Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKROPALEONTOLOGI

BRACHIOPODA

Disusun Oleh:
Josua Ricardo Samosir 21100115130043
Riska Elicia 21100115

LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI


FOTO DAN GEOLOGI OPTIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
NOVEMBER 2016

A. Resume Jurnal Sekilas Tentang Kerang Lentera Filum Brachiopoda


Filum Brakhiopoda adalah salah satu kelompok hewan invertebrata yang
hidupsebagai hewan bentik di laut (HICKMAN Sr. dkk; I 974). Sekilas hcwan ini
mirip kerang dari filurn rnoluska (Mollusca : Bivalvia),namun sebenarnya mereka
sangat berbeda.Untuk mengenal hewan ini dengan baik perlu pengetahuan yang
mendasar tentang ciri-ciri dan habitat hidupnya.
Morfologi kerang lentera, terdiri dari kerangka keras dari bahan kapur
seperti halnya kerang-keragan. Kedudukan cangkang pada posisi menelungkup
(dorso-ventral) dimana cangkang bagian bawah (ventral) pada umurnnya lebih
besar dari bagian atas (dorsal). Kedudukan tersebut secara taksonomi
mernbedakan hewan brakhiopoda dengan kerang-kerangan dari filum moluska
yang kedudukan cangkangnya pada umumnya pada posisi miring atau lateral
(Gambar l). Ukuran cangkang kerang lentera umunmya kecil bervariasi antara 0,5
sampai 8 cm tergantung jenisnya, tetapi yang ditemukan dalam bentuk fosil
umumnya mempunyai ukuran cangkang Jebih besar (HICKMAN Sr. dkk. 1974).

Sebagai hewan bentik kerang lentera sebagian besar didapatkan hidup di


dasar perairan yang urnumnya dangkal, tidak berkoloni (soliter) dan
menempelkan diri dengan tangkai (pedunkel) pada dasar substrat yang keras
secara permanen , seperti karang mati, dan tumpuk an cangkang moluska, Lain
halnya dengan marga Lingula,di mana jenis ini umumnya hidup di dasar yang
berlumpur dan dapat berpindah tempat dengan bantuan pedunkel yang berfungsi

sebagai tongkat. Gerakan ini diduga juga karena adanya pengaruh pasang dan
surut (WEISZ 1968).
Kerang lentera pada umumnya berkelamin ganda (diosius) dengan masingmasing individu mempunyai sepasang gonad. Setelah dewasa hewan ini
melepaskan telur dan sperma berssama-sama. Pembuahan (fertilisasi) terjadi
eksternal, artinya sel telur dan sperma bertemu di luar tubuh, yaitu di dalam air.
Zygot yang terbentuk turnbuh menjadi larva yang dapat berenang ke sana kemari
mengikuti arus air laut. Dalam keadaan ini zygot disebut trochopor (stadium
trochopor) dan phase ini memerlukan waktu beberapa hari, sampai mendapatkan
tempat yang cocok untuk menempel. Tahap selanjutnya larva akan berubah bentuk
(metamorfosa) menjadi individu baru (WEISZ 1969).

Kerang lentera tersebar luas di daerah tropis, terutarna di daerah pasifik


seperti kepulauan Indo-Malaya, perairan Jepang, Cina dan Philippina. Catatan
tentang kerang lentera (filum Brachiopoda) di perairan Indo-Malaya yang terkenal
adalah koleksi dari ekspedisi Siboga pada tahun 1899 - 1900 (JACKSON &
STIASl'i)' 1937). Sebagai contoh daftar jenis, substrat dasar kedalaman dan lokasi
kerang lentera (filum Brachiopoda) yang ada di Indonesia Timur selama ekspedisi
Siboga disajik an dalam Tabel 1.

B. Filum Brachiopoda
Brachiopoda adalah hewan laut yang hidup di dalam setangkup cangkang
terbuat dari zat kapur atau zat tanduk. Mereka biasa hidup menempel pada
substrat dengan semen langsung atau dengan tangkai yang memanjang dari ujung
cangkang. Hewan kecil yang halus dan bercangkang ini dinamakan kerang
lampu. Mereka sering dikira kerang karena memiliki setangkup cangkang. Tetapi
cangkang hewan ini menghadap dorso-ventral (atas-bawah), sedangkan cangkang
kerang lateral (kiri-kanan)
Karakteristik Brachiopoda
1. Badannya memiliki lebih dari dua lapisan sel, jaringan dan organ.
2. Badan memiliki bentuk U dengan usus atau tanpa usus.
3. Sistem peredearan terbuka, dengan satu atau lebih hati.
4. Tinggal di lingkungan laut.
5. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah
ventral.

6. Mempunyai satu atau sepasang metanefridia


7. Hidup soliter sebagai organisme laut.
Morfologi dan Anatomi Brachiopoda
Morfologi kerang lentera, terdiri dari kerangka keras dari bahan kapur seperti
halnya kerang-kerangan. Kedudukan cangkang pada posisi menelungku (dorsoventarl) dimana cangkang bagian bawah (ventral) pada permukaan lebih besardari
bagian atas (dorsal). Kedudukan tersebut secara taksonomi membedakan hewan
brachiopoda dengan kerang kerang dari filum mollusca yang kedudukan
cangkangnya pada umumnya pada posisi miring atau lateral.

Gambar 1. Morfologi Brachiopoda


Tabel 1. Karakteristik Brachiopoda

Filum

Karakteristik
Spiral
Spiral

Flagellat

Ancestral

Planuloid

Determinat

Determinat

Protozoa

Metazoa

e Cleavage

e Cleavage

Schiozely

Enterocoel

Deuterostom

Protostom

y
Brachiopod
a

Dalam kelompok hewan yang dikenal sebagai triploblastic yang memiliki


tiga lapisan (ektoderm, mesoderm dan endoderm), memiliki pembagian antara
deuterostoma dan protostomes. Pembagian ini didasarkan jenis keterbukaan yang
disebabkan oleh struktur yang disebut blastopori tersebut. Blastopori ini yang
adalah fase pembukaan gastrula berkomunikasi antara archenteron (usus primitif)
dan lingkungan eksternal.
Brachiopoda termasuk dalam Deuterostome yang berarti mulut belakang.
Istilah ini berasal dari perilaku sel pada saat pembentukan embrio. Pada masamasa awal pembentukan embrio, ketika si janin masih terdiri dari beberapa ratus
sel dan berbentuk bola, di salah satu sisi embrio akan timbul suatu tonjolan dan
belahan. Dari belahan ini, yang membentuk lubang, sebagian sel akan migrasi ke
dalam bola dan membentuk lapisan dalam tubuh. Akibat dari proses ini akan
terbentuk rongga tubuh (coelom).
Pada hewan deuterostom, lubang tempat masuk dan migrasinya sel-sel
ini disebut blastopore. Blastopore selanjutnya berkembang dan berfungsi menjadi
anus (dan rongganya menjadi rongga dalam tubuh/saluran pencernaan). Mulut
akan terbentuk belakangan, yaitu ketika pembentukan rongga berlanjut hingga
terbentuklah lubang kedua di sisi lawan dari lubang blastopore ini. Itulah
sebabnya hewan-hewan yang memiliki pola perkembangan embrio awal seperti
ini, dinamakan mulut belakangan, karena pertama-tama yang terbentuk adalah
anus, dan mulut terbentuk kemudian atau belakangan.
Deterostoma
adalah

superfilum

dari hewan . subtaxon dari Bilateria cabang subregnum Eumetazoa .Deuterostoma


juga dikenal sebagai enterocoelomates karena mereka coelom berkembang
melalui enterocoely. Perbedaan

utama

antara deuterostomia dan

protostomia

terletak pada perkembangan embrio. Beberapa karakteristik deuterostoma :

Blastopori menimbulkan hanya untuk anus masa depan


Embrio dengan belahan tegak lurus
coelom ini berasal dari sebuah invaginasi dari mesoderm selama gastrulasi
Semua deuterostomia yang dikenal adalah enterocoeli, yang artinya

coelom terbentuk dari kantung melintang dari arkenteron yang kemudian menjadi

rongga terpisah. deuterostomia yang memiliki pembelahan radial yang bersifat


tidak menentukan.
Dalam deuterostoma zigot yang pertama berkembang menjadi bola
berongga sel, yang disebut blastula . Dalam deuterostoma, divisi awal terjadi
sejajar atau tegak lurus dengan sumbu kutub. Ini disebut pembelahan radial.
Deuterostoma

Kebanyakan

menampilkan belahan

tak

tertentu ,

dimana

perkembangan sel-sel dalam embrio berkembang tidak ditentukan oleh identitas


sel induk. Jadi jika empat sel pertama dipisahkan, tiap sel mampu membentuk
larva kecil lengkap, dan jika sel akan dihapus dari blastula sel-sel lain akan
menggantikannya.

Dalam

deuterostoma

yang mesoderm bentuk

sebagai

evaginations dari usus dikembangkan yang menggentas, membentuk coelom . Ini


disebut enterocoely .

DAFTAR PUSTAKA
Mudjiono dan Maryoto Supratman. 1992. Sekilas Tentang Kerang Lentera Filum
Brachiopoda. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi:LIPI

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai