Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tren gaya hidup yang mengarah kembali ke alami atau back to nature
membuktikan bahwa hal-hal yang alami bukan hal yang kampungan atau
ketinggalan zaman. Dalam hal ini, tanaman-tanaman berkhasiat ditelaah dan
dipelajari secara ilmiah. Salah satu jenis tanaman yang berpotensi untuk
dikembangkan adalah lidah buaya yang terbukti secara klinis bermanfaat bagi
kesehatan.
Lidah Buaya (Aloe vera Linne) telah dikenal masyarakat sejak berabadabad lamanya. Tanaman ini berasal dari kepulauan Canary di sebelah Barat
Afrika. Tanaman tersebut dapat dijumpai di mana-mana, baik di daerah panas
maupun dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan. Budidaya komersial
dan pertanian penggunaan untuk bahan baku makanan dan minuman dimulai pada
tahun 1990-an hingga saat ini produk hasil olahan lidah buaya dan budidaya
semakin berkembang ditandai dengan dibukanya lahan lidah buaya di Kalimantan
Barat tepatnya di Kota Pontianak (Kristianto,2005).
Pada tahun 1980 tanaman lidah buaya di Pontianak khususnya di Siantan
Hulu, telah dikembangkan dan dibudidayakan. Pada saat itu sebagian masih
ditanam dalam pot dan sebagian telah ditanam di kebun bercampur dengan
tanaman papaya dan sayuran (belum dibudidayakan secara khusus). Pada tahun
1990, lidah buaya sedikit demi sedikit mulai dibudidayakan, tidak lagi ditanam

bercampur dengan tanaman papaya atau sayuran, namun mulai ditanam pada
lahan khusus. Kemudian pada tahun 1992, lidah buaya mulai dikenalkan kepada
masyarakat luas.
Pelepah lidah buaya baru dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk diolah
menjadi minuman segar lidah buaya yang dijual di warung-warung yang ada di
pinggiran jalan (jalan Budi Utomo). Sehingga pada saat itu baru masyarakat
Pontianak Utara (Siantan Hulu) saja yang dapat menerima produk hasil olahan
yang bahan bakunya diambil dari daging pelepah lidah buaya tersebut (belum
dikenal masyarakat luas). Seiring perjalanan waktu, produk lidah buaya mulai
banyak dikembangkan menjadi berbagai produk olahan mulai dari minuman,
dodol, jelly, kerupuk, dll. Keterlibatan instansi pemerintah terkait dan Industri
Kecil Menengah yang pada akhirnya menjadikan Lidah Buaya Pontianak menjadi
ikon Kota Pontianak sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian
No.532/Kpts/PD.210/10/2003.
Produk lidah buaya sebagian besar masih dijual dalam bentuk pelepah
segar dan dalam bentuk hasil olaan yang sangat sederhana dengan volume masih
sedikit. Karenanya, untuk meningkatkan pendapatan, produk-produk yang
dipasarkan harus dalam bentuk olahan baik untuk bahan baku kosmetika maupun
industri farmasi yang akan memberikan nilai tambah.
Analisis zat gizi telah dilakukan pada jel lidah buaya hasil budi daya di
Siantan, Kalimantan Barat. Hasil analisis menunjukkan kandungan air lebih tinggi
(99%) dan karbohidrat yang paling rendah (0,043%). Hasil analisis zat gizi jel
lidah buaya di Siantan, Kalimantan Barat selengkapnya disajikan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Kandungan Gizi Rata-Rata Jel Lidah Buaya di Kalimantan Barat
No

1
2
3
4
5
6

Komponen

Satuan

Air
%
Lemak
%
Karbohidrat
%
Vitamin A
Vitamin C
Mg
Total Padatan Terlarut
%
Sumber: Pontianak Aloe Center, 2005

Kandungan
(per 100 gram bahan)

99,510
0,067
0,043
4,594
3,4
0,490

Kandungan di dalam lidah buaya yang melimpah ini tidak hanya sebagai
pencuci rambut tetapi juga dapat digunakan untuk pengobatan seperti
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu menstabilkan kadar koleterol
darah, menguatkan sel dan jaringan tubuh, selain itu juga dapat sebagai minuman
dan makanan kesehatan diantaranya olahan makanan yaitu stik yang terbuat dari
daging (gel) Lidah Buaya (Kristianto,2005).
Berdasarkan latar belakang yang terurai diatas, maka untuk tugas akhir ini
penulis tertarik untuk membahas tentang Pembuatan dan Analisis Biaya Stick
Lidah Buaya.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah:


a. Bagaimana proses pembuatan stik Lidah Buaya di I Sun Vera ?
b. Bagaimana perhitung biaya yang dikeluarkan selama proses pembuatan
stik Lidah Buaya di I Sun Vera ?
1.3

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


a.

Untuk mengetahui proses pembuatan stik Lidah Buaya di I Sun Vera.

b.

Untuk mengetahui perhitungan biaya proses pembuatan stik Lidah


Buaya di I Sun Vera.

1.4

Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Penulis, untuk menambah wawasan di dalam tahap pertama
menempuh dunia kerja.
b. Bagi Pemerintah, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dan masukan dalam menyusun berbagai strategi kebijakan pengembangan
yang berkaitan dengan bidang pertanian khususnya pengembangan Lidah
Buaya.
c. Bagi Masyarakat, dapat memberikan informasi mengenai manfaat dan
pengetahuan untuk mengembangkan usaha kecil pengolahan Lidah Buaya.

Anda mungkin juga menyukai