DISUSUN OLEH
NAMA
: M ILYASTOMMY HADISAPUTRA
NIM
: 03051281520098
DOSEN PEMBIMBING
PERTANYAAN:
1. Jelaskan 8 jenis teori penguatan dan pengerasan logam?
2. Jelaskan fenomena terjadinya korosi pada logam?
3. Jelaskan fenomena dan teori kegagalan pada logam?
( E = / )............................................(1.2)
Kemudian setelah melewati titik luluh Y akan mengalami deformasi
plastis. Seperti yang telah dijelaskan, deformasi berlanjut jika
tegangan bertambah sehingga K lebih besar dari Y dan n lebih dari
0. Flow curve biasanya dinyatakan dalam sebagai fungsi linier
dengan sumbu logaritma. Kebanyakan logam ulet (ductile) bersifat
seperti ini
1.
Factor yg mempengaruhi
2.
Dengan dislokasi
3.
Dengan perlakuan panas
4.
Contoh pengerjaannya d roll
5.
Data yang mendukung contohnya material apa,kekuatannya
brp,dll.
Logam ulet akan lebih kuat ketika mereka terdeformasi plastis
pada temperatur di bawah titik leleh ( 7230 C ). Alasan untuk
pengerasan regangan (strain hardening) adalah meningkatkan
kerapatan dislokasi dengan deformasi plastik. Jarak rata-rata
antara penurunan dislokasi dan dislokasi mulai memblokir gerakan
satu sama lain.
Persentase cold work (%CW) sering digunakan untuk menyatakan
tingkat deformasi plastis. Yield strength selanjutnya (y0) lebih
tinggi dibandingkan inisial yield strength (yi). Ini adalah alasan
untuk pengaruh terhadap strain hardening. Yield strength dan
hardness akan meningkat sebagai akibat strain hardening tetapi
ductility (keuletan) akan menurun (material menjadi lebih brittle
(getas)). Efek Strain Hardening dapat dihilangkan dengan
Gambar 2.1
Pergerakan inti dislokasi menjauh dari gerakan
impuritas ke daerah kisi dimana tegangan atom lebih besar
(daerah tegangan dislokasi yang tidak terkompensasi oleh
impuritas atom).
Gambar 3.1
Gambar 3.1 tersebut menggambarkan jenis bahan struktur dua
fase dimana ukuran partikel kedua fase kurang lebih sama
dengan ukuran butir matriks. Ini dilambangkan oleh partikel
kuningan beta dalam matriks kuningan alfa atau oleh koloid perlit
dalam matriks ferit dalam baja anil. Jenis umum struktur lainnya
ialah dua fase tersebar seperti yang ditunjukkan dalam gambar
(b) dimana tiap tiap partikel dikelilingi oleh matriks oriental
tunggal ( butir ). Biasanya, ukuran partikel fase kedua jauh lebih
halus untuk struktur tersebar hingga ukuran
submikroskopis pada tahap awal pengendapan; teori penguatan
dalam system yang dikeraskan penyebaran telah dipelajari.
y = 0 + k y d...........................................(6.1)
Keterangan:
0 adalah tegangan geser yang berlawanan arah dengan
pergerakan dislokasi pada butir.
d adalah diameter butir dan k adalah suatu konstanta yang
merepresentasikan tingkat kesulitan untuk menghasilkan suatu
dislokasi baru pada butir berikutnya
Walaupun demikian, pengaruh ukuran butir terhadap sifat
mekanis memiliki batasan dimana butir yang terlalu halus (<10nm)
akan menurunkan sifat mekanis akibat grain boundary sliding.
Diameter ukuran butir d dapat di kontrol melalui :
b Laju pembekuan (solidification),
c Deformasi plastis,
d Perlakuan panas (heat treatment) yang sesuai.
Struktur butir dengan kehalusan tinggi pada material baja dapat
diperoleh dengan kombinasi dari proses pengerjaan panas dan
pendinginan terkendali serta pengaruh penambahan paduan.
Dalam hal ini ukuran butir dikendalikan melalui pengaturan
temperatur dan besar deformasi dalam suatu konsep perlakuan
thermomekanik atau TMCP.
2. Defenisi Korosi
Korosi adalah proses kerusakan logam/material atau sifat-sifatnya
oleh pengaruh lingkungan yang berlangsung secara kimia atau
elektro-kimia
Korosi adalah proses alamiah yang mengembalikan logam kebentuk
asalnya dan berlangsung dengan sendirinya. Karena itu proses korosi
tidak dapat dicegah sama sekali. Yang mungkin adalah usaha untuk
mengurangi korosi atau untuk mengendalikannya
Reaksi korosi terjadi bila:
- Terdapat perbedaan potensial listrik
- Terbentuk suatu sirkuit
Sirkuit listrik yang meninbulkan reaksi korosi terdiri dari:
- Anoda : Bagian dari logam yang larut kedalam lingkungannya
dalam bentuk ion logam (bagian yang terkorosi). Pada
bagian anoda ini atom logam kehilangan elektron
(proses oksidasi)
- Katoda : Bagian dari logam yang tidak larut atau tidak terkorosi.
Pada bagian katoda ini terjadi penagkapan elektron oleh
ion hidrogen atau oleh air (proses reduksi)
- Elektrolit : Larutan penghantar listrik yang menghubungkan anoda
dengan katoda
CONTOH REAKSI KOROSI Pada Logam Besi (Fe)
- Pada Anoda (Reaksi Oksidasi): Fe Fe2+ + 2e- (atom besi) (ion besi)
(elektron)
- Pada Katoda (Reaksi Reduksi): 2H+ + 2e- H2
(ion hidrogen) (elektron) gas hidrogen)
- Atau, dua reaksi lainnya yang mungkin terjadi pada katoda (bila terdapat
oksigen dalam air):
Adanya katoda
Adanya anoda
Adanya lingkungan
Tanpa adanya salah satu syarat di atas maka korosi tidak akan terjadi.
Korosi tidak dapat di hilangkan tetapi hanya dapat di minimalisir
pertumbuhannya.
Pada proses korosi ada dua reaksi yang menyebabakan terjadinya korosi
yaitu reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Pada reaksi oksidasi akan terjadi
pelepasan elektron oleh material yang lebih bersifat anodik. Sedangkan
reaksi reduksi adalah pemakaian elektron oleh material yang lebih bersifat
katodik.
Proses korosi secara galvanis dapat kita lihat pada gambar berikut :
2.
Korosi sumuran adalah korosi yang terjadi akibat cacat pada permukaan
material seperti celah atau lubang kecil. Pada daerah cacat ini akan lebih
anodik dibandingkan permukaan material sehingga korosi akan menuju
bagian dalam material.
3.
sambungan las.
4.
Korosi batas butir adalah korosi yang terjadi pada atau di sepanjang batas
butir dan batas butir bersifat anodik dan bagian tegah butir bersifat
katodik. Korosi ini terjadi akibat presipitasi dari pengotor seperti
khromium di batas butir, yang menyebabkan batas butir menjadi rentan
terhadap serangan korosi. Dimana presipitat krom karbida terbentuk
karena karbon meningkat yang ada di sekitarnya, sehingga krom
disekitarnya akan berkurang dan terjadi korosi. Proses terbentuknya
presipitat karbon karbida disebut sentisiasi. Terjadi pada temperatur 500800 sehingga kekurangan krom yang memudahkan terjadinya korosi.
5.
Hindari Pengelasan.
Stress Corossion (korosi tegangan)
6.
Korosi erosi adalah korosi yang di sebabkan oleh erosi yang mengikis
lapisan pelindung material , zat erosi itu dapat berupa fluida yang
mengandung material abrasive. Korosi tipe ini sering di temui pada pipapipa minyak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi ini antara lain :
Temperatur
Kesediaan oksigen
7.
Selectif Corrosion
8. Korosi Galvanik
Korosi galvanik adalah korosi yang terjadi pada dua logam yang berbeda
jenis jika di hubungkan. Korosi ini juga terjadi karena pasangan elektrikal
pada dua logam atau paduan logam yang memiliki perbedaan komposisi.
Logam yang lebih anodik akan terkorosi sementara logam lainnya yang
lebih katodik akan terlindungi. Posisi logam pada deret volta akan
menentukan apakan suatu logam lebih anodik atau katodik
pergunakan logam yang lebih anodik dengan rasio yang lebih besar
dibanding logam katodik
mikroskop.
Gambar. 1.4 Permukaan patah lelah dari baut akibat beban tarik.
Ratchet marks menjalar kearah radial dan merupakan tanda
penjalaran retakan yang terjadi bila terdapat lebih dari satu lokasi
awal retak, ratchet marks ini merupakan pertemuan beach marks dari
satu lokasi awal retak dengan beach marks dari lokasi lainnya.
Tanda garis-garis pantai (beach marks) yang merupakan tanda
penjalaran retakan, mengarah tegak lurus dengan tegangan tarik dan
setelah menjalar sedemikian hingga penampang yang tersisa tidak
mampu lagi menahan beban yang bekerja, maka akhirnya terjadilah
patah akhir atau patah statik. Luas daerah antara tahap penjalaran
Gambar. 1.7 Skematis tahap retak mikro dan makro pada kelelahan
logam.
1.2 Karakteristik Mikroskopis
Karakteristik mikroskopis dari kelelahan logam adalah sebagai
berikut:
1. Pada permukaan patahan terdapat striasi (striations).
2. Permukaan patahan memperlihatkan jenis patah transgranular
(memotong butir) tidak seperti jenis patah intergranular seperti
yang terjadi pada kasus SCC (stress corrosion cracking) atau
mulur (creep).