Mengapa Perlu Fsltas
Mengapa Perlu Fsltas
K E S E H ATAN
BAB 23
KESEHATAN
I. PENDAHULUAN
Sebagaimana
ditetapkan
dalam
Garis-garis
Besar
Haluan
dan
kebijaksanaan
selanjutnya
dari
pembangunan
Pembangunan
kesehatan
diarahkan
untuk
mempertinggi
kesehatan
dilakukan
dengan
memberikan
prioritas
yang
dapat
mendorong
partisipasi
masyarakat
ter-
masuk swasta.
111
2.
Pembangunan kesehatan
terutama ditujukan
pada golongan
di
perkotaan.
kepada daerah
Perhatian
khusus
terpencil, kelompok
perlu
diberikan
masyarakat terasing,
perbatasan.
Sehubungan
dengan
itu,
perlu
terus
kesehatan
kepada
masyarakat
dengan
mutu
yang
Upaya
perbaikan
lain melalui
gizi,
kesehatan
rakyat
ditingkatkan
pemberantasan penyakit
penyediaan
air
bersih,
antara
menular, perbaikan
kebersihan
dan
kesehatan
lingkungan, serta pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana. Perhatian khusus perlu diberikan pada perlindungan rakyat terhadap polusi, limbah
industri,
bahaya
narkotika
dan
penyalahgunaan
obat,
muda.
diperluas untuk
Selanjutnya
penyuluhan
menumbuhkan kesadaran
kesehatan
perlu
dan membudayakan
Upaya-upaya
pusat-pusat
kesehatan
tersebut
masyarakat,
dilakukan
pos-pos
melalui
pelayanan
Dalam
perlu
rangka lebih
terus
meningkatkan pelayanan
ditingkatkan
mutu
pelayanan
kesehatan,
rumah-rumah
masyarakat
serta
lembaga-lembaga
kesehatan
112
dan pemerataan tenaga medis, paramedis dan tenaga kesehatan lainnya, serta penyediaan obat yang makin merata
dan terjangkau oleh rakyat. Di samping itu perlu terus
ditingkatkan pengadaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana kesehatan lainnya.
5.
6.
Dalam
rangka
meningkatkan
pelayanan
kesehatan
secara
warisan
penggalian,
budaya
bangsa,
penelitian,
perlu
pengujian
terus
dan
dilakukan
pengembangan
obat-obatan serta cara pengobatan tradisional. Di samping itu perlu terus didorong langkah-langkah pengembangan budi daya tanaman obat-obatan tradisional yang
secara medis dapat dipertanggungjawabkan.
Sesuai
dengan
arah
dan
kebijaksanaan
yang
ditetapkan
dalam GBHN tersebut, dalam Repelita V Sistem Kesehatan Nasional dan dampaknya terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat akan terus dikembangkan dan dimantapkan untuk menjadi
pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan, baik yang
dilaksanakan oleh pemerintah'
swasta. Diharapkan pada akhir Repelita V telah dapat dimantapkan kerangka landasan pembangunan di bidang kesehatan termasuk gizi masyarakat, sehingga dapat mulai dicapai derajat
kesehatan yang memadai sebagai kondisi untuk memenuhi awal
tinggal landas dalam Repelita VI.
Untuk itu akan diupayakan agar Sistem Kesehatan Nasional
dapat berfungsi lebih efektif dan efisien, dengan menanggu113
yang
ada
serta
masalah-masalah
yang
masih
Derajat Kesehatan
a. Angka Kesakitan dan Kematian
Angka
kematian
kasar
sebesar
9,9
per
1.000
penduduk
pada akhir Repelita III turun menjadi 7,9 per 1.000 penduduk
pada akhir Repelita IV. Seperti halnya pada awal Repelita IV,
lebih dari separuh dari kematian kasar tersebut masih terdiri
dari anak-anak di bawah lima tahun. Hal ini memberikan petunjuk bahwa masalah-masalah kesehatan bayi dan anak balita akan
tetap memerlukan perhatian utama.
Angka kematian bayi bervariasi cukup besar antar propinsi dan antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Di beberapa
propinsi tertentu angka kematian bayi pada tahun 1988 masih
jauh di atas rata-rata nasional, yaitu antara 70 - 98 per
1.000
kelahiran
hidup.
Daerah-daerah
tersebut
adalah:
Nusa
114
Jawa Barat,
Jambi, Nusa
Tenggara Timur,
dan Sulawesi
kematian
bayi
berkaitan
erat
antara
lain
dengan
terlihat pada
angka kematian
ibu waktu
melahirkan yang
peningkatan
kualitas
hidup
pada
usia
produktif
dan keadaan
kematian
anak
juga
gizi masyarakat.
telah
menurun
Untuk Indonesia,
dari
17,8
per
1.000
angka
anak
balita pada tahun 1983 menjadi 10,6 per 1.000 pada tahun 1986.
Masalah utama yang menyebabkan tingginya angka kematian
bayi dan anak balita adalah masih tingginya berbagai penyakit
infeksi yang banyak menyerang bayi dan balita, di antaranya
yang
terpenting adalah
diare dan
infeksi saluran
pernapasan
akut (ISPA) yang umumnya dapat dicegah dengan imunisasi. Keadaan gizi anak-anak balita yang belum memadai juga mendorong
mudah terjadinya infeksi dan kematian. Salah satu tanda dari
rendahnya
keadaan
gizi
adalah
rendahnya
berat
badan
bayi
lahir. Angka bayi lahir hidup dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) pada tahun 1985 adalah sekitar 14%. Pada tahun 1987
angka tersebut telah menurun menjadi 8,2%. BBLR sering disebabkan oleh rendahnya keadaan gizi ibu, terutama oleh masih
115
program
Keluarga
Berencana
dan
membaiknya
tingkat
darah
dengue
dapat
ditekan
menjadi
3,3%
pada
akhir
Repe-
lita IV. Angka kematian yang disebabkan oleh diare dapat ditekan
menjadi
penyebab
0,35%
kesakitan
pada
umum
tahun
1987.
terbesar
ISPA
dan
masih
salah
merupakan
satu
penyebab
berbagai
penyakit
infeksi
yang
disebutkan
di
tidak
kardiovaskuler,
menular,
dan
seperti
kanker,
degeneratif
penyakit-penyakit
menunjukkan
kecenderungan
yang
yang
bersifat
dalam
tahun
disebabkan
adiktif.
1986
oleh
penyalahgunaan
Penyakit
mulai
jantung
merupakan
dan
zat
atau
obat
pembuluh
darah
yang
banyak
penyakit
b. Keadaan Gizi
Keadaan gizi masyarakat pada umumnya telah makin baik.
Gangguan
gizi
yang
dapat
menghambat
pertumbuhan
fisik
dan
protein
(KKP),
telah
menurun
prevalensinya.
KKP
anak
prevalensinya
menurun
dari
29,1%
pada
tahun
1983
117
gangguan
gizi
lainnya
juga
makin
berkurang.
Misalnya gangguan gizi akibat kurang yodium (GAKI) di daerahdaerah endemik, terutama di daerah pegunungan, prevalensinya
selama Repelita IV telah menurun. Untuk GAKI yang bersifat
klinis (dapat dilihat dengan nyata), dikenal dengan penyakit
gondok, prevalensinya menurun dari 9,2% pada tahun 1983 menjadi 5% pada tahun 1987. Sedang GAKI yang bersifat laboratoris (tidak terlihat nyata) menurun dari 37,2% menjadi 32%
selama kurun waktu yang sama.
Selama
kurun
waktu
Repelita
IV
bahaya
kebutaan
pada
pada
tahun
1987.
Sekalipun
demikian
prevalensi
sebesar
gangguan
gizi
telah
menunjukkan
perbaikan,
prevalensi yang relatif masih cukup tinggi pada akhir Repelita IV merupakan masalah yang masih terus memerlukan penanggulangan. Gangguan gizi yang disebabkan oleh jumlah dan mutu
gizi makanan yang masih kurang memenuhi syarat juga berkaitan
erat dengan berbagai penyakit infeksi dan parasit. Penyakit
infeksi dan parasit merupakan masalah kesehatan yang menonjol, sehingga pencegahan dan pemberantasannya memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh.
c. Upaya Pelayanan dan Penyediaan Sarana Kesehatan
Dari uraian di atas ini tampak bahwa selama kurun waktu
1983 - 1987 telah terjadi perubahan yang positif dalam derajat
118
kesehatan
bangsa
kita.
Perubahan
derajat
kesehatan
seperti
diuraikan di atas erat kaitannya dengan kemajuan upaya pelayanan dan penyediaan sarana kesehatan dalam Repelita IV.
Upaya pelayanan kesehatan terutama dilaksanakan melalui
Puskesmas, Rumah Sakit, dan kegiatan peran serta masyarakat
dalam
bentuk
Posyandu.
Jumlah
Puskesmas
dalam
Repelita
IV
buah.
Puskesmas
Pembantu
(PP)
yang
pada
akhir
Repe-
lita III berjumlah 13.636, pada akhir Repelita IV telah meningkat menjadi 14.562 buah termasuk 1.322 buah Balai Pengobatan dan BKIA Swasta, tidak termasuk lebih dari 1.100 buah
PP yang sudah ditingkatkan menjadi Puskesmas. Sementara itu
jumlah
Puskesmas
Keliling
telah
bertambah
dari
2.479
pada
akhir Repelita III menjadi 3.251 buah pada akhir Repelita IV.
Dalam kurun waktu yang sama untuk daerah-daerah terpencil dan
perbatasan telah dibangun pula Puskesmas dengan Perawatan sehingga jumlahnya meningkat dari 989 buah menjadi 1.067 buah.
Sebagai hasil dari kegiatan pembangunan sarana kesehatan,
dalam
Repelita
IV
setiap
kecamatan
sedikitnya
memiliki
dan
perbatasan
pelayanan
kesehatan
sebagian
besar
berencana,
dan
penanggulangan
diare.
Selama
Repe-
119
bedah,
ahli
kebidanan/kandungan,
dan
ahli
kesehatan
1.436
buah
pada
akhir
Repelita
IV.
Sedangkan
jumlah
makin
meningkatnya
upaya
dan
sarana
kesehatan
dalam Repelita IV maka dapat ditingkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan, terutama dalam pelayanan Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Gizi, Imunisasi,
dan penanggulangan diare.
Selama kurun waktu 1984 - 1987, cakupan pelayanan KIA
untuk ibu hamil telah meningkat dari 49% menjadi 64,2% dari
jumlah ibu hamil dengan kontak sekitar 3,5 kali; cakupan Keluarga
Berencana
68,42%
dari
aktif
jumlah
telah
pasangan
meningkat
usia
dari
subur;`
58,79%
cakupan
menjadi
imunisasi
jadi 30%. Demikian pula dalam kurun waktu yang sama, cakupan
pelayanan
dari
gizi
29,6%
dengan
menjadi
kegiatan
49,3%,
penimbangan
dan
cakupan
balita
meningkat
penanggulangan
diare
kegiatannya
dipadukan
dalam
POSYANDU,
sampai
akhir
vitamin
juta
anak.
pada
Sedang
akhir
ibu
Repelita
hamil
yang
IV
berjumlah
mendapat
sekitar
2,4
suplementasi
pil
gondok
mendapat preparat
endemik
pada
minyak beryodium
akhir
Repelita
IV
untuk men-
mencapai
lebih
kesehatan
sarana
masyarakat
kesehatan
juga
lingkungan.
ditentukan
Sampai
oleh
dengan
tertahun
d. Penyediaan Obat
Dalam rangka penyediaan obat yang Makin merata dan terjangkau
oleh
rakyat,
telah
dilakukan
upaya
penyediaan
dan
kerja
sama
antara
Departemen
Kesehatan,
Ikatan
121
tersedianya
jumlah
tenaga
kesehatan
secara
Demikian
Puskesmas
telah
pula
keadaan
meningkat
dokter
gigi
yang
jumlahnya
dari
1.093
bertugas
orang
di
pada
gigi
terhadap
Puskesmas
meningkat
dari
menjadi
paramedik
perawatan
yang
bekerja
di
Puskesmas
122
karya dan pembantu paramedis dan tenaga non medik, juga telah
meningkat
11.563
dari
orang
masing-masing
menjadi
4.900
3.900
orang,
orang,
10.315
2.825
orang
orang
dan
dan
12.472
orang.
Jumlah tenaga medik yang bertugas di Rumah Sakit Pemerintah
meningkat
dari
5.726
orang
pada
tahun
1984
menjadi
2.
pendapatan
keluarga.
Di
samping
itu
akan
dihadapi
123
pola penyakit dan penyebarannya dan di lain pihak akan menentukan juga pola pelayanan kesehatan yang harus diikuti. Di
samping itu struktur penduduk yang sebagian besar masih terdiri dari golongan usia muda (di bawah umur 15 tahun) menyebabkan masalah kesehatan masih terpusatkan pada kelompok usia
muda, terutama kelompok balita.
Masih tingginya angka pertambahan penduduk dan urbanisasi berpengaruh pula pada kualitas lingkungan hidup dan cenderung menyebabkan tingginya bahaya pencemaran, langkanya air
bersih,
dan
bertambah
banyaknya
tempat-tempat
pembuangan
limbah dan kotoran manusia. Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa 8,4% air PAM kota, 62% air sumur pedesaan dan 37,5%
mata
air
daerah
pedesaan
perkotaan,
telah
tercemar
masalah
oleh
kesehatan
berbagai
lingkungan
kuman.
menjadi
Di
ber-
industri
dengan
bahan-bahan
berbahaya.
Selain
itu,
negatif,
antara
lain
berupa
meningkatnya
resistensi
di
yang
kalangan
berpengaruh
wanita,
merupakan
terhadap
salah
satu
masalah-masalah
masalah
kesehatan.
Sebagai akibat pendidikan rata-rata yang masih rendah, di kalangan masyarakat masih banyak sikap hidup dan perilaku yang
124
angka
penduduk
peningkatan
Repelita
IV
kesakitan,
adalah
derajat
kematian,
tingkat
kesehatan
seperti
yang
dan
pendapatan
penduduk
diuraikan
rendahnya
keluarga.
yang
di
muka,
keadaan
Berbagai
dicapai
dalam
secara
tidak
selama
kurun
waktu
tersebut.
Namun
disadari
bahwa
masih ada kelompok-kelompok masyarakat yang tingkat pendapatannya masih rendah dan masih harus hidup dan bertempat tinggal
di
gangguan
lingkungan
kesehatan
pemukiman
sehingga
yang
rawan
derajat
terhadap
berbagai
kesehatannya,
demikian
Posyandu. Berbagai
menghadapi
masalah
Rumah. Sakit
kekurangan
kelas C
peralatan
dewasa ini
untuk
dokter
125
Selama ini jumlah penduduk makin bertambah dan permintaan mereka akan pelayanan kesehatan yang bermutu. juga makin
meningkat. Karena meningkatnya jumlah penduduk, di beberapa
daerah diperlukan penambahan Puskesmas. Sedangkan meningkatnya permintaan pelayanan kesehatan yang makin bermutu menyebabkan sejumlah Puskesmas memerlukan perbaikan dan peningkatan fungsi. Selanjutnya RS kelas D di berbagai daerah memerlukan peningkatan fungsi menjadi kelas C, dan sebagian memerlukan perbaikan-perbaikan.
b. Masalah Obat
Penyediaan obat juga merupakan masalah yang memerlukan
perhatian lebih besar dalam Repelita V. Harga berbagai jenis
obat yang diperlukan oleh masyarakat berpenghasilan menengah
ke bawah dirasakan masih belum terjangkau, kecuali obat-obat
esensial dan generik yang diberikan di Puskesmas dan Rumah
Sakit. Masalah tersebut timbul terutama karena adanya masalah
bahan baku obat impor, jumlah jenis obat yang diproduksi di
dalam negeri, sistem distribusi dan pemasaran yang ada, serta
adanya sikap yang cenderung kurang memanfaatkan obat generik
pada beberapa pihak. Selain itu, masyarakat juga kurang memperoleh informasi yang diperlukan mengenai obat generik.
Di samping masalah-masalah di atas, dalam hal obat-obatan ada lagi yang memerlukan perhatian. Makin meningkatnya penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat, narkotika, minuman keras,
kosmetika, dan bahan-bahan berbahaya lainnya, merupakan masalah kesehatan yang juga masih perlu ditingkatkan penanggulangannya. Sedangkan makin meluasnya penggunaan jamu dan obatobat tradisional serta pengobatan secara tradisional di masyarakat memerlukan peningkatan penelitian ilmiah lebih lanjut.
126
c.
Selama
Repelita
IV
terjadi
ketidakseimbangan
antara
lulusan hasil pendidikan tenaga kesehatan dan rendahnya lapangan kerja yang tersedia untuk berbagai jenis tenaga kesehatan. Di samping itu, ada masalah ketidakmerataan dalam persebaran tenaga kesehatan. Khususnya mengenai dokter ahli dan
tenaga paramedis perawatan, berbagai daerah dan lembaga masih
menghadapi
kekurangan,
sedangkan
di
tempat-tempat
tertentu
di
negara
kita
juga
memerlukan
perhatian
lebih
besar.
d.
Banyak kegiatan di bidang kesehatan masih dikelola secara kurang efisien dan hal ini berkaitan dengan kemampuan
para
petugas
kesehatan
dalam
manajemen.
Permasalahan
juga
timbul karena belum kuatnya sistem informasi kesehatan, perencanaan dan penilaian, pengawasan dan pengendalian. Sementara
itu
sepenuhnya
penelitian
dan
pengembangan
dilaksanakan atas
kesehatan
dasar kebutuhan
belum
dapat
Pemerintah se-
Sakit
Pemerintah,
masih
dapat
lebih
ditingkatkan
dan
dimanfaatkan.
Di bidang hukum masih banyak peraturan dan perundangundangan yang harus disesuaikan dengan perkembangan upaya kesehatan dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu
diperlukan pula pengaturan perlindungan bagi masyarakat yang
127
Pembangunan kesehatan dalam Repelita V terutama diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan pokok sebagai berikut.
1.
Peningkatan
antara
mutu
lain
dengan
administratif
sesuai
dan
dengan
serta
pemerataan
meningkatkan
menambah
kebutuhan,
pelayanan
kemampuan
jumlah
khususnya
tenaga
di
kesehatan,
teknis
dan
kesehatan
daerah-daerah
para
tingkat;
penanggung
dan
jawab
peningkatan
upaya
peran
kesehatan
serta
di
setiap
masyarakat
dan
swasta.
2.
Peningkatan efisiensi pemanfaatan dana, tenaga dan sarana, antara lain dengan deregulasi dan debirokratisasi
manajemen program-program kesehatan termasuk pengelolaan sumber dananya. Dalam hubungan ini pengelolaan danadana yang diperoleh dari unit-unit pelayanan kesehatan
akan lebih disederhanakan agar lebih efektif dan efisien
untuk menunjang keperluan operasional dan pemeliharaan
pelayanan kesehatan.
3.
128
dilaksanakan
atas
prakarsa
dan
peran
serta
masyarakat
sehat
dan
untuk
mengatasi
masalah-masalah
kese-
kesehatan
dengan
lebih
meningkatkan
komunikasi,
pengadaan,
bersih
pemanfaatan
serta
pembuangan
dan
pemeliharaan
limbah
keluarga.
sarana
Sejalan
gizinya
sesuai
setempat.
Hal
melalui
dengan
pemanfaatan
kemampuan
tersebut
dan
didukung
aneka
ragam
keadaan
pula
oleh
bahan
lingkungan
upaya-upaya
dengan
kebutuhan,
rasional,
dan
terjangkau
oleh
masyarakat luas. Untuk itu antara lain akan dilaksanakan deregulasi di bidang pengadaan dan distribusi obat,
129
upaya
pencegahan
bahaya
obat,
narkotika,
psikotropika, minuman keras, dan bahan berbahaya lainnya. Demikian pula akan digali potensi ekonomi industri
obat,
makanan,
obat
tradisional,
kosmetika,
dan
alat
Penurunan tingkat kesuburan (fertilitas) penduduk melalui peningkatan pelembagaan norma keluarga kecil bahagia
dan sejahtera (NKKBS) dengan keterpaduan pelayanan keluarga berencana dan KIA, yang terutama dijalankan pada
Posyandu dan Puskesmas yang didukung oleh sistem rujukannya.
8.
Peningkatan
pengadaan
dan
pengelolaan
tenaga
medis,
paramedis, tenaga kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya yang bermutu agar dapat menunjang peningkatan upaya kesehatan. Penyebaran tenaga kesehatan disesuaikan
dengan
kebutuhan
nyata
guna
mengembangkan
program-program kesehatan.
9.
kerja
sehingga
memungkinkan
mereka
hidup
sehat
tujuan-tujuan
pokok
Repelita
tersebut
di
atas,
130
1.
melalui
optimasi
pemanfaatan
tenaga,
sarana
dan
standardisasi pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai kebutuhan masyarakat
dengan kerja sama lintas sektor serta memanfaatkan teknologi tepat guna dan hasil penelitian dan pengembangan
kesehatan.
b.
Peningkatan
peran
serta
organisasi
profesi
laksanakan melalui
dan
masyarakat,
lembaga
termasuk
swadaya
peningkatan kegiatan
swasta,
masyarakat
di-
penyuluhan ke-
edukasi
Dengan
(KIE)
demikian,
dengan
kerja
diharapkan
sama
dukungan
lintas
sektor.
masyarakat
secara
aktif dan dinamis dalam berbagai upaya kesehatan masyarakat. Di samping itu diharapkan pula terjadi peningkatan perilaku hidup sehat dan kemampuan untuk mengatasi
masalah-masalah
pada
umumnya,
kesehatan
diikuti
dengan
dasar
oleh
peningkatan
masyarakat
keikutsertaan
Peningkatan
pemerataan
upaya
kesehatan
dilakukan
mela-
masyarakat,
Posyandu,
Puskesmas
dan
rujukan-
131
fungsi
Puskesmas,
Keliling
untuk
dengan
Puskesmas
sarana
Posyandu
yang
Pembantu,
dan
dan
tenaganya.
pengembangannya
Puskesmas
Demikian
banyak
pula
tergantung
standar
pelayanan
kesehatan.
termasuk
swasta
berperan
serta
dilakukan
Dalam
perlu
dalam
pembinaan
untuk
hal
ini
setiap
kemampuan
dikembangkan,
upaya
upaya
jenjang
agar
kesehatan.
pengobatan
masyarakat
dapat
Di
pelalebih
samping
tradisional
itu
yang
untuk
lamatan
tertentu
menunjang
kerja,
di
kegiatan
khususnya
daerah-daerah
untuk
perlindungan
kelompok
terpencil
dan
dan
kese-
tenaga
kerja
daerah
yang
dimantapkan
secara
terarah
dan
terpadu,
132
perawat
kesehatan,
bidan,
dan
tenaga
kesehatan
lainnya. Penyebarluasan pendidikan tenaga kesehatan diarahkan agar setiap daerah mampu memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan
dalam
rangka
pemerataan
upaya
kesehatan.
mengembangkan
untuk
membina
Untuk
itu
dan
perlu
kepemimpinan
mengayomi
serta
peran
ditingkatkan
kemampuannya
serta
mutu
dan
masyarakat.
jumlah
tenaga
pengembangan
karir
pegawai
dan
keberhasilan
program kesehatan.
d.
kerja
lebih
dimantapkan
dengan
mengikutserta-
kan ikatan profesi kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat akan lebih mendapat perhatian dalam pembinaan karirnya. Untuk itu diusahakan penetapan jabatan fungsional
karir
bagi
tenaga
serta
kesehatan
mengusahakan
sebagai
agar
jalur
tenaga
peningkatan
kesehatan
makin
pendayagunaan
imbangan
kebutuhan
tenaga
kesehatan
pemerintah
dan
diperhatikan
masyarakat
per-
termasuk
133
Untuk mencukupi kebutuhan obat dan alat kesehatan dilakukan pembinaan dan pengendalian yang tepat agar jumlah,
jenis dan mutunya sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat. Distribusi obat, terutama obat esensial, ditingkatkan
dayagunanya,
banyak.
Begitu
sehingga
pula
terjangkau
ditingkatkan
oleh
kegiatan
rakyat
komunikasi,
tentang
obat
esensial,
makanan
dan
minuman,
dalam
skala
yang
lebih
besar
dengan
Pengendalian
dan
pengawasan
obat,
makanan,
kosmetika,
secara
menyeluruh
dan
sistematis,
termasuk
usaha menggalakkan penggunaan obat generik, dengan meningkatkan peran aktif masyarakat. Obat tradisional yang
terbukti
mendukung
Tanaman
efektif
dikembangkan
pemerataan
obat
yang
dan
pelayanan
dapat
dimanfaatkan
kesehatan
untuk
masyarakat.
dipertanggungjawabkan
secara
Produksi,
distribusi
dan
penggunaan
narkotika,
psikotropika, minuman keras dan zat adiktif lainnya diawasi secara lebih ketat dan tepat demi kesehatan, keselamatan, dan keamanan rakyat.
c.
134
tinggi.
Dengan
demikian
diharapkan
harga
obat
lebih
frekuensi terjadinya infeksi yang pada gilirannya sangat dipengaruhi oleh keadaan kesehatan lingkungan. Oleh karena itu
dalam melaksanakan karya keempat dari Pancakarya Husada ini
diperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
a.
Perbaikan
gizi
ditujukan
untuk
mewujudkan
derajat
sektor
Upaya
tersebut
dan
peran
didukung
serta
oleh
aktif
masyarakat.
sistem
kewaspadaan
mencegah
dampak
negatif
dari
keadaan
rawan
pangan.
b.
Peningkatan
memperluas
kesehatan
upaya
lingkungan
sanitasi
lingkungan
terutama
pencemaran
lingkungan,
serta
masyarakat
dasar,
pencegahan
dalam
serta
dilakukan
dengan
pengawasan
dan
pengendalian
meningkatkan
penyehatan
mutu
lingkungan.
peran
Pe-
135
manajemen
kesehatan
dilakukan
melalui
lebih
dimantapkan,
keterpaduan
antara
terutama
perencanaan
mengarah
kesehatan
upaya
peraturan
kesehatan
dikembangkan
perundang-undangan
yang
sesuai
berlaku.
Di samping itu setiap daerah didorong untuk berkembang sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimilikinya. Pengawasan fungsional dan pengawasan melekat
ditingkatkan dengan penyempurnaan sistem dan sarana
menerapkan pengawasan, serta pemantapan pelaksanaan
disertai supervisi secara rutin dan sistematis.
b.
Sistem informasi kesehatan yang terpadu, yang meliputi informasi manajemen kesehatan, informasi upaya
teknis kesehatan, informasi kesehatan untuk masyarakat, serta informasi ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan, akan dikembangkan dan ditata
secara sistematis dan terarah.
136
c. Penelitian
sesuai
dan
pengembangan
dengan
kebutuhan
kesehatan
dan
dilaksanakan
pengembangan
program
kesehatan
lebih
sektoral
akan
dimantapkan
dipercepat
dan
multi
dan
dilakukan
disiplin.
pengendalian
serta
pengembangan
kesehatan
dan
penilaian
secara
Sejalan
upaya
penting
pelaksanaanlintas
dengan
itu,
penelitian
pula
dan
ditingkatkan.
mendukung
pelayanan
kesehatan,
syarakat.
Perlu
profesional
nelitian
dan
oleh
pengetahuan
dan
kesehatan,
terjangkaunya
ditingkatkan
pengertian
pelaksana
dan
obat
tenaga
mengenai
dan
teknologi
pengembangan
ma-
peneliti
yang
pentingnya
pe-
program.
Ilmu
kesehatan
di-
pembina
(Iptek)
oleh
hukum
di
menciptakan
bidang
kepastian
kesehatan
hukum.
dilaksanakan
Pemahaman
kesa-
kesehatan
pentingan
akan
ditingkatkan
memperoleh
sehingga
kejelasan
yang
dan
berke-
kepastian
penyelenggaraan
hukum
di
bidang
upaya
kesehatan
kesehatan.
disesuaikan
Pengembangan
dengan
kon-
e. Pembiayaan kesehatan secara bertahap akan diupayakan untuk lebih terpadu, serasi, efisien dan efektif. Untuk itu akan diupayakan perencanaan program
dan
sumber
dana
dengan
lebih
seksama
di
tingkat
potensi
sumber
dana
masyarakat
untuk
makin
ikut berperan dalam pembiayaan pembangunan kesehatan. Sejalan dengan itu akan ditingkatkan pula kemampuan manajemen penggunaan sumber dana yang ada.
Pembiayaan kesehatan oleh masyarakat diarahkan melalui
prinsip
asuransi.
Demikian
pula
efisiensi
subsidi
pemerintah
lebih
diarahkan
untuk
pelayanan
pengobatan
akan
makin
disesuaikan
7,9
menjadi
lita
V.
7,5
per
per
1.000
1.000
Sedangkan
penduduk,
penduduk
angka
diharapkan
pada
kematian
akhir
bayi
(0
turun
Repe-
12
138
menurun
dari
10,6
pada
Repelita
IV
menjadi
IV
diperkirakan
63
tahun,
diharapkan
akan
Angka
kesakitan
diare
diharapkan
dapat
diturunkan
angka
kesakitan
malaria
dapat
dipertahankan
akan
dapat
ditekan.
Penyakit
frambusia
atau patek dan penyakit demam keong atau schistosomiasis tidak menjadi masalah kesehatan lagi.
d. Penderita
kurang
kalori
protein
(KKP)
pada
balita
0,5%,
pada
anemia
menjadi
anak
gizi
40%,
dan
balita
pada
turun
ibu
gangguan
dari
hamil
akibat
0,7%
turun
menjadi
dari
kurang
55%
yodium
sekitar
kurun
45%
waktu
dari
seluruh
tersebut,
jumlah
persalinan
ditingkatkan
menjadi
139
T A B E L 23 - 1
ANGKA KEMATIAN DAN HARAPAN HIDUP
Akhir
Repelita III
(1983)
Akhir
Repelita IV
(1988)
Akhir
Repelita V
(1993)
9,9
7,9
7,5
90,3
58,0
49,8
17,8
10,6
6,5
56,0
63,0
65,0
1)
4)
140
GRAFIK 23 -1
ANGKA KEMATIAN DAN HARAPAN HIDUP
PADA AKHIR REPELITA III, IV DAN V
Angka
Kematian
Kasar
Angka
Kematian
Bayi
Angka
Kematian
Anak
Angka
Harapan Hidup
Rata-rata
141
Dengan
angka
pencakupan
karena
kejang
tetanus
ini
diharapkan
kematian
dapat
bayi
turun
di
bawah 3 per 1.000 kelahiran hidup. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat ditekan serendah mungkin dan penyakit poliomyelitis di
Jawa - Bali sudah dapat dikendalikan, sehingga tidak
merupakan masalah kesehatan lagi.
g
Puskesmas secara bertahap dapat melaksanakan 13 kegiatan pokok atau lebih sesuai dengan kebutuhan setempat dan dengan mutu yang telah meningkat.
h.
RSU
kelas
spesialistik
selain
dasar,
menyelenggarakan
telah
mampu
pelayanan
menyelenggarakan
pelayanan spesialistik lainnya yang dibutuhkan masyarakat. RSU kelas C dan D telah mampu menyelenggarakan
pelayanan
KB,
Imunisasi,
Perinatologi
dan
142
TABEL 23 - 2
UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
DALAM REPELITA IV DAN V
Jenis Kegiatan
Satuan
Repelita IV
Repelita V
jt orang/thn
ribu orang/thn
7,8
30
5,7
24
3.
a. Pencarian/pengobatan penderita
juta orang
3,5
b. Pengembangan di Puskesmas
ribu buah
1)
Imunisasi :
a. Cakupan kontak pertama bayi
75
90
65
80
30
80
jt rumah/thn
4,6
3,0
h, Pengobatan penderita
jt orang/thn
10,0
8,7
jt rumah
jt rumah
2,9
15,8
9,0
36
Penurunan KKP :
- Prevalensi KKP melalui UPGK
2.
3.
0,7
0,5
- gondok tampak
- gondok total
32
18
55
40
4.
1)
Sasaran baru
143
j.
yang
Pemenuhan
merata
dan
terjangkau
kebutuhan tersebut
ningkatnya
kapasitas
oleh
masyarakat.
ditunjang dengan
produksi
obat
dengan
me-
sistem
1.
yang
menggunakan
jamban
meningkat
dari
37,5%
Tenaga
kesehatan
ditingkatkan
mutu
dan
jumlahnya
berdasarkan
Terbinanya
swasta,
peran
dalam
beban
serta
kerja
aktif
pengembangan
dan
kapasitasnya.
masyarakat,
tenaga
termasuk
kesehatan
yang
diperlukan.
n.
Informasi
kesehatan
makin
tersedia
dengan
memadai
untuk keperluan perencanaan, pengelolaan dan penilaian program-program kesehatan. Penelitian dan pengembangan
kesehatan
dilaksanakan
dan
dimanfaatkan
144
o.
Makin terciptanya kepastian hukum sehingga memberikan kejelasan dan kepastian tentang peran, hak, wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab berbagai pihak
dalam menyelenggarakan upaya kesehatan.
p.
IV. PROGRAM-PROGAM
Kebijaksanaan
dan
langkah-langkah
pembangunan
kesehatan
dengan
bidang-bidang
pembangunan
lainnya,
dan
dengan
Upaya
Pelayanan
Kesehatan
Masyarakat
bertujuan
3,4
per
1.000
kelahiran,
penurunan
angka
c.
Jumlah
Puskesmas,
Puskesmas
Pembantu,
Puskesmas
sehingga
rasio
Puskesmas
terhadap
institusi
upaya
kesehatan
bertujuan
untuk
Meningkatkan
jumlah
Puskesmas
dari
5.642
menjadi
146
Pembantu
ditingkatkan
jumlahnya,
dari
14.562
pada
V.
Dengan
demikian
tiap
Puskesmas
didukung
ditingkatkan
jumlahnya
dari
3.251
menjadi
dengan
Perawatan,
Puskesmas
Keliling,
Menambah dan mengganti peralatan Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas dengan Perawatan, dan Puskesmas Keliling dilakukan secara bertahap, sehingga
semuanya mempunyai peralatan yang memadai untuk melaksanakan fungsinya secara optimal.
(4)
Mencukupi
dan
kebutuhan
Puskesmas
tenaga
dengan
di
Puskesmas
Perawatan
dilakukan
Pembantu
secara
pada
akhir
Repelita
selain
tenaga
dokter,
dengan
tenaga-tenaga
kesehatan
dan
non
di
desa-desa
yang
jauh
dari
Puskesmas
dan
147
TABEL 23 - 3
JUMLAH SARANA DAN TENAGA KESEHATAN,
1988/89 - 1993/94
Satuan
A.
B.
1993/94
Perubahan (%)
5.642
14.562
6.196
20.062
9,8
37,8
Puskesmas
buah
2.
Puskesmas Pembantu
3.
Puskesmas Keliling
buah
buah
4.
5.
6.
3.251
6.227
91,5
buah
buah
1.067
1.350
26,5
1.436
1.472
2,5
buah
122.998
132.158
7,4
3.575
35.584
95,9
54,2
39,3
Dokter Ahli
orang
2.
Dokter Umum
3.
Dokter Gigi
orang
orang
3.821
5.321
4.
Apoteker
orang
1.777
3.027
70,3
5.
orang
860
3.500
307,0
6.
Paramedis Perawatan
125.675
96,1
Paramedis Non-Perawatan
orang
orang
64.087
7.
22.858
40.358
76,6
8.
Pekarya Kesehatan
orang
56.186
59.186
5,3
9.
orang
108.959
116.459
6,9
orang
orang
283.457
191.349
392.685
262.913
38,5
37,4
Jumlah Seluruhnya
orang
474.806
655.598
38,1
Catatan :
1) Tidak termasuk dokter-dokter ahli swasta dan yang bekerja
di luar departemen kesehatan
148
1988/89
1.825 1)
23.084
GRAFIK 23 - 2
JUMLAH TENAGA KESEHATAN
(1988/89 - 1993/94)
(Ribu Orang)
1988/89
1993/94
Dok ter
Ahli
Dokter
Umum
Dokter
Gigi
Apoteker Sarjana
Kesehatan
Masyarakat
149
ibu dan anak, dan pembina tenaga kesehatan tradisional serta kader kesehatan yang ada.
(6) Meningkatkan kemampuan teknis dan manajemen tenaga
Puskesmas untuk
melaksanakan kegiatan
pokok dengan
setempat. Pelayanan
kesehatan untuk
dengan
yang
pelayanan
dilengkapi
dokter
dengan
terbang
sarana
dan
komunikasi
radio.
(7)
Meningkatkan
penambahan
rasio
dukungan
jumlah
satu
peran
Posyandu
Posyandu
serta
masyarakat
sehingga
untuk
untuk
dapat
dicapai
100
balita.
maksimum
Dengan demikian jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi para ibu dan balita dapat makin
meningkat dan merata. Untuk itu berbagai upaya antar
program dan antar sektor akan digalakkan agar masyarakat
lebih
terdorong
Posyandu.
Sejalan
Puskesmas
akan
dengan
disiapkan
untuk
menyelenggarakan
itu,
sarana
dan
untuk
mendukung
tenaga
kegiatan
tersebut
antara
lain
diharapkan
dapat
dicapai
penurunan
angka bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sebesar 10%
150
ditingkatkan
cakupan
pemeliharaan
kesehatan
bayi
dan
Sasarannya
terutama
adalah
bayi,
balita
dan
ibu
penyuluhan
gizi.
Kegiatan-kegiatan
tersebut
dipadukan
gizi
masyarakat
terpadu
antara
lain
untuk
mendukung
151
gondok
endemik
dengan
penyuntikan
preparat
pemantauan
pola
konsumsi
pangan
penduduk
pedesaan
kegiatan-kegiatan
tersebut
diharapkan
prevalensi
KKP, Kurang Vitamin A, Kurang Yodium dan Kurang Zat Besi akan
dapat diturunkan dengan lebih cepat guna mendukung upaya penurunan angka kematian bayi, balita dan kematian ibu.
(4)
Kegiatan ini dilakukan melalui jalur institusi upaya kesehatan masyarakat yang meliputi pengamatan kejadian penyakit,
imunisasi dan penanggulangan terhadap penyakit diare, infeksi
saluran
pernafasan
frambusia,
akut,
tuberkulosa
malaria,
paru,
dan
demam
penyakit
berdarah,
yang
kusta,
menimbulkan
Kesehatan Lingkungan
Kegiatan
kesehatan
lingkungan
dilakukan
melalui
upaya
dan
meningkatkan
kerja
sama
lintas
program
dan
lintas sektoral.
Dalam Repelita V diupayakan peningkatan kualitas lingkungan melalui pembinaan dan pengembangan desa percontohan,
untuk
pengadaan,
pemanfaatan,
pemeliharaan
dan
pelestarian
152
Di
samping
hal-hal
di
atas
dilakukan
pula
pengawasan
Kegiatan
melalui
penyuluhan
wawanmuka
dengan
kesehatan
semua
masyarakat
pengunjung
dilaksanakan
Puskesmas,
kun-
Pembudayaan pola hidup sehat di lingkungan sekolah terutama dilakukan dengan pendidikan kesehatan baik sebagai mata
ajaran tersendiri maupun diintegrasikan ke dalam mata ajaran
lain. Di samping itu dilakukan pula peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi kelompok usia sekolah dan perluasan pembinaan dan pengawasan fasilitas sanitasi dasar di sekolah, termasuk sekolah luar biasa (SLB).
(8)
Pengembangan
upaya
kesehatan
usia
lanjut
dilaksanakan
153
(9)
mutu yang lebih baik. Dalam kaitan itu akan lebih dikembangkan kerja sama lintas sektor serta berbagai upaya agar tercipta pemberian obat yang rasional dan pengelolaan obat yang
lebih baik di Puskesmas, termasuk pemanfaatan obat tradisional
yang terbukti efektif.
(10)
Perawatan
kesehatan
masyarakat.
meliputi
berbagai
upaya
upaya
ini
dilakukan
terutama
melalui
ja-
lain,
dan
pembinaan
kemampuan
keluarga
untuk
hidup
Peningkatan
sektor
yang
kesegaran
dilaksanakan
jasmani
dalam
merupakan
rangka
upaya
peningkatan
lintas
kesehatan
kesehatan
olahraga,
pengembangan
teknologi
kesegaran
dalam
koordinasi
dengan
sektor
terkait.
Di
samping
154
(12)
Upaya
kesehatan
mata
diarahkan
untuk
menurunkan
angka
Laboratorium Sederhana
Sejalan dengan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat, laboratorium sederhana di Puskesmas akan lebih
ditingkatkan
peranannya.
Secara
bertahap
diharapkan
setiap
Pelayanan
penguatan
dan
pencegahan
terutama
ditujukan
pada kelompok ibu hamil, ibu menyusui, anak pra sekolah, dan
murid sekolah dasar. Pengobatan dan perbaikan fungsi kunyah
dilaksanakan di Puskesmas dan jenjang rujukannya.
(15)
Dalam
dilakukan
kesehatan
pencegahan
dan
jiwa,
diusahakan
penanggulangan
agar
tahap
dapat
pertama
terpadu
dengan
sektor-sektor
lain
diusahakan
untuk
terus membantu upaya penjaringan kasus-kasus pasung di pedesaan dan gelandangan psikotik terutama di daerah perkotaan.
c.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat secara
155
memecahkan
masalah
kesehatan
dengan
penuh
tanggung
jawab.
Beberapa upaya kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah:
berbagai pelayanan dasar Puskesmas, khususnya dalam hal kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, KB, kesehatan lingkungan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyuluhan kesehatan,
dan
upaya
perawatan
masalah
lain
yang
memerlukan
upaya-upaya
Posyandu;
rian
dalam
lingkungan;
peran
pembentukan,
pengadaan,
sarana
kesehatan
air
pencegahan
serta
dan
dan
pemeliharaan
pedesaan;
adalah
pelestarian
dan
pemeliharaan
pemantauan
Beberapa
masyarakat
pemanfaatan,
pemanfaatan,
bersih
masyarakat.
pelestakebersihan
pencemaran
air
dan
pendekatan
menghimpun
dan
penyuluhan
menggerakkan
kesehatan,
sumber
khususnya
daya
masyarakat
pokok
yang
akan
dijalankan
dalam
Repelita
adalah:
(1) Meningkatkan
kemampuan
tenaga
kesehatan,
khususnya
di
mengenai
bidang
penyuluhan
komunikasi,
kesehatan,
informasi
dan
khu-
edukasi
kepemimpinan
kesehatan
dalam
pelbagai
156
giatan
pelatihan
lompok
keluarga
kader
Posyandu
dasawisma.
dan
Kegiatan
pembinaan
ini
ke-
dilaksana-
kan secara terpadu oleh para petugas Puskesmas bersama dengan para petugas dalam program-program serta
sektor-sektor
lain
tihan
diberikan
serupa
("dokter
kecil",
yang
Saka
mendukung
pula
Posyandu.
kepada
Bhakti
Pela-
generasi
Husada,
Palang
muda
Merah
antara
lain
akan
diberikan
penyuluhan
tentang
upaya kesehatan masyarakat termasuk pengobatan tradisional dan tanaman obat keluarga.
(3)
Meningkatkan
kegiatan
upaya
kesehatan
menggerakkan
melalui
dan
organisasi
melembagakan
masyarakat,
Karang
Taruna,
KNPI,
Organisasi-organisasi
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan jaringan pelayanan kesehatan dan pertolongan
persalinan,
posyandu,
serta
sarana
kesehatan
lain-
nya.
d. Upaya Kesehatan Kerja
Upaya Kesehatan Kerja bertujuan untuk menunjang kegiatan
perlindungan dan keselamatan kerja, khususnya di daerah-daerah
terpenci1, bagi kepentingan kelompok tertentu, seperti kelompok penyelam mutiara, buruh Perkebunan Inti Rakyat (PIR), kelompok-kelompok petani, nelayan, dan pekerja industri kecil/
rumah yang rawan akan bahaya pencemaran limbah industri.
Upaya tersebut akan dilaksanakan dengan mengadakan usaha
untuk menemukenali masalah gangguan kesehatan yang ada mela157
lui penelitian, dan dengan mengadakan percobaan serta pengembangan cara-cara pencegahan dan penanggulangan penyakit secara
terpadu dengan kegiatan-kegiatan dari program-program lain.
2. Program Upaya Kesehatan Rujukan
Upaya kesehatan rujukan pada dasarnya meliputi dua pokok
kegiatan, yaitu kegiatan rujukan medik dan rujukan kesehatan.
Rujukan medik adalah rujukan yang menyangkut pengobatan dan
pemulihan, terutama di Rumah Sakit; sedangkan rujukan kesehatan adalah
rujukan untuk
peningkatan kesehatan
(promotif)
khusus
ditujukan
untuk
menunjang
upaya
penyakit
lainnya
yang
cenderung
meningkat
jumlahnya.
b.
Peningkatan
yang
dan
meliputi
pemantapan
manajemen
kegiatan-kegiatan
gerakan-pelaksanaan
dan
rumah
sakit
perencanaan,
peng-
pengawasan-pengendalian.
Peningkatan dan pemantapan manajemen ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan
dan pengembangan pola pendanaan yang mengarah kepada
kemandirian
dengan
tetap
memperhatikan
fungsi
dan
tanggung jawab sosial rumah sakit berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
158
b.
dan
pelayanan
terintegrasi
dalam
bidang
Secara bertahap rumah sakit kelas B dan RSU Pendidikan ditingkatkan kemampuannya untuk dapat memberikan
pelayanan
yang
lebih
bermutu
sesuai
dengan
Semua RSU kelas C dan D makin mampu membina Puskesmas, sedangkan RSU kelas A dan B makin mampu membina RSU kelas C dan D sesuai dengan upaya lebih
mengefektifkan
itu
Balai
pelayanan
Laboratorium
rujukan
Kesehatan
kesehatan.
dan
Balai
Untuk
Teknik
Beberapa
rumah
Kusta akan
sakit
khusus
ditingkatkan mutu
terutama
RS
jiwa
pelayanan dan
dan
kemam-
puannya.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, ditetapkan kebijaksanaan seperti di bawah ini.
159
a.
mampu
memberikan
dukungan
kepada
pelayanan
luas,
dengan
memperhatikan
kepentingan
disertai
dengan
upaya
peningkatan
kemampuan
dan
tenaga
untuk
meningkatkan
mutu
pelayanan
Sehubungan
diperoleh
rujukannya
dari
akan
dengan
itu
penggunaan
lebih
pengelolaan
jasa
Rumah
disederhanakan.
dana
yang
Sakit
dan
Secara
ber-
tahap akan diadakan penyesuaian tarip dan pola pembiayaan jasa pelayanan di Rumah Sakit dan rujukannya
yang disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan masyarakat setempat, antara lain untuk menunjang pembiayaan operasional dan pemeliharaan yang lebih memadai.
d.
a.Rujukan Medik
Kegiatan
pokok
rujukan
medik
terutama
ditujukan
untuk
memperluas cakupan, meningkatkan mutu, dan meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Untuk itu akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan berikut.
(1)
Meningkatkan
katkan
jumlah
pemanfaatan
dan
dan
mutu
tenaga
pengadaan
serta
sarana,
mening-
prasarana
Meningkatkan
kegiatan
pelatihan,
upaya
alih
penge-
tahuan dan teknologi, serta kegiatan bimbingan pelayanan, pemantauan dan evaluasi terhadap kemampuan
pelayanan
oleh
lembaga
pelayanan
kesehatan
yang
fungsi
Rumah
Sakit
dan
Balai
Teknik
dan
kemampuan
Puskesmas,
Kesehatan
seperti
Lingkungan
sarana-sarana
penunjang
Laboratorium
Kesehatan,
dan
lain-lain.
Untuk
itu
dan
memfungsikan
Laboratorium
sarana,
Kesehatan,
Balai
prasarana
Teknik
dan
peralatan
Kesehatan
Ling-
Pencegahan
dan
Pemberantasan
Penyakit
bertujuan
161
pencegahan
dan
pemberantasan
penyakit
terutama
Meningkatnya
untuk
kemampuan
menanggulangi,
penyakit
menular
sarana
pelayanan
mencegah,
melalui
kerja
dan
sama
kesehatan
memberantas
antar
sektor
kesadaran
dan
peran
serta
masyarakat
untuk
diare
pada
balita
dari
2,1
menjadi
1,6
Tertekannya
angka
kematian
akibat
infeksi
saluran
162
dengan obat-obatan sederhana yang tersedia di tingkat desa dan di lapangan serta meningkatkan rujukan
dan intensifikasi penyuluhan dan imunisasi.
(4) Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian sebagai
akibat
dengan
penyakit-penyakit
imunisasi
cegahan
TBC
melalui
dengan
yang
dapat
peningkatan
imunisasi
BCG,
dicegah
kegiatan
pen-
pencegahan
dip-
campak
pada
bayi
dengan
vaksinasi
polio
dan
ibu
hamil
diptheri,
dan
tetanus
calon
(DT)
pengantin,
dan
TT
pada
dan
imunisasi
anak
sekolah.
secara
terus
menerus,
maka
akan
di-
(b)
(c)
(d)
(e)
(5)
Dapat
dipertahankannya
dan
lebih
menurunnya
angka
dan
daerah
malaria
endemis
tinggi)
di
Mengurangnya
kecenderungan
perluasan
wilayah
ter-
jangkit demam berdarah terutama di wilayah perkotaan, daerah pembangunan dan daerah pariwisata sebagai
hasil
peran
serta
aktif
dari
masyarakat,
sehingga
Dapat
ditekannya
sangat
rendah
penyakit
agar
tidak
yang
lagi
prevalensinya
merupakan
sudah
gangguan
Menekan
angka
kesakitan
penyakit
framboesia
untuk
pemukiman
baru
atau
transmi-
grasi.
(c)
(d)
164
Menurunnya
secara
bermakna
angka
kesakitan
penya-
buschi,
anthrax,
penyakit
hepatitis
kelamin
dan
(termasuk
lain-lainnya
akan
diturunkan secara lebih bermakna. Untuk itu diperlukan peningkatan sistem pengamatan penyakit, pengkajian
cara
penanggulangan
secara
lebih
terpadu,
Sasaran
program
pencegahan
dan
pemberantasan
penyakit
pencegahan
tidak
pembuluh
dan
menular,
darah,
penanggulangan
terutama
penyakit
penyakit-penya-
penyakit
kanker,
dan
jantung
dan
penyakit-pe-
masalah
dan
bahaya
dengan
intensifikasi
edukasi
(KIE)
demikian
dalam
diharapkan
penyakit-penyakit
komunikasi,
penyuluhan
masyarakat
tersebut
informasi,
kesehatan.
mampu
dan
Dengan
menggerakkan
merokok,
bermutu
membiasakan
gizi,
serta
makanan
membiasakan
yang
seimbang
berolahraga
dan
secara
teratur.
Untuk mencapai sasaran upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular, ditetapkan program
165
Penentuan
prioritas
pemberantasan
penyakit
ditentukan
dalam
pencegahan
berdasarkan
berbagai
dan
per-
(2)
ekonomi,
daerah
terpencil
dan
daerah
pemukiman baru.
(3)
(4)
Adanya
kemampuan
manajemen,
terutama
tenaga,
teknologi,
kemampuan
pengelolaan,
dan
ke-
mampuan pendanaan oleh daerah dan masyarakat setempat. Dengan demikian fungsi pusat lebih diarahkan
kepada
pengendalian,
pembimbingan,
dan
pemberian
Pencegahan dan
pemberantasan penyakit
secara ter-
padu dilaksanakan melalui upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan rujukan, dan upaya lain termasuk upaya dari masyarakat dan swasta yang perlu
dipersiapkan kemampuannya secara mantap. Dalam pelaksanaan
kegiatan
tersebut
komponen
komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) merupakan bagian integral yang tak terpisahkan.
166
d.
Peranan
dan
tanggung
jawab
masyarakat
dalam
upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit perlu ditingkatkan. Peranan dan tanggung jawab tersebut dapat
meliputi:
(1)
dan
pemberantasan
penyakit,
misalnya
Peningkatan
pelaporan
mengenai
kejadian
luar
Peningkatan
matuhi
partisipasi
dan
masyarakat
melaksanakan
untuk
me-
ketentuan-ketentuan
penanggulangan wabah.
e.
Program
pencegahan
ditunjang
dengan
dan
pemberantasan
berbagai
kegiatan
penyakit
pokok
yang
secara
Berbagai
intervensi
terhadap
lingkungan
hidup
manusia.
(2) Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
(3)
Koordinasi
serta
keterpaduan
kegiatan
dengan
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit tak menular perlu ditingkatkan dan dikembangkan melalui:
(1)
Peningkatan dan pengembangan penelitian penyakit untuk mengetahui besarnya masalah, epidemiologi, metodologi dan cara pencegahan serta
pemberantasannya.
(2)
Peningkatan
kemampuan
sarana
pelayanan
kese-
hatan.
167
serta
menggerakkannya
untuk
melaksa-
Pencegahan
dan
pemberantasan
penyakit
yang
ditun-
Pengamatan penyakit menular, terutama di pelabuhan laut dan udara, terlebih-lebih pelabuhan
internasional.
(2)
(3)
Pengamatan
terpadu
untuk
pemantauan
program
c.
d.
penelitian
mengenai
penatalaksanaan
pen-
168
e.
Peningkatan
lingkungan
penyehatan
lingkungan
pemukiman,
melalui
penyediaan
air
perbaikan
bersih,
peng-
awasan pembuangan kotoran dan air limbah serta pemberantasan vektor penular penyakit.
f.
Penyediaan
sarana
yang
memadai
seperti
peralatan,
Peningkatan
kemampuan
masyarakat
untuk
menolong
penyakit
dengan
pengembangan
teknologi
tepat
lebih
digalakkan
sebagai
kegiatan
pendukung
yang penting.
h.
Peningkatan
koordinasi
lintas
sektoral
dan
mengge-
dalam
berbagai
upaya
pencegahan
dan
pemberan-
tasan penyakit.
i.
Pemantapan
pindah,
rah
upaya
pengamatan
pengamanan
perbatasan,
kesehatan
kesehatan
pengamanan
di
penduduk
pelabuhan
kesehatan
dan
jemaah
berdaehaji,
dan
masyarakat
melestarikan
perilaku
agar
semuanya
hidup
sehat
dalam
dan
rangka
lingkungan
membina
sehat,
169
penyuluhan
kesehatan
akan
mengutamakan
informasi
kesehatan yang mendukung prioritas sasaran program pembangunan kesehatan yaitu terutama menurunkan angka kematian bayi,
balita dan kematian ibu.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan-kegiatan
penyuluhan
kesehatan
masyarakat
dilaksanakan
dengan
b.
c.
Penyuluhan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan baik oleh pemerintah secara lintas program
dan lintas sektoral maupun oleh masyarakat, termasuk
perusahaan swasta.
d.
Puskesmas
dimanfaatkan
sebagai
pusat
pengembangan
e.
Sikap
mental
kesehatan
ke
arah
petugas
masyarakat
sikap
kesehatan,
akan
mental
terutama
dikembangkan
yang
petugas
dan
partisipatif
dibina
dan
lebih
Peningkatan
penyuluhan
kesehatan
pada
lembaga-lem-
Repelita
V,
pelaksanaan
program
Penyuluhan
Kese-
a.
Penyebaran
informasi
kesehatan
bertujuan
untuk
mening-
rangka
penyebaran
informasi
kesehatan,
dilakukan
Meningkatkan
pengetahuan,
sikap,
kemampuan
dan
mo-
tivasi petugas kesehatan, baik swasta maupun pemerintah, terutama di Puskesmas dan rujukannya serta
kader Posyandu, di bidang penyuluhan kesehatan melalui pendidikan, latihan dan cara-cara lainnya.
(2)
Mengembangkan,
memproduksi
bahan-bahan
melengkapi
dan
dan
sarana
menyebarluaskan
penyuluhan
kese-
Meningkatkan
kerja
sama
lintas
sektor,
termasuk
pesan kesehatan menjadi bagian integral dari pesanpesan pembangunan di sektor-sektor yang lainnya.
(4)
Meningkatkan
kegiatan
operasional
penyuluhan
kese-
hatan dengan lebih intensif melalui media massa Pemerintah dan Swasta, kelompok dan perorangan dengan
memanfaatkan
berbagai
metode
penyuluhan
yang
lebih
Menyebarluaskan
informasi
secara
khusus
dalam
ke-
Pengembangan
Potensi
Swadaya
Masyarakat
di
Bidang
Kesehatan
Pengembangan potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, untuk
mengenal dan dalam batas kemampuannya memecahkan masalah-masalah kesehatannya sendiri dan masyarakat lingkungannya. Untuk
itu dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
(1)
terutama
Puskesmas,
kelompok-kelompok
swadaya
masyarakat
Pengurus
kesenian
lainnya
rakyat,
dalam
LKMD,
Pe-
dan
lem-
pengembangan
Memberikan
dorongan
dan
melaksanakan
pembinaan
ke-
terhadap
pengembangan
bidang
kesehatan,
kelompok
potensi
antara
172
masyarakat,
swadaya
lain
melaksana-
masyarakat
melalui
di
pertukaran
(3) Mengembangkan, memproduksi, dan menyebarluaskan pedoman penyuluhan kesehatan untuk para penyelenggara
penyuluhan, baik pemerintah maupun masyarakat melalui kerja sama lintas program dan lintas sektor.
c. Pengembangan penyelenggara penyuluhan
Pengembangan
penyelenggara
meningkatkan
pengetahuan,
penyelenggara
penyuluhan
penyuluhan
sikap,
agar
bertujuan
keterampilan
dapat
dan
untuk
motivasi
menyelenggarakan
penyu-
Menyempurnakan
kurikulum
penyuluhan
kesehatan
di
Menyusun
modul-modul
latihan
khusus
untuk
tenaga
Menyelenggarakan pelatihan kepada tenaga-tenaga kesehatan dan non kesehatan tentang materi dan metode
penyuluhan kesehatan.
5.
Program
Pendidikan,
Latihan
dan
Pendayagunaan
Te-
naga Kesehatan
Tenaga kesehatan merupakan sumber daya manusia yang penting untuk menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan bersamasama masyarakat. Tuntutan kualitas upaya kesehatan perlu didukung oleh tenaga kesehatan yang jumlahnya cukup dan bermutu.
Di samping itu pendayagunaan tenaga kesehatan akan dilakukan
secara lebih merata dan efisien.
173
a.
Dalam
Repelita
tujuan
Pendidikan
Kesehatan
ialah
tersedianya
tenaga
terampil,
dalam
jumlah
cukup
yang
dan
kesehatan
untuk
Latihan
yang
memenuhi
Tenaga
bermutu,
kebutuhan
paramedis
perawatan
(perawat
kesehatan,
bidan),
masyarakat.
Jumlah
tenaga
kesehatan
secara
keseluruhan
akan meningkat dari 474.806 orang pada akhir Repelita IV menjadi 655.598 orang pada akhir Repelita V, termasuk di dalamnya 3.575.dokter ahli, 35.584 dokter umum, 5.321 dokter gigi
dan lebih dari 125 ribu tenaga paramedis perawatan dan non
perawatan
(Tabel
23-3).
Selain
peningkatan
jumlah
akan
di-
dan
latihan
pengembangan
penjenjangan,
latihan
teknis
tenaga
kesehatan
fungsional,
manajemen
mencapai
tujuan
dan
sasaran
tersebut
ditetapkan
tenaga
kesehatan
didasarkan
Pembangunan
Kesehatan
kebijaksanaan:
(1)
Pendidikan
pada
dan
konsep
latihan
yang
mendukung
Pendidikan
dan
latihan
tenaga
kesehatan
diarahkan
untuk meningkatkan mutu tenaga dengan menjamin perkembangan perilaku, kemampuan teknik dan manajerial
yang
didasari
nilai-nilai
dan
dapat
peri
yang
disiplin
menunjang
mengembangkan
nasional
berdasarkan
pembangunan
kemandirian,
kesehatan,
kepemimpinan,
Pendidikan
dan
latihan
tenaga
kesehatan
dilakukan
Pendidikan dan latihan tenaga kesehatan dilaksanakan secara lintas program dan lintas sektoral, serta
secara
aktif
mengikutsertakan
masyarakat
terutama
Pendidikan dan latihan tenaga kesehatan dilaksanakan secara efektif dan efisien yang didukung oleh
sumber daya yang cukup dan bermutu.
(6)
ditingkatkan
dengan
memperhatikan
pertumbuhan
mutu
dan
pemerataan
pendidikan
salah
satu
dan
sumber
pelayanan
latihan
kesehatan.
berfungsi
informasi
dan
pula
inovasi
pembangunan kesehatan.
175
dan
widyaiswara
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
dan
latihan
berdasarkan
kompetensi
yang
Meningkatkan manajemen pendidikan dan latihan, termasuk penyempurnaan organisasi, guna mendukung kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan perkembangan upaya kesehatan, pendidikan dan latihan.
Untuk
itu
dilaksanakan
pemantauan
dan
penilaian
dan
efisien
dan
penyediaannya
guna
mendukung
Meningkatkan
dan
dan
tenaga
latihan
bangan
pemerataan,
mengembangkan
kesehatan
kebutuhan
lembaga
pendidikan
berdasarkan
tenaga
dan
pertimkemampuan
(7)
pendidikan
dan
latihan
tenaga
kesehatan
tahap
disesuaikan
dengan
pola
kebijaksanaan
pendi-
dikan nasional.
b. Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
Tujuan pendayagunaan tenaga kesehatan ialah meningkatkan
pemanfaatan
tenaga
kesehatan
secara
efektif
dan
efisien
di
Pendayagunaan tenaga kesehatan didasarkan pada konsep pengelolaan tenaga yang terarah dan menyeluruh,
meliputi sektor pemerintah dan swasta, serta kebutuhan dalam dan luar negeri.
(2)
Penerimaan,
pengangkatan,
penyebaran
dan
penempatan
tenaga memperhatikan segi perimbangan kebutuhan pemerintah dan masyarakat yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah. Penempatan tenaga kesehatan
diutamakan
untuk
daerah
terpencil
dan
perba-
tasan.
(3)
Peningkatan pengelolaan tenaga kesehatan yang didukung oleh sistem informasi tenaga kesehatan, kerja
sama lintas sektoral dan lintas program serta organisasi profesi kesehatan.
177
(4) Pendayagunaan tenaga kesehatan memperhatikan pengembangan karier melalui jalur jabatan fungsional, di
samping
jalur
jabatan
struktural,
serta
melalui
dengan
tujuan
dilaksanakan
dan
sasaran
serta
kebijaksanaan
kegiatan-kegiatan
pokok
sebagai
ber-
ikut.
(1)
Memantapkan
konsep
pendayagunaan
tenaga
kesehatan
kesehatan
dengan
meningkatkan
peran
serta
pro-
Memantapkan
sistem
informasi
ketenagaan
untuk
me-
Meningkatkan
pengembangan
karier
tenaga
kesehatan
sesuai
dengan
penggunaan
kebutuhan
yang
rasional.
nyata
Dalam
masyarakat,
pengertian
178
dan layak terjangkau oleh rakyat banyak. Selanjutnya dalam tujuan juga tercakup tersedianya alat kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat secara memadai.
b.
c.
Terlindungnya
terhadap
masyarakat,
penyalahgunaan
terutama
dan
generasi
muda,
kesalahgunaan
obat,
Meningkatnya penggunaan obat tradisional yang terbukti bermanfaat untuk pelayanan kesehatan.
e.
Meningkatnya kemandirian di bidang obat, serta pemanfaatan potensi di bidang obat, obat tradisional,
alat kesehatan, makanan, minuman dan kosmetika untuk
menunjang pembangunan ekonomi.
penggunaan
obat
generik
melalui
pro-
Peningkatan
efisiensi
pengelolaan
obat
produksi
Pus-
179
Peningkatan kegiatan pengadaan, pengawasan dan pengamanan produksi, distribusi dan mutu obat dan obat
tradisional,
makanan,
kosmetika,
alat
kesehatan,
kegiatan
akan
makin
pengawasan
pendaftaran,
ditingkatkan.
penilaian
Dalam
produk-produk
dan
hal
makanan
pengujian
ini
bayi
termasuk
dan
bahan
Peningkatan
pemeriksaan
atas
sarana
produksi
dan
Peningkatan cara-cara produksi yang baik dan pembakuan mutu untuk obat, obat tradisional, alat kesehatan, makanan, minuman, dan kosmetika.
f.
Pengembangan
jumlah
dan
kemampuan
tenaga,
pening-
h.
Pengembangan
industri
obat
(termasuk
vaksin
dan
180
i.
Pembudidayaan
tanaman
obat
dan
pemanfaatan
obat
tradisional, antara lain dengan mendorong dan mengembangkan kebun pusat pembibitan tanaman obat oleh
masyarakat.
j.
Peningkatan
kepada
penyebarluasan
tenaga
kesehatan
informasi
dan
yang
masyarakat
tepat
mengenai
mengenai
obat,
makanan,
kosmetika
dan
lain-
lain.
Untuk
mencapai
tujuan
dan
sasaran
tersebut
di-
Pemerintah
bertanggung
jawab
atas
pengendalian,
obat
tradisional,
makanan,
kosmetika
untuk
melindungi kesehatan, keselamatan dan keamanan masyarakat. Pengawasan dan pengamanan bahan berbahaya
diutamakan pada jenis bahan yang tingkat bahayanya
tinggi
dan
digunakan
secara
luas.
Dalam
rangka
pengawasan dan pengamanan produk obat, alat kesehatan, obat tradisional, makanan, kosmetika, peran
serta aktif masyarakat terus ditingkatkan.
b.
181
kinkan tersedianya obat yang terjangkau oleh masyarakat. Dalam upaya deregulasi tersebut akan diadakan
kegiatan sedemikian rupa agar obat esensial dan generik digunakan dengan lebih luas di kalangan dokter
dan tenaga kesehatan lainnya.
c.
Penggunaan obat tradisional yang terbukti bermanfaat secara medis dalam pelayanan kesehatan akan makin
ditingkatkan dengan dukungan penelitian pengembangan yang lebih memadai.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, ditetapkan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
a.
Pengawasan, pemeriksaan setempat, pengamanan, pengambilan contoh dan pengujian laboratorium terhadap
unit
produksi,
serta
distribusi,
penggunaan
kosmetika,
obat,
narkotika,
lalu
alat
lintas
peredaran,
kesehatan,
psikotropika,
makanan,
zat
adiktif
c.
d.
penjual
produk-produk
substandar
dan
atau
produksi
dan
distribusi
minuman
keras
go-
182
f.
Menyusun
dan
menyebarluaskan
standar
mutu
obat,
dan
mengenai
mengembangkan
pemanfaatan
pengadaan
taman
tanaman
obat
obat
keluarga
yang
Melanjutkan
gudang
pembangunan
farmasi
di
Dati
pabrik
II
dan
obat
esensial
sarana
dan
penyimpanan
obat di Puskesmas dan membina dan mengawasi pengadaan pos obat desa yang diadakan atas swadaya masyarakat dan perusahaan swasta.
j.
Meningkatkan usaha dan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) untuk tenaga kesehatan dan
bagi masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional, tentang obat tradisional, bahan berbahaya,
minuman keras, penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif, dan sebagainya.
k.
Mengelola
dan
mengembangkan
kebun-kebun
pembibitan
tanaman obat melalui kerja sama dengan sektor pertanian dan sektor lain yang terkait.
7. Program Perbaikan Gizi
Program ini
bertujuan terutama
untuk melanjutkan
upaya
183
derita oleh masyarakat berpenghasilan rendah di pedesaan maupun di perkotaan terutama pada anak balita dan wanita. Tujuan
tersebut mendukung upaya penurunan angka kematian bayi, balita dan kematian ibu serta mendorong makin terwujudnya norma
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Program ini juga mendukung upaya memperbaiki keadaan gizi masyarakat pada umumnya
melalui perbaikan pola konsumsi pangan yang makin beraneka
ragam,
seimbang
dan
bermutu
gizi.
Perbaikan
pola
konsumsi
yang demikian diperlukan juga bagi kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi terhadap beberapa penyakit
jantung dan pembuluh darah yang jumlahnya cenderung meningkat.
a. Sasaran yang Akan Dicapai
Dalam Repelita V sasaran yang akan dicapai adalah:
(1) Penurunan prevalensi KKP pada balita rata-rata nasional sebesar 12%, yaitu dart 10,81 menjadi 9,5%.
Di wilayah resiko tinggi penurunan prevalensi Kurang Kalori Protein (KKP) yang hendak dicapai adalah sebesar 20% dan untuk wilayah lainnya sebesar
10%.
(2)
Penurunan prevalensi kurang Vitamin A di daerah rawan sebanyak 29%, yaitu dart 0,7% menjadi 0,5%.
(3)
Penurunan prevalensi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI) berdasar prevalensi anak sekolah ratarata nasional sebesar 20%.
(4)
Penurunan prevalensi Anemia Gizi pada ibu hamil sebanyak 27%, yaitu dart 55% menjadi 40%.
(5)
184
Upaya perbaikan gizi diarahkan terutama untuk melanjutkan dan meningkatkan penanggulangan 4 masalah
gizi utama, yaitu kurang kalori protein (KKP), Kurang
Vitamin
A,
gangguan
akibat
kurang
iodium
Upaya
penanggulangan
keempat
masalah
gizi
utama
tersebut dilaksanakan dalam bentuk pelayanan langsung terhadap kelompok sasaran dan pelayanan tidak
langsung
di
masyarakat.
kelompok
sasaran
Pelayanan
dilaksanakan
langsung
dalam
bentuk
kepada
pela-
Kegiatan
upaya
langsung
dan
tidak
langsung
untuk
Kegiatan
UPGK
yang
pada
dasarnya
adalah
kegiatan
185
agama,
penerangan,
pendidikan,
industri,
koperasi,
dan
dipadukan
Pangan
dan
Gizi.
untuk
peningkatan
dengan
Program
Program
ini
Diversifikasi
terutama
penganekaragaman
bertujuan
pola
konsumsi
dengan
lebih
mengefektifkan
pemanfaatan
garam
preparat
yodium
dalam
air
minum
dan
lain-
dan
memperluas
tinggi
pelayanan
langsung
kepada
gizi
di
penggunaan
anak
balita
Posyandu.
dilaksanakan
dengan
kapsul
vitamin
terutama
Sedang
lebih
melalui
upaya
tidak
mengintensifkan
akan
lebih
perusahaan
dibina
swasta
peran
dalam
serta
kegiatan
masyarakat
usaha
per-
baikan gizi institusi misalnya di rumah sakit, pabrik, perusahaan, lembaga pemasyarakatan, dan lainlain. Di samping itu akan lebih digalakkan penyuluhan
gizi
masyarakat,
dan
dimantapkan
pendidikan
186
menengah.
(8)
(SKPG),
sistem
dikembangkan
isyarat
dan
dins
dan
ditingkatkan
intervensi
penerapannya
c. Kegiatan-kegiatan Pokok
Pelaksanaan Program Perbaikan Gizi dalam Repelita V mencakup kegiatan pokok sebagai berikut.
(1) Meningkatkan
baikan
Gizi
dap
memantapkan
Keluarga
(UPGK)
kegiatan
yang
Usaha
meliputi
Perpenyu-
dipusatkan
melalui
Kegiatannya
adalah
pelayanan
gizi
pemantauan
di
Pos-
pertumbuhan
tambahan
(PMT),
pemeriksaan
kesehatan
anak
187
Kegiatan
pelayanan
gizi
di
Posyandu
tersebut
di
Meningkatkan
min
dan
upaya
anemia
penanggulangan
gizi
melalui
kekurangan
pelayanan
vita-
gizi
di
lainnya.
A,
akan
Untuk
lebih
penanggulangan
diintensifkan
kekurangan
suplementasi
Di
samping
pelayanan
melalui
Posyandu,
untuk
pe-
besi
kepada
ibu
mengandung,
juga
kepada
anak
Untuk menanggulangi gangguan akibat kekurangan yodium (GAKI), akan dilanjutkan dan lebih diintensifkan pemberian preparat yodium melalui suntikan atau
188
cara lainnya. Sementara itu yodisasi garam akan lebih diintensifkan pengawasan produksi dan pemasarannya untuk menjaga mutu dan harga yang terjangkau
oleh masyarakat yang membutuhkan.
(6)
upaya
penyuluhan
gizi
masyarakat
akan
ma-
kin diintensifkan dengan berbagai cara dan pendekatan yang lebih menarik, efektif dan efisien, baik
secara
tersendiri
maupun
terpadu
dengan
kegiatan
Meningkatkan
dan
Kewaspadaan
Pangan
sistem
gizi.
isyarat
Untuk
memantapkan
dan
dini
Gizi
dan
pengembangan
pengembangan
(SKPG)
intervensi
Sistem
untuk
dan
Isyarat
Sistem
tujuan
informasi
Dini
Dan
pengembangan
indikator
dan
cara-cara
pengum-
penanggulangan
dini
terhadap
kemungkinan
terjadinya penurunan keadaan gizi penduduk. Pengembangan SIDI tetap diutamakan di daerah-daerah rawan
kekeringan dan rawan gizi. Untuk sistem informasi
gizi, akan dilanjutkan pemantauan keadaan gizi balita melalui Survai Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
dan
cara-cara
khusus
lainnya.
Dengan
sistem
informasi ini akan dapat diikuti perkembangan keadaan gizi penduduk dan program-program gizi dari
waktu ke waktu.
(8) Melaksanakan usaha perbaikan gizi institusi di perusahaan, pabrik, Rumah Sakit, Puskesmas Perawatan,
Lembaga Pemasyarakatan, Panti Asuhan dan sebagai-
189
nya,
dengan
memberikan
bimbingan,
penyuluhan
dan
nyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan dan pengawasan kualitas air bagi seluruh masyarakat, baik yang tinggal di perkotaan maupun yang di pedesaan, serta meningkatnya
kemampuan
masyarakat
untuk
penyediaan
dan
pemanfaatan
air
Pengadaan
air
sarana
limbah
di
fisik
pedesaan
air
pada
bersih
dan
dasarnya
pembuangan
dilaksanakan
daerah
daerah
penghasilan
transmigrasi/PIR,
daerah
lainnya
yang
padat
penduduk
rendah
serta
rawan
air,
perbatasan
yang
ber-
terutama
yang
endemis diare, akan diberikan bantuan pengadaan sarana air bersih dan pembuangan limbah.
(2) Setiap bantuan pengadaan sarana air bersih, terutama di pedesaan, akan diikutsertakan swadaya masya190
sarana-sarana
tersebut.
Untuk
itu
se-
limbah,
akan
didukung
oleh
kegiatan
penyu-
Pelaksanaan
pemberian
bantuan
sarana
air
bersih
dan
bersih,
terutama
tata
kerja
perkotaan
pada
tingkat
dan
koordinasi
pedesaan
kecamatan.
pengelolaan
secara
Di
terpadu
tingkat
desa
dapat
berbentuk
pengembangan
lebih
percontohan.
lanjut
sarana
Pembangunan
percontohan
dan
akan
limbah
yang
berkaitan
dengan
penyehatan
ling-
terpadu
dengan
program
dan
sektor
lain
yang
b. Kegiatan-kegiatan Pokok
Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilakukan dalam Repelita V adalah sebagai berikut.
191
(1)
Penyuluhan
ini
kesehatan
adalah
terutama
lingkungan.
untuk
Tujuan
meningkatkan
kegiatan
kesadaran
dimaksudkan
untuk
menggerakkan
peran
serta
Penyuluhan
ini
dapat
dilaksanakan
tersen-
diri atau terpadu dengan kegiatan penyuluhan kesehatan atau penyuluhan lainnya.
(2) Pengembangan desa percontohan sarana air bersih dan
air limbah. Untuk itu antara lain akan dibentuk kelompok-kelompok pengelola air bersih dan air limbah.
Tujuan
adalah
pembentukan
untuk
mendorong
kelompok-kelompok
terwujudnya
tersebut
peran
serta
dan melestarikan
sarana air
bersih dan
Pengawasan
kualitas
air
yang
terdiri
dari
kegi-
atan-kegiatan:
(a)
(b)
Peningkatan
lai-Balai
Balai
kemampuan
Teknik
Laboratorium
dan
Kesehatan
Kesehatan
pendayagunaan
Lingkungan
di
Ba-
(BTKL),
propinsi
dan
kabupaten.
(4) Peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga sanitasi, pengelola sarana air bersih dan pengawas kualitas air dan tenaga-tenaga lain yang terkait, melalui pendidikan dan pelatihan.
192
a. Sasaran Program
(1)
lingkungan,
menghindari
pencemaran
kotoran
manusia dan pencemaran air limbah dan bahan berbahaya lainnya, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat atas dasar swadaya.
(2)
Penduduk
pedesaan,
khususnya
yang
berpenghasilan
rendah, secara gotong royong dan swadaya makin mampu menyehatkan rumah dan lingkungannya termasuk pemanfaatan jamban sehat, melalui kegiatan pemugaran
perumahan pedesaan.
(3)
Pemerintah Daerah telah dapat berperan dalam pengawasan pengelolaan pestisida terutama terhadap perusahaan pemberantasan hama, dan terhadap perusahaan
serta masyarakat yang menggunakan banyak pestisida.
(4)
Pemerintah
Daerah
terus
meningkatkan
pengawasan
atas tempat-tempat umum dan tempat-tempat pengelolaan makanan terutama di perkotaan dan di daerah
wisata. Demikian pula untuk daerah-daerah yang terkena
bencana
alam,
dilakukan
pengawasan
kesehatan
lingkungan dengan lebih seksama pada saat dan segera sesudah terjadi bencana.
(5)
(7)
Dampak
pembuangan
sampah
ibukota
kabupaten
serta
di
di
semua
daerah
kotamadya
endemis
dan
demam
(9)
Mulai
dikembangkannya
lingkungan
untuk
sistem
mendukung
informasi
kegiatan
kesehatan
pencegahan
dan
upaya
penyehatan
kotoran,
sanitasi
perumahan,
penyehatan
dasar
yang
penyehatan
makanan,
dan
meliputi
pembuangan
pengendalian
vektor.
(b) Pengawasan
tempat
mutu
lingkungan
pengelolaan
makanan,
tempat-tempat
dan
umum,
tempat-tempat
pencemaran
lingkungan
yang
ditim-
bulkan oleh pestisida, limbah industri, pencemaran udara dan pembuangan sampah.
(d) Peningkatan peran serta aktif masyarakat, khususnya wanita melalui Posyandu dan kelompok
194
keluarga
dalam
kegiatan
penyehatan
lingkungan
pemukiman.
(e)
Peningkatan
laan
keterpaduan
lingkungan
katan
peran
dengan
secara
serta
upaya
nasional,
tanggung
pengelo-
dan
jawab
pening-
pemerintah
Kelompok
masyarakat
yang
mempunyai
resiko
tinggi terhadap penyakit dan gangguan kesehatan akibat lingkungan yang tidak sehat.
(b)
(c)
Daerah
rumah
pengembangan
tangga,
industri,
industri
kecil
baik
industri
maupun
industri
besar.
(d)
Daerah pariwisata,
daerah kumuh
perkotaan dan
Pengembangan
dan
sistem
kemampuan
pengawasan
analisis
kesehatan
mengenai
lingkungan
dampak
lingkungan
meliputi
peraturan
(AMDAL).
(4)
Pemantapan
sarana
penunjang
yang
perundang-undangan,
pengembangan
fungsi
teknis
laboratorium
dan
dan
peningkatan
koordinasi
lintas
sektoral.
b. Kegiatan Pokok
Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilaksanakan dalam Repelita V adalah sebagai berikut.
195
Pembinaan
pemugaran
rumah
serta
pengembangan
padat
penduduk
berpenghasilan
rendah
di
perkotaan.
(b)
Pengembangan
pembuangan
desa
kotoran
percontohan
untuk
di
kecamatan
sejumlah
sarana
dan
(d)
Pembinaan pengendalian vektor, terutama di daerah rawan demam berdarah dengue dan malaria,
dengan peran serta aktif masyarakat yang dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pemberantasan penyakit lainnya.
(e)
Pengembangan
limbah
percontohan
industri
rumah
sarana
tangga
di
pembuangan
pusat-pusat
Pembinaan
rantasan
terhadap
hama
dan
seluruh
perusahaan
pengelola
pembe-
pestisida
ter-
batas.
(2)
196
(b)
Melakukan
baik
di
pemeriksaan
lingkungan
kadar
air,
residu
udara
pestisida
maupun
tanah,
pestisida,
pestisida
hama
pengendalian
terhadap
dan
para
tingkat
petani
penanggulangan
pemaparan
dan
penyemprot
keracunan
pestisida
akut.
(c)
Pemeriksaan
limbah
rumah
di
sanitasi
pusat-pusat
tangga,
dan
di
industri
dan
industri
kecil,
kawasan
pemantauan
industri
industri
besar
dan sedang.
(d)
Pemantauan
pencemaran
di
kota-kota
besar,
dan
kawasan industri.
(e)
Pengawasan
kota-kota
sampah
besar,
dan
dan
pengendalian
kecil
vektor
serta
di
di
daerah
kesehatan
ling-
sistem
informasi
kungan.
(b) Pembinaan
dan
meningkatkan
kungan
pengembangan
kualitas
dengan
sumber
tenaga
mengadakan
daya
dengan
kesehatan
ling-
latihan
dan
pendi-
dikan tambahan.
(c) Pemenuhan peralatan teknis di Dati II dan Puskesmas,
dapat
serta
pengembangan
mendukung
pengawasan
laboratorium
kesehatan
yang
lingkung-
197
sektoral
serta
peran
serta
aktif
masya-
rakat.
10. Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Program penelitian dan pengembangan kesehatan ditujukan
dengan
kebutuhan
pengambilan
keputusan
oleh
seluruh
diperlukan
oleh
masyarakat
dalam
rangka
keiikutser-
kesehatan,
terwujudnya
suatu
sistem
informasi
kesehatan
dan
ilmu
manajemen
pengetahuan
upaya
dan
kesehatan
teknologi,
dan
dan
tersedianya
meningkatkan
berbagai
tingkat
administrasi
serta
tersedianya
tenaga,
perangkat lunak dan perangkat keras yang memadai untuk pengembangan sistem informasi kesehatan yang diperlukan.
Tujuan dan sasaran program ini akan dicapai dengan mengutamakan kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan pada
198
penelitian
dan
pengembangan
kebijaksanaan
kesehatan,
informasi
yang mencakup
upaya
teknis
informasi manajemen
kesehatan,
informasi
kesehatkesehatan
di
bidang
kesehatan.
Tambahan
pula
akan
ditingkatkan
dan
fasilitas
untuk
kegiatan
penelitian
dan
dan
langkah-langkah
tersebut
dilaksanakan
dan
pengembangan
pelayanan
kesehatan;
(2)
Penelitian
ekologi kesehatan; (3) Penelitian penyakit menular; (4) Penelitian penyakit tidak menular; (5) Penelitian dan pengembangan gizi; (6) Penelitian dan pengembangan farmasi; (7) Pengembangan sistem informasi kesehatan.
11.
Program
Penyempurnaan
Efisiensi
Aparatur
Kesehatan
dan
Pengawasan
Program ini bertujuan meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
manajemen
aparatur
kesehatan
sehingga
dicapai
secara
optimal hasil guna dan daya guna pembangunan kesehatan, dengan didukung peraturan perundang-undangan yang diperlukan.
Sasaran program ini dalam Repelita V adalah pendayaguna199
organisasi,
dan
tata
laksana
aparatur
kesehatan,
pendayagunaan pendidikan di kalangan aparatur kesehatan sebagai bagian integral dari upaya untuk menciptakan aparatur kesehatan yang lebih berhasil guna, berdaya guna, bersih dan
berwibawa serta mampu melaksanakan seluruh tugas pemerintahan
dan
pembangunan
berbagai
produk
di
hukum
bidang
di
kesehatan
bidang
dan
kesehatan
penyempurnaan
dan
penyusunan
kebijaksanaan
berkesinambungan
dan
mendayagunakan
terpadu
untuk
sarana
manajemen
mencapai
hasil
secara
guna
dan
kerja
secara
dengan
berdaya
berorientasi
guna
dan
pada
pencapaian
berhasil
guna,
tujuan
mengkaji
serta
perlindungan
hukum
kepada
tenaga
kesehatan
dan masyarakat.
Pokok-pokok kegiatan dalam program ini adalah: pendayagunaan fungsi perencanaan, penggerakan pelaksanaan dan penilaian, pendayagunaan organisasi dan ketatalaksanaan dan pendayagunaan administrasi keuangan, pendayagunaan fungsi pengawasan dan pengendalian, pendayagunaan pembinaan dan pengembangan hukum di bidang kesehatan.
ini bertujuan
dan
sarana
untuk menyediakan
kesehatan,
meningkatkan
dan membakukan
prasarana
dan
program-program pembangunan kesehatan. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan prestasi kerja tenaga kesehatan serta dalam rangka mencapai hasil guna dan daya
guna pembangunan kesehatan yang optimal.
Dalam Repelita V sasaran program penyimpan sarana fisik
kesehatan adalah pendayagunaan prasarana dan sarana fisik fasilitas
kerja
kesehatan
yang
baku
untuk
pelaksanaan
pemba-
kesehatan
dalam
rangka
pembinaan
serta
peningkatan
prestasi kerja.
Pokok-pokok kegiatan dari program ini adalah peningkatan
pengamanan
kekayaan
milik
negara
dengan
pengukuhan
status
dan
peningkatan
sarana
dan
fasilitas
penunjang
dalam
meningkatkan
kemampuan
hidup
sehat
generasi
muda
guna
ketahanan
diri,
prestasi,
dan
peran
aktifnya
dalam
telah
terbina
kemampuan
kelompok-kelompok
generasi
muda dalam melakukan pembinaan kesehatan diri dan lingkungannya. Prioritasnya adalah kelompok praremaja (6 - 12 tahun),
remaja (12 - 18 tahun) dan dewasa muda (18 - 21 tahun).
201
Guna mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, ditempuh kebijaksanaan pengembangan pembinaan generasi muda diarahkan untuk meningkatkan status kesehatan dan peran sertanya secara aktif dalam pembangunan kesehatan melalui pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat desa dengan dukungan
kerja
sama
lintas
program
dan
lintas
sektor,
peningkatan
status kesehatan generasi muda dilaksanakan melalui jaringan pelayanan upaya kesehatan yang telah ada dan peningkatan
penanggulangan
memperbanyak
permasalahan
forum
kesehatan
konsultasi
psikososial
kesehatan
melalui
dengan
berbagai
pokok
yang
akan
dijalankan
dalam
Repelita
adalah meningkatkan kemampuan setiap Puskesmas dalam pembinaan keterampilan kesehatan praremaja, remaja, dan dewasa muda
dengan
menggunakan
pelbagai
jalur,
baik
keluarga,
sekolah,
menyelenggarakan
pertolongan
dan
perlindungan
bagi
202
untuk
memasyarakatkan
norma
hidup
sehat.
Kelompok
mencapai
tujuan
dan
sasaran
tersebut,
ditetapkan
langkah kebijaksanaan Program Peningkatan Peranan Wanita dalam upaya kesehatan merupakan kerja sama lintas sektoral, koordinasi
dilaksanakan
sejak
tahap
perencanaan
sampai
tahap
lompok
Tim
informasi
modern
maupun
dilaksanakan
tradisional,
perorangan
Penggerak
meningkatkan
kesehatan
maupun
PKK
di
peranan
dan
melalui
melalui
dan
memantapkan
semua
tingkatan
wanita
dalam
media
massa
pendekatan
kerja
ke-
sama
dengan
administrasi
untuk
upaya
kesehatan,
yang
pokok
meningkatkan
komunikasi
dan
koordinasi
sasaran,
teknis
serta
bahan-bahan
menyelenggarakan
penyuluhan
pelatihan
bagi
untuk
pengelola
program tingkat propinsi, kabupaten dan Puskesmas serta pengelola program di kalangan organisasi kemasyarakatan wanita,
kelompok tenaga kerja wanita dan kader wanita dan meningkatkan kelembagaan norma hidup sehat di kalangan wanita melalui
pelatihan kepemimpinan kesehatan, lomba kegiatan terpadu, pemilihan keteladanan, dan lain-lain.
203
TABEL 23 - 4
PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KELIMA,
1989/90 1993/94
(dalam m i l y a r r u p i a h )
K ES EHATAN
No. Node
10
10.1
SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM
10.1.01
Sub S e k t o r Kesehatan
---------------------------Program Penyuluhan Kesehatan
10.1.02
10.1.03
10.1.05
204
1989/90
(Anggaran
Pembangunan)
1989/90-1993/94
(Anggaran
Pembangunan)
434, 1
4.088,3
249,8
-------4,6
2.672,5
----------59,8
195,1
2.035,2
30,7
353,0
2,9
26,5