Anda di halaman 1dari 33

PENGATURAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

KELAUTAN DAN PERIKANAN

Monday, 02 June
2014

Latar Belakang
PENDAHULUAN

Kepulauan Seribu yang terletak di Prov DKI Jakarta


merupakan suatu wilayah yang khas dengan berbagai potensi
sumberdaya kelautan, seperti terumbu karang, ikan hias dan
rumput laut.

Wilayah Kepulauan Seribu dengan luas perairan laut 6.997,50


km2 dengan jumlah pulau sebanyak 110 buah dan luas
daratan sebesar 864,59 ha memiliki potensi sumberdaya
pesisir dan laut yang cukup besar.

visi pembangunan Kepulauan Seribu, yaitu untuk menjadikan


Kepulauan Seribu sebagai ladang dan taman kehidupan
bahari yang berkelanjutan

Potensi jenis budidaya yang dikelola di Kabupaten


Administrasi Kepulauan Seribu adalah untuk komoditas seperti
rumput laut, kerapu dan ikan bandeng.

Informasi mengenai kondisi dan luas kegiatan pemanfaatan


sumberdaya kelautan untuk budidaya perikanan dan kelautan
masih minim, sehingga informasi untuk upaya dalam dasar
perencanaan dan pengelolaan menjadi terkendala.

LOKASI
DAYA DUKUNG
METODOLOGI
JADWAL

Monday, 02 June 2014

MENU

Tujuan dan Sasaran


PENDAHULUAN
LOKASI
DAYA DUKUNG
METODOLOGI
JADWAL

Tujuan :
Memperoleh data dan informasi mengenai
pemanfaatan sumberdaya kelautan, khususnya
kegiatan budidaya perikanan dan kelautan pulaupulau kecil di perairan Kepulauan Seribu;
Melakukan analisis daya dukung dan potensi serta
pemetaan pemanfaatan sumberdaya kelautan, lokasi
budidaya di Kepulauan Seribu.

Sasaran
Sasaran dari kegiatan dimaksud adalah data dan
informasi spasial pemanfaatan sumberdaya kelautan
di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu,
meliputi budidaya ikan, budidaya rumput laut, dan
lain sebagainya.
Monday, 02 June 2014

MENU

Ruang lingkup kegiatan


PENDAHULUAN
LOKASI
DAYA DUKUNG
METODOLOGI
JADWAL

Melakukan inventarisasi dan identifikasi


kegiatan-kegiatan di bidang budidaya kelautan
dan perikanan yang dilakukan masyarakat
Kepulauan Seribu;
Menyusun data dan informasi jumlah dan
sebaran kegiatan-kegiatan di bidang budidaya
kelautan dan perikanan;
Membuat pemetaan sebaran kegiatankegiatan di bidang budidaya kelautan dan
perikanan di Kepulauan Seribu.

Monday, 02 June 2014

MENU

Lokasi Kegiatan
PENDAHULUAN

Perairan Kepulauan Seribu; (P. Harapan, Kelapa dan Pramuka)

LOKASI
DAYA DUKUNG
METODOLOGI
JADWAL

Monday, 02 June 2014

MENU

Lokasi Kegiatan
PENDAHULUAN
LOKASI

P. Kelapa
DAYA DUKUNG

P. Harapan

METODOLOGI
JADWAL

Lokasi Kajian
P. Pramuka

Monday, 02 June 2014

(P. Harapan, Kelapa


dan Pramuka)

Pengertian Daya Dukung Lingkungan Perairan


PENDAHULUAN

Menurut PPLKPL-KLH/FPIK IPB (2002), bahwa


pengukuran daya dukung didasarkan pada pemikian
bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk
mendukung suatu pertumbuhan organisme

Mengacu pada konsep tersebut ada beberapa


pengertian tentang daya dukung :

LOKASI
DAYA DUKUNG

Daya Dukung : Tingkat pemanfaatan sumberdaya alam atau


ekosistem secara berkesinambungan tanpa menimbulkan
kerusakan sumberdaya dan lingkungan,

Daya Dukung Ekologis : Tingkat maksimum (baik jumlah


maupun volume) pemanfaatan suatu sumberdaya atau
ekosistem yang dapat diakomodasi oleh suatu kawasan atau
zona sebelum terjadi penurunan kualitas ekologis,

Daya Dukung Fisik : Jumlah maksimum pemanfaatan suatu


sumberdaya atau ekosistem yang dapat diabsorpsi oleh suatu
kawasan atau zona tanpa menyebabkan kerusakan atau
penurunan kualitas fisik,

Daya Dukung Sosial : Tingkat kenyamanan dan apresiasi


pengguna suatu sumberdaya atau ekosistem terhadap suatu
kawasan atau zona akibat adanya pengguna lain dalam waktu
bersamaan.

Daya Dukung Ekonomi : Tingkat skala usaha dalam


pemanfaatan suatu sumberdaya yang memberikan keuntungan
ekonomi maksimum secara berkesinambungan.

METODOLOGI
JADWAL

Monday, 02 June 2014

MENU

Pengertian Daya Dukung Lingkungan Perairan


PENDAHULUAN

Daya dukung lahan dari suatu ekosistem pesisir


didefinisikan sebagai batas maksimum suatu populasi
atau spesies yang dapat dibudidayakan secara
berkelanjutan dengan tanpa merusak sumberdaya
alam sehingga tidak dapat lagi dinikmati dimasa
mendatang (DELP, et al., 2000).

Sedangkan Turner (1988) menyebutkan bahwa daya


dukung merupakan populasi organisme akuatik yang
akan ditunjang oleh suatu kawasan/areal atau volume
perairan yang ditentukan tanpa mengalami
penurunan mutu (deteriorasi).

LOKASI
DAYA DUKUNG
METODOLOGI
JADWAL

Monday, 02 June 2014

MENU

KRITERIA Perikanan Budidaya


PENDAHULUAN
LOKASI
DAYA DUKUNG

Pengembangan perikanan budidaya dalam


suatu kawasan pesisir secara terpadu dan
berkelanjutan, harus mempertimbangkan kriteri
ekologi, ktriteria ekonomi, kriteria sosial budaya.

Kriteria ekonomi yang digunakan untuk


pengembangan kawasan perikanan budidaya dengan
mengetahui manfaat ekonomi dan finansial peruntukan
suatu lahan, sehingga pengambilan keputusan dapat
menentukan apakah usaha yang akan dikembangkan
dari peruntukan tersebut layak untuk dikembangkan
atau tidak.

Kriteri sosial budaya yang digunakan dalam


pengembangan kawasan perikanan budidaya dengan
melakukan identifikasi konflik pemanfaatan, sistem
pengusaan, sejauh mana masyarakat menerima
kebijakan atau peraturan-peraturan yang ada, serta
bagaimana keinginan masyarakat dalam
pengembangan perikanan budidaya kedepan.

Kriteria ekologi yang digunakan dalam pengembangan


kawasan perikanan budidaya dengan mengacu kriteria
daya dukung lingkungan

METODOLOGI
JADWAL

Monday, 02 June 2014

MENU

KERANGKA PEMIKIRAN
PENDAHULUAN

Untuk dapat mengevaluasi kesesuaian suatu


ekosistem perairan dan pesisir untuk suatu upaya
budidaya (culture), perlu diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas ekosistem secara fisik serta
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
komoditi kelautan yang dibudayakan dalam ekosistem
tersebut.

Setiap budidaya komoditas tertentu memiliki


permintaan persyaratan lingkungan masing-masing.

LOKASI
DAYA DUKUNG
METODOLOGI
JADWAL

Monday, 02 June 2014

MENU

PERSYARATAN UMUM Kegiatan Budidaya


PENDAHULUAN

a.

Perairan tenang terlindung dari arus dan gelombang yang


terlalu kuat.

Arus yang kuat dapat merusak peralatan budidaya, misalnya


dalam hal budidaya kerapu, gelombang yang kuat akan merusak
konstruksi jaring apung.

LOKASI
DAYA DUKUNG

b.

Persyaratan kedalaman.

Persyaratan kedalaman umumnya bervariasi tergantung jenis


budidayanya.

METODOLOGI

c.
JADWAL

Dasar perairan sebaiknya sesuai dengan habitat asal


komoditas laut yang akan dibudidayakan.

Ikan kerapu misalnya, menyukai dasar perairan berpasir.

d.

Bebas dari pencemaran, sehingga lokasi budidaya harus


jauh dari kawasan industri maupun pemukiman yang padat.

e.

Tidak menimbulkan gangguan terhadap alur pelayaran

f.

Mudah dicapai dari darat dan dari tempat pemasok sarana


produksi budidaya

g.

Lokasi budidaya aman dari tindak pencurian dan penjarahan

h.

Memenuhi syarat dari segi fisik-kimia kualitas air

Monday, 02 June 2014

MENU

Kerangka pendekatan studi


Potensi Sumberdaya lahan
Budidaya Kepulauan Seribu

PENDAHULUAN
LOKASI
DAYA DUKUNG

Data Primer
Fisika-kimia perairan

Data sekunder (peta rupa bumi,


peta LPI, peta batimetri, peta
penutupan lahan pesisir, sosek

METODOLOGI
JADWAL

SIG

Penyusunan Data Base


Atribut (data tabular)
Data grafis

Distribusi spasial fisika


kimia perairan
Peta tematik

Kriteria kelayakan
lahan budidaya
Daya Dukung
Monday, 02 June 2014

Peta potensi kelayakan


lahan budidaya laut

MENU

Bahan dan Peralatan


PENDAHULUAN
LOKASI

Peralatan yang digunakan pada kegiatan ini yaitu:


Perangkat lunak ER Mapper 7.0
Perangkat lunak ArcGIS 9.1
Perangkat lunak Arc View 3.3

DAYA DUKUNG
METODOLOGI

GPS (Global Positioning System)


Refraktometer
Floating Droudge

JADWAL

DO-meter
pH-meter digital
Bahan dan data yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:
Citra Landsat 7/ETM (Enhanced Thematic Mapper) path/row
122/64 atau data satelit SPOT
Peta Lingkungan Pantai daerah Perairan Kepulauan Seribu
skala 1: 50.000 dari Bakosurtanal

Monday, 02 June 2014

MENU

Metode Pengukuran Kualitas Perairan


PENDAHULUAN
LOKASI

No
1

DAYA DUKUNG
METODOLOGI

Parameter
Kimia:
Salinitas ()
Nitrat (NO3-N)
Phosfat (PO4-P)
pH
Oksigen Terlarut, DO

Fisika:
Kedalaman (M)
Turbiditas (NTU)
TSS (mg/l)
Suhu (oC)
Substrat dasar
Kecepatan Arus

Biologi:
Plankton

Peta-peta

Kondisi sosial ekonomi

Potensi sumberdaya
Produksi perikanan
Teknologi yang digunakan

JADWAL

Monday, 02 June 2014

Bahan dan Alat

Metode
Analisis

Refraktometer
Botol Van Dorn, Kertas filter
Botol Van Dorn, Kertas filter

Spektrofotometer
Spektrofotometer

Batimetri,
Sampel air
Sampel air

Turbidimeter
Gravimetri
Termometer
Visual

Plankton Net, Pengawet

Identifikasi
Sekunder

Survey

Primer/sekunder
Sekunder

MENU

Alur kegiatan Metode Penentuan Zona Spasial


Potensial Budidaya
PENDAHULUAN
LOKASI
DAYA DUKUNG
METODOLOGI
JADWAL

Monday, 02 June 2014

MENU

Analisis Spasial Kelayakan Pengembangan

Budidaya Laut....1 budidaya ikan kerapu


No.

Parameter

PENDAHULUAN

Penilaian

Bobot

Baik
Cukup
Kurang

5
3
1

Tinggi air pasang

> 1,0 m
0,5 1,0 m
< 0,5 m

5
3
1

Kecepatan arus (m/dt)

0,2 0,4
0,05 0,2
0,4 0,5

5
3
1

Kedalaman air dari dasar jaring (m)

> 10
4 10
<4

5
3
1

Oksigen terlarut (ppm)

>5
35
<3

5
3
1

Kadar garam (ppt)

> 30
20 30
< 20

5
3
1

Perubahan cuaca

Jarang
Sedang
Sering

5
3
1

1.

Kenyamanan

2.

Faktor Ekologi

LOKASI
DAYA DUKUNG
METODOLOGI
JADWAL

Monday, 02 June 2014

MENU

Analisis Spasial Kelayakan Pengembangan

Budidaya Laut....2 budidaya ikan kerapu


No.
PENDAHULUAN

Parameter

Penilaian

Bobot

3.
Faktor Pendukung

LOKASI
Sumber listrik

Baik
Cukup
Kurang

5
3
1

Sumber pakan

Baik
Cukup
Kurang

5
3
1

Tenaga kerja

Baik
Cukup
Kurang

5
3
1

Ketersediaan benih

Baik
Cukup
Kurang

5
3
1

Pencemaran

Baik
Cukup
Kurang

5
3
1

DAYA DUKUNG
METODOLOGI
JADWAL

Evaluasi:
80 100%
79 79%
60 69%
< 60%
Monday, 02 June 2014

: Dinyatakan baik
: Layak
: Layak, tetapi parameter yang bernilai rendah dapat
diperbaiki dengan input teknologi
: Tidak dapat dipertimbangkan

Persyaratan baku kualitas air untuk budidaya


ikan kerapu dalam KJA
PENDAHULUAN

No.

Parameter

Nilai

1.

Suhu

28 300C

2.

Amonia

< 0,1 ppm

3.

BOD

< 5 ppm

4.

pH

7,6 8,7

METODOLOGI

5.

Bakteri

< 3000 sel/lt

JADWAL

6.

Dasar perairan

Karang berpasir,
berkarang

Kecerahan

4,5 6,5 m

LOKASI
DAYA DUKUNG

7.
8.

Monday, 02 June 2014

Terlindung dari angin dan kuat arus

Kesesuaian lingkungan untuk budidaya


rumput laut....1
PENDAHULUAN

No.
1.

LOKASI
DAYA DUKUNG

2.

METODOLOGI
3.
JADWAL

4.

5.

Parameter

Nilai

Bobot

Keterlindungan
-Terlindung
-Kurang terlindung
-Terbuka

5
3
1

Arus (gerakan air)


-20 30 cm/dt
-30 40 cm/dt
- > 40 cm/dt

5
3
1

Kedalaman air (pada surut terendah)


-30 60 cm
-> 60 cm
< 30 cm

5
3
1

Dasar perairan
-Pasir karang dan pecahan karang
-Pasir berlumpur
-Lumpur

5
3
1

Ketersediaan bibit
-Baik
-Sedang
-Buruk

5
3
1

Monday, 02 June 2014

Kesesuaian lingkungan untuk budidaya


rumput laut....2
PENDAHULUAN

No.
6.

LOKASI
DAYA DUKUNG

7.

METODOLOGI
8.
JADWAL

9.

10.

Parameter

Nilai

Bobot

Salinitas
-> 32 34%
-28 32%
-< 28%

5
3
1

Kecerahan
-Tinggi
-Sedang
-Kurang

5
3
1

Aksesibilitas
-Mudah
-Sedang
-Sulit

5
3
1

Pencemaran
-Tidak ada
-Kurang
-Tercemar

5
3
1

Tenaga kerja
-Banyak
-Sedang
-Kurang

5
3
1

Monday, 02 June 2014

Evaluasi:
80 100%
79 79%
60 69%

:
:
:

< 60%

Dinyatakan baik
Layak
Layak, tetapi parameter yang bernilai rendah dapat diperbaiki dengan
input teknologi
Tidak dapat dipertimbangkan

Persyaratan baku kualitas air untuk budidaya


rumput laut
PENDAHULUAN
LOKASI
DAYA DUKUNG

No.

Parameter

1.

Suhu

2.

pH

3.

Predator

4.

Kesuburan

METODOLOGI
JADWAL

Monday, 02 June 2014

Nilai

23 260C
78
Tidak ada
Tinggi

Analisis Daya Dukung Pengembangan


Budidaya Laut
PENDAHULUAN

1.

Analisis distribusi spasial fisikakimia perairan

2.

Daya dukung pengembangan


budidaya laut

3.

Pendekatan Pemodelan dalam


pengembangan budidaya laut

LOKASI
DAYA DUKUNG
METODOLOGI
JADWAL

Monday, 02 June 2014

Analisis distribusi spasial fisika-kimia


perairan
PENDAHULUAN
LOKASI
DAYA DUKUNG
METODOLOGI
JADWAL

Untuk menggambarkan distribusi spasial fisikakimia perairan di masing-masing lokasi digunakan


pendekatan Analisis Komponen Utama (Principal
Component Analysis/PCA).
PCA merupakan metode statistik deskriptif yang
bertujuan untuk merepresentasikan analisis dalam
bentuk grafik hasil informasi maksimum yang
terdapat dalam suatu matriks data.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan


XLSTAT Ver. 7.1.

Monday, 02 June 2014

Daya dukung pengembangan budidaya laut


PENDAHULUAN
LOKASI
DAYA DUKUNG
METODOLOGI
JADWAL

Terdapat dua pendekatan dalam


menentukan daya dukung
lingkungan bagi pengembangan
budidaya ikan kerapu dalam KJA di
laut, yaitu
(1) pendekatan yang mengacu pada
loading total P dari sistem budidaya
yang terbuang ke lingkungan perairan,
dan
(2) pendekatan mengacu pada
kapasitas ketersediaan oksigen
terlarut dalam badan air serta laju
konsumsi oksigen ikan kerapu.
Monday, 02 June 2014

Pendekatan Pemodelan dalam


pengembangan budidaya laut
PENDAHULUAN
LOKASI
DAYA DUKUNG
METODOLOGI
JADWAL

Pemodelan dan simulasi pendugaan


beban limbah organik N dan P dari
sistem budidaya kerapu dalam KJA dan
budidaya rumput laut dikembangkan
berdasarkan pada data empiris sistem
produksi budidaya laut yang ada,
parameter fisika-kimia perairan dan
informasi finansial sistem budidaya.
Pemodelan dan simulasi digunakan untuk
pendekatan sistem dalam menentukan
beban limbah, dan optimasi alokasi (daya
dukung) pengelolaan budidaya laut.
Simulasi dikembangkan dengan alat
bantu piranti lunak STELLA ver 4.02.
Monday, 02 June 2014

Analisis Data Spasial GIS


PENDAHULUAN

Akuisisi data, akuisis data meliputi pengumpulan data-data


yang diperlukan, baik data yang berupa peta, data tabel
dan lain sebagainya. Data tersebut meliputi: peta dasar,
peta batimetri, peta sebaran ekosistem, peta arus dan petapeta lain yang diperlukan serta data-data alfanumerik
(tabular)

Penyusunan basis data digital, penelitian ini bertujuan untuk


merubah data analog yang berupa peta-peta diatas menjadi
format digital. Selain itu juga merubah data-data digital
yang sudah tersedia menjadi format yang diinginkan,
sehingga terbentuk keseragaman format data digital.

Analisis, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui


perencanaan dan penempatan rumpon dengan
menggunakan metode tumpang susun masing-masing data
spatial dan atribut parameter-parameter kesesuaian yang
digunakan dalam menentukan lokasi penempatan rumpon.

Metode Analisis. Salah satu keunggulan teknologi SIG


adalah kemampuannya dalam melakukan analisis spasial
yaitu melalui proses overlay peta. Dari semua peta tematik
yang merupakan variabel analisis, dilakukan proses overlay
sehingga menghasilkan satu peta yang telah memiliki
informasi spasial dari setiap tema

LOKASI
DAYA DUKUNG
METODOLOGI
JADWAL

Monday, 02 June 2014

Metode Analisis Spasial


Peta
Tema 1

Peta
Tema 2

Kualitas Perairan
Fisika, Kimia, Biologi
Perairan

Peta
Tema 3

Overlay

Peta
Tema n

Daya Dukung
Sumberdaya Kelautan
dan Perikanan

Analisis Spasial

Pemanfaatan Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan

Analisis spasial yang digunakan untuk penentuan


kawasan potensial budidaya berdasarkan
metode Cell Based Modeling, baik untuk
pengkelasan maupun untuk overlay setiap
parameter yang telah diperoleh dari pengukuran
lapangan maupun ekstraksi citra satelit.
Setelah seluruh parameter dikelaskan sesuai
dengan kriteria yang ditentukan.

Monday, 02 June 2014

Metode Overlay dilakukan pada data raster


sehingga disebut Raster Overlay.

MatriksKesesuaianLahanuntukKonservasi

MatriksKesesuaianLahanuntukBudidayaJaringApung

MatriksKesesuaianLahanuntukBudidayaRumputLaut

MatriksKesesuaianLahanuntukWisataBahari

MatriksKesesuaianLahanuntukWisataPantai

Terima Kasih
Monday, 02 June 2014

Anda mungkin juga menyukai