Hidrolika 2 Acc
Hidrolika 2 Acc
Hidrolika II
BAB I
PERCOBAAN I
MENENTUKAN KEADAAN ALIRAN ZAT CAIR
DENGAN CARA
PROFESOR OSBORN REYNOLDS
1.1.
Tujuan
Menentukan keadaan aliran zat cair dengan cara Profesor Osborne Reynolds.
1.2.
Ringkasan Teori
Bilangan Reynolds :
Re
V .D
; v
v
Dimana :
Re = Bilangan Reynolds.
V
: Re < 2000
- Transisi
1|Page
Praktikum
Hidrolika II
1.3.
Keterangan Gambar :
1. Katup pengalir zat pewarna
2. Reservoir zat pewarna
3. Sekrup pengatur tabung halus
4. Pelimpah
5. Injektor pewarna
6. Corong pemulus aliran ke dalam pipa
7. Kelereng peredam aliran
8. Pipa aliran keluar
9. Katup pengatur melalui pipa kaca
10.Tangki tekanan
11.Pipa aliran masuk
2|Page
Praktikum
Hidrolika II
12.Pipa kaca peraga aliran
1.4.
Cara Kerja
1.
Tutup katup pengatur aliran pada pipa kaca peraga aliran dan ukur diameter
pipa peraga (visualisasi) aliran.
2.
3.
4.
Isilah tangki tekanan secara perlahan dengan membuka katup pengatur aliran
pada meja hidrolika sampai airnya melimpah melalui bagian pelimpah.
5.
Buka kemudian tutup kembali katup pengatur aliran pada pipa kaca peraga
aliran setelah pipa peraga tersebut terisi air.
6.
Hentikan suplai dari meja hidrolika dan diamkan dulu alat percobaan
sedikitnya selama 10 menit.
7.
8.
Tutup katup pengalir zat pewarna dan isilah reservoir zat pewarna.
9.
Buka katup pengatur aliran pada meja hidrolika sedikit sehingga air mengalir
kecil dari pipa aliran keluar.
10. Buka katup aliran pada pipa peraga secara perlahan, dan atur katup pengatur
zat pewarna sehingga terbentuk aliran perlahan yang hanya garis alir
berwarna tampak jelas.
11. Apabila garis alir telah tampak jelas, catat kondisi aliran zat pewarna secara
visual, volume air yang keluar dari pipa peraga dan waktu pengalirannya
pada lembar data yang tersedia dan ulangi sekali lagi pengukuran dalam
keadaan aliran yang tetap.
12. Ubahlah untuk kondisi aliran yang lain dengan membuka katup pengatur
aliran pada pipa peraga secara perlahan.
13. Bila garis alir telah mengalami perubahan dari garis sebelumnya, catatlah
kondisi aliran zat pewarna secara visual, volume air yang keluar dari pipa
peraga dan waktu pengalirannya pada lembar data yang tersedia dan ulangi
lagi pengukuran dalam aliran yang tetap.
1.5.
Data percobaan.
Diameter pipa visualisasi (D)
= 12 mm = 0,012 m
= 26oC
3|Page
Praktikum
Hidrolika II
= 1 mm2/dt
Waktu
(berdasarkan pewarna)
(detik)
1. 5
(ml)
1. 10
2. 10
1. 5
2. 20
1. 21
2. 10
1. 5
2. 31
1. 51
2. 10
1. 5
2. 100
1. 90
2. 10
1. 5
2. 175
1. 165
2. 10
1. 5
2. 310
1. 340
2. 10
2. 590
1.
Laminer 1
2.
Laminer 2
3.
1.6.
Keadaan Aliran
Transisi 1
4.
Transisi 2
5.
Turbulen 1
6.
Turbulen 2
Volume
Perhitungan.
Luas pipa Visualisasi (A) =
=
1
..d2
4
1
x 3,14 x (0,012)2
4
= 1,2 10-4 m2
1. Laminer 1
a.
0,1 x 10 -4
5
0,02 10 -4
Kecepatan (v) = Q/A =
= 0,01 m/dt
1,2 10 - 4
4|Page
Praktikum
Hidrolika II
Debit (Q) = V/t =
1,4.10 -4
= 0,09.10-4 m3/dt
15
0,09 10 4
= 0,07 m/dt
1,27 10 - 4
2,5.10 -4
= 0,25.10-4 m3/dt
10
0,25.10 -4
= 0,20 m/dt
1,27 10 - 4
3,9.10 -4
= 0,26.10-4 m3/dt
15
0,26.10 -4
Kecepatan (v) = Q/A =
= 0,20 m/dt
1,27 10 -4
3. Transisi 1
a.
3,3.10 -4
= 0,33.10-4 m3/dt
10
0,33.10 -4
= 0,26 m/dt
1,27 10 - 4
5|Page
Praktikum
Hidrolika II
Debit (Q) = V/t =
4,1.10 -4
= 0,27.10-4 m3/dt
15
0,27.10 -4
= 0,21 m/dt
1,27 10 - 4
4,1.10 -4
= 0,41.10-4 m3/dt
10
0,41.10 -4
= 0,32 m/dt
1,27 10 - 4
6.10 -4
= 0,4.10-4 m3/dt
15
0,4.10 4
Kecepatan (v) = Q/A =
= 0,31 m/dt
1,27 10 - 4
Turbulen 1
a.
12,3.10 -4
= 1,23.10-4 m3/dt
10
1,23.10 -4
= 0,97 m/dt
1,27 10 - 4
19.10 -4
= 1,26.10-4 m3/dt
15
6|Page
Praktikum
Hidrolika II
Kecepatan (v) = Q/A =
1,26.10 -4
= 0,99m/dt
1,27 10 - 4
Turbulen 2
a.
19,7.10 -4
= 1,97.10-4 m3/dt
10
1,97.10 -4
= 1,55 m/dt
1,27 10 - 4
28,3.10 -4
= 1,89.10-4 m3/dt
15
1,89.10 -4
= 1,49 m/dt
1,27 10 - 4
7|Page
Praktikum
Hidrolika II
1.2. Hasil Perhitungan Debit (Q), Velocity (V) dan Bilangan Reynolds (Re) :
N0
.
WAK
TU
(dtk)
1.
2.
3.
DEBIT
KECE-
ME (ml)
(m3/dt)
PATAN
10
120
15
140
10
250
15
390
10
330
15
10
0,12 x
Re
KETERA-
JENIS
NGAN
ALIRAN
0,09
1200
Re < 2000
LAMINER
0,07
900
Re < 2000
LAMINER
0,20
2500
Re > 2000
TRANSISI
0,20
2600
Re > 2000
TRANSISI
0,33.10-4
0,26
3300
Re > 2000
TRANSISI
410
0,27.10-4
0,21
2700
Re > 2000
TRANSISI
410
0,41.10-4
0,32
4100
Re > 4000
TURBULEN
0,31
4000
Re > 2000
TRANSISI
10-4
0,09.10-4
0,25.10-4
0,26.10-4
-4
15
600
0,4.10
10
1230
1,23.10-4
0,97
12300
Re > 4000
15
1900
1,26.10-4
0,99
12600
Re > 4000
1970
1,97.10
-4
1,55
19700
Re > 4000
1,89.10
-4
1,49
18900
Re > 4000
10
15
1.7.
VOLU
2830
TURBULEN
Kesimpulan.
8|Page
Praktikum
Hidrolika II
Gambar aliran :
Aliran LAMINER :
Zat warna mengalir teratur membentuk garis lintasan kontinyu dan tidak
berpotongan
Aliran TRANSISI :
Aliran TURBULEN :
b. Hasil yang diperoleh pada aliran transisi tidak sesuai dengan hasil yang didapat dari
pengamatan, hal ini dikarenakan terjadi kesalahan pada penentuan debit aliran
c. Untuk jenis aliran transisi dengan debit 0,41.10 -4 m3/dt dengan volume pada waktu 10
detik didapatkan Re sebesar 4000 sehingga jenis aliran yang terjadi adalah aliran
turbulen. Hal ini disebabkan kesalahan dalam penganmatan.
9|Page
Praktikum
Hidrolika II
d. Hasil yang diperoleh dari aliran laminar hingga turbulen didapatkan bahwa semakin
besar tekanan pada lubang orifice maka kecepatan aliran juga semakin besar.
Dalam waktu yang sama semakin besar pula kecepatannya.
10 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
BAB II
PERCOBAAN II
MENENTUKAN KOEFISIEN KECEPATAN ALIRAN
MELALUI LUBANG KECIL (ORIFICE)
2.1. Tujuan Percobaan.
Menentukan koefisien kecepatan aliran melalui lubang kecil (orifice).
2.2. Landasan Teori.
Kecepatan aliran melalui orifice dapat dinyatakan sebagai berikut :
Vc Cv . (2.g .H )
x
Cv
2. H . y
Dimana :
Cv = Koefisien kecepatan.
g
Catatan : Titik nol (0) untuk pengukuran sumbu x diambil dari bidang vena
contracta.
11 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
Keterangan gambar :
1. Pipa aliran masuk.
2. Pipa lentur dari pipa pelimpah.
3. Pipa pelimpah.
4. Skala petunjuk muka air.
5. Tangki utama.
6. Penjepit kertas.
12 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
7. Papan.
8. Jarum vertikal.
9. Skrip pengatur jarum.
10. Kaki penyangga.
11. Skrip lubang aliran.
12. Lempeng lubang aliran.
13. Peredam.
2.4. Prosedur Percobaan.
1. Hubungkan pipa aliran masuk dengan suplai meja hidrolika.
2. Atur arah aliran dari lubang bukaan sedemikianrupa sehingga menjadi
sebidang dengan jajaran jarum pengukur.
3. Naikkan terlebih dahulu semua jarum untuk membebaskan lintasan air
yang menyembur (memancar) dan ukur diameter orifice yang dipakai.
4. Buka katup pengatur aliran pada meja hidrolika secara perlahan sampai
airnya melimpah melalui pipa pelimpah agar tidak terjadi gelombang
pada permukaan tangki utama.
5. Atur dan catat tinggi air terhadap lubang tangki utama pada skala
penunjuk muka air dengan mengatur katup pengatur aliran pada meja
hidrolika sehingga tinggi muka air pada tangki utama dalam keadaan
tetap (konstan) pada ketinggian yang dikehendaki.
6. Tentukan letak terjadinya Vena Contracta yang diukur dari lubang kecil
(=5 diameter lubang orifice).
13 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
7. Atur posisi jarum tegak secara berurutan untuk mendapatkan bentuk
lintasan air yang menyembur dan ukur jarak vertikal dan jarak horisontal
pancaran air dengan mistar ukur.
8. Ulangi percobaan untuk setiap perbedaan head (tinggi tekanan air di
tangki utama) sebesar 2 cm.
9. Ganti lempeng lubang orifice dengan diameter yang lain dan ulangi
percobaan seperti langkah-langkah di atas.
1mm
0.1cm
3mm
0.3cm
Jarak
Vertikal
Jarak Horisontal
Di
No
Tangki
(cm)
x (cm)
D1
1.
y (cm)
D2
D1
D2
Vena
Contract
a
(cm)
D1
D2
2,
5
2.
8,
5
3.
14 1.
2.
4.
20 3.
,5
4.
5.
26 5.
,5
6.
6.
32 7.
,5
8.
7.
38
,5
8.
44
,5
1. 2
1.
,5
25
23
3,5
9,5
15,5
21,5
22,5
32,5
39,5
44,5
2,5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3,5
0,6
2,5
5
8,3
12,8
18,7
24,7
1. 3,8
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3,5
0,5
2
5
8
12
10
23
4,5
1. 3,5
3,5
5,5
14 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
20
18
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
8
14
20
26
32
38
44
2,5
8,5
14,5
20,5
26,5
32,5
38,5
44,5
2,5
8,5
14,5
20,5
26,5
32,5
38,5
44,5
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
8,5
14,5
20,5
26,5
32,5
38,5
44,5
2,5
8,5
14,5
20,5
26,5
32,5
38,5
44,5
2
8
14
20
26
32
38
44
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
4,5
6,5
9,2
13,3
18,6
24,4
26,5
3,5
4,5
7
10
15
20,5
23
24,5
3,5
4,5
7,5
11,5
16,5
23
25,4
-
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
4
6
9
12,5
17
22,5
28,5
3.4
4
6,5
9,5
13,5
18,5
24,5
26
3,5
4
6,5
10
15
21,5
28,5
-
2,5
2.6. Perhitungan.
Tabel 2.2 : Hasil Perhitungan
I.D1 = 0,1cm
No
Tinggi
h (cm)
25
Jarak
x (cm)
2
8
14
20
26
32
38
44
x2
(cm2)
4
64
196
400
676
1024
1444
1936
x2
y
(cm)
(cm)
h
0,16
3,5
2,56
4,5
7,84
6,5
16
9,3
27,04
13
40,96
17,5
57,76
22,7
77,44
29
Cv
x
2. h. y
0,11
0,37
0,54
0,65
0,72
0,76
0,79
0,81
Cv
0,6
D2 = 0,3 cm
15 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
Tinggi
No
h (cm)
25
II.
No
Jarak
x (mm)
X2
(mm2)
2
8
14
20
26
32
38
44
4
64
196
400
676
1024
1444
1936
x2
h
Y
(mm)
(mm)
0,16
2,56
7,84
16
27,04
40,96
57,76
77,44
3,5
4
6
8
11,5
15
20
25,5
Cv
x
2. h. y
0,11
0,4
0,57
0,71
0,76
0,82
0,84
0,87
Cv
0,66
D1 =0,1cm
Tinggi
h (cm)
22
Jarak
x (cm
2
8
14
20
26
32
38
44
X2
(cm2)
4
64
196
400
676
1024
1444
1936
x2
(cm)
h
0,18
2,9
7,68
18,18
30,72
46,54
65,63
88
y
(cm)
3,8
4,5
6,5
9,2
13,3
18,6
24,4
26,5
Cv
x2
(mm2)
4
64
196
400
676
1024
1444
1936
x2
(mm)
h
0,18
2,9
7,68
18,18
30,72
46,54
65,63
88
y
(mm)
3,5
4
6
9
12,5
17
22,5
28,5
Cv
x
2. h. y
0,11
0,40
0,58
0,70
0,75
0,79
0,82
0,91
Cv
0,63
D2 = 0,3 cm
No
Tinggi
h (cm)
22
III.
Jarak
x (mm)
2
8
14
20
26
32
38
44
x
2. h. y
0,11
0,42
0,61
0,71
0,78
0,82
0,85
0,87
Cv
0,64
D1 = 0,1 cm
16 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
No
Tinggi
h (cm)
Jarak
x (mm)
x2
(mm2)
20
2
8
14
20
26
32
38
44
4
64
196
400
676
1024
1444
1936
x2
h
y
(mm) (mm)
0,2
3,2
9,8
20
33,8
51,2
72,2
96,8
3,5
4,5
7
10
15
20,5
23
24,5
Cv
x
2. h. y
0,12
0,42
0,59
0,71
0,75
0,79
0,88
0,99
Cv
0,65
D2 = 0,3 cm
No
Tinggi
h (cm)
Jarak
x (mm)
x2
(mm2)
20
2
8
14
20
26
32
38
44
4
64
196
400
676
1024
1444
1936
IV.
Tinggi
Noh (cm)
18
x2
h
(mm)
0,2
3,2
9,8
20
33,8
51,2
72,2
96,8
y
(mm)
3.4
4
6,5
9,5
13,5
18,5
24,5
26
Cv
Y
(mm)
3,5
4,5
7,5
11,5
16,5
23
25,4
-
Cv
x
2. h. y
0,12
0,45
0,61
0,72
0,79
0,83
0,85
0,96
Cv
0,67
D1 = 0,1 cm
Jarak
x (mm)
2
8
14
20
26
32
38
44
x2
(mm2)
4
64
196
400
676
1024
1444
1936
x2
(mm)
h
0,22
3,5
10,8
22,2
37,5
56,8
80,2
107,5
x
2. h. y
0,12
0,44
0,60
0,69
0,75
0,78
0,88
-
Cv
0,6
D2 = 0,3 cm
17 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
Tinggi
h (cm)
No
18
y
x2
(mm) (mm)
h
0,22
3,5
3,5
4
10,8
6,5
22,2
10
37,5
15
56,8
21,5
80,2
28,5
107,5
-
x2
(mm2)
4
64
196
400
676
1024
1444
1936
Jarak
x (mm)
2
8
14
20
26
32
38
44
Cv
x
2. h. y
0,12
0,47
0,64
0,74
0,79
0,81
0,83
-
Cv
0,62
CV 0,6
g
9,8 m/dt
H
0,25
V
g
H
0,22
CV(2.g.H) 2
1
2
CV(2.g.H)
CV 0,65
9,8 m/dt
0,20
9,8 m/dt
1
1,3 m/dt
CV 0,6
1
2
CV(2.g.H)
1,28 m/dt
9,8 m/dt
0,18
CV(2.g.H) 2
1,12 m/dt
18 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
CV 0,66
CV 0,64
9,8 m/dt
0,25
9,8 m/dt
0,22
CV(2.g.H) 2
1
2
CV(2.g.H)
1,46 m/dt
1,32 m/dt
CV 0,67
CV 0,62
9,8 m/dt
9,8 m/dt
0,20
0,18
CV(2.g.H) 2
1
2
CV(2.g.H)
1,22 m/dt
1,16 m/dt
1
2
3
4
Tinggi air
tangki (mm)
250
220
200
180
Diameter
lubang
oriface (mm)
D1
D2
0,1
0,3
0,1
0,3
0,1
0,3
0,1
0,3
CV
D1
0,6
0,63
0,65
0,6
D2
0,66
0,64
0,67
0,62
g
(m2/dt)
9,8
9,8
9,8
9,8
V CV ( 2.g .H )
D1
1,33
1,3
1,28
1,12
(m/dtk)
D2
1,46
1,32
1,22
1,16
2.7. Kesimpulan
a. Dari percobaan di atas diperoleh bahwa jarak vertikal pancaran air
dipengaruhi oleh tinggi tekanan air, maka kecil jarak vertikal pancaran
air menandakan bahwa tekanan air tersebut kecil.
19 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
b. Dari perhitungan diketahui nilai koefisian kecepatan aliran lubang
orifice dipengaruhi oleh besarnya diameter lubang semakin besar
diameter lubang orifice, maka semakin kecil nilai koefisien kecepatan.
c. Semakin rendah muka air pada tangki maka semakin kecil tekanan
lubang orifice, sedangkan jarak horizontal semakin pendek dan jarak
vertical semakin panjang serta vena contracta semakin pendek dan
koefisien kecepatan semakin tinggi.
d. Hubungan Y dengan x2/h pada D = 0,1 memiliki nilai yang lebih besar
dibandingkan dengan Hubungan Y dengan x2/h pada D = 0,3
e. Harga CV pada perhitungan mengalami perubahan yang tidak stabil, hal
ini dikarenakan oleh kesalahan pengamatan.
Grafik:
20 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
21 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
BAB III
PERCOBAAN III
MENENTUKAN KOEFISIEN DEBIT ALIRAN MELALUI LUBANG
KECIL AIR dan UDARA
DALAM SUATU SISTEM
22 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
Menetukan koefisien debit aliran melalui lubang kecil (orifice) dalam
keadaan :
1. Aliran dengan tekanan tetap
2. Aliran dengan tekanan berubah
3.2. Ringkasan Teori.
Perbandingan antara debit yang sebenarnya dengan debit teorotis disebut
Koefisien Debit (Cd).
Rumus-rumus yang digunakan adalah :
Q Cd . A .
T
2. g . H
2. A
Cd . A .
Dimana :
2. g
H1
H2
Cd
= Koefisien debit
AT
H1
H2
23 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
3.4. Cara Kerja.
A.
B.
24 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
5. Ganti lempeng lubang orifice dengan diameter yang ;ain dan ulangi
prosedur percobaan di atas
3.5. Data Hasil Percobaan.
Diameter lubang orifice (D1)
= 1 mm = 10
= 3 mm =3x 10
= 150 mm = 15x 10
A.
-3
m
-3
m
-3
Tabel 3.1 : Tinggi air di tangki utama dengan tekanan tetap (konstan)
Tinggi
No
Air di
Waktu
Tangki
(detik)
1.
(cm)
25
2.
Volume
Q2
(mL)
(mL.dt)
(mL/dt)2
Cd
D1
D2
D1
D2
D1
D2
D1
D2
10
40
150
15
16
256
2,3
4,3
25
15
65
220
4,3
14,6
18,49
341,88
2,4
4,2
3.
25
20
80
300
15
16
256
2,3
4,3
4.
25
25
100
370
14,8
16
256
2,3
4,2
5.
25
30
120
450
15
16
256
2,3
4,3
H1
(cm)
H2
(cm)
pengosongan
tangki
H1
H2
H1 -
H2
(detik)
D1
D2
25 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
5
4,89
1.
25
24
66
16
4,69
4,58
0,11
2.
22
21
79
19
4,47
4,35
0,11
3.
20
19
70
17
4,24
4,12
0,12
4.
18
17
62
12
3,87
0,12
5.
16
15
72
20
0,13
3.6. Perhitungan
A.
A.
2 .g . h
Q
2. g .h
1
D 2 D1 1 mm 10
4
-3
1
(3,14).(10 - 3 ) 2
4
7,85 . 10 -7 m
1
m A (3,14).(3.10 - 3 ) 2
4
7,065 . 10 -6 m
m A
D2 3 mm 3 . 10 -3
Perhitungan n:
a.
Untuk h = 25 cm = 0,25 mm
D1= 10 -3 Q = 4 mL/dt =4.10-3 L/dt = 4.10-6 m3/dt
Cd
4 10 6
2,3
7,85 10 7 2 9,81 0,25
26 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
Cd
15 10 6
4,3
7,065 10 6 2 9,81 0,25
b. Untuk h = 25 cm = 0,25 mm
D1= 10 -3 Q = 4,3 mL/dt =4,3 .10-3 L/dt =4,3.10-6 m3/dt
Cd
4,3 10 6
2,4
7,85 10 7 2 9,81 0,25
14,6 10 6
4, 2
7,065 10 6 2 9,81 0,25
c. Untuk h = 25 cm = 0,25 mm
D1= 10 -3 Q = 4 mL/dt =4.10-3 L/dt = 4.10-6 m3/dt
Cd
4 10 6
2,3
7,85 10 7 2 9,81 0,25
15 10 6
4,3
7,065 10 6 2 9,81 0,25
D2= 3.10 -3 Q
Cd
4 10 6
2,3
7,85 10 7 2 9,81 0,25
e. Untuk h = 25 cm = 0,25 mm
D1= 10 -3 Q = 4 mL/dt =4.10-3 L/dt = 4.10-6 m3/dt
Cd
4 10 6
2,3
7,85 10
2 9,81 0,25
7
Praktikum
Hidrolika II
Cd
15 10 6
4,3
7,065 10 6 2 9,81 0,25
Q (mL/dt)
D1
D2
4
15
Cd
D1
2,3
D2
4,3
1.
(mm)
25
2.
25
4,3
14,6
2,4
4,2
3.
25
15
2,3
4,3
4.
25
14,8
2,3
4,2
5.
25
15
2,3
4,3
28 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
2 . AT
Cd . A 2 . g
H1 -
H2
2 . AT
T . A 2. g
H1 -
H2
Cd
D1
Diketahui :
mm 10 -3
D2 3
mm 3 x 10
A1 7,85 . 10 -7
m
-3
DT 150 mm 15 x10
-3
m
m
A2 7,065 . 10
m
-6
AT 176,625 x10 -6 m
Contoh perhitungan :
a. Untuk H1 25 dan H 2 24
Cd
2.(176,625)
(5 - 4,89) 0,0165 x10 -4
(66).(7,85 . 10 -7 ). 2.(9,81)
D2 3x10 -3 m Cd
2.(176,625)
(5 - 4,89) 0,077 x10 -4
(16).(7,065 . 10 -6 ). 2.(9,81)
D1 10 -3
b. Untuk H1 22 dan H 2 21
D1 10 -3
Cd
D2 3x10 -3 m Cd
2.(176,625)
(4,69 - 4,58) 0,039 x10 4
(79).(7,85 . 10 -7 ). 2.(9,81)
2.(176,625)
(4,69 - 4,58) 0,065 x10 -4
-6
(19).(7,065 . 10 ). 2.(9,81)
c. Untuk H1 20 dan H 2 19
D1 10 -3
Cd
D2 3x10 -3 m Cd
2.(176,625 x10 -6 )
(4,47 4,35) 0,017 x10 -4
-7
(70).(7,85 . 10 ). 2.(9,81)
2.(176,625 x10 -6 )
(4,47 4,35) 0,079 x10 -4
(17).(7,065 . 10 -6 ). 2.(9,81)
d. Untuk H1 18 dan H 2 17
Cd
2.(176,625)
(4,24 - 4,12) 0,019 x10 -4
(62).(7,85 . 10 -7 ). 2.(9,81)
D2 3x10 -3 m Cd
2.(176,625)
(4,24 - 4,12) 0,11x10 -4
-6
(12).(7,065 . 10 ). 2.(9,81)
D1 10 -3
29 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
e. Untuk H1 16 dan H 2 15
D1 10 -3
Cd
D2 3x10 -3 m Cd
2.(176,625)
( 4 - 3,87) 0,018 x10 -4
(72).(7,85 . 10 -7 ). 2.(9,81)
2.(176,625)
( 4 - 3,87) 0,073 x10 -4
(20).(7,065 . 10 -6 ). 2.(9,81)
Tabel 3.4 Hasil perhitungan koefisien aliran air dengan tekanan berubahubah.
H1
H2
1.
2.
(cm)
25
22
(cm)
24
21
D1
66
79
D2
16
19
3.
4.
5.
20
18
16
19
17
15
70
62
72
17
12
20
No.
3.7
T (dt)
H1
1
1
1
1
1
H2
Cd
D1
D2
0,017.10-4
0,019.10-4
0,018.10-4
0,079.10-4
0,11.10-4
0,073.10-4
Kesimpulan
Harga koefisien debit untuk aliran dengan tekanan tetap, berubah-ubah
semakin tinggi debit airnya maka semakin besar koefisien debitnya
dan begitu pula sebaliknya.
Harga koefisien debit untuk aliran dengan tekanan berubah-ubah
dipengaruhi oleh besarnya debit air yang keluar (semakin banyak air
yang keluar, waktu yang diperlukan semakin lama) dan juga
dipengaruhi pula oleh jarak tinggi air terhadap lubang (H).
Grafik
30 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
31 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
BAB IV
PERCOBAAN IV
MENYELIDIKI PERUBAHAN TEKANAN AKIBAT ADANYA
GESEKAN DALAM PIPA BUNDAR DENGAN KECEPATAN
ALIRAN RATA-RATA
4.1. Tujuan
Menyelidiki perubahan tekanan akibat adanya gesekan dalam pipa bundar
dengan kecepatan aliran rata-rata
4.2. Ringkasan Teori
Menurut Poisseulle, kehilangan tinggi tekanan untuk aliran Laminer :
32 . U . v . L
. g . D2
32 . U . v . L
g . D2
hf
Dimana :
hf
Dimana :
4 f . L . v2
2. g . D
= Faktor gesekan
32 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
32 . U . v . L 4 . f . L . v 2
g . D2
2. g . D
16 . U
f
D.v
16
Rd
D.v
Rd
Rd Bilangan Reynolds.
U
4.3. Peralatan Yang Dipakai
1. Meja hidrolika
2. Stop watch
3. Gelas ukur
4. Alat peraga gesekan dalam pipa
33 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
Keterangan gambar :
1. Pipa aliran masuk
2. Pipa masuk tangki
3. Pipa mengalir keluar tangki
4. Pengatur tekanan
5. Pipa uji
6. Manumeter air raksa
7. Manometer air
8. Pengatur tekanan
9. Katup pengatur aliran
10. Kaki penyangga
11. Tangki
12. Katup keluar / masuk udara
13. Pompa tangan
4.4. Cara Kerja
1. Ukur panjang dan diameter pipa uji serta temperatur air
2. Alat percobaan dihubungkan dengan meja hidrolika
3. Sambungkan ujung pipa dengan suplai dari meja hidrolika
4. Buka katup pengatur aliran pada ujung pipa dan pada meja hidrolika,
biarkan air mengalir sampai seluruh udara terdesak keluar
5. Tutup kembali kedua katup, manometer air raksa pada saat ini harus
dalam keadaan seimbang
6. Buka katup pengatur aliran pada meja hidrolika secara perlahan
7. Kemudian buka katup pada ujung pipa sedikit
8. Catat beda tiinggi manometer air raksa
Catatan : Bila beda tinggi manometer air raksa lebih tinggi dari 35 mm
pengukuran tekanan dapat dilakukan dengan manometer air
dengan bantuan pompa
9. Ukur debit aliran dengan menggunakan gelas ukur dan stop watch dan
ulangi sekali lagi pengukuran debit untuk keadaan aliran yang tetap
34 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
10. Lakukan langkah no. 7 s/d 10 untuk berbagai beda tekanan
11. Untuk aliran dengan tekanan rendah, lakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Kedua katup ditutup kembali, pipa masuk dari meja hidrolika
dilepaskan kemudian disambungkan dengan aliran masuk dari
tangki
b. Suplai dari meja hidrolika dihubungkan ke tangki
c. Buka katup pengatur aliran pada meja hidrolika sehingga air
melimpah melalui pipa pelimpah
d. Atur tinggi manometer air sehingga berada di tengah-tengan
skala dengan menggunakan pompa
e. Buka katup pengatur aliran pada ujung pipa sedikit
f. Catat beda tinggi manometer air
g. Ukur debit aliran dengan menggunakan gelas ukur dan stop
watch dan ulagi sekali lagi pengukuran debit untuk keadan
aliran yang sama
12. Lakukan langkah e s/d g untuk berbagai beda tekanan.
35 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
500
A.
mm = 3.10-3 m
mm = 0,5
1.
305
105
2.
315
136
3.
320
320
4.
342
291
5.
362
278
6.
375
263
Waktu
Volume
(detik)
(ml)
1. 12
1. 0
2. 20
1. 12
2. 0
1. 80
2. 20
1. 12
2. 120
1. 80
2. 20
1. 12
2. 120
1. 70
2. 20
1. 12
2. 130
1. 90
2. 20
1. 12
2. 105
1. 125
2. 20
2. 132
36 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
Tabel 4.2 : Pembacaan Tinggi Tekanan Air Pada manometer air
raksa waktu dan volume
Pembacaan Tinggi Tekanan
Air Pada Manometer Air
Waktu
Volume
Raksa
(dt)
(ml)
1. 12
1. 0
2. 20
1. 12
2. 0
1. 70
2. 20
1. 12
2. 120
2. 20
1. 12
2. 140
1. 70
2. 20
2. 150
1. 12
1. 100
2. 20
1. 12
2. 165
1. 100
2. 20
2. 170
No.
H1 (mm)
H2 (mm)
1.
157
157
2.
159
151
3.
177
148
4.
180
147
5.
182
144
6.
186
142
1. 90
4.6. Perhitungan
Contoh Perhitungan
-
= 50 mm
= 0,5 m
= 3.10-3 m
1
D 2
4
1
= .3,14.(3.10 -3 ) 2
4
= 7,065.10 -6
=
37 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
Q =
volume
waktu
Q =
0
0 m 3 dt
12
Kecepatan ( v )
Kecepa tan(V )
Q
A
0
0 m dt
7,065.10 -6
v.D
v
Re
Re
Hf
32.(1,853.10 4 ).(0).0,5
0
(3.10 -3 ) 2 .9,81
Untuk t = 20 detik, V = 0 ml = 0 m3
Q =
volume
waktu
Q =
0
0 m 3 dt
20
Kecepatan ( v )
Kecepa tan(V )
Re
Q
A
0
0 m dt
7,065.10 -6
v.D
v
(0).3.10 3
0
1,853.10 4
32.(1,853.10 4 ).(0).0,5
0
(3.10 -3 ) 2 .9,81
38 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
Q =
volume
waktu
Q =
80x10 6
6,66 x10 6 m 3 dt
12
Kecepatan ( v )
Kecepa tan(V )
Re
Q
A
6,66 x10 6
0,94 m dt
7,065.10 -6
v.D
v
Hf
0,94.3.10 3
14,57
1,853.10 4
32.(1,853.10 4 ).(0,94).0,5
31,55
(3.10 -3 ) 2 .9,81
volume
waktu
Q =
120x10 6
6 x10 6 m 3 dt
20
Kecepatan ( v )
Kecepa tan(V )
Re
Q
A
6 x10 6
0,84 m dt
7,065.10 -6
v.D
v
0,84.3.10 3
13,59
1,853.10 4
Hf
32.(1,853.10 4 ).(0,84).0,5
28,20
(3.10 -3 ) 2 .9,81
Dst..
39 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
I. Dengan cara analitis dari perhitungan didapat
Tabel 4.3 Hasil perhitungan pada manometer air
t
Log
dtk
m3/dtk
m/dtk
12
20
Re
Log
Hf
Re
Log
v2
Hf
m/dtk2
6,66.10-6
0,94
-0,02
14,57
1,16
31,55
1,49
0,8836
6,66.10-6
0,94
-0,02
14,57
1,16
31,55
1,49
0,8836
5,83.10-6
0,82
-0,08
13,27
1,12
27,53
1,43
0,6724
7,5.10-6
1,06
0,02
17,16
1,23
35,59
1,55
1,1236
10,41.10-6
1,47
0,16
23,79
1,37
49,36
1,69
2,1609
6.10-6
0,84
-0,07
13,59
1,13
28,20
1,45
0,7056
6.10-6
0,84
-0,77
13,59
1,13
28,20
1,45
0,7056
6,5.10-6
0,92
-0,03
14,89
1,17
30,89
1,48
0,8464
5,25.10-6
0,74
-0,13
11,98
1,07
24,84
1,39
0,5476
6,6.10-6
0,93
-0,03
15,05
1,17
31,22
1,49
0,8649
volume
waktu
Q =
0
0 m 3 dt
12
Kecepatan ( v )
Kecepa tan(V )
Re
Q
A
0
0 m dt
7,065.10 -6
v.D
v
Praktikum
Hidrolika II
(0).3.10 3
0
1,853.10 4
Re
Hf
32.(1,853.10 4 ).(0).0,5
0
(3.10 -3 ) 2 .9,81
Untuk t = 20 detik, V = 0 ml = 0 m3
Q =
volume
waktu
Q =
0
0 m 3 dt
20
Kecepatan ( v )
Kecepa tan(V )
Re
Q
A
0
0 m dt
7,065.10 -6
v.D
v
(0).3.10 3
0
1,853.10 4
32.(1,853.10 4 ).(0).0,5
0
(3.10 -3 ) 2 .9,81
volume
waktu
Q =
70x10 6
5,83 x10 6 m 3 dt
12
Kecepatan ( v )
Kecepa tan(V )
Re
Q
A
5,83x10 6
0,82 m dt
7,065.10 -6
v.D
v
41 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
Re
Hf
0,82.3.10 3
13,27
1,853.10 4
32.(1,853.10 4 ).(0,82).0,5
27,53
(3.10 -3 ) 2 .9,81
volume
waktu
Q =
120x10 6
6 x10 6 m 3 dt
20
Kecepatan ( v )
Kecepa tan(V )
Re
Q
A
6 x10 6
0,84 m dt
7,065.10 -6
v.D
v
0,84.3.10 3
13,59
1,853.10 4
Hf
32.(1,853.10 4 ).(0,84).0,5
28,20
(3.10 -3 ) 2 .9,81
Dst..
Log
Hf
v2
Hf
m/dtk2
dtk
m3/dtk
0
m/dtk
0
5,83.10-6
0,82
-0,08
13,27
1,12
27,53
1,43
0,6724
7,5.10-6
1,06
0,02
17,16
1,23
35,59
1,55
1,1236
5,83.10-6
0,82
-0,08
13,27
1,12
27,53
1,43
0,6724
12
Log v
Log
Re
42 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
20
8,3.10-6
1,17
0,06
18,94
1,27
8,3.10-6
1,17
0,06
18,94
1,27
6.10-6
0,84
-0,07
13,59
1,13
7.10-6
0,99
-4,36
1,6
0,2
7,5.10-6
1,06
0,02
17,16
1,23
8,25.10-6
1,16
0,06
18,78
1,27
8,5.10-6
1,2
0,07
19,42
1,28
39,28
1,59
1,3689
39,28
1,59
1,3689
28,20
1,45
0,7056
53,72
1,73
0,0,9801
35,59
1,55
1,1236
38,95
1,59
1,3456
40,29
1,6
1,44
4.7. Kesimpulan
43 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
Grafik
44 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum dan menyusun laporan ini, penyusun dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Ilmu hidraulika sangat besar manfaatnya dalam pekerjaan Teknik
Lingkungan, khususnnya dalam bidang yang berhubungan dengan aliran
zat cair .
2. Ketelitian hasil pengamatan dapat juga ditentukan oleh kondisi alat yang
digunakan, disamping faktor-faktor lainnya seperti ketelitian pada saat
pengukuran selama praktikum.
45 | P a g e
Praktikum
Hidrolika II
3. Dalam melakukan perhitungan, apabila terdapat kesalahan kecil akan
mempengaruhi hasil percobaan.
4. Besar kesalahan perhitungan dapat dilihat pada besarnya penyimpangan
dalam data. Kesalahan perhitungan ini dapat disebabkan oleh alat yang
digunakan dan ketelitian saat pengukuran itu sendiri.
B. Saran-saran
1. Para praktikan hendaknya bersunguh-sunguh pada saat melaksanakan
praktikum dan manjaga kondisi alat-alat praktikum.
2. Sebelum melakukan percobaan hendaknya mempelajari dan menguasai
terlebih dulu percoban-percobaan yang akan dilakukan.
3. Sebelum melakukan perhitungan hendaknya mengerti terlebih dahulu
rumus-rumus yang dipakai dalam menyelesaikan laporan praktikum.
4. Hendaknya diperbanyak dan dilengkapi peralatan praktikum untuk
memudahkan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
46 | P a g e