percobaan ini, waktu air kontak dengan pasir sangat singkat sehingga akan kecil
sekali kemungkinan air bisa masuk ke dalam partikel pasir
Secara teoritis, kurva pengeringan terdiri atas tiga bagian utama, yaitu daerah warmingup, daerah konstan (constant rate), dan daerah laju menurun (falling rate). Daerah warming-up
ditandai dengan kurva yang menanjak naik seiring dengan semakin berkurangnya kandungan air.
Pada grafik di atas daerah tersebut ditunjukkan dengan huruf a. Daerah constant rate ditandai
dengan laju pengeringan yang konstan seiring dengan semakin berkurangnya kandungan air.
Pada grafik di atas daerah tersebut ditunjukkan dengan huruf b. Sementara daerah falling rate
ditandai dengan tren kurva pengeringan yang menurun seiring dengan semakin berkurangnya
kandungan air.
Grafik laju penguapan vs kandungan air
d = 0.3 mm
d = 0.8 mm
0
0
0
-0.02
0
0
0.02
0.04
0.06
Gambar xx menunjukkan grafik laju penguapan vs kandungan air dengan diameter yang
bervariasi. Terlihat bahwa partikel dengan ukuran lebih kecil memiliki laju penguapan yang lebih
tinggi dibandingkan partikel yang lebih besar. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hal ini
disebabkan oleh ruang antar partikel pasir dengan ukuran kecil lebih sedikit dibandingkan yang
15
Ki
dimiliki partikel besar, sehingga unbounded water yang dikandung pun lebih sedikit. Hal ini
menyebabkan penguapan lebih cepat terjadi pada partikel yang berukuran kecil.
Dari grafik untuk ukuran partikel 0,3 mm terlihat bahwa laju penguapan pada awalnya
turun naik sebelum akhirnya konstan, sedangkan pada grafik ukuran 0.8 mm laju penguapan
konstan lalu kemudian meningkat. Hal ini bertentangan dengan teori, dimana secara teori, grafik
laju penguapan tersebut seharusnya meningkat dan lama kelamaan akan menurun hingga
mencapai suatu angka yang konstan. Hal ini terjadi karena jumlah unbounded water makin lama
makin berkurang karena proses penguapan sehingga laju penguapan juga akan berkurang
(mendekati 0).
Ketidaksesuaian dengan teori ini disebabkan pengukuran suhu wet dan dry yang tidak
tepat. Pada data pengamatan suhu downstream lebih rendah. Secara teori sedangkan seharusnya
suhu downstream selalu lebih tinggi dibandingkan suhu upstream disebabkan udara kering yang
melewati tray akan menyerap air dari partikel pasir sehingga suhu udara yang mengalir ke
downstream akan mengalami peningkatan akibat air yang ada pada partikel basah teruapkan oleh
udara kering dan uap air ini akan dibawa oleh udara yang mengalir ke downstream. Adanya uap
air ini akan menyebabkan suhu udara menjadi lebih panas. Selain itu, hal ini menyebabkan
humidity pada downstream akan lebih besar daripada upstream karena udara yang mengalir ke
downstream sudah menyerap air dari pasir tersebut. Untuk laju alir udara dan humidity upstream
yang konstan, maka humidity downstream akan semakin besar. Hal ini menunjukkan makin
banyak jumlah kandungan air yang diserap oleh udara dan laju pengeringan yang terjadi juga
semakin besar.
16